Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes mellitus merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan
kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Apabila dibiarkan tidak
terkendali, diabetus mellitus dapat menimbulkan komplikasi yang berakibat
fatal, misalnya terjadi penyakit jantung koroner, gagal ginjal, kebutaan dan
lain-lain.
Menurut data stastistik tahun 1995 dari WHO terdapat 135 juta
penderita diabetes mellitus di seluruh dunia. Tahun 2005 jumlah diabetes
mellitus diperkirakan akan melonjak lagi mencapai sekitar 230 juta. Angka
mengejutkan dilansir oleh beberapa Perhimpunan Diabetes Internasional
memprediksi jumlah penderita diabetes mellitus lebih dari 220 juta penderita
di tahun 2010 dan lebih dari 300 juta di tahun 2025.
Dari data WHO di tahun 2002 diperkirakan terdapat lebih dari 20 juta
penderita diabetes mellitus di tahun 2025, tahun 2030 angkanya bisa melejit
mencapai 21 juta penderita. Saat ini penyakit diabetes mellitus banyak
dijumpai penduduk Indonesia. Bahkan WHO menyebutkan, jumlah penderita
diabetes mellitus di Indonesia menduduki ranking empat setelah India, China,
dan Amerika Serikat.
Apoteker, terutama bagi yang bekerja di sektor kefarmasian
komunitas, memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan
penatalaksanaan diabetes. Membantu penderita menyesuaikan pola diet
sebagaimana yang disarankan ahli gizi, mencegah dan mengendalikan
komplikasi yang mungkin timbul, mencegah dan mengendalikan efek
samping obat, memberikan rekombinasi penyesuaian rejimen dan dosis obat
yang harus dikonsumsi penderita bersama-sama dengan dokter yang merawat
penderita, yang kemungkinan dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai
dengan kondisi penderita, merupakan peran yang sangat sesuai dengan
kompetensi dan tugas seorang apoteker. Apoteker dapat juga memberikan
tambahan ilmu pengetahuan kepada penderita tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan kondisi dan pengelolaan diabetes.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan Antidiabetes ?
2. Apa saja gejala-gejala dari diabetes ?
3. Bagaimana etiologi dan patofisiologi dari diabetes ?
4. Apa saja nama-nama obat antidiabetes oral ?
5. Apa saja efek samping dari diabetes ?
6. Bagaimana pencegahan dan pengobatan dari diabetes melitus ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Antidiabetik adalah sediaan obat yang digunakan untuk mengatasi atau terapi
kelainan-kelainan yang diakibatkan oleh kelebihan kadar glukosa dalam darah
atau biasa disebut dengan diabetes mellitus.
Diabetes mellitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defenisi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar
pankreas atau disebabkan kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin
(Ditjen Bina Farmasi & ALKES, 2005).
Diabetes adalah suatu penyakit dimana metabolisme glukosa tidak normal,
suatu resiko komplikasi spesifik perkembangan mikrovaskular dan ditandai
dengan adanya peningkatan komplikasi perkembangan makrovaskuler. Secara
umum, ketiga elemen diatas telah digunakan untuk mencoba menemukan
diagnosis atau penyembuhan diabetes (Mogensen, 2007).
Insulin adalah suatu zat yang dihasilkan oleh sel beta pankreas. Insulin
diperlukan agar glukosa dapat memasuki sel tubuh, di mana gula tersebut
kemudian dipergunakan sebagai sumber energi. Jika tidak ada insulin, atau
jumlah insulin tidak memadai, atau jika insulin tersebut cacat , maka glukosa
tidak dapat memasuki sel dan tetap berada di darah dalam jumlah besar.
Penyakit diabetes melitus atau kencing manis disebabkan oleh multifaktor,
keturunan merupakan salah satu faktor penyebab. Selain keturunan masih
diperlukan faktor-faktor lain yang disebut faktor pencetus, misalnya adanya
infeksi virus tertentu, pola makan yang tidak sehat, stres, makan obat-obatan
yang dapat meningkatkan kadar gula darah dan sebagainya.
2.2 Gejala-Gejala DM
a. Gejala Umum
Gejala penyakit kencing manis sangat bervariasi, dapat timbul secara
perlahan-lahan hingga penderita tidak menyadari terdapatnya perubahan dan
baru dapat ditemukan pada saat pemeriksaan penyaring atau pemeriksaan
untuk penyakit lain. Tetapi gejala-gejala diabetes dapat juga timbul mendadak
secara dramatis sekali. Gejala-gejala umum yang dapat ditemukan pada
penderita kencing manis adalah sebagai berikut:rasa haus yang berlebihan,
sering kencing terutama pada malam hari, berat badan turun dengan cepat,
cepat merasa lapar,timbul kelemahan tubuh, kesemutan pada jari tangan dan
kaki, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, luka atau bisul yang sukar sembuh
dan keputihan.
b. Gejala Akut
1) Pada fase awal biasanya penderita menunjukkan berat badan yang terus
naik, karena pada saat itu jumlah insulin masih mencukupi. Gejala pada
tahap ini ditunjukkan pada adanya “ tiga serba banyak” yaitu banyak
makan (polifagia), banyak minum (polidipsia), banyak kencing (poliuria),
atau disingkat “3P”.
2) Fase selanjutnya timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin.
Nafsu makan mulai berkurang, bahkan kadang-kadang timbul rasa mual
jika kadar glukosa darah melebihi 500 mg/dl. Berat badan mengalami
penurunan dengan cepat, badan terasa mudah lelah. Jika dibiarkan
penderita akan jatuh koma yang biasa disebut koma diabetik.
c. Gejala Kronik
1. Sering mengalami kesemutan
2. Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
3. Rasa tebal di kulit sehingga kalau berjalan seperti diatas batal atau kasur
4. Sering mengalami keram
5. Cepat merasa lelah dan mudah ngantuk
6. Pandangan kabur, biasanya sering berganti kacamata
7. Rasa gatal di sekitar kemaluan, terutama pada wanita
8. Gigi mudah goyah dan mudah lepas
9. Menurunnya kemampuan seksual
10. Keguguran atau kematian janin

2.3 Etiologi dan Patofisiologi


1) Diabetes melitus tipe 1, yakni diabetes mellitus yang disebabkan oleh
kurangnya produksi insulin oleh pankreas.
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya,
diperkirakan kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes.
Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena
kerusakan sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun.
Namun ada pula yang disebabkan oleh bermacam-macam virus, diantaranya
virus Cocksakie, Rubella, CMVirus, Herpes, dan lain sebagainya. Ada
beberapa tipe otoantibodi yang dihubungkan dengan DM Tipe 1, antara lain
ICCA (Islet Cell Cytoplasmic Antibodies), ICSA (Islet cell surface
antibodies), dan antibodi terhadap GAD (glutamic acid decarboxylase).
2) Diabetes melitus tipe 2, yang disebabkan oleh resistensi insulin, sehingga
penggunaan insulin oleh tubuh menjadi tidak efektif.
Diabetes Tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih
banyak penderitanya dibandingkan dengan DM Tipe 1. Penderita DM Tipe 2
mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes, umumnya
berusia di atas 45 tahun, tetapi akhir-akhir ini penderita DM Tipe 2 di
kalangan remaja dan anak-anak populasinya meningkat. Etiologi DM Tipe 2
merupakan multifaktor yang belum sepenuhnya terungkap dengan jelas.
Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar dalam menyebabkan
terjadinya DM tipe 2, antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat,
serta kurang gerak badan. Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu
faktor pradisposisi utama. Penelitian terhadap mencit dan tikus menunjukkan
bahwa ada hubungan antara gen-gen yang bertanggung jawab terhadap
obesitas dengan gen-gen yang merupakan faktor pradisposisi untuk DM Tipe
2.
3) Diabetes gestasional, adalah hiperglikemia yang pertama kali ditemukan saat
kehamilan.
Diabetes Mellitus Gestasional (GDM=Gestational Diabetes Mellitus)
adalah keadaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbull selama masa
kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya sementara atau temporer. Sekitar
4-5% wanita hamil diketahui menderita GDM, dan umumnya terdeteksi pada
atau setelah trimester kedua. Diabetes dalam masa kehamilan, walaupun
umumnya kelak dapat pulih sendiri beberapa saat setelah melahirkan, namun
dapat berakibat buruk terhadap bayi yang dikandung. Akibat buruk yang dapat
terjadi antara lain malformasi kongenital, peningkatan berat badan bayi ketika
lahir dan meningkatnya risiko mortalitas perinatal. Disamping itu, wanita
yang pernah menderita GDM akan lebih besar risikonya untuk menderita lagi
diabetes di masa depan. Kontrol metabolisme yang ketat dapat mengurangi
risiko-risiko tersebut.

2.4 Tabel 1. Nama-nama obat antidiabetik oral

Nama obat Indikasi Dosis Kontraindikasi Efek samping

Akarbos Terapi penambah Dosis awal 50 Hipersensitif, Gangguan


untuk diet penderita mg, kemudian gangguan pencernaan
DM dapat intestinal kronis, seperti kembung
ditingkatkan gangguan ginjal diare, nyeri
menjadi 100- berat, kehamilan saluran cerna
200 mg setelah & laktasi
4-8 minggu,
3x/hr
Chlorpropamid DM tanpa DM Parah & DM tipe remaja Erupsi kulit,
komplikasi tipe non- pemeliharaan: & pertumbuhan, eritema
ketotik. 250 mg/hr. parah/tidak multiform,
Ringan & stabil, dermatitis
Lansia: 100 komplikasi eksfoliatif
mg/hr. dengan
ketoasidosis,
koma diabetik
Glibenklamid NIDDM, Dosis awal 5 IDDM, penderita Efek
mg/hr bersama diabetik gastrointestinal,
makan pagi. ketoasidosis, reaksi
Dosis umum: penderita Hipoglikemia,
2,5 mg 1-3 kali nondiabetik reaksi alergi
sehari. dengan kulit
Maks: 15 glikosuria ginjal,
mg/hr. gangguan fungsi
Lansia/kondisi hati & ginjal
lemah fisik: parah, diabetes
2,5 mg/hr. melitus dengan
komplikasi,
hamil &
menyusui,
hipersensitif
Gliclazid NIDDM dimana Dosis awal: IDDM, diabetes Hipoglikemia,
modifikasi diet 40-80 mg/hr. ketoasidosis, gangguan fungsi
gagal untuk Dosis lazim: koma, hamil, hati & saluran
mengendalikan 40-320 mg/hr. laktasi, bayi & cerna, reaksi
hiperglikemia Dosis > 160 anak, pasca kulit, diskrasia
mg harus trauma darah.
diberikan berat/infeksi, Jarang: gagal
2x/hr. hipersensitif, hati, hepatitis &
gagal ginjal/hati ikterus.
berat
Glikuidon NIDDM Awal 15mg/hr, IDDM, koma, Hipoglikemia,
dpt diabetik alergi, ruam
ditingkatkan ketoasidosis, kulit, gangguan
sampai 45-60 hamil, laktasi hematologi,
mg/hr intoleransi sal
diberikan 2-3 cerna, mual
dosis terbagi. muntah
Dosis tunggal
maks. 60 mg,
dosis harian
maks. 120 mg

Glimepiride NIDDM dimana Awal 1 mg Hipersensitif, Gangguan


glukosa darah tidak 1x/hr, diabetes penglihatan
dapat dikendalikan kemudian ketoasidosis, temporer, mual,
hanya dengan diet, ditingkatkan koma, IDDM, muntah, rasa
latihan jasmani & brtahap dengan gangguan fungsi penuh pd
pengurangan BB interval 1-2 hati berat/sedang epigastrium,
saja minggu, pada menjalani nyeri perut,
kasus khusus 8 dialisis diare,
mg/hr peningkatan
enzim hati,
kolestasis,
ikterus,
hepamis, gagal
hati.
Glipizid Untuk kontrol 1x sehari 5 mg Hipersensitif, Hipoglisemia,
hipeglisemia pd IDDM, erupsi
NIDDM insufisensi hati mukokutis,
& ginjal parah gangguan
saluran cerna,
gangguan hati,
reaksi
hematologi
Metformin HCl Pengobatan utama & 500 mg 3x Koma diabetik Gangg. saluran
(biguanid) tambahan, sehari & ketoasidosis, cerna, koma
tunggal/kombinasi atau gangguan fungsi diabetik &
dg 850 mg 2x ginjal serius, ketoasidosis
insulin/sulfonilurea sehari penyakit hati
kronis,
kegagalan
jantung,
miokardial
infark,
alkoholisme,
keadaan
penyakit
kronik/akut yang
berkaitan dengan
hipoksia
jaringan,
hipersensitif
terhadap
biguanid,
infeksi, gangren,
selama/segera
stlh
pembedahan.
Nateglinide NIDDM 120 mg 3x/hr IDDM, diabetik Hipoglikemia,
tunggal/kombinasi ketosidosis, gangg. sal
dg Metformin hamil & laktasi pencernaan
(mual, diare),
infeksi sal napas
atas, nyeri
punggung,
gejala flu,
pusing,
artropati,
bronkitis, batuk,
peningkatan
kadar enzim hati
Pioglitazon NIDDM. Kombinasi 15 atau 30 mg Pernah Edema ringan
monoterapi dg sekali sehari mengalami hingga sedang
sulfonilurea/metfor kerusakan
min saat makan, jantung,
olahraga & kerusakan hati,
monoterapi yg pasien dialisa, &
cukup kombinasi terapi
dengan insulin.
Anak-anak < 18
thn
Repaglinid NIDDM yg tdk 0,5 mg setiap Hipersensitif, Hipoglikemia
trkontrol dg diet dan sblm makan. bumil &
olahraga, kombinasi Terapi menyusui,
dg Metformin. pindahan dari IDDM,
OAD lain: 1 ketoasidosis,
mg setiap sblm gangguan fungsi
makan, hati & ginjal
maksimal 4 parah
mg.
Total dosis
tidak boleh
melebihi 16
mg/hr.

Fungsi insulin:
1. Meningkatkan masuknya glukosa ke sel
2. Meningkatkan oksidasi glukosa
3. Mengubah glukosa menjadi glikogen
4. Menurunkan penguraian lemak cadangan
5. Menghambat pengubahan glikogen jadi glukosa
6. Menghambat pembentukan glukosa dari protein

2.5 Efek Samping Antidiabetik


a. Hipoglikemia.
Hipoglikemia dapat terjadi pada penderita yang tidak mendapat dosis yang
tepat, tidak makan cukup atau dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Pemberian insulin yang berlebihan akan menurunkan kadar gula darah
dengan akibat syok. Periksa konsentrasi gula darah sebelum melakukan
aktifitas penting seperti mengemudi dan setiap 2 jam sekali, dan selalu
sediakan gula dalam bentuk permen. Pasien yang tidak sadarkan diri
harus mendapat suntikan glukagon atau glukosa intravena. Serangan
Hipoglikemia merupakan keadaan yang berbahaya dan jika terjadi berulang
dapat menimbulkan kerusakan otak pada ibu atau neonatus. Pasien harus
mengenali gejalanya yaitu, gemetar, berkeringat, mengantuk, ingatan
menurun hingga hilang. Hipoglikemia neonatal, berikan ASI segera.
b. Hiperglikemia
Gejala Hipoglikemia hampir sama dengan Hiperglikemia, karena keduanya
berakhir dengan koma. Metabolisme yang berlebihan karena insulin ini
menghasilkan zat-zat keton yang bersifat asam, sehingga pH darah menurun
dan mengakibatkan asidosis. Peningkatan keton yang berlanjut
mengakibatkan penderita jatuh dalam keadaan koma dan mengeluarkan bau
keton.
c. Hipokalsemia/Hipomagnesemia neonatal
Lakukan pemantauan mengingat konsentrasi kedua nutrien ini lebih rendah
pada ibu hamil dengan diabetes dan bayinya, tersedia preparat suntikan
kalsium dan magnesium.
d. Polisitemia neonatal
Lakukan pemantauan bilirubin, tersedia fasilitas untuk transfusi pertukaran.
e. Infeksi
Inflamasi lokal atau infeksi mudah terjadi bila pembersihan kulit kurang baik.
Lakukan pemeriksaan urine, inspeksi kulit, pemberian antibiotik profilaktik,
teknik pemberian ASI yang baik penting untuk mencegah abses payudara.
Iritasi ditempat suntikan dapat diatasi dengan krim antihistamin. Insulin babi
digunakan untuk desentisasi atau pengobatan sementara penderita insulin
dependen dengan alergi sistemik atau alergi lokal persisten.
f. Lipodistrofi (atropi atau hipertropi)
Merupakan penimbunan lemak akibat pajanan insulin berlebihan. Jarang
terjadi dan merupakan respon imun. Pada lipoatropi terjadi lekukan di bawah
kulit tempat suntikan akibat atropi jaringan lemak. Lipohipertropi ialah
pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat suntikan akibat efek
lipogenik insulin.
g. Gejala saluran pencernaan
Antara lain berupa mual, diare, sakit perut, hipersekresi asam lambung yang
kadang terasa seperti pirosis substernal di daerah jantung. Gejala ini dapat
diatasi dengan mengurangi dosis, memberikannya bersama makanan atau
membagi obat dalam beberapa dosis.

2.6 Faktor Risiko DM


1. usia > 45 tahun
2. kegemukan
3. hipertensi
4. riwayat keluarga Diabetes Melitus
5. riwayat melahirkan bayi dengan BB > 4kg
6. riwayat Diabetes Melitus pada saat kehamilan
7. penderita PJK (penyakit jantung koroner), TBC, hipertiroidisme
8. kadar lipid yang tinggi
9. Stress emosional
10. Autoimun / kerusakan sel b pankreas
11. Infeksi virus
12. Obat (kortikosteroid, hormon tiroid, fenitoin, tiazid)
Orang Sehat / Non Diabetes
• Glukosa darah normal 80-140 mg/dl
• Glukosa Sewaktu < 200 mg/dl
• Gula darah puasa 80-140 mg/dl
• Gula darah 2 jam setelah makan < 140 mg/dl

2.7 Pencegahan dan Pengobatan Diabetes


a. Mempertahankan berat badan ideal dan melakukan gaya hidup aktif. Latihan
(gerak) fisik sangat penting untuk mencegah diabetes. Paling tidak,
berolahragalah setengah jam per hari. Jalan cepat untuk mempercepat detak
jantung atau gerakan yang menghasilkan keringat.
b. Menurunkan berat badan. Sekitar 80% pengidap diabetes mengalami
kelebihan berat badan. Maka, hindari mengonsumsi makanan yang terbuat
dari gula. Makanan yang diproses dan digoreng juga tidak sehat. Konsumsi
makanan berserat sangat dianjurkan.
c. Jangan merokok. Merokok tak hanya meningkatkan risiko diabetes tapi juga
menyebabkan penyakit jantung dan kanker paru-paru.
d. Jangan minum minuman beralkohol
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai