Anda di halaman 1dari 1

Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar

keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta
agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. “Sangat
menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada
putriku”, kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum
dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia
tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.
Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk
memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin
tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku
akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.” Sang
dukun menuruti perintah Sang Ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi
dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk
dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat
apa.

Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak
tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu
tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun
menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya.
“Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri,” kata Dewi Mutiara. Karena
Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau
terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.

Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir
tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan
dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam
menanggung penderitaan..

Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan.
Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya
yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air
Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada
tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik
daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi
Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu
Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.

Anda mungkin juga menyukai