Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN SISTEM SELEKSI, REKRUTMEN, PENEMPATAN,

PENGEMBANGAN, RETENSI DAN PEMBERHENTIAN DOSEN


DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

POLTEKKES KEMENKES RIAU


TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya

Pedoman Survei Kepuasan Dosen dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pengelolaan SDM di

lingkungan Poltekkes Kemenkes Riau ini dapat diselesaikan.

Pedoman ini dibuat sebagai kerangka acuan pelaksanaan Survei Kepuasan Dosen dan

Tenaga Kependidikan Terhadap Pengelolaan SDM yang selanjutnya akan dilaksanakan

berkelanjutan sebagai program tahunan Poltekkes Kemenkes Riau.

Ucapan terima kasih diberikan kepada semua yang telah turut andil dalam penyusunan

pedoman survei ini. Semoga Pedoman Survei Kepuasan Dosen dan Tenaga Kependidikan

Terhadap Pengelolaan SDM ini akan menciptakan sistem pengelolaan SDM yang semakin baik

di lingkungan Poltekkes Kemenkes Riau.

Pekanbaru, 19 Juli 2017


Direktur,

Hj. Rusherina, S.Pd, S.Kep, M.Kes


NIP. 196504241988032002
BAB I
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM

Perencanaan kebutuhan pegawai disusun untuk jangka waktu 5 tahun dalam


dokumen Bezetting. Kebutuhan formasi dosen dan tenaga kependidikan dihitung
berdasarkan analisis beban kerja sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004
tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja. Formasi
kebuthan pegawai Poltekkes Kemenkes Riau didapatkan dengan menghitung selisih
antara keberadaan dan kebutuhan pegawai.

1. Perencanaan Dosen

Perencanaan kebutuhan dosen di Poltekkes Kemenkes Riau berpedoman pada :


1) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No : 234/U/2000 tentang Pedoman
Pendirian Perguruan Tinggi;
2) SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI
No : 108/Dikti/Kep/2001 tentang Pedoman Pembukaan Program Studi
dan/atau Jurusan Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI
No : 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No: 49 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Berdasarkan aturan diatas parameter yang digunakan menghitung perencanaan


kebutuhan dosen tersebut adalah melalui rasio jumlah dosen dan mahasiswa yang
ideal (1:20).

Ketua jurusan memperkirakan kebutuhan dosen di jurusan bersangkutan


menggunankan parameter dasar penyusunan kebutuhan dosen. Ketua jurusan
membuat surat usulan kebutuhan dosen ke Direktur. Subbagian ADUM membuat
rekapan kebutuhan dosen dan menentukan jumlah prioritas yang harus dipenuhi
untuk usul kebutuhan formasi ASN tahun berjalan.

Pasal 26
(1) Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan
pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5.
(2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
tingkat pendidikan paling rendah yang harus dipenuhi oleh seorang dosen dan
dibuktikan dengan ijazah.
(3) Kompetensi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan
dengan sertifikat pendidik, dan/atau sertifikat profesi.
(4) Dosen program diploma satu dan program diploma dua harus berkualifikasi
akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan
dengan program studi, dan dapat menggunakan instruktur yang berkualifikasi
akademik paling rendah lulusan diploma tiga yang memiliki pengalaman
relevan dengan program studi dan paling rendah setara dengan jenjang 6
(enam) KKNI).
(5) Dosen program diploma tiga dan program diploma empat harus
berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan
yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen
bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi
paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI).
(6) Dosen program sarjana harus berkualifikasi akademik paling rendah
lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi,
dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan
program studi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8
(delapan) KKNI)
(7) Dosen program profesi harus berkualifikasi akademik paling rendah lulusan
magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi dan
berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, serta dapat menggunakan
dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi, yang
berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, dan berkualifikasi paling
rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI).
(8) Dosen program magister dan program magister terapan harus berkualifikasi
akademik lulusan doktor atau doktor terapan yang relevan dengan program
studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan
program studi dan berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (delapan) KKNI).
(9) Dosen program spesialis satu dan spesialis dua harus berkualifikasi lulusan
spesialis dua, lulusan doktor atau lulusan doktor terapan yang relevan dengan
program studi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun.

2. Perencanaan Tenaga Kependidikan

Perencanaan tenaga kependidikan di lingkungan Poltekkes Kemenkes Riau


didasarkan pada hasil penghitungan analisis beban kerja dari setiap unit kerja dan
parameter yang jabarkan pada Ortala Poltekkes Kemenkes. Perencanaan tenaga
kependidikan baik di jurusan maupun unit kerja lainnya menjadi kewenangan
Subbagian ADUM. Berdasarkan Ortala Poltekkes ada beberapa parameter yang
digunakan untuk menghitung kebutuhan jabatan kependidikan antara lain :

1. Pengemudi : dihitung berdasarkan jumlah Bus dan Minibus yang dimiliki.


2. Pengadministrasi Keuangan : dihitung berdasarkan jumlah jurusan yang
dimiliki ditambah Subbagian ADUM dan Subbagian ADAK.
3. Pengelola/Pengolah Data : sesuai dengan jumlah tenaga yang ada.
4. Caraka atau Pengadministrasi Umum : sesuai dengan jumlah tenaga yang ada.
5. Petugas Keamanan : sesuai jumlah tenaga yang ada ditambah tenaga honor.
6. Pramubakti : sesuai jumlah tenaga yang ada.
7. Jabatan Fungsional selain Dosen : menggunakan format penghitungan BKN.

Pasal 29
(1) Tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan
program diploma 3 (tiga) yang dinyatakan dengan ijazah sesuai dengan
kualifikasi tugas pokok dan fungsinya.
(2) Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan
bagi tenaga administrasi.
(3) Tenaga administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki
kualifikasi akademik paling rendah SMA atau sederajat.
(4) Tenaga kependidikan yang memerlukan keahlian khusus wajib memiliki
sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya.
BAB II
SISTEM SELEKSI DAN REKRUTMEN DOSEN
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Kriteria umum pelamar tenaga pendidik adalah :


3. Warga Negara Indonesia yang berusia maksimal 35 tahun pada saat
mengajukan lamaran, sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan Sehat dari dokter pemerintah, tidak pernah terlibat dalam masalah
pidana atau diberhentikan kerja secara tidak hormat, dan memiliki jenjang
pendidikan dan keahlian sesuai dengan yang dibutuhkan.

4. Khusus untuk tenaga pendidik, pelamar minimal berkualifikasi S2 dengan


Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00.

3. Penerimaan S1 hanya diperuntukan bagi alumnni Poltekkes Kemenkes Riau


Batam Yang berprestasi dengan memiliki indeks Prestasi Akademik minimal
3,5. (eksakta) dan minimal 3,75 (non esakta), dengan syarat telah menjadi
tenaga pendidik tidak tetap selama dua semester berturut-turut dan bersedia
untuk melanjutkan pendidikan ke S2, baik dengan biaya sendiri maupun
mendapat beasiswa.

4. Untuk mendapatkan kandidat tenaga pendidik terbaik,seleksi


dilaksanakan dengan berpatokan pada beberapa kriteria penilaian, yaitu
potensi akademik, kemampuan berbahasa
Inggris melalui tes TOEFL
dengan skor minimal 400.
5. Memperhatikan portofolio (karya) dari para kandidat tenaga pendidik yang
melamar ke setiap Program Studi. Penilaian berbasis portofolio ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkuat tenaga pendidik yang
berlatar belakang praktisi, akademisi, seleksi juga mempertimbangkan
kesesuaia
n antara bidang keahlian pelamar dengan keahlian yang

dibutuhkan Prodi, dan unit kerja yang terkait.

6. Bagi pelamar untuk menjadi tenaga pendidik yang berlatar belakang


professional dari kalangan birokrat/praktisi minimal berpendidikan S2 linier S1
dan S2 dan sesuai kebutuhan PRODI, berusia maksimal 45 tahun pada saat
mengajukan lamaran, telah memiliki pengalaman mengajar yang dibuktikan
dengan menyerahkan foto copy SK jabatan fungsional.

Kriteria pelamar Tenaga Kependidikan (Administrasi, Tenaga Perpustakaan,


Tenaga Laboratorium, dan Pranata Komputer) :

1. Minimal berpendidikan S1 untuk tenaga laboran, D1 untuk tenaga

kepustakaan dan administrasi, SMU sederajat untuk tenaga non

administrasi harus berpengalaman dan memiliki keahlian dibidang


yang sesuai kebutuhan.

2. Memiliki kompetensi sebagai tenaga administrasi, Tenaga perpustakaan,


tenaga laboratorium, atau pranata komputer.
3. Berpengalaman sebagai tenaga kependidikan dibidangnya minimal 2 (dua)
tahun.
4. Berusia maksimal 30 (tiga puluh) tahun pada saat melamar. Sehat
Keteranga
jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat n Sehat
dari dokter pemerintah, tidak pernah terlibat dalam masalah pidana
atau diberhentikan kerja secara tidak hormat. Memiliki jenjang
pendidikan dan keahlian yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
5. Memiliki ketrampilan di bidang komputer bagi tenaga administrasi dan
menguasai teknologi informatika dan komunikasi bagi pranata komputer.

6. Memiliki ketrampilan dalam mengelola perpustakaan bagi tenaga


kepustakaan, minimal berijazah D-1 perpustakaan.

7
7. Memiliki ketrampilan dalam mengelola Laboratorium sesuai spesifikasi
laboratorium.
8. Diutamakan mempunyai kemampuan berbahasa Inggris.

BAB III

MEKANISME REKRUTMEN

Rekrutmen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dilaksanakan melalui


tahap:

1. Pendaftaran

Pendaftaran dapat dilakukan melalui jalur seleksi.

2. Asesmen Dokumen

Asesmen akan dilakukan terhadap seluruh berkas yang diterima panitia, baik
dari jalur nominasi maupun seleksi.

3. Tes potensi akademik, tes bahasa Inggris serta wawancara

Tes ini diikuti oleh calon yang namanya tercantum dalam shortlist.

4. Penetapan dan pengumuman hasil seleksi.

Hasil tes tulis dan wawancara menjadi dasar penetapan calon yang
dinyatakan lulus seleksi sebagai pendidik dan tenaga kependidikan.

BAB IV

MEKANISME PENEMPATAN

Penempatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dilaksanakan


melalui beberapa tahapan :

1. Didasarkan atas tindak lanjut dari hasil rekrutmen

2. Didasarkan atas kebutuhan masing-masing bagian

3. Didasarkan atas keputusan ketua Poltekkes Kemenkes Riau Batam

4. Penempatan tenaga pendidik dan kependidikan dilakukan dengan


pemberian SK melalui ketua Poltekkes Kemenkes Riau Batam
BAB V

MEKANISME RETENSI

Retensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan didasarkan pada beberapa


tahapan sebagai berikut :

1. Mengacu pada kode etik dosen dan tenaga kependidikan yang ada pada STT

8
Ibnu Sina Batam

2. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dosen dan tenaga kependidikan

BAB VI

MEKANISME PENGEMBANGAN

Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan dilakukan berdasarkan :

1. Keputusan Ketua Poltekkes Kemenkes Riau Batam

2. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dan tenaga kependidikan

3. Berdasarkan kebutuhan masing – masing lini

BAB VII

MEKANISME PEMBERHENTIAN

Aturan dalam pemberhentian dosen diatur sebagai berikut :

1. Pejabat yang berwenang yang berhak memberhentkan pegawai adalah yayasan


dengan usulan ketua Poltekkes Kemenkes Riau Batam

2. Yang bersangkutan mencapai batas usia maksimal 60 tahun

3. Yang bersangkutan melakukan indisipliner dan telah melalui tahapan SP1, SP2,
SP3 dan pembinaan

4. Tidak memiliki syarat kesehatan

5. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan hasil keputusan pengadilan

6. Terlibat anggota atau pengurus partai politik

7. Menunjukkan sikap dan budi pekerti tidak baik terhadap yang dapat mengganggu
nama besar institusi

8. Mengundurkan diri

Anda mungkin juga menyukai