Analisa film
Peradangan pada kulit
NAMA KELOMPOK:
CINDY TASPIYANTI PUTRI 17031057
AZMIL UMUR 17031058
ALVA DERA 17031059
RIZKA GUSTINA ANANDA 17031060
NABILA RIZKY 17031061
ANGEL NOVELYENI C 17031062
INDAH KURNIAWATI 17031063
HERLI YULIANTI 17031064
LILIK TRI RAHAYU 17031065
ALFIATUN WAHIDAH 17031066
HERLINA MALINDA 17031067
DWI ASTUTI 17031068
Kata Pengantar
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan waktu maupun pikirannya
dalam menyelesaikan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
memberi pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya.
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Daftar Isi
BAB IIPenututp
…………………………………………………………….3
5. Kesimpulan …………………………………………………………….3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radang adalah reaksi lokal dari suatu jaringan tubuh terhadap jejas (injury).
Reaksi ini dapat diakibatkan oleh berbagai macam infeksi mikrobial, zat kimia,
jaringan nekrotik (mati), dan reaksi imunologi.
Radang ini bisa menyerang kita kapan saja dan dimana saja karena peradangan
adalah suatu tanggapan kekebalan yang mengakibatkan cedera atau infeksi yang
menyebabkan rasa sakit, kemerahan, panas, dan bengkak di daerah yang terkena
dampak. Panas yang dihasilkan dari peradangan karena meningkatnya sirkulasi
sebagai sel darah putih dan bahan kimia yang rushed untuk melindungi kami dari luar
invaders, allergens, toxins atau infeksi. Common allergens yang memproduksi adalah
peradangan pollens, perekat dalam gandum, susu sapi, dan ragi dari barang
dipanggang, bir dan anggur. Radang dapat juga akibat cedera. Hal itu dapat membuat
langu sensations seperti sendi yang bengkak terasa panas, rasa sakit, kaku, demam,
panas dingin, kelelahan, sakit kepala dan kekakuan otot. Panas dalam bisa jadi gejala
awal peradangan serius. Penyebabnya bisa bakteri ataupun virus. Peradangan,ialah
cara paling dasar dan paling alami dilakukan tubuh manusia sebagai reaksi terhadap
infeksi, iritasi dan luka-luka tubuh lain.
Tampilan utama dari peradangan biasanya berupa bagian tubuh yang kemerahan,
terasa peningkatan temperature pada beberapa bagian tubuh, pembengkakan dan
munculnya rasa nyeri. Peradangan termasuk juga jenis respons kekebalan
nonspesifik.
BAB II
PEMBAHSAN
2. Sub Akut Radang sub akut mempunyai sifat diantara radang akut dan kronik. Pada
radang sub akut mempunyai tanda-tanda yang khas yaitu: dolor, rubbor, color, tumor,
fungsiolesa.
KESIMPULAN
Radang ternya membawa damfak yang positif dan negatif, mengapa demikian karena
peradangan sebenarnya merupakan gejala yang menguntungkan bagi tubuh dan
menjadi pertahanan, ini semua terbukti dengan adanya netralisasi dan pembuangan
agen penyerang, adanya penghancuran jaringan nekrosis dan pembentukan keadaan
yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan. Dan reaksi peradangan itu
sebenarnya adalah peristiwa yang dikoordinasi dengan baik yang dinamis dan
kontinyu. Untuk menimbulkan reaksi peradangan maka jaringan harus hidup dan
khususnya harus memiliki mikrosirkulasi fungsional.
Selain itu radang juga membawa efek yang negatif yaitu : Terjadi reaksi
hipersensitivitas, Kerusakan organ progresif dan Adanya jaringan parut (scar).
Jadi peradangan adalah rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan cedera.
Yang pada proses peradangan tersebut terjadi pelepasan histamine dan zat-zat
humoral lain kedalam cairan jaringan sekitarnya.
Radang sendiri menurut klasifikasi yaitu ; menjadi akut dan kronik. Radang akut
adalah respon tubuh terhadap rangsangan yang merusak dan diselesaikan oleh
pergerakan plasma dan leukosit dari vaskuler ke jaringan yang rusak. Proses ini
merupakan perluasan dan pematangan respon peradangan, termasuk sistem vaskular
dan imun sekitar serta berbagai macam sel di dalam jaringan yang terluka tersebut.
Peradangan yang lama juga disebut dengan peradangan kronik. Radang akut
berlangsung cepat, singkat dan biasanya bersifat berat. Radang kronik bersifat
menetap, berlangsung untuk suatu periode yang panjang. Proses radangnya dapat
dimulai agak cepat atau secara lambat dan pada kasus-kasus tertentu dapat
berlangsung beberapa bulan atau beberapa tahun. Radang kronik juga dapat
merupakan kelanjutan bentuk akut atau bentuk derajat yang berkepanjangan dan
biasanya menimbulkan kerusakan jaringan yang menetap.Beberapa gejala peradangan
diawali dengan timbulnya kemerahan pada bagian tubuh tertentu, peningkatan suhu,
nyeri persendian atau rasa kaku pada sendi.
DAFTAR ISI
Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17th . Jakarta: EGC. Pp:
506-513.
Bellanti, Joseph A. 1993. Imunologi III. Yogyakarta: UGM Press. Pp: 12-16,551-559.
Guyton, AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th . Jakarta: EGC.pp: 555,567.
Widmann, Frances K. 1995. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Jakarta: EGC. pp: 173-180.