Anda di halaman 1dari 7

Laporan Ekologi Tumbuhan 26 April 2018

Pendidikan Biologi 2015

Uji Beda Densitas Spesies Mimosa diplotricha di Lokasi Plosokerep dan


Gondangrejo
Azizah Nur Halimah*)
K4315010 / kelas B / Pendidikan Biologi 2015
email: azizahnu354@student.uns.ac.id

Abstract: Percobaan ini bertujuan mengetahui densitas tumbuhan Lower Crop Comunity
(LCC) pada lokasi Plosokerep dan Gondangrejo. Parameter yang dihitung adalah
densitas tumbuhan Mimosa diplotrichadi lokasi Plosokerep dan Gondang rejo.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa densitas tumbuhan Mimosa
diplotrichapada lokasi Plosokerep dan Gondangrejomerupakan non signifikan,
ditunjukan nilai t hitung yang lebih kecil di bandingkan nilai t tabel. Hasil non
dignifikan pada penelitian menunjukan bahwa vegetasi pada lokasi Plosokerep
dan Gondangrejo homogen dan dimoniasi oleh satu jenis speies tertentu.

Keywords: Densitas, nilai uji beda, t tabel, t hitung, tanaman Mimosa diplotricha

1. PENDAHULUAN lahan yang terdiri dari herba, perdu, pohon.


Keseluruhan tumbuhan hidup bersama dan
Dasar Teori
saling berinteraksi dengan lingkungan dan
Densitas merupakan besaran
memberikan kenampakan luar vegetasi
populasi dalam suatu unit ruang, yang pada
(Maridi, Saputra, & Agustina, 2015).
umumnya dinyatakan sebagai jumlah
Kelimpahan vegetasi ditunjukan melalui
individu-individu dalam setiap Unit luas
kondisi vegetasi tumbuhan yang menghuni
atau volume (Iriyanto,2006). Kerapatan
suatu area (Kusmana & Purwa, 2016).
merupakan cacah individu suatu spesies
Nilai densitas mengambarkan bahwa suatu
per luas wilayah pengamatan (Alfian,
jenis yang memiliki nilai kerapatan tinggi
Budiarti, & Nasrullah, 2016). Nilai
memiliki pola penyesuaian yang besar
densitas mengambarkan bahwa suatu jenis
yaitu kemampuan untuk tumbuh dan
yang memiliki nilai kerapatan tinggi
berkembang biak (Aiyda, 2015).
memiliki pola penyesuaian yang besar
Kerapatan vegetasi tumbuhan dipengaruhi
(Aiyda, 2015).
oleh intensitas cahaya matahari yang
Vegetasi merupakan keseluruhan
masuk ke lantai hutan. (Djufri, 2011).
tumbuhan yang menghuni suatu area yang
Hutan Plosokerep dan Gondangrejo
memiliki fungsi sebagai area penutup
merupakan salah satu desa di kecamatan Nilai Uji beda densitas tanaman Mimosa
Gondangrejo, Kabupaten Karanganya. diplotrichadi Plosokerep signifikan dengan
Gondangrejo.
Hutan Plosokerep dan Gondangrejo
merupakan hutan yang banyak ditumbuhi 2. METODE PENELITIAN
oleh pohon jati. Hutan Plosokerep dan Praktikum dilaksanakan di
Gondangrejo termasuk hutan kota karena Gondangrejo dan Plosokerep pada Sabtu,
terdapat di daerah pemukiman padat 21 April 2018. Alat yang digunakan yaitu
kompas untuk menentukan arah mata
pendudukdan komunitas vegetasi berupa
angin dan menentukan derajat, Protaktor
pohon yang tumbuh berupa lahan kota atau untuk menentukan sudut azimuth dan
berbentuk jalur, menyebar dan back azimuth. Pasak dan tali rafia untuk
membuat plot, penggaris untuk mengukur
bergerombol dengan struktur menyerupai
coverage tanaman, label untuk melabeli
hutan alam (Alfian et al., 2016). tanaman, trash bag sebagai tempat
Mimosa diplotricha merupakan perlengkapan, plastik bening sebagai
tempat tanaman yang belum
tumbuhan yang termasuk dalam family
teridentifikasi, dan alat tulis untuk
mimosaceae yang memiliki duri di bagian mencatat data pengamatan selama di
batangnya, dan termasuk dalam tanaman lapangan.
LCC. (Tjitrosomo, 1983). Prosedur pada praktikum ini diawali
Faktor yang mepengaruhi densitas dengan menentukan lokasi yang memiliki
heterogenitas spesies. Mencari peta
tumbuhan di suatu daerah merupakan
lokasi yaitu peta citra daerah
faktor lingkungan yang saling terkait Gondangrejo dan Plosokerep melalui
antara lain iklim (suhu, kelembapan, curah google earth dengan luas daerah kurang
hujan, cahaya matahari), tanah (meliputi lebih 10 hektare. Menentukan batas
daerah berupa titik–titik yang dapat
suhu, pH, komponen tanah, struktur tanah), diamati dengan menggunakan GPS dan
topografi dan biotik (Nahdi, Marsono, & memasukannya ke dalam google earth.
Sugandawaty, 2014). Perhitungan Plot

Lokasi Plosokerep
Rumusan Masalah
Bagaimanakah nilai uji beda densitas 1. Luas daerah total
tanaman Mimosa diplotricha di Plosokerep = 6,25 ha
dan Gondangrejo ? = 62.500 m2
2. Luas area cuplikan
Tujuan = 1% x luas wilayah total
Mengetahui nilai uji beda densitas tanaman = 1% × 62.500 m2 = 625 m2
Mimosa diplotricha di Plosokerep dan 3. Luas plot
Gondangrejo = 2 m x 2 m = 4 m2
4. Jumlah plot
Hipotesis
Luas area cuplikan
= Luas plot
625m2
= = 156 plot Tahapan penghitungan uji densitas 2
4 m2
lokasi :
Lokasi Gondangrejo
a. Mencari rata-rata densitas dua lokasi
1. Luas daerah total = 6 ha = dengan rumus :
60.000 m2 ∑X1
2. Luas area cuplikan = 1% x luas DsM1= n1 x luas wilayah minimal
wilayah total
∑X2
= 1% × 60.000 m2 = 600 m2 DsM2= n2 x luas wilayah minimal
3. Luas plot = 2 m x 2 m = 4 m2
4. Jumlah plot Keterangan :
Luasareacuplikan
=
Luasplot
X1 = jumlah individu satu spesies di lokasi 1
600m2
= 150 plot
4 m2
n1 = total plot lokasi 1 (Plosokerep)
Menentukan titik – titik sampling dalam
peta secara acak dengan menggunakan X2 = jumlah individu satu spesies di lokasi 2
undian. Membagi 150 titik wilayah
Gondangrejo untuk 6 kelompok dan 156 n2 = total plot lokasi 2 (Gondangrejo)
titik wilayah Plosokerep untuk 5 kelompok.
b. Mencari variansi dua lokasi dengan
Membuat rute pada peta berdasarkan titik
rumus :
plot yang telah dibagi, kemudian mencari
azimuth dan back azimut menggunakan 1 n (Xn1 −DsM1)2
Variansi 1 = ∑i=1
protaktor. Mencari jarak sebenarnya dengan n1 − 1

mengukur jarak antartitik plot pada peta


2 n (Xn2 −DsM2)2
kemudian dikali dengan skala yang telah Variansi 2 = ∑i=2 n2 − 1
ditetapkan. Mencari titik lokasi dilapangan
dari titik reseksi yang telah ditentukan Xn1 = jumlah individu plot ke n di
menggunakan kompas bidik sesuai dengan lokasi 1
derajat azimut. Mengestimasi jarak antarplot
dengan langkah kaki, kemudian memback Xn2 = jumlah individu plot ke n di
azimut dari titik yang dituju ke titik awal. lokasi 2
Membuat plot pada titik lokasi dengan
c. Mencari standar deviasi dua lokasi
ukuran 2x2 meter menggunakan pasak dan
tali rafia. Mengidentifikasi spesies-spesies dengan rumus :
yang ditemukan dalam plot. Menghitung
coverage masing-masing tanaman dalam S1 = √𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 1
plot. Memasukan data yang diperoleh pada
tabel pengamatan. Menghitung data yang S2 = √𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 2
diperoleh dengan perhitungan uji densitas 2
lokasi. d. Mencari S gabungan dengan rumus :
S gabungan = √S 2 gabungan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

(n1 −1)Sd12 + (n2 −1)Sd22 Data Pengamatan


S 2 gabungan = ;
db
db = (n1 + n2 ) − 2 Mimosa diplotricha Lokasi 1 Lokasi 2
Total plot 156 150
S 2 gabungan Jumlah Individu 40 37
(n1 − 1)Sd12 + (n2 − 1)Sd22 Rata-rata (X) 0,256410256 0,246666667
=
(n1 + n2 ) − 2 DsM 0,064102564 0,061666667
Variansi total 1,983953681 1,349040828
e. Mencari t hitung dengan rumus : Standar Deviasi (S) 1,408528907 1,161482168
S gabungan^2 1,672762842
̅̅̅̅
𝑋1−𝑋2̅̅̅̅ S gabungan 1,293353332
t hitung = | 1 1
|
𝑆𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛√ + db 304
𝑛1 𝑛2
t hitung 0,065879306
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak t tabel (alfa 0,05) 1,649949
dan Ha diterima yang artinya ada beda Hasil non signifikan
densitas spesies antara lokasi 1dan
lokasi 2.
Analisis kuantitatif
Jika t hitung < t tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak yang artinya a. Mencari rata-rata densitas dua lokasi
tidak ada beda densitas spesies antara dengan rumus :
lokasi 1 dan lokasi 2.
∑X1
DsM1= n1 x luas wilayah minimal

40
DsM1= 156 x4 = 0,064102564 /m2

∑X2
DsM2= n2 x luas wilayah minimal

37
DsM2= = 0,061666667/m2
150 X 4

b. Menghitung variansi total dua lokasi

(Xn1 −DsM1)2
Variansi 1 (total) = ∑n1
i=1 n1 − 1

Variansi 1 (total) = 1,983953681


(Hitungan Variansi Terlampir)

2 n (Xn2 −DsM2)2
Variansi 2 (total) = ∑i=2 n2 − 1

Variansi 2 (total) = 1,349040828


(Hitungan Variansi Terlampir)
f. Mencari standar deviasi dua lokasi tinggi, menunjukan densitas suatu spesies
dengan rumus : di daerah sampling juga semakin tinggi.
Uji beda densitas dua lokasi dilakukan
dengan mencari nilai t hitung yang
S1 = √𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 1
kemudian di bandingkan dengan nilai t
tabel untuk mengetahui nilai variansi di
S1 = √1,983953 = 1,40 kedua lokasi meiliki perbedaan secara
signikan atau tidak.
S2 = √𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 2
Berdasarkan data pengamatan dan
S2 = √1,34904= 1,16 perhitungan menunjukan data analisis
perhitungan hingga didapatkan t hitung < t
g. Mencari S gabungan dengan rumus :
tabel. Nilai t hitung 0,065879306dan nilai t
S gabungan = √S 2 gabungan tabel 1,64995, menunjukan hasil yang
diperoleh tidak signifikan, artinya kedua
S gabungan = 1,293353332
lokasi tidak memiliki beda nyata densitas
(n1 −1)Sd12 + (n −1)Sd22
S 2 gabungan = 2
; spesies Mimosa diplotricha. Kedua lokasi
db
db = (n1 + n2 ) − 2 yaitu ploso dan Gondangrejo kemungkinan
memiliki vegetasi yang homogen, yaitu
S 2 gabungan = 1,672762842
kehadiran suatu jenis tanaman lebih
h. Mencari t hitung dengan rumus : mendominasi dibandingkan tanaman lain,
sehingga tanaman lain hanya berjumlah
̅̅̅̅−𝑋2
𝑋1 ̅̅̅̅
t hitung = | | sedikit (Efendi, 2008). Kompetisi terjadi
1 1
𝑆𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛√ +
𝑛1 𝑛2
karena persaingan makhluk hidup untuk

t hitung = 0,065879306 memperoleh pemenuhan kebutuhan hidup


seperti nutrisi, air, cahaya dan ruangan
untuk pertumbuhan dan perkembangannya
Analisis Kualitatif (Giusti et al., 2016).

Berdasarkan hasil pengamatan dan


Vegetasi Plososkerep maupun
perhitungan, kemunculan tumbuhan
Mimosa diplotricha di lokasi Plosokerep Gondangrejo didominasi oleh pohon jati,
dan Gondang rejo hanya sedikit, hal ini sehingga untuk tumbuhan penyusun lantai
ditampilkan dari jumlah plot yang hutan tidak mendapatkan cahaya matahri
ditumbuhi Mimosa diplotricha. Nilai
yang cukup. Intesitas cahaya yang kurang
densitas di lokasi Plosokerep sebesar 0,064
dan dilokasi Gondangrejo sebesar 0,061. akan mempengaruhi laju fotosintesis
Nilai densitas suatu spesies dilihat dari sehingga pertumbuhan menjadi terhambat
besaran nilai variansi. Nilai variansi yang
karena sumber energi yang dibutuhkan dan semua pihak yang terlibat dalam
tanaman tidak terpenuhi secara maksimal praktikum dan pembuatan paper.

(Giusti et al., 2016). Teori menyebutkan 6. DAFTAR PUSTAKA


Kerapatan vegetasi tumbuhan dipengaruhi
Aiyda, N. (2015). Kerapatan Dan Pola
oleh intensitas cahaya matahari yang Distribusi Pohon Kelapa Hijau (Cocos
masuk ke lantai hutan. Penetrasi cahaya Nucifera) Pada Wilayah Tidak
Berpenghuni Di Desa Bariang. Jurnal
yang masuk jika sangat terbatas, maka Pendidikan HayatI, 1(3).
akan menghambat pertumbuhan tanaman Alfian, R., Budiarti, T., & Nasrullah, N.
(2016). Pengaruh Bentuk Hutan Kota
yang berada didaerah ternaung sehingga Terhadap Kenyamanan Termal Di
vegetasi tumbuhan atas mempengaruhi Sekitar Hutan Kota. Buana Sains,
16(2), 101–110.
vegetasi tumbuhan dibawahnya (Djufri, Djufri. (2011). Pengaruh Tegakan Akasia
2011). (Acacia nilotica) (L.) Willd. ex. Del.
Terhadap Komposisi dan
Keanekaragaman Tumbuhan Bawah di
4. SIMPULAN Savana Balanan Taman Nasional
Baluran Jawa Timur. Jurnal Ilmiah
Densitas spesies Mimosa diplotricha Pendidikan Biologi, 3(2), 38–50.
di daerah Plosokerep dilihat dari https://doi.org/10.1017/CBO97811074
15324.004
perhitungan total varian merupakan Giusti, A., Atie, W., Sancayaningsih, R. P.,
1,971670802. Densitas spesies Mimosa Ekologi, L., Biologi, F., Selatan, J. T.,
& Utara, S. (2016). Densitas dan
diplotrichadi daerah Gondangrejo dilihat Fekunditas Tabernaemontana
dari perhitungan total varian merupakan macrocarpa di Komunitas Pinus
merkusii , Hutan Lindung Mangunan ,
1,349040828. Bantul Density and Fecundity of
Melalui analisa kuantitatif diketahui Tabernaemontana macrocarpa in Pinus
merkusii Community , Mangunan
db = 304 dan taraf signifikansi 5%, Conservation Forest , Bantul.
diperoleh nilai t tabel sebesar 1,64995 dan Bionature, 13(1), 404–409.
Kusmana, C., & Purwa, R. (2016).
t hitung = 0,065879306, nilai t hitung < t MANGROVE BULAKSETRA
tabel, sehingga ho diterima dan ha ditolak KABUPATEN Land Tipology and
Mangrove Vegetation Condition of
yang artinya tidak ada beda densitas Bulaksetra , Pangandaran District ,
signifikan spesies Mimosa diplotricha West Java Province. Jurnal Silvikultur
Tropika, 7(2), 137–145.
antara lokasi Plosokerep dan Maridi, Saputra, A., & Agustina, P. (2015).
Gondangrejo. Analisis Struktur Vegetasi di
Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali. Bioedukasi, 8(1)(2012), 28–
5. UCAPAN TERIMAKASIH 42.
Nahdi, M. S., Marsono, D., & Sugandawaty,
Terimakasih kepada tuhan YME, kedua T. (2014). Struktur Komunitas
orgtua, dosen pembimbing, teman-teman, Tumbuhan Dan Faktor Lingkungan Di
Lahan Kritis, Imogiri Yogyakarta.
Jurnal Manusia Dan Lingkungan,
21(1), 67–74.
Sidiyasa, K. (2009). Struktur Dan
Komposisi Tegakan Serta
Keanekaragamannya Di Hutan
Lindung Sungai Wain, Balikpapan,
Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian
Hutan Dan Konservasi Alam, VI(1),
79–93.

Anda mungkin juga menyukai