Anda di halaman 1dari 17

Nilai social dan budaya Indonesia

Factor factor yang berpengaruh terhadap unsur-unsur perubahan nilai dapat bersumber pada aspek-
aspek lain dibidang soial budaya, termasuk nilai-nilai dan system nilai diluar Pancasila dan
undang-undang dasar 1945 serta sebagai hasil dari proses prubahan social dan hasil proses
pembangunan. Nilai budaya bangsa bisa dianggap statis atau dinamis, yang tergantung pada
pandangan dan sikap bangsa itu sendiri. Bebeapa nilai budaya yang cenderung mempengaruhi
tingkat social budaya bangsa, disebabkan hal-hal sebagai berikut :

a. Budaya santai sebagai akibat pengaruh alam dan lingkungan tidak mendorong terwujudnya
etos kerja yang menghargai waktu, ketelitian, ketekunan, kesabaran dalam usaha, dan
ketabahan dalam mengalami kesulitan
b. Daya serap dan persepsi warga masyarakat terhadap budaya asing yang tingkat
kmajuannya menunjukan dorongan bagi masyarakat.
c. Kecenderungan tetap mempertahankan nilai budaya feudal, yaitu mentalitas priyayi dan
orientasi kepada status yang mementingkan gelar daripada kualitas manusia dan yang
menghambat daya kreativitas serta kemampuan pribadi yang amat diperlukan dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Nilai budaya yang meninggikan orang lain atas dasar senioritas belaka atau pangkat. Sikap
ini bertentangan dengan nilai keterbukaan dan kebenaran yang objektif

Beberapa nilai budaya yang bersifat dinamik dan cenderung mempengaruhi tingkat social
budaya, antara lain sebagai berikut :

a. Bidang agama. Sikap dan tingkah laku para penyelenggara negara dalam menghadapi
kecenderungan aliran kepercayaan kepada tuhan yang maha esa di satu pihak dan umat
beragama lain dipihak dapat mempengaruhi tingkat ketahanan bangsa.
b. Bidang pendidikan. Tantangan dalam pendidikan terletak pada kemampuan pemerintah
untuk mengembangkan suatu system pendidikan beserta sarana dan prasarana.
c. Bidang komunikasi social. Dalam era masyarakat informasi terdapat kecenderungan
semakin sukarnya menghindarkan pengaruh kebudayaan asing ditanah air, disamping
semakin banyak arus wisatawan yang berkunjung sehingga memerlukan perhatian khusus
terhadap pelestarian budaya nasional, sesuai kepribadian bangsa
d. Bidang ilmu pengetahuan. Teknologi dan penelitian. Tantangan cenderung terletak pada
kemampuan pemilihan, pnguasaan dan pemanfaatan teknologi yang dating dari luar negri.
e. Bidang kesehatan. Meningkatnya kesadaran kesehatan membawa akibat tuntutan
masyarakat akan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
f. Bidang kependudukan. Masalah pemerataan dan penyebaran penduduk masih terus
diusahakan mengingat sentra-sentra pembangunan yang mampu menyerap tenaga kerja
masih terbatas dikawasan tertenu
g. Perumahan dan pemukiman. Pembangunan perumahan dan pemukiman yang merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia cenderung semakin bisa terkendali, walaupun masalah
pertanahan masih akan menjadi masalah pokok
h. Kesejahteraan social. Tingkat kesejahteraaan masyarakat yang belum merata akan
merupakan salah satu factor yang cenderung menimbulkan kerawanan social
i. Generasi muda. Apabila pembinaan generasi muda tidak dilakukan secara lebih intensif,
maka akan cenderung menimbulkan masalah baru yang bermacam ragam, termasuk
kesempatan kerja dan kesempatan mengikuti pendidikan, baik formal maupun non formal
j. Peranan wanita dalam pembangunan bangsa. Peranan wanita dalam pembangunan
cenderung semakin meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif

Berbagai upaya pendekatan terhadap kecenderungan social budaya perlu dibarengi dengan
berbagai usaha untuk lebih mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi yang memadai dan
terpnuhinya tingkat kesejahteraan rakyat secara merata, disamping terjaminnya stabilitas nasional
yang mantap didalam menunjang suksesnya pmbangunan nasional.

Manusia, nilai tradisional, dan lingkungan hidup dalam pembangunan

Pembangunan itu sendiri merupakan upaya sadar untuk mengelola dan memanfaatkan sumber
daya alam, tidak terlepas untuk mempegaruhi kegiatan lain dalam mata rantai ekosistem alam.

Masalah keterbelakangan pembangunan, masalah kepadatan penduduk dengan pola


penyebaran yang tidak merata diwilayah tanah air, serta semakin meningkatnya kebutuhan dan
pemanfaatan sumber daya alam merupakan problem yang perlu mendapat perhatian, terutama
pengaruh santun dengan masalah lingkungan hidup. Salah satu akibat dari hal tersebut adalah
berjangkitnya “kelaparan tanah usaha”, baik untuk usaha budi daya pertanian maupun bagi
pemukiman, industry dan agro industry, serta prasarana lainnya. Hal mana menyebabkan
terjadinya kegoncangan lingkungan hidup dan ekologis ( A.W.Widjaja, 1986 )

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mendorong memanfaatkan sumber daya


alam dengan tidak semestinya. Penebangan hutan semena-mena, penggarapan tanah perbukitan,
pembukaan darah pasang surut dan rawa lebak tanpa menghiraukan azas konservasi, pembuangan
limbah pabrik dan industry yang menyebabkan pencemaran lingkungan serta pengaruhnya
terhadap ekosistem daerah aliran sungai (DAS). Ekosistem ini rawan sekali, mulai dari tanah-tanah
perbukitan hingga muara sungai. Suatu perubahan kecil saja dalam tata guna tanah, hutan,
pembuangan dan penyaluran air dapat berakibat luas dan besar dalam jangka panjang. Juga sebagai
suatu system pada gilirannya dapat berakibat buruk bagi kehidupan manusia itu sendiri.

a. Norma lama/hokum adat sebagai mekanisme control

Pengelolaan lingkungan hidup tentu saja dengan memperhatikan norma lama/hokum adat
yang berkembang didalam masyarakat sesuai nilai-nilai tradisional yang ada.

Pembinaan dan pelestarian lingkungan hidup tidak akan mengorbankan norma lama dan
hukum adat yang telah berkembang dalam hidup masyarakat.

Norma lama/hokum adat yang tinggi ini mencerminkan bahwa masyarakat kita telah
berbudaya dan beradab. Hasil budaya dan peradaban ini perlu dilestarikan sehingga akan
memberikan kemanfaatan bagi masyarakat

Kita semua tanpa terkecuali wajib dan harus membina, memelihara dan mengembangkan
norma lama/hukum adat agar ia tetap hidup dan semakin maju ditengah-tengah masyarakat.
Maka dengan demikian, kebiasaan-kebiasaan lama atau hokum dapat menjadi mekanisme
control bagi kelakuan dan tindakan manusia. Ia sebagai kriteria (tolak ukur) didalam berbuat
dan bertindak manusia itu sendiri ( A.W.Widjaja, 1986 )

b. Pelestarian norma lama/hukum adat

Pemerintah dan masyarakat dituntut untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup ini.
Kelestarian lingkungan hidup berarti juga kita harus memanfaatkan segala isi alam untuk
kesejahteraan bersama tanpa merusak ligkungan hidup itu sendiri. Keseimbangan dalam suatu
lingkungan hidup akan sesuai dengan hukum alam dan baru akan terganggu bila terjadi keadaan
luar biasa diluar jangkauan manusia. Apabila terjadi ketidakseimbangan, perlu diambil langkah-
langkah preventif, represif maupun rehabilitative, sehingga akan kembali seimbang seperti semula.

c. Lingkungan hidup

Pemanfaatan sumber daya alam harus berlandaskan pada kesadaran kelestarian lingkungan
hidup (ekosistem). Manusia dan masyarakat dituntut untuk meningkatkan kualitas lingkungan
hidup ini. Kelestarian lingkungan hidup berarti manusia dapat memanfaatkan segala isi alam untuk
kesejahteraan umat manusia, tanpa merusak alam dan lingkungan itu sendiri. Jadi dengan demikian
pengaruh manusia terhadap lingkungan hidup haruslah bersifat membangun, tidak merusak.
Disinilah letak pembinaan kesadaran masyarakat melalui norma lama/hukum adat terhadap
kelestarian lingkungan hidup ( A.W.Widjaja, 1986 )

Kebiasaan kebiasaan lama berfungsi sebagai mekanisme pengawasan bagi kelakuan dan
tindakan manusia di satu pihak pembinaan kesadaran masyarakat melalui norma lama/hukum adat
terhadap kelestarian lingkungan hidup dipihak lain, tepatlah seperti yang dikatakan apa yang kita
perbuat bersama hari ini dapatlah menjadi teladan dihari esok.
Pembangunan nasional : Lingkungan sosial dan kebudayaan Indonesia
Kebudayaan sosial yang dalam proses pembentukannya itu telah mampu membuat ikatan kesatuan
melalui bahasa indonesia dan semangat kesatuan lainnya. Jalinan kesatuan dari keanekaragaman
tersebut dimanfaatkan oleh dasar negara, pancasila, sehingga perbedaan bukanlah masalah yang
hakiki. Disinilah pentingnya bagaimana pembangunan sosial itu tidak hanya untuk meningkatkan
pemahaman pancasila belaka, tetapi sebagai sarana situasi agar warga masyarakat mampu
mengikuti serta menerima manfaat pembangunan. Pembangunan sosial ialah salah satu upaya
dalam kerangka pembangunan nasional dengan sistem desentralisasi, sebagaimana terungkapkan
dari berbagai program programnya supaya kualitas hidup masyarakat mencapai derajat yang dituju
oleh pembangunan nasional dengan sistem desentralisasi tersebut.
Pembangunan sebagai norma norma sosial dalam bentukan perilaku ataupun institusi sosial dilihat
oleh warga masyarakat ialah sebagai pendayagunaan petensi diri dan lingkungan untuk bertahan,
melangsungkan serta meningkatkan kehidupan mereka. Kemampuan seperti itu akan berbeda satu
sama lainnya, tergantung pada berbagai hal, baik potensi, peluang yang tersedia maupun
lingkungan sosial yang menjadi batas gerak mereka.
a. Budaya dan rekayasa tata kelakuan masyarakat
Dalam rangka kesatuan nasional, maka pembangunan itu harus dilihat sebagai rekayasa
kebudayaan yang berlaku pada tahap lokal, regional dan nasional, rekaannya itu yaitu menumpu
kepada program program yang direncanakan dan dilaksanakan dalam perilaku organisasi
pembangunan tersebut.
Pembangunan itu memang perlu organisasi yang tidak hanya menampung gagasan, perencanaan,
dan pelaksanaannya. Selain itu, warga masyarakat sendiri adalah sebagai organisasi sosial yang
berada dalam suatu ikatan keluarga-kerabat-kelompok kerja kelompok komunitas etnik, maupun
kelompok lainnya yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat itu. Organisasi inilah yang mampu
memahami lingkungan sosial dari sasaran pembangunan manakala melakukan implementasi
pembangunan sosial dan umpan balik dari hasilnya bagi revisi atau perubahan program. Apabila
bentuk organisasi itu adalah menurut pola pikir, cara dan kebiasaan berorganisasi tertentu serta
lingkungan sosial para pelakunya, maka disinilah dibicarakan kejadian itu sebagai budaya (Garna,
1996).
b. Pembangunan sosial : meningkatkan kualitas manusia
Pembangunan sosial dalam lingkung pembangunan sosial meliputi program yang langsung, seperti
kependudukan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial, sedangkan yang tak langsung adalah ikutan
dan dampak dari program program pembangunan lainnya. Manakala peluang dan perolehan
pembangunan sosial itu tidak merata, dari analisis fungsional dapat dipahami ialah sebagai akibat
dari derajat intensitas dan jangkauan program terhadap kelompok sasaran, daya paham, kurangnya
peluang dan kendala dalam atau luar lainnya. Mekanisme budaya dari kelompok masyarakat
biasanya melakukan penilaian dan kemudian merekayasa tingkah laku sebagai solusi atau paling
tidak perangkat kontrol sosial agar tidak frustasi oleh perolehan yang di harapkannya. Sistem sosial
yang berlaku yang biasanya juga tidak mudah diubah sekalipun secara sendirian itu sebenernya
akan kontrol sosial terhadap perilaku dan tindakan seseorang. Jadi, sistem sosial yang memiliki
aturan atau norma normanya itu merupakan ruang gerak yang relatif bebas dan juga ruang
pembatas, lingkungan hidup dan tatanan sosial yang mempolakan alur kehidupan seseorang itu.
Kebebasan dan ketergantungan berlaku bersamaan, situasi sosial lah yang memberi pilihan
bergerak bagi individu atau kelompok masyarakat (Garna, 1996).
Pembagunan sosial dalam sistem desentralisasi saat ini memiliki tanggung jawab yang berarti
karena harus memapankan pencapaian dari hasil pembangunan sebelumnya dan menyiapkan
derajat kualitas manusia indonesia tertentu yang siap melanjutkan proses pembangunan tersebut.
Perubahan kebudayaan ada dikarenakan perubahan lingkungan yang dituntut sebagai adaptif.
Perubahan berdasarkan aspek waktu Perubahan budaya yang dapat dalam diri masyarakat atau
dari luar masyarakat.Proses Modernisasi merupakan proses perubahan kebudayaan
lainnya,modernisasi merupakan perubahan sosail kultural dari ekonomi dan sosiologis dimana
masyarkat-masyarakat sedang berkembang.

Menurut Haviland(1988:172) Proses globalisasi akan dipahami jika memalui proses

 Perkembangan Teknologi
 Industrialisasi
 Pengembangan Pertanian
 Urbanisasi

Menurut Soemardjan (1986) Masyarkat akan mengalami tahap dalam mulai dari tahap rendah ke
tinggi.Tahapan yang dimaksud meliputi:

a. Modernisasi tingkat alat


Masuk dan di terima nya peralatan tekonologi dan tinggal pada masyarakat tradisional
b. Modernisasi tingkat lembaga
Masuknya system kerja jaringan moder di kalangan masyarkat local
c. Modernisasi tingkat individu
Mmemperbaiki peralatan yang di buat oleh diri sendiri
d. Modernisasi Inovasi
Dapat menciptakan sesuatu terhadap suatu alat dsb

Pembangunan pada hakikatnya adalah usaha terencana dilakukan untuk meningkatkan tarf hidup
manusia yang lebih baik,sejahtera,damai serta menjamin kelangsungan hidup di masa
depan.Tujuan pembangunan merupakan peninngkatan kualitas hidup manusia di masa depan,

Pembangunan sebagai hasil usaha memanusiaskan manusia perlu memerhatikan aspek-aspek nilai
etik,baik dalam pencapaian tujuan ataupun cara penyampaian nya.Pembangunan yang seharusnya
mensejakterkan manusia dalam memanusiakan orang lain.jika penyampaian tanpa cara
penyampaian tujuan pembangunan tidak melihat etika.
Dalam pembangunan,masyarakat menjadi pelaku sekaligus objek dari aktivitas pembangunan
akan terjadi pengendalian kebudayaan Didalam kebudayaan,Fungsi elemen nilai menjadi basis
bagi tindakan manusia serta mengevaluasi proses pembangunan agar cepat sadar.Manusia menjadi
focus pelaksanaan pembangunan,salah satu hal yang tersebut adalah mentalitas.menjadi
pendorong secara positif gerak bangunan. Mentalitas pembangunan ini terwujud karena
berbasiskan nilai dan budaya yang luhur,positive dan inovatif bagi pemunculan ide-ide dan gerak
pembangunan.

Pembangunan dapat diartikan sebagai proses menata membangun pranata-pranta dalam


masyarakat,yang di dalam pranata tersebut berisi nilai-nilai dan norma yang mengatur dan
memberi pedoman bagi eksistensi tindakan masyarkata.Sejumlah pranata tersebut,anatara lain
Pendidikan,agama,ekonomi,politik,ekologi,akan membentuk suatu keterikatan,fungsional guna
mendukung dan mengevaluasi tindakan tersebut.Dengan kata lain,pembangunan akan
menyinggung isu pemeliharaan nilai dan norma masyarakat,namun seklaigus membuka ruang isu
perubahan social.Stiap ketiagan pembangunan akan menuntun dan mengadopsi berbagai kondisi
kemampanan yang diciptkan oleh masyarakat untuk terus dinamis.Diasumsikan bahwa perubahan
demi perubahan akan terjadi didalam pembangunan .Dengan demikian strategi akan menjadi salah
satu strategi utama dalam aktivitas masyarakat terhadap proses pembangunan.

Pembangunan pada akhrnya harus ditunjukan pada pembangunan manusia.Manusia yang di


bangun adalah manusia yang kreatif.Untuk merasa kreatif manusia tersebut harus merasa
bahagia,aman dan bebas dari rasa takut.Dalam mengatur pembangunan terdapat 4 variabel (Arief
Budiman,2000:2) yang perlu di perhatikan:

1. Kekayaan rata-rata
2. Pemerataan
3. Kualitas kehidupan
4. Kerusakan Lingkungan1

1
Dr.Sugeng Pujilaksono,M.Si Pengantar Antropologi (memahami ralitas social budaya),(Malang,Intrash Publising
2015) Hal.254-258
a. Sikap Mental Orang Indonesia menurut koenttjadiningrat
Sebagaimana judul buku,kebudayaan,Mentalitas dan Pembangunan yang di terbitakn Pada
Tahun 1974 ,Koentjarangrat untuk memberikan gambaran tentang ciri-ciri sikap mental Indonesia
.
 Menurut Moctahr Lubis
Ciri Negative
1. Tidak hemat
2. Tidak suka berkerja keras,kecuali terpaksa.
3. Jadi pegawai negeri adalah idaman utama
4. Suka menggerutu di belakang ,tidak berani secara terbuka.
5. Cemburu dan dengki terhadap orang lain yang lebih kaya
6. Sikap tidak perduli dengan nasib orang lain
Ciri sikap Positive
1. Kemesraan hubungan antar manusia
2. Kasih ibu dan bapak kepada anak-anaknya
3. Berhati lembut dan suka damai
4. Punya rasa humor yang cukup tinggi
5. Otaknya cukup encer,ceepat belajar dan
6. sabar2
b. Kelemahan Mentalitas Orang Indonesia untuk Pembangunan
1. Pada Awal 1970-an 84 Persen penduduk Indonesia adalah orang desa,yang bermentalitas
petani.Adapun sisanya 16 Persen adalah orang kota yang bermentalitas pegawai (Priyai)Sikap
utama dalah seorang petani adalah sikap “Subsistens” Artinya,bagi pertain itu orang bekerja adalh
untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup.sudah terpenuhi,maka orang tidak perlu kerja keras
lagi.Sementara itu,mereka yang bermentalitas pegawai (priyai) menggap bahwa tujuan dari
bekerja dalah untuk mendapatkan kebahagian.Kebahagian ini terwujud dalam keududukan yang
tinggi,kekuasaan,dan pemilikan lambing-lambang kekayaan,seperti rumah mewah ,pakaian
mewah, mobil mentereng dan seterusnya.

2
Buku Marzali,Amri Antropologi dan Sosiologi pembangunan di Indonesia Cetakan Pertama 2005 ( Prenada media
group : Jakarta )Hal 131-134
2. Bentuk sikap ini tidak mendorng pembangunan.Karean tidak mendorong bekerja keras
meningktkan mutu kehidupan materialnya.Sikap mental yang baik adalah kalu orang itu bekerja
dengan tujuan untuk mencari mutu,yaitu untuk meningkatkan kualitas dari hasil
pekerjaannya.Orang haus untuk mencari sesuatu yang baru,yang lebih baik ,terus lebih
baik.Jaminan mutu ini di buat dengan nama sikap Profesionalisme .Dengan sikap ini maka
kemakmuran material para penganut dan prakitisinya akan mudah muncul.
SIkap menta petani Indonesia dalam aspek waktu adalah sangat terbatas.Orientas hidup petani di
pedesaan di tentukan oleh keadaan masa kini.Petani hidup bekerja untuk mencukupi kebutuhan
hari ini .Sebaliknya,mentalitas Para pegawai dalam spek waktu banyak ditentuakn oleh masa
lampau.Orang priyai selalu mengenang masa lalu yang jaya ,masa lampau yang tentram dsb,.sikap
mental ini akan mendorong orang untuk hdiup terencana,gemar menabung dan hemat.
3. Sikap Terhadap Alam
Petani Indonesia pada umunya bersikap menyelaraskan dirimya dengan alam.Hidup harus sesuai
dengan alam.Jangan mengeksploitasi alam semau-maunya .sementara, para orang priyai yang
orang kota bersikap menggantungkan diri pada nasib.Hidup harus patuh pada nasib,seperti air
mengalir menikuti aliran sungai.Padahal sikap yang baik adalah disamping ,menyesuaikan diri
dengan alam dimana perlu manusia juga harus mampu menguasia alam ,tapi tanpa merusak alam.
4. Sikap hubungan sosial ,yaitu hubungan antar sesame manusia.
Petani Pada Umumnya menilai tinggi konsep-konsep sama rata sama rasa.DI dunia ini
manusai tidak hidup sendiri,tapi hidup saling membutuhkan satu sama lain.Akibat negative dari
sikap mental ini dalah kecenderungan kepada konforisme,tidak boelh menonjol sendiri,jangn beda
sendiri-sendiri.Padahal prmbangunan membutuhkan manusia entereupener yang kreatif dan
mengambil resiko.dementara itu pegawai yang berwatak priyai cenderung berorientasi kepada
atasan,orangn yang lebih tua,dan orang yang berpangkat tinggi.Segala yang harus menungu
perintah atasan.Jangan sekali-kali mendahului,apalagi menentang kehendak atasan.Sikap ini akan
mematikan hasrat untuk berdiri sendiri.Orang cenderung tidak kritis dan kreatif.3

3
Ibid,Hal 140-144.
A. Pengertian dan Makna Sistem Sosial dan Budaya Indonesia
Istilah sosial budaya merupakan bentuk gabungan dari istilah sosial dan budaya.Sosial
dalam arti masyarakat ,budaya atau kebudayaan dalama rti sebagai semua hasil karya,rasa dan
cipta masyarakat.Sosial budaya dalam arti luas mencakup segala aspek kehidupan.Karena
itu,atas landasan pemikiran tersebut maka pengertian sistem sosial budaya indonesia dapa
dirumuskan sebagai totalitas tata nilai ,sosial dan tata laku manusia indonesia yang merupakan
manifestasi dari karya,rasa dan cipta didalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang -Undang Dasar 1945 .4
Sistem sosial budaya mencerminkan hasil cipta,rasa dan karya bangsa indonesia yang di
landaskan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berproses menuju terwujudnya
kuaitas sumber daya manusia dan masyarakat indonesia yang maju dalam suasana tentram dan
sejahtera.Selain itu,sistem sosial budaya di indonesia berorientasikan pada manusia dan
menmpatkannya sebagai suatu objek,subejk dan tujuan kehidupan masyarakat bernegara
.Manusia di akui sebagai pribadi yang mempunyai martabat mulia dan hak asasi yang harus di
junjung tinggi.Dengan demikian,sistem budaya indoensia memungkinkan dirinya dan
mencapai kesejahteraan lahir batinnya selengkap mungkin serta merdeka sesuai kata hatinya
dalam kerangka pola berfikir dan bertindak sesuai pancasila.5

4
Ranjabar,Jacob,S.H.,M.SI Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar (Bandung ,Alfabeta 2014) Hal 70-71
5
Ibid,Hal 72
B. Manusia indonesia dalam sosial-budaya
 Kebudayaan bangsa indonesia hendaklah bersarkan pola kodrat manusia,jadi
perilaku manusia indonesia haruslah berperi kemanusiaan.
 Kebudayaan indonesia hendaknyamengandung keadilan,yaitu mengetahui hak
orang lain dan mau memperlakukan orang lain sesuai haknya.Kebudayaan yang
bersifat demikian nmengandung sekaligus keadaban.Kemanusaan yang adil dan
beradab.
 Kebudayaan indonesia haruslah melingkup semua manusia indonesia akrena
manusia-manusia itu adalah warga masyarakat negara indonesia
 Oleh karena itu,manusia berkodrat sama maka janganlah manusia dala sosial-
budayanya mengurung diri rapat-rapat sehingga tidak mau tau terhadap budaya
lain,itu akan mengurangi peri kemanusiaan itu sendiri.6

6
Ibid,Hal 113
C. Manusia Indonesia dalam Ekonomi
Dalam bidang ekonomi masyarakat tahu akan tujuan serta mau mencapai dengan
menggunakan sarana-sarana yang ada.Khusunya bangsa indonesia dalam situasinya
tertentu sebagai warga negara indonesia yang memiliki ideologi pancasila ,maka ekonomi
indonesia dapat di urutkan sebagai berikut :
 Perekonomian hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga nyata-nyata
merupakan usaha bersama rakyat dan bangsa indonesia. Dalam mempergunakan
sarana kemungkinan kemungkinan tidak ada fasilitas mewah demi kedudukan
manusia tertentu atau demi situasi lain.Adapun dasarnya ialah indonesia adalah
milik negara dan milik bersama untuk di usahakan bagi kesejahteraan bersama.
 Kesejehateraan kebersamaan ini tidak harus sebagai jumlah kebersmaan individu
sehingga terdapat sungguh-sungguh”sama rasa dan sama rata” secara
material.Yang dicitaciatakan oleh bangsan indonesia adalah hendakanya tiap-tiap
warga negara indonesia bisa hidup secara insani,sehingga tidak ada manusia
indonesia yang mati kelaparan atau terlantar tak ada pengobatan atau menderita
karena tak ada tempat berteduh.
 Kesejahteraan umum tidak berarti bahwa tak mungin adanya perusahaan
negara,malahan di harapkan adanya usaha untuk itu,tidak sedemikian rupa
sehingga perusahaan swasta mungkin tiddak ada.Yang demikian itu adanya usaha
negara tidak mengurangi pemerataan karena perusahaan itu merupakan fasilitas
fasilitas mewah bagi orang-orang istimewa.7

7
Ibid,114-115
Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana melalui
berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Bangsa Indonesia seperti termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah
mencantumkan tujuan pembangunan nasionalnya. Kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan
yang selalu menjadi cita-cita seluruh bangsa di dunia ini. Berbagai teori tentang pembangunan
telah banyak dikeluarkan oleh ahli-ahli sosial barat, salah satunya yang juga dianut oleh Bangsa
Indonesia dalam program pembangunannya adalah teori modernisasi. Modernisasi merupakan
tanggapan ilmuan sosial barat terhadap tantangan yang dihadapi oleh negara dunia kedua setelah
berakhirnya Perang Dunia II.

Modernisasi menjadi sebuah model pembangunan yang berkembang dengan pesat seiring
keberhasilan negara dunia kedua. Negara dunia ketiga juga tidak luput oleh sentuhan modernisasi
ala barat tersebut. berbagai program bantuan dari negara maju untuk negara dunia berkembang
dengan mengatasnamakan sosial dan kemanusiaan semakin meningkat jumlahnya. Namun
demikian kegagalan pembangunan ala modernisasi di negara dunia ketiga menjadi sebuah
pertanyaan serius untuk dijawab. Beberapa ilmuan sosial dengan gencar menyerang modernisasi
atas kegagalannya ini. Modernisasi dianggap tidak ubahnya sebagai bentuk kolonialisme gaya
baru, bahkan Dube (1988) menyebutnya seolah musang berbulu domba.

Pada masa sekarang ini , konsep pembangunan sudah merupakan suatu ideologi yang
menggambarkan kegiatan-kegiatan dalam upaya mengejar pertumbuhan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam pembangunan sangat berhubungan dengan soiologi
pembangunan. Dalam suatu proses pembangunan perlu adanya kemauan keras serta kemampuan
untuk memanfaatkan potensi-potensi yang tersedia dalam masyarakat untuk keperluan
pembangunan. Berbagai perencanaan perlu disusun dan digelar dalam rangka menghimpun
kekuatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha mencapai tingkat kesejahteraan lebih
tinggi.

Tahap-Tahap

Dalam setiap pembangunan terdapat berbagai tahapan. Dalam sosiologi pembangunan


terdapat beberapa tahapan antara lain :

a) Perencanan
Pada tahap ini faktor yang harus diperhatikan adalah apa yang menjadi kebutuhan sosial.Seperti :

– Pusat perhatian sosial


– Stratifikasi sosial
– Pusat kekuasaan
– Sistem dan saluran komunikasi sosial
b) Pelaksanaan

Dalam proses pelaksanaan yang harus dilihat adalah kekuatan sosial dalam masyarakat serta proses
perubahannya.

c) Evaluasi

Dalam tahap evaluasi yang harus dilakukan adalah analisis atau penilaian terhadap dampak sosial
dari pembangunan tersebut.

Dalam setiap pembangunan dilakukan prosedur yang sedemikian rupa agar setiap pembangunan
berjalan sesuai dengan perkembangan sosial yang terjadi di dalam masyarakat.

d) Manfaat

Sosiologi merupakan ilmu terapan dan ilmu murni.Dalam hal ini tentunya peran ilmu sosiologi
amat dibutuhkan terutama di bidang pembangunan dan kepentingan masyarakat. Manfaat
sosiologi dalam masyarakat antara lain:

Multikultural dalam Sosiologi dan Antropologi Pembangunan

a. Masyarakat Majemuki Indonesia ( Bhineka Tunggal Ika)


Indonesia memiliki lebih dari 500 Suku bangsa,setiap suku bangsa di Indonesia dapat dikatakan
memilki satu daerah asal,pengakaman sejarah,dan nenek moyang sendiri.Dialam madayrakat
Majemuk setiap suku bangsa hidup di tempat asalnya sendiri dengan tradisi sendiri.bergaul secara
terbatas dengan kelompok suku lain.Di dalam masyarakat majemuk Nusantara,kekuasaaan
absoulut dan hampir di setiap bidang kehidupan berada di tangan elit belanda yang terutama punya
kepentingan ekonomi colonial bukan untuk kemakmuran bersama.
b. Hambatan dalam membangun Masyarakat Bhinneka Tunggal Ika
Sumpah Pemuda ,Proklamasi UUD 1945 ,Pancasila dl. Manifestasi politik dari adanya keinginan
untuk pembentukan suatu masyarakat negara Indonesia yang baru.Dalam cita-citanya ini,akan di
bangun oleh negara Indonesia bukan sebuah negara ,tapi masyarakat adalah satu masyrakat
“Bhineka Tunggal Ika” tercantum di bawha lambing garuda pancasila slogan ‘Bhineka Tunggal
Ika “ tercabtum di abhwah pancasila artinya ialah satu kesatuan Indonesia.Prinsipnya mesi sosio
kultural masing-masing suku bangsa sama..
Pengembangan Kultur Lokal sebagian dari pembangunan masayrakat multicultural
 Pemerintah Lebih mementingkan Pembangunan Politik dari pada pemnangunan ,Masaryakat.
 Pemerintah,khusu pada periode 1950-1970 di ganggu oleh sepritisme daerah.
 Karena dari sebagain besar Masayrakat Indonesia merkea yang berasal daerah aja8

8
Op.Cit Marzali.Amri Hal 232

Anda mungkin juga menyukai