Anda di halaman 1dari 2

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Di negara-negara maju penggunaan dan penerapan radioisotop telah dilakukan dalam


berbagai bidang. Penggunaan radioisotop dapat dibagi ke dalam penggunaan sebagai perunut
dan penggunaan sebagai sumber radiasi. Perunut adalah zat kimia yang digunakan sebagai
tanda untuk mengikuti berlangsungnya reaksi kimia atau proses fisika, atau untuk
menunjukkan posisi atau lokasi suatu zat kimia.

Radioisotop sebagai perunut digunakan untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang
menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa. Radioisotop dapat digunakan sebagai
sumber sinar sebagai pengganti sumber lain misal sumber sinar X. Radioisotop dapat
digunakan sebagai perunut sebab energi sinar yang dipancarkan serta waktu paruhnya
merupakan sifat khas radioisotop tersebut.

Anggapan penting yang digunakan pada penggunaan radionuklida sebagai perunut adalah
materi radioaktif akan tercampur secara sempurna dengan sistem yang dipelajari. hal ini
berarti bahwa gejala keradioaktifan yang dipancarkan oleh perunut tidak mempengaruhi
komponen sistem, dan perunut tersebut tidak dapat dibedakan secara kimia dengan materi
non radioaktif.
Hanya terdapat sedikit radionuklida alam yang dapat digunakan sebagai radionuklida
perunut seperti isotop H dan C, dan produk peluruhan U dan Th. sekarang kebanyakan
radionuklida perunut diproduksi secara buatan dalam reaktor atau dalam ekselerator.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pengertian Radioisotop
Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. radionuklida
mampu memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja
dibuat oleh manusia dalam reaktor penelitian. Produksi radionuklida dengan proses
aktivasi dilakukan dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam reaktor.
Proses ini lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target
atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga
jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan
ketidakstabilan inti atom sehingga berubah sifat menjadi radioaktif.
1.2.2
Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan listrik.
Karena proton-proton cenderung tolak-menolak, diperlukan neutron untuk meminimalkan akibat
tolakan itu. Jadi bila He-4 stabil dengna dua proton dan dua neutron, pada bismut-209 yang stabil
terdapat 126 neutron untuk 83 proton. Isotope tak stabil atau radioaktif memancarkan partkel
atau radiasi, dan disebut radioisotope. Perilaku radioaktif ini adalah dalam usaha inti radioisotope
itu untuk menstabikan diri. Inti tidak stabil karena di alamnya terlalu banyak proton (kurang
neutron), terlalu banyak neutron (kurang proton), atau memnag karena kelebihan energi. Inti
yang kelebihan proton dapat membuangnya ke luar dalam bentuk partikel alfa (dua proton dan
dua neutron dapat membuang ke luar neutron itu, mengubahnya menjadi proton dan elektron,
kemudian positron itu dibuang ke luar, atau menangkap sebuah elektron dari luar inti untuk
mengubah proton menjadi neutron dan positron, dan kemudian positron itu dibuang ke luar, atau
menangkap sebuah elektron dari luar inti untuk mengubah

Anda mungkin juga menyukai