Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN KERJA PRAKTEK

di PT. PLN (Persero) SEKTOR PEMBANGKITAN OMBILIN

SISTEM EKSITASI GENERATOR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh


Ijazah Program Srata S1 Negara Pada
Institut Teknologi Padang

Oleh:

Rici Afrianto
BP: 2009310004

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2012

SISTEM EKSITASI GENERATOR


LAPORAN KERJA PRAKTEK

Rici Afrianto
2009310004

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2012

LAPORAN KERJA PRAKTEK

SISTEM EKSITASI GENERATOR


di PT. PLN (Persero) SEKTOR PEMBANGKITAN OMBILIN

Disusun oleh.
Rici Afrianto
2009310004

Disahkan Oleh : Disetujui Oleh :


Asman Har. Listrik dan Instrumen Supervisor Har.Listrik

Mustika Efendi Hotman Armen


NIP. 8006245 Z NIP. 7095103 R
Diketahui :
Manajer PT. PLN (Persero) Sektor Kit. Ombilin

Luthfy Triheru
NIP. 5882068 B

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


SISTEM EKSITASI GENERATOR
di PT. PLN (Persero) SEKTOR PEMBANGKITAN OMBILIN

Disusun Oleh.
Rici afrianto
2009310004

Disahkan Oleh : Disetujui Oleh :


Ketua Jurusan Teknik Elektro Pembimbing

Arfita Yuana Dewi., ST., MT.

Diketahui :
Dekan Fakultas Teknologi Industri

Dr. Ir. M. Yahya, Msc.

PERNYATAAN KEASLIAN ISI


LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rici Afrianto
BP : 2009310004
Program Studi : Teknik Elektro Strata Satu (S1)
Judul KP : SISTEM EKSITASI GENERATOR di PT. PLN (Persero) SEKTOR
PEMBANGKITAN OMBILIN

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Kerja Praktek yang telah penulis buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan duplikasi serta tidak mengutip sebagian atau
seluruhnya karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan sumbernya.

Sawahlunto,1 Oktober 2012

Rici Afrianto

KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa
dimana atas Rahmat dan Ridhonya akhirnya Penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek
di PLTU Ombilin.
Mengenai bahan dan sumber laporan ini Penulis sajikan berdasaran Kerja Praktek yang
telah Penulis laksanakan serta ditambah dengan berbagai teori yang Penulis ambil dari beberapa
buku pedoman serta Bapak Pembimbing yang telah membantu dari PLTU Ombilin.
Waktu menjalani Kerja Praktek maupun dalam tahap penulisan laporan ini Penulis telah
mendapat segala bantuan yang Penulis butuhkan baik berupa saran-saran maupun pemikiran dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada.
1. Kepada Allah S.W.T yang telah memberikan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan Kerja Praktek ini.
2. Ir. Hendri Nofrianto., MT. selaku Rektor Institut Teknologi Padang.
3. Dr. Ir. M. Yahya, Msc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang.
4. Ibu Arfita Yuana Dewi, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Padang.
5. Zuriman Anthony, MT selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan
nasehat dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
6. Bapak Luthfy Triheru selaku Manajer PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin.
7. Bapak Mustika Efendi selaku Asman Pemeliharan Listrik, Kontrol dan Instrument PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin.
8. Bapak Hotman Armen selaku Pebimbing Lapangan/Supervisor Pemeliharaan Listrik PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin.
9. Kepada Seluruh Staf dan Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas kerja sama dan
bantuannya.
10. Kedua orang tua, dan keluarga yang telah memberikan do’a dan dorongan semangat serta
bantuan baik materil dan moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
11. Teman-teman dari Jurusan Teknik Elektro dan Angkatan ’09 yang telah memberikan dorongan
dan motifasi serta bantuannya selama ini.
12. Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
13. Ravindra w.s & rahmadi hermanto yang turut melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT.
PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin terima kasih atas bantuan, support, motivasi, saran,
canda tawa, dan kebersamaannya.

Selanjutnya penulis mengucapakan Puji Syukur kehadirat_Nya sehingga menjadi amal


baik dan mendapatkan hidayah/pahala dari Allah SWT. Akhirnya sebagaimana yang telah kita
ketahui di dunia ini tidak ada satupun yang sempurna melainkan Allah SWT. Oleh karena itu
Penulis berkeyakinan bahwa laporan yang Penulis sajikan masih lebih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu Penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan laporan ini di masa-masa mendatang.
Atas perhatian serta partisipasi dari semua pihak, akhir kata Penulis mengucapkan terima
kasih.
Sawahlunto,1 Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN


HALAMAN PENGESAHAN FAKULTAS
KATA PENGANTAR ……....................................................................... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………….…. …….. 1
1.2. Tujuan……………………………………………………… 1
1.3. Batasan Masalah…………………………………………… 2
1.4. Metode Penulisan………………………………………...... 2
BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) OMBILIN
2.1. Sejarah Berdiri Perusahaan .................................................. 4
2.2. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) ...................................7
2.2.1. Visi dan Misi Perusahaan.........................................................
2.2.2. Struktur Organisasi ..................................................................
2.3 Peralatan Utama PLTU Sektor Ombilin................................
2.3.1 Boiler.......................................................................................
2.3.2. Precipitator, Stack...................................................................
2.3.3. Turbin......................................................................................
2.3.4. Generator................................................................................
2.3.5. Kondensator & Sistem Air Pendingin....................................
2.3.6. Substation, transformer, transmission lines............................
2.3.7 Sistem Kelistrikan PLTU Sektor ombilin..............................
2.4. Sistem Pengoperasian PLTU Sektor Ombilin........................
2.4.1. Pengolahan Air ......................................................................
2.4.2. Sistem Bahan Bakar ..............................................................
2.4.3. Sistem Sirkulasi Air dan Uap ...............................................
2.4.4. Sistem Udara dan Gas Buang ..............................................

BAB III SISTEM EKSITASI GENERATOR UNIT 1 PADA PLTU OMBILIN


3.1. Pengertian Generator ……………………........................... 21
3.2. Pengertian Sistem Generator ……………………………... 24
3.3. Pengertian Sistem Eksitasi .................................................
3.4. Bagian-bagian Sistem Eksitasi ……………………………. 26
3.4.1. Rotating Dioda ....................................................................
3.4.1. Trafo Eksitasi ......................................................................
3.4.2. Automatic Voltage Regulator (AVR)..................................
3.4.3. Batray.................................................................................
3.5. Prinsip Kerja Sistem Eksitasi ……………..…………........ .33
3.6. Keuntungan dan Kerugian Brushless Excitation Syistem.......36
3.6.1 Keuntungan ............................................................................ 36
3.6.2 Kerugian ..................................................................................37
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ……………………………..………….............37
4.2. Saran ..................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia,
dimana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber energi primer seperti, potensial air,
energi angin, minyak bumi, gas dan batubara.

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia
dewasa ini. Kebutuhan akan energi listrik cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan karena semakin banyaknya penduduk memerlukan dan menyadari arti pentingnya
listrik untuk menunjang kehidupan sehari-hari. PT. PLN (persero) Kit. Sumbagsel Sektor
Pembangkitan Ombilin merupakan salah satu pensuplai energi listrik di Sumatera. PT. PLN
(Persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin memakai sistem suplai listrik tenaga uap.
PT. PLN (Persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin memiliki dua unit pembangkit
dengan daya setiap unit 100MW. PLTU ini menyalurkan daya ke sistem interkoneksi Sumatera.

PLTU Ombilin mempunyai 2 buah unit generator, masing-masing unit memiliki kapasitas
100 MW. Pengaturan tegangan pada tiap-tiap generator dilakukan dengan mengatur besarnya arus
eksitasi (arus penguat). Pengaturan besarnya arus penguat generator dilakukan oleh pengaturan
tegangan otomatis. Bila arus eksitasi naik maka daya reaktif yang disalurkan generator ke sistem
akan naik sebaliknya bila turun maka daya reaktif yang disalurkan akan berkurang. Jika arus
eksitasi yang diberikan terlalu kecil, aliran daya reaktif akan berbalik dari sistem menuju ke
generator sehingga generator menyerap daya reaktif dari sistem. Keadaan ini sangat berbahaya
karena akan menyebabkan pemanasan berlebihan pada stator.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan laporan Kerja Praktek (KP) ini adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Institut Teknologi padang.

2. Sebagai perbandingan antara ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan dengan ilmu yang
didapat pada industri selama masa Kerja Praktek (KP).
3. meningkatkan pengetahuan dan wawasan dibidang teknologi khususnya mengenai pembangkitan
energi listrik.

4. Mengetahui struktur organisasi perusahaan tempat Kerja Praktek (KP).

5. Mempelajari sistem kelistrikan pada PLTU sektor Ombilin.

6. Mengetahui sistem eksitasi generator yang digunakan pada PLTU Ombilin.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penyusunan dan penulisan laporan


Kerja Praktek (KP) ini, maka penulis hanya dapat membahas masalah mengenai sistem eksitasi
generator pada PLTU sektor Ombilin.

1.4. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk pembuatan
laporan ini adalah sebagi berikut:

1. Observasi

Yaitu melakukan penelitian langsung kelapangan untuk memperoleh data-data yang berhubungan
dengan permasalahan.

2. Wawancara dan diskusi

Melakukan Tanya jawab dengan sumber-sumber yang memahami permasalahan.

3. Study Literatur

Mendapatkan data-data yang berhubungan dengan permasalahan melalui referensi.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan penulisan laporan kerja praktek ini disusun
menurut sistematika yang dibagi menjadi Empat BAB, yaitu:
BAB I Berisi Pendahuluan

Berisikan tentang Latar Belakang, Materi Kerja Praktek (KP), Maksud dan Tujuan, Batasan
Masalah, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Laporan.

BAB II Tinjauan Umum PT. PLN (Persero) Sektor Ombilin

Berisikan tentang Sejarah Berdirinya PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor


Pembangkitan Ombilin, Struktur Organisasi, Konversi Energi PLTU dan Sistem Kerja PLTU

BAB III Sistem Eksitasi Generator pada PLTU Ombilin

Berisikan tentang pengertian generator, Pengertian Sistem eksitasi, Bagian-bagian pendukung


sistem eksitasi generator pada PLTU Ombilin dan Prinsip kerja sistem eksitasi generator pada
PLTU Ombilin

BAB IV Penutup

Berisikan kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN UMUM PLTU OMBILIN

2.1 Sejarah Berdirinya PLTU Ombilin

Pembangunan PLTU Ombilin merupakan upaya pemerintah dalam rangka memenuhi


kebutuhan akan pasokan daya listrik yang terus meningkat. Pembangunan PLTU Ombilin juga
merupakan perwujudan program pemerintah yang tertuang dalam GBHN guna menunjang
diversifikasi dan konversi energi dengan memanfaatkan sumber daya batu bara.
Berdasarkan surat keputusan 080.K/ 023/ DIR/ 1995, PT PLN (persero) Sektor Ombilin
adalah salah satu unit organisasi yang berada didaerah Talawi- Sawah Lunto yang berjarak kurang
lebih 120 Km dari kota Padang kearah utara.

PT. PLN (persero) pembangkitan sumbagsel sistem interkoneksi kelistrikan sumbagsel –


sumbagteng merupakan sistem kelistrikan antara Sumatera Bagian Selatan – Lampung dengan
Sumatera Bagian Tengah – Sumatera Bagian Barat – Riau.Konstribusi kelistrikan yang disalurkan
sektor pembangkitan Ombilin ke sistem interkoneksi sebesar 29,64 % dari total keseluruhan
pembangkit yang ada di sistem interkoneksi Sumatera Bagian Barat dan Riau.

Kotamadya Sawalunto Propinsi Sumatera Barat merupakan daerah penghasil pemanfaatan


potensi batubara sebagai sumber energi listrik semakin penting mengingat keterbatasan sumber
energi primer.Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin – sijantang dengan
menggunakan bahan bakar batubara merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi batubara di
daerah Sawalunto dan sekitarnya.

PLTU Ombilin merupakan PLTU mulut tambang yang tersedia direncanakan beroperasi
tahun 1986 dengan batubara Ombilin dari PT AICdan PT BA UPO. Namun realisasinya PLTU
Ombilin baru memulai beroperasi sejak akhir tahun 1996.

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin dibentuk berdasarkan surat direksi PT.
PLN (Persero) No. 080. K/023/DIR/1995, tanggal 18 September 1995 tentang pembuatan dan
penetapan tingkat unit Sektor Pembangkitan Ombilin pada PT. PLN (Persero) Wilayah III Sektor
Pembangkitan Ombilin yang membawahi daerah kerja Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin
dengan kapasitas terpasang 2 x 100 MW .

Pada saat awal PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin berdiri berdasarkan surat
Direksi No. 112. K/023/DIR 1996, tanggal 18 November 1996 tentang Unit Pelaksana PT. PLN
(Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan pada tanggal 01 Januari 1997,
dibentuk unit Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian
Selatan Sektor Pembangkitan Ombilin.
PLTU Ombilin terdiri dari 2 unit yaitu unit 1 dan unit 2, masing-masing unit memiliki
kapasitas 100 MW. PLTU Ombilin baru beroperasi untuk pertama kalinya pada tanggal 26
Agustus 1996 untuk unit 1, sedangkan untuk unit 2 baru beroperasi pada tanggal 15 November
1996. Gardu induk Pada PLTU Ombilin menggunakan Gas insulated Switchgear ( GIS ) yang
beroperasi lebih awal yakni pada tanggal 1 april 1996.

Pembangunan PLTU Ombilin unit 1 dan unit 2 di daerah Sawahlunto telah melalui
tahapan-tahapan yang standar dan tentunya juga telah mempertimbangkan beberapa aspek yang
menunjang untuk diputuskannya pembangunan suatu prmbangkit yang sesuai dengan infrastruktur
yang ada. Adapun tahapan pembangunan PLTU Ombilin antara lain dimulai dengan tahap pasca
konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi, tahap pasca operasi.

Pada bulan Juli 1993 kunstruksi utama dimulai dan secara bertahap pembangunan PLTU
Ombilin unit 1 dan unit 2 mulai dikerjakan, 3 (tiga) tahun kemudian yaitu pada bulan Juli 1996,unit
1 beroperasi disusul pada tahun yang sama yaitu pada bulan November 1996 PLTU unit 2
kemudian beroperasi, sedangkan PLTU itu sendiri dimungkinkan dapat beroperasi selama ± 30
tahun.

Tenaga listrik yang dihasilkan PLTU Ombilin melalui generator dengan tegangan 11,5 kV
dinaikan menjadi 150 kV melalui trafo utama. Kemudian disalurkan melalui taringan tegangan
tinggi 150 kV yang terhubung ke sistem interkoneksi Sumbagsel, Sumbagteng yang dikendalikan
oleh Pusat Penyaluran dan Pengaturan Beban Sumatera (P3BS).

Tahapan-tahapan pembangunan PLTU, kantor dan sarana penunjang lainnya adalah


sebagai berikut :

No. Tanggal/Bulan/Tahun Proses


1. Juli 1993 Awal pembangunan
2. Februari 1996 Awal dimulai Comissioning
3. 26 Agustus 1996 Pengoperasian PLTU unit 1
4. 05 November 1996 Pengoperasian PLTU unit 2
5. 15 Desember 1997 Serah terima proyek selesai

6. 2001 PLTG bergabung berkapasitas 3 x


21,35 MW yang berlokasi di
Kecamatan Pauh limo Padang.

Sedangkan hasil total yang diperoleh pada tahun 2001 adalah :


1. Produksi energi listrik adalah 849.790 MW
2. Pemakaian batu bara adalah 371.895 ton
3. Pemakaian solar adalah 3.663.961 liter

Dengan demikian kapasitas terpasang PLTU Ombilin 2 x 100 MW yang akan melayani
sistem kelistrikan Sumbar Riau melalui sistem interkoneksi (sistem ring) 150 KV.

2.2 Struktur Organisasi PLN


2.2.1 Visi dan Misi Perusahaan

PT. PLN (Persero) memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi :
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi :
a) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota, perusahan dan pemegang saham.
b) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan Ekonomi.
d) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Motto :
“ LISTRIK UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK “
“ ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE “

2.2.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi di PT PLN (Persero) Sektor Ombilin merupakan suatu susunan yang
didalamnya terdapat bagian-bagian yang saling menunjang untuk tercapainya tujuan perusahaan.
Dimana PT PLN (Persero) Sektor Ombilin dipimpin oleh seorang manager yang dibantu 5 orang
Assistant Manager, yaitu :

1. Assistant Manager Engineering


2. Assistant Manager Operasi
3. Assistant Manager Pemeliharaan
4. Assistant Manager Coal & Ash Handling
5. Assistant Manager SDM dan ADM
Dalam melaksanakan tugasnya setiap Assistant Manager dibantu oleh beberapa Supervisor
:
a. Assistant Manager Engineering
Mempunyai tugas melakukan perencanaan dan evaluasi pengoperasian pemeliharaan
pembangkitan tenaga listrik. Dalam menjalankan tugasnya, Assistant Manager Engineering
dibantu oleh staf fungsional.

b. Assistant Manager Operasi


Mempunyai tugas / bertugas dalam pelaksanaan pengoperasian unit pembangkit tenaga
listrik dengan rencana & prosedur yang ditetapkan dalam menjalankan tugasnya, Assistant
Manager Operasi dibantu oleh 5 orang Supervisor, yaitu :
1. Supervisor Operasi Shift A
2. Supervisor Operasi Shift B
3. Supervisor Operasi Shift C
4. Supervisor Operasi Shift D
5. Supervisor Analisis Kimia

c. Assistant Manager Pemeliharaan


Dalam menjalankan tugasnya Assistant Pemeliharaan dibantu oleh :
1. Supervisor Pemeliharaan Listrik dan proteksi
2. Supervisor Pemeliharaan Kontrol dan Instrument
3. Supervisor Pemeliharaan Boiler
4. Supervisor Pemeliharaan Turbin

d. Assistant Manager Coal dan Ash Handling


Dalam menjalankan tugasnya Assistant Manager Coal dan Ash Handling dibantu oleh 4
orang Supervisor yaitu:
1. Supervisor Operasi Coal & Ash
2. Supervisor Pemeliharaan Coal Handling
3. Supervisor Pemeliharaan Ash Handling
4. Supervisor Bahan bakar & Energi primer

e. Assistant Manager SDM & ADM


Mempunyai tugas SDM& ADM. Dalam menjalankan tugasnya Assistant Manager SDM
& ADM dibantu oleh 5 orang Supervisor, yaitu :
1. Supervisor SDM & Umum
2. Supervisor Anggaran & Keuangan
3. Supervisor Akuntansi
4. Supervisor Logistik

f. Manager Unit PLTG Pauh Limo


Manager Unit PLTG Pauh Limo dibantu oleh 3 orang Supervisor, yaitu :
1. Supervisor Operasi
2. Supervisor Pemeliharaan
3. Supervisor Administrasi& Keuangan

2.3 Peralatan Utama PLTU Sektor Ombilin


Peralatan utama PLTU Ombilin secara umum dibagi beberapa bagian, yaitu :

2.3.1 Boiler
Boiler adalah station untuk melakukan proses pemanasan yang akan merubah air menjadi
uap. Boiler memiliki beberapa peralatan bantu, yaitu :

1. Economizer
Economizer berfungsi untuk meningkatkan temperatur air ( pemanasan awal) sebelum
masuk ke boiler untuk selanjutnya di alirkan ke steam drum, komponen ini berada dalam boiler
yang terdiri dari rangkaian pipa-pipa (tubes) yang menerima air dari inlet.
Sumber panas yang diperlukan oleh alat tersebut berasal dari gas buang dalam boiler. Air
mengalir dalam pipa–pipa, sementara di luar mengalir gas panas yang berasal dari hasil p
embakaran boiler. Selanjutnya steam panas tersebut dimanfaatkan untuk memanaskan air
sehingga temperaturnya meningkat.

Penggunaan Economizer untuk pemanasan awal sangatlah penting, karena:


a. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi boiler secara keseluruhan, karena panas yang ada pada
steam bisa dimanfaatkan untuk melakukan usaha.
b. Dengan memanaskan air sebelum air diubah menjadi steam di Boiler, berarti mempermudah kerja
Boiler, hanya sedikit saja panas yang perlu ditambahkan.
c. Pemanasan air hanya akan mengurangi Thermal Shock pada Boiler.

2. Boiler Drum
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk memisahkan uap dari
air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler. Secara umum, ada empat jenis pipa
sambungan dasar yang berhubungan dengan Steam Drum, yaitu:

a. Feed Water Pipe


Berfungsi mengalirkan air dari Economizer ke Distribution Pipe yang panjangnya sama
persis dengan Steam Drum. Distribute Pipe berfungsi mengalirkan air dari Economizer secara
merata keseluruh bagian Steam Drum.

b. Downcomer atau Pipa turun


Ditempatkan disepanjang bagian dasar Steam Drum dengan jarak yang sama antara yang
satu dengan yang lainnya. Pipa-pipa ini mengalirkan air dari Steam Drum menuju Boiler
Circulating Pump. Boiler Water Circulating Pump (BWCP) digunakan untuk memompa air dari
Downcomer dan mensirkulasikannya menuju Waterwall yang kemudian air tersebut dipanaskan
oleh pembakaran di Boiler dan dikirim kembali ke Steam Drum.

c. Waterwall Pipe
Terletak dikedua sisi Steam Drum dan merupakan pipa-pipa kecil yang berderet vertikal
dalam Boiler, setiap pipa disambung satu sama lain agar membentuk selubung yang kontinu dalam
Boiler. Konstruksi seperti ini disebut konstruksi membran. Waterwall bertugas menerima dan
mengalirkan air dari Boiler Circulating Pump kemudian dipanaskan dalam Boiler dan dialirkan ke
Steam Drum.

d. Steam Outlet Pipe


Merupakan sambungan terakhir, diletakkan dibagian atas Steam Drum untuk
memungkinkan Saturated Steam keluar dari Steam Drum menuju Superheater.

Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk pemanasan
lebih lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap berada dalam Steam drum dan dialirkan ke
Down Comer, dari sini proses akan dimulai lagi. Selain pipa tersebut, juga terdapat Blowdown
Pipa yang letaknya dibagian bawah Steam Drum, tepat dibawah permukaan air. Saat air berubah
menjadi uap, kotoran-kotoran air akan tetap tinggal di air dalam Steam Drum. Jika konsentrasi
kotoran tersebut menjadi tinggi, kemurnian steam yang keluar dari Steam Drum akan terpengaruh
dan akan terbawa ke Super Heater ataupun ke Turbin. Pipa Blowdown akan menghilangkan
sebagian kotoran air Boiler dari permukaan Steam Drum, dan mengalirkannya sehingga dapat
mengurangi konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan pada akhirnya dapat menjaga Super Heater
dan Turbin tetap bersih.

3. Down Comer
Down Comer berupa pipa berukuran besar, yang menghubungkan bagian bawah boiler
drum dengan Lower Header.

Down comer berfungsi untuk mengalirkan air turun dari boiler drum menuju lower header.
Dari lower header air akan masuk ke tube wall (riser) untuk diubah menjadi uap dan kembali ke
boiler drum.

4. Tube Wall
Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di dalam furnace sebagian diberikan
kepada air yang ada di dalam tube wall sehingga air berubah menjadi uap. Selain berfungsi untuk
merubah air menjadi uap tube wall juga mencegah penyebaran panas dalam furnace ke udara luar.

5. Heater
a. Superheater
Superheater merupakan kumpulan pipa Boiler yang terletak dijalan aliran gas panas hasil
pembakaran. Panas dari gas ini dipindahkan ke Saturated Steam yang ada dalam pipa Superheater,
sehingga berubah menjadi Super Heated Steam.

Superheater ini ada dua bagian, yaitu Primary Superheater dan Secondary Superheater.
Primary Superheater merupakan pemanas pertama yang dilewati oleh Saturate Steam setelah
keluar dari Steam drum, setelah itu baru melewati Secondary Superheater dan menjadi Super
Heated Steam. SH Steam akan dialirkan untuk memutar High Presure Turbin, dan kemudian
tekanan dan temperaturnya akan turun.

a) Low Temperature Super Heater (LTSH)


b) High Temperatur super Heater (HTSH)

b. Re-Heater
Setelah tekanan dan temperatur SH Steam turun maka SH Steam tersebut akan
dikembalikan ke Boiler untuk pemanasan ulang. Pemanasan ulang ini berlangsung di bagian Boiler
yang disebut Re-Heater yang merupakan kumpulan pipa Boiler yang diberi panas dari gas
pembakaran seperti Superheater. Jadi Re-Heater berfungsi untuk menaikkan temperatur SH Steam
tanpa mempengaruhi tekanannya. Di bagian Re Heater, SH Steam akan dikembalikan untuk
memutar Intermediate Presure Turbine(IP) dan Low Presure Turbine (LP).
c. Air Pre-Heater
Air Pre-Heater adalah instrument yang sistem kerjanya berputar dengan putaran rendah
dan berfungsi untuk memanasi udara pembakaran sebelum dikirim ke Furnace. Pemanas Udara
pembakaran tersebut diambil dari gas buang hasil pembakaran dari Furnace yang dialirkan melalui
Air Pre-Heater sebelum dibuang ke Chimney.

6. Desuperheater
Desuper Heater terletak diantara Low temperatur super heater dan high temperature super
heater yang berfungsi untuk mengendalikan temperature uap dengan cara memancarkan air dari
pemanas tekanan tinggi ke dalam uap.
Untuk pengoperasian boiler ini ada beberapa sistem pendukung utama yang terdiri dari :
a) Sistem bahan bakar
b) Sirkulasi air dalam boiler
c) Sistem udara bahan bakar
d) Sistem gas buang

Gambar 2.1. Sistem Pengubahan air menjadi uap dalam Boiler


(Sumber : PT. PLN Persero )

Data teknik Boiler :


: GEC ALSTHOM Stein Industrie France
: single drum
s uap : 420 ton/ hr
uap : 110 bar abs
: 513oC
ker utama : batu bara

2.3.2 Precipitator, stack


Batubara yang dibakar akan menghasilkan Burning carbon dioxide (CO2), sulphur dioxide
(SO2) dan nitrogen oxides (NOx). Gas – gas ini dikeluarkan dari Boiler. Bottom ash atau abu yang
lebih tebal / berat yang terbuat dari serpihan coarse dijatuhkan ke bawah Boiler dan masuk ke silo
untuk dibuang. Fly ash atau abu yang sangat ringan terbawa oleh gas panas di dalam Boiler. Fly
Ash ini dtangkap oleh electrostatic precipitator ( ESP ) sebelum gas buang terbang ke udara
melalui cerobong asap ( Stack / Chimney ). ESP berfungsi sebagai filter udara yang menyaring
atau menangkap 99.4% fly ash.

2.3.3 Turbin
Turbin adalah alat yang berfungsi untuk merubah energi kinetik menjadi energi mekanik.
Pada PLTU Ombilin yang digunakan adalah turbin uap (steam turbin), memiliki sudu-sudu 20
tingkat. Sudu-sudu pada turbin ini terdiri dari sudu tetap dan sudu gerak. Turbin uap ini juga
dilengkapi dengan 2 (dua) Main Stop Valve dan 4 (empat) Governor Valve.

Spesifikasi Steam Turbin di PLTU Ombilin adalah sebagai berikut :


: Condensing turbin, silinder tunggal, poros tunggal, non reheat dan mempunyai kemampuan
operasi dengan 5 jenis pemanasan pendahuluan (Regenerative Feed Heating System).
Type/tingkat : impuls/ 20 tingkat
: 100 MW
imum : 110 MW dalam kondisi throttle valve terbuka lebar (VWO ) dan 5% over pressure.
disi guarantee output :
uap : 100 bar
: 510oC
: 3400 KJ/ Kg
ap : 373,4 T/ hr
condenser : 0,091 bar
n putar poros : 3000 rpm
: GEC ALSTHOM Rateu La Courneuve
: TC 114 MV 140
uap keluar : 96 mbar

2.3.4 Generator
Generator merupakan peralatan yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi
elektrik. Pada PLTU Ombilin ini generator yang digunakan adalah generator sinkron yang
mempunyai 2 buah kutub.

2.3.5 Kondensator (Condensers) & Sistem Air Pendingin (cooling water system)
Air pendingin dialirkan ke dalam pembangkit dan disirkulasikan melalui pipa – pipa di
dalam kondensor, yang digunakan untuk mendinginkan uap yang berasal dari turbin. Air pendingin
yang bisa diambil dari air laut akan mendinginkan uap panas sehingga berubah menjadi air murni
kembali dan disirkulasikan kembali ke Boiler untuk dipanaskan menjadi uap dan memutar turbin.
Air pendingin yang diambil dari laut sekarang menjadi hangat karena adanya pertukaran panas di
dalam kondensor, dibuang kembali ke sungai.

2.3.6 Substation, transformer, transmission lines


Listrik yang dihasilkan oleh generator biasanya mempunyai tegangan 6,000 Volt atau
11,000 Volt akan dinaikan tegangannya menjadi 150,000 Volt ( 150kV ) atau 500,000 Volt (
500kV ) melalui transformer sesuai system kelistrikan di Indonesia dan dialirkan ke Gardu Induk
( substation ) untuk didistribusikan. Kenaikan tegangan tersebut diperlukan untuk keperluan
pendistribusian hingga ratusan kilometer ke wilayah lain melalui jaringan transmisi.
Untuk penggunaan sehari – hari ataupun industri, tegangan tinggi tersebut akan diturunkan
kembali melalui transformer menjadi 380 Volt ( phasa ke phasa ) atau lebih dikenal 220 Volt (
phasa ke netral ).

2.3.7 Sistem Kelistrikan di PT. PLN (Persero) Kit. Sumbagsel Sektor


Pembangkitan Ombilin
PT. PLN (Persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin mempunyai dua unit
pembangkit dengan kapasitas terpasang 2 x 100 Mw. Sistem kelistrikan di PT. PLN (Persero) Kit.
Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin menurut tegangan yang digunakan, yaitu :
1. Sistem 150 KV
2. Sistem 6 KV
3. Sistem 380 V
4. Sistem 220 V
5. Sistem Uninteruptable power suply (UPS) 220 V
6. Sistem 48 V DC

Gambar 2.2 Sistem kelistrikan PLTU Ombilin


(Sumber : PT. PLN Persero )
Konstruksi Generator adalah seporos dengan turbin sehingga dengan berputarnya Turbin
maka Generator ikut berputar. Generator dilengkapi dengan penguatan dari exciter maka generator
menghasilkan energy listrik 3 phasa dengan tegangan 11,5 kV. Selanjutnya disalurkan melalui
Generator Transformer sehingga tegangannya dinaikan menjadi 150 kV menuju Gas Insulated
Switchgear(GIS) yang merupakan switch yard 1,5 CB. Sistem penyaluran melalui saluran udara
tegangan tinggi 150 kV menuju GI Salak dan GI Indarung.

2.4 Sistem Pengoperasian PLTU Sektor Ombilin


PLTU berbeda dengan PLTA yang hanya memiliki system lebih sederhana berupa
pengolahan air saja, PLTU memiliki semua teknologi yang dibutuhkan mulai dari pengolahan air,
pengolahan bahan baker batu bara serta diesel (High Speed Diesel), teknologi pengolahan
pembuangan limbah (asap dan debu hasil pembakaran batu bara), teknologi transportasi batu bara,
teknologi pendinginan dengan menara pendingin dan masih banyak lagi teknologi-teknologi
sederhana yang membentuk PLTU Ombilin ini menjadi system terbesar pembangkit tenaga.
Sistem-sistem itu secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
1. Sistem Pengolahan Air
2. Sistem Bahan Bakar (batu bara dan HSD)
3. Sistem Air dan Uap
4. Sistem Udara dan Gas Buang
Skema umum alur konversi energi dari pengoperasian PLTU Ombilin ini adalah:
Gambar 2.3 . Skema Konversi Energi PLTU Ombilin

2.4.1 Sistem Pengolahan Air


Air merupakan salah satu komponen yang penting untuk memenuhi kebutuhan PLTU Ombilin
dalam pembangkitan energi listrik dengan tenaga uap. Air yang digunakan diambil dari sungai Ombilin
setelah memelalui beberapa tahap pengolahan.

Sistem pengolahan air dibedakan atas dua bagian yaitu :


1. Sistem eksternal
2. Sistem internal

A. Sistem eksternal
Sistem eksternal dilakukan di Pretreament Plant dan Water Treatment Plant. Pengolahan air bertujuan
untuk mengolah bahan mentah air (air sungai) menjadi air murni yang siap untuk diubah menjadi uap
sehingga dapat membangkitkan energi listrik.

Sirkulasi air di preatreatment dapat digambarkan sebagai berikut


Gambar 2.4. Sirkulasi air di pretreatment
( Sumber : PT. PLN Persero )
Gambar 2.5 Sistem WTP
(Sumber : PT. PLN (Persero)

1. Air Sungai Ombilin


Air sungai dipompakan dengan menggunakan River Water Pump (RWP). Di PLTU Ombilin ada tiga buah
RWP yang pengoperasiannya ditentukan dengan kebutuhannya. Jika kebutuhan air 580 ton maka pompa
yang digunakan dua buah RWP. Sedangkan satunya lagi dalam keadaan stand by. Sistem
pengaturannya diatur secara otomatis.

Sebelum air menuju clarifier terlebih dahulu masuk kedalam mixer. Mixer merupakan
tempat pengadukan zat-zat kimia seperti :

 Alum/Tawas, yaitu untuk membuat flok dan koagulan dan untuk mempermudah pengendapan
kotoran.
 Polyelektrolit, yaitu untuk mempercepat proses pengendapan, yaitu dengan mengikat partikel-
partikel zat terlarut yang terdapat dalam air sehingga dijadikan butiran-butiran yang melayang-
layang di dalam air menjadi berat dan mengendap di dalam air.
 Sodium Hypocloride, yaitu untuk menghambat pertumbuhan lumut dan membunuh
mikroorganisme.
 Kapur, yaitu untuk menaikkan pH air.
Setelah melalui mixer kemudian diteruskan ke clarifier yang terlebih dahulu air tersebut disaring ke Bar
Screen yang gunanya untuk menyaring benda-benda yang berukuran besar,kemudian air dipompakan ke
Bak Clarifier.
a. Bak Clarifier
Clarifier ini merupakan bak pengendapan dimana pada bak ini dilengkpai dengan pulsator. Pulsator
berfungsi untuk menyalurkan atau mendistrikbusikan air bersih yang akan menuju Storage Basin.
b. Storage Basin (Bak Penampungan)
Storage Basin berfungsi sebagai bak penampungan air dari clafifier yang kemudian dipompakan untuk :

2. Water Service (Pelayanan Air)


Water service merupakan air umpan Sand Filter (Saringan Pasir) dan untuk Service water yaitu air yang
digunakan untuk air minum dan sanitasi (kesehatan) di PLTU Ombilin yang diinjeksikan dengan Sodium
Hypoclorid.

Pengolahan air yang dilakukan di Water Treatment Plan (WTP) adalah sebagai berikut :
a. Sand Filter (penyaringan pasir)
Umpan Sand filter ini merupkan tempat penyaringan awal yang kemudian air tersebut di pompakn
melalui Sand filter yang beriksi pasir berutujuan untuk menyaring kotoran-kotoran yang masih
terbawa dari Storage Basin.
b. Clear Well (Penampungan air bersih)
Berfungsi untuk menampung air bersih yang dipompakan dari Sand Filter.
c. Aktivated Carbon Filter (Saringan Karbon Aktif)
erfungsi untuk menghilangkan warna, bau, rasa dan sebagai pengikat zat-zat organik.
d. Cation Exchanger (Penukar Kation)
Berfungsi untuk melepas H+ dan mengikat zat-zat yang terlarut pada air tersebut. Setelah
beroperasi lebih kurang 18 jam Cation Exchanger akan menjadi jenuh diregenerasi (diinjeksikan)
dengan Hcl selama kurang lebih 30 menit.
e. Anion Exchanger (Penukaran Ion)
Berfungsi untuk melepaskan OH, seperti halnya pada Cation Excharger setelah beroperasi lebih
kurang 18 jam maka anion exchanger akan jenuh sehingga perlu diinjeksikan NaOH selama lebih
kurang 30 menit.
f. Mixed Bed (Bak Pencampur)
Merupakan alat pencampur yang akan menangkap zat-zat yang lolos dari cation exchanger
sehingga air yang keluar dari mixed bed adalah air yang bebaas mineral.
g. Demineralizer Tank (bak penampungan air mineral)
Merupakan penampungan air bebas mineral dan dipompkan dengan make up pump untuk sistem
internal unit

3. Make up cooling Tower (menara penampungan air dingin)


Make up cooling tower berguna untuk air penampungan pada cooling tower. Air cooling
tower ini digunakan untuk mendinginkan uap bekas pada condenser. Air untuk cooling tower ini
dipompkan dari storage basin dengan menggunkan cooling tower make up pump dan diinjeksikan
dengan beberapa zat yaitu :
a. sodium hypoclorid
Berfungsi untuk membunuh mikro organisme yang terdapat dalam air
b. cooper corrotion inhibitor
Berfungsi untuk menghambat terjadinya korosi tembaga (Cu) pada pipa condensator
c. Asam Clorid
Berfungsi untuk meningkatkan derajat keasaman air dari cooling tower air dipompakan ke
circulating water intake pit, kemudian dipompakan lagi oleh circulating water pump ke Condensor
yang berfungsi untuk mendinginkan uap bekas. Dari Condensor air masuk ke bak cooling tower
lagi dengan demikian sirkulasi air pendingan merupakan sirkulasi tertutup. Kemudian air pada
cooling tower diambil pada storage basin dengan cooling tower masuk make up pump.

4. Diesel Fire Fighting (Pemadam


kebakaran)
Merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk memadamkan kebakaran apabila
terjadi kebakaran.

B. Sistem Internal
Sistem internal dimulai dari Hot well, air demineralizer tank dipompakan dengan make up
ke Hot well, begitu air condensat yang berasal dari condensor ke Hot well. Air dari Hot well
dipompakan ke Low Presure Heather yang terdiri dari 2 buah yaitu :
a. LPH1 dengan temperature sekitar 49°C - 72°C dan pressure antara
0,5 bar – 0,9 bar
b. LPH 2 dengan temperature sekitsr 56°C - 110°C dan pressure antara
0,9 bar – 1,5 bar

Adapun Hydrazine, digunakan utnuk mengikat oksigen yang terlarut dalam air, sedangkan
Amoniak, digunakan utnuk menstabilkan derajat keasaman ( PH ) air supaya netral (PH 6,2-7,8).

Di LPH temperatur akan naik karena uap ekstrasi dari turbin.tersebut Air dari LPH masuk
ke dearator untuk membuang gas-gas yang terlarut dalam temperatur air dimana pemanasan terjadi
dengan menggunakan uap ekstrasi dari turbin yang bercampur langsung dengan air. Selanjutnya
air masuk ke feed water tank dengan menggunakan boiler feed pump air dialiri ke high presure
Heater (HPH) dengan tekanan antara 7 bar – 14 bar. Di HPH temperatur air akan bertambah karena
adanya pemanasan uap ekstrasi dari turbine sebesar 200°C - 304°C.

Air dari HPH masuk ke economizer, pada economizer terjadi pemanasan oleh aliran gas
buang dari sisa pembakaran. Dari economizer air masuk ke drum boiler. Uap yang dihasilkan di
boiler drum masuk ke Superheater dan temperaturnya telah mencapai kurang lebih 5050C
kemudian masuk ke Desuperheaternya yang menghasilkan uap air dengan menginjeksikan
hidrazine. Pada dearator ini juga terjadi kenaikan kering dengan temperatur 5100C, uap kering
inilah yang siap menutar turbin akan masuk ke condenser yang kemudian didinginkan atau di
embunkan dengan menggunkan air pendingan dari cooling tower, air dari hasil pengembunan akan
ditampung di Hot Wall.

Adapun Hydrazine, digunakan untuk mengikat oksigen yang terlarut dalam air, sedangkan
amoniak digunakan untuk menstabilkan derajat keasaman (PH) air supaya netral (PH 6,2 - 7,2).

2.4.2 Sistem Bahan Bakar


Bahan bakar yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. High Speed Diesel (HSD)
Bahan bakar solar digunakan untuk pembakaran awal yaitu disaat unit batu bara
dioperasikan hingga beban sekitar 35 MW dan pada saat terjadi trip. Bahan bakar solar yang
diterima dari Pertamina Padang terlebih dahulu ditampung pada tangki HSD yang telah disiapkan
. Di PLTU Ombilin terdapat 2 buah tangki HSD yaitu :
a. Satu tangki untuk Storage Tank dengan kapasitas 620 kl
b. Satu tangki untuk Daily Tank dengan kapasitas 220 kl.
Selanjutnya minyak diesel HSD tersebut dikabutkan di burner dan dinyalakan dengan busi listrik
(ignitor).

2. Batu Bara
Peralatan utama pada system bahan bakar batu bara adalah :

a. Coal bunker
b. Coal Feeder
c. Coal Mill
d. Sealing Air Fan
e. Primary Air Fan

Peralatan coal bunker digunakan sebagai tempat penampungan batu bara sebelum batu
bara tersebut digiling di dalam coal mill. Sebelum ditampung pada coal bunker , batu bara tersebut
telah melalui Reclaim Hooper, Crush House, Transfer Tower dengan menggunakan belt conveyor
yang dilengkapi dengan Magnetik Separator dan Metal Detector.

Pada crusher house ini batu bara akan dipecah sehingga ukurannya sekitar 40 mm. Setiap
unit boiler mempunyai empat buah coal bunker dan setiap coal bunker bertugas menyuplai satu
buah coal mill. Kapasitas masing-masing coal bunker dalah 160 ton. Dari coal bunker batu bara
ditransfer ke coal mill dengan menggunakan bantuan coal feeder. Coal feeder berfungsi untuk
menyuplai batu bara ke dalam mill sesuai dengan kebutuhannya. Volume batu bara yang disuplai
ke dalam mill pada akhirnya akan menentukan banyaknya uap yang akan diproduksi oleh boiler.
Coal mill adalah alat untuk menggiling batu bara menjadi serbuk yang sangat halus. Batu
bara yang halus ini dapat membantu proses pembakaran menjadi sempurna dan cepat. Untuk satu
unit terdapat empat coal mill dan satu coal mill mempunyai empat keluaran.masing-masing
keluaran menuju setiap sudut (corner) pada boiler. Serbuk batu bara yang dihembuskan ke ruang
bkar boiler dibantu dengan bantuan udara dari Primary Air Fan (PAF). Primary air fan ini juga
membantu proses pembakaran pada boiler, karena sebelumnya sudah ada nyala api (burner) maka
serbuk batu bara tersebut terbakar. Setelah aapi batu bara sudah normal selanjutnya burner solar
dimatikan.

Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa untuk penyalaan awal di ruang bakar boiler bahan
bakar adalah HSD. HSD dipakai sampai daya yang dibangkitkan generator untuk setiap unit
sampai maksimal + 35 MW. Kemudian dari 35 MW 60 MW bahan bakar boiler adalah batu bara
yang diambil dari dua buah silo (coal bunker ). Dari 60 MW sampai beban maksimum (100 MW)
batu bara di tambah satu silo lagi. Sedangkan dari 25 MW sampai 35 MW adalah masa transisi
dari bahan bakar HSD ke bahan bakar batu bara.

2.4.3 Sistem Sirkulasi Air dan Uap


Air dipompakan ke dalam boiler dengan menggunakan pompa air pengisi (Boiler Feed
Pump/BFP), melalui katup pengatur. Sebelum masuk ke dalam boiler drum air dipanaskan terlebih
dahulu di low pressure heater juga dipanasi di high pressure heater dengan menggunakaan uap
ekstrasi dari turbin dan kemudian dipanaskan di economizer dengan menggunakan panas sisa
pembakaran pada boiler, sehingga temperatur air mendekati titik didihnya.
Gambar 2.6 Siklus air dan uap
(Sumber : PT. PLN (Persero)

Dari ecomonizer air disalurkan ke boiler drum. Dari boiler drum bersirkulasi melalui down
comer berupa pipa berukuran besar yang menghubungkan bagian bawah boiler drum dengan lower
header. Dari lower header air akan masuk ke tube wall(riser) berupa didnding segi empat (berupa
pipa-pipa) yang mengitari ruang bakar. Panas yang dihasilkan dri proses pembakaran di dalam
ruang bakar sebagian diberikan pada air yang berada dalam tube wall sehingga air berubah menjadi
uap basah. Uap hasil penguapan dari tube wall terkumpul dalam boiler drum. Uap akan mengalir
ke dalam puncak boiler drum melewati steam separator (pemisah uap) dan screen dryer
(pengering uap), lalu keluar dari drum dalam keadaan kering menuju superheater yang terdiri dari
low temperatue superheater dan high temperature superheater yang berfungsi sebagai pemanasan
lanjut.uap panas dari superheater disalurkan melelui desuperheater yang bertujuan untuk
mengatur temperatur uap menuju turbin.butir-butir air yang terpisah dari uap boiler drum akan
jatuh bersirkulasi kembali bersama air masuk.

Sebagian uap bekas dari turbin ditampung di condensor. Pada condensor tejadi
pengembunan dengan bantuan air pendingin dari cooling tower. Air hasil pengembunan akan
ditampung pada hot well. Air tersebut akan dipompakan menuju low pressure heater (LPH)
dengan bantuan condensate pump. Air dari LPH akan disalurkan pada deaerator dan terjadi pula
pemanasan di dalam deaerator dengan menggunakan uap ekstrasi dari turbin, dimana pada
deaerator tersebut air condensate bercampur dengan langsung dengan uap pemanasan dari turbin.
Fungsi dari deaerator ini adalah untuk mengurangi kandungan gas dalam air pengisi (water
condensate). Air dari deaerator tersebut ditampung pada feed water tank dan dipompakan dengan
menggunakan boiler feed pump menuju high pressure heater.

2.4.4 Sistem Udara dan Gas Buang

1. Sistem Udara
Proses pembakaran pada furnace udara diambil dari luar dengan menggunakan force draft
fan yang merupakan kipas udara yang menghisap uadar luar dengan menghembuskan ke ruang
bakar melalui tubular air heater.

Pada tubular air heater udara dipanaskan sehingga temperatur udara pembakaran + 300oC
guna menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna. Sebagian daari udara panas setelah melalui
tubular air heater, dihisap dan dinaikkan tekanannya oleh primary air fan sebagi udara primer.
udara ini digunakan untuk mengeringkan batu bara di dalam coal mill serta menghembuskan sebuk
batu bara ke dalam ruang bakar melalui coal burner.

2. Sistem Gas Buang


Percampuran udara dan bahan bakar bereaksi dalam proses pembakaran yang
menghasilkan panas dan gas buang, abu (bottom ash) dan debu (fly ash). Gas buang ini mengalir
dari ruang bakaar di dalaam saluran gas buang (flue gas duct) menuju cerobong (stack). Panas dari
gas buang ini sebelum menuju cerobong dimanfaatkan untuk memanaskan superheater dan
economizer dan kemudian gas buang dialirkan ke tubular air heater dan dimanfaatkan untuk
memanaskan udara. Dari tubular air heater gas buang tersebut masuk ke electrostatic precipitator.
Pada electrostatic precipator ini terjadi penangkapan debu-debu yang keluar bersama gas buang.

Debu-debu yang menempel pada electrostatic precipitator ditampung di dalam ash hooper
yang kemudian di tampung pada ash silo untuk dibuang ke tampat pembuangan. Sedangkan gas
bersih keluar dari electrostatic precipitator dibuang ke cerobong melalui induce draft fan (IDF)
yang merupakan kipas hisap yang menghisap gas buang dari dalam ruang bakar dan melalui
cerobong.

BAB III

SISTEM EKSITASI GENERATOR

3.1. Pengertian Generator

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik,
biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik.
Generator arus bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator, generator AC (alternating current), atau
generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah
putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan
kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator.
Kumparan medan generator sinkron terletak pada rotornya sedangkan kumparan jangkarnya terletak pada
stator.

Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu : stator, yakni bagian
diam yang mengeluarkan tegangan bolak- balik dan rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan
medan magnit yang menginduksikan ke stator.

Kumparan medan adalah kumparan yang diberi supply arus DC sehingga membangkitkan medan
magnit. Medan magnit itu menimbulkan flux magnit, sedangkan kumparan yang lain membangkitkan gaya
gerak listrik. Generator kutub dalam ialah apabila kumparan medan terletak pada rotor dan kumparan
jangkar terletak pada statornya. Generator kutub luar ialah apabila kumparan medan terletak pada
statornya dan kumparan jangkar terletak pada rotornya atau kumparan jangkar berputar.

Pada generator AC sinkron, stator ditempatkan pada rumah (kerangka) yang diberikan isolasi.
Stator terbuat dari laminasi inti-besi yang diberikan slot sebagai tempat untuk kumparan. Tujuan
menggunakan laminasi inti-besi adalah untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy (eddy current).

Ada dua jenis yang berbeda dari struktur medan generator sinkron, yaitu tipe kutub-sepatu (salient)
dan silinder.

 Rotor tipe kutub-sepatu


Generator kecepatan rendah yang digerakkan oleh mesin diesel atau turbin air mempunyai rotor
dengan kutub medan yang menonjol atau kutub medan sepatu seperti rotor yang ditunjukkan dalam
gambar

Gambar.3.1. Rotor kutub sepatu untuk generator sinkron


Gambar.3.2. Konstruksi Rotor Kutub Sepatu

 Rotor tipe silinder

Generator kecepatan tinggi atau tipe turbo


mempunyai rotor silinder seperti yang ditunjukkan dalam gambar dirancang untuk bekerja pada 3000 rpm.
Konstruksi silinder penting dalam mesin kecepatan tinggi karena tipe kutub sepatu sukar dibuat untuk
menahan tekanan pada kecepatan tinggi. Generator sinkron dengan konstruksi rotor silinder digerakkan
oleh turbin uap atau gas. Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan
mendesain bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor disusun secara khusus
untuk mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal. Untuk tipe generator dengan kutub internal
(internal pole generator), suplai DC yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan sikat untuk
menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Dalam hal ini PLTU Ombilin menggunakan
rotor tipe silinder.
Gambar.3.3. Rotor tipe silinder untuk generator sinkron 3000 rpm
Gambar.3.4. Konstruksi dalam Rotor Silinder

3.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron

Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika
sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut
akan terbentuk gaya gerak listrik, dimana rotor berlaku sebagai kumparan medan (yang menghasilkan
medan magnet) dan akan menginduksi stator sebagai kumparan jangkar yang akan menghasilkan energi
listrik. Pada belitan rotor diberi arus eksitasi DC yang akan menciptakan medan magnet. Rotor ini dikopel
dengan turbin putar dan ikut berputar sehingga akan menghasilkan medan magnet putar. Medan magnet
putar ini akan memotong kumparan jangkar yang berada di stator. Oleh karena adanya perubahan fluks
magnetik pada tiap waktunya maka pada kumparan jangkar akan mengalir gaya gerak listrik yang
diinduksikan oleh rotor.

Besarnya GGL yang dibangkitkan adalah :


E=C.n.Ø
Dimana : E = Gaya gerak induksi (Volt)
C = konstanta
N = kecepatan putaran generator
Ø = fluksi
Jika terdapat N lilitan, maka persamaan dapat ditulis :

-N

N = Banyaknya belitan kumparan


Ø = Banyaknya garis gaya magnet (fluks)
dt = Perubahan kecepatan perpotongan fluks dalam detik

ƒ = frekwuensi

Bila suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya, maka dapat
mengakibatkan generator tersebut tidak bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan. Untuk mengatasi
kebutuhan listrik atau beban yang terus meningkat tersebut, bisa diatasi dengan menjalankan generator
lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator yang telah bekerja sebelumnya, pada
satu jaringan listrik yang sama. Keuntungan dari menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu
jaringan listrik adalah salah satu generator tiba-tiba mengalami gangguan, maka generator tersebut dapat
dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain, sehingga pemutusan listrik secara total bisa dihindari.

Terhubungnya suatu generator dengan generator lainnya dalam suatu jaringan interkoneksi yang
disebut kerja paralel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Nilai efektif arus bolak-balik dari tegangan harus sama.

 Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentuk gelombang yang sama.

 Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus sama.

 Urutan fasa dari kedua generator harus sama.

Tabel.3.5. Data spesifikasi Generator PLTU Ombilin

Merk GEC ALSTHOM


Type T 240 – 370 Y Three Phases
Series Number 413888
Year Of Manufacture 1994
Cooling by AIR
Rated Output 137.5 MVA
Rated Voltage 11500 V~
Rated Current 6903 A~
Power Factor 0.8
Ambient Temperature / °C
Water Temperature 33 °C
Speed 3000 rpm
Frequency 50 Hz
Class of Insulation B
Duty Continuous
Excitation 172 V 1959 A
Standard I.E.C 34
Protection IP 55
Altitude < 1000 M

3.3 Pengertian Sistem Eksitasi

Sistem eksitasi adalah sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator
listrik, sehingga menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan output bergantung pada besarnya arus
eksitasi.

Perkembangan sistem eksitasi generator cenderung ke sistem eksitasi tanpa sikat, karena adanya
sikat menimbulkan kesulitan, misalnya timbul loncatan api pada putaran tinggi dan daya tinggi pada
generator arus searah yang menghasilkan arus penguat. Untuk menghilangkan sikat digunakan rotating
dioda.

Macam-macam sistem eksitasi :

a. Sistem eksitasi dengan sikat (brush excitation)

Sistem eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listrik berasal dari sumber listrik yang berasal
dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu
dengan menggunakan rectifier. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau
disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan exciter utama (main
exciter). Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main eksiter ke rotor generator menggunakan slip ring dan
sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter.

b. Sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)

Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor generator mempunyai
kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang relative kecil. Untuk mengatasi
keterbatasan sikat arang, pada generator pembangkit menggunakan sistem eksitasi tanpa menggunakan
sikat (brushless excitation).
Keuntungan sistem excitation tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain adalah:

a. Energi yang diperlukan untuk excitacy diperoleh dari poros utama (main shaft), sehingga keandalannya
tinggi.
b. Biaya perawatan berkurang karena pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak
terdapat sikat, komutator dan slip ring.
c. Pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi karena
melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
d. Mengurangi kerusakan (trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua peralatan
ditempatkan pada ruang tertutup Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga
meningkatkan keandalan operasi dapat berlangsung kontinyu pada waktu yang lama.
e. Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau kabel tidak
diperlukan lagi.
f. Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak memerlukan pondasi.

Pada sistem eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul apabila terjadi gangguan hubung singkat atau
gangguan hubung tanah di rotor, serta apabila ada beberapa dioda yang mengalami kerusakan, maka
solusinya adalah melakukan penggantian dimana Unit harus dimatikan terlebih dahulu, kejadian ini dapat
menimbulkan distorsi medan magnet pada generator yang selanjutnya menimbulkan vibrasi (getaran)
berlebihan pada unit pembangkit. Sebagai contoh yang mengunakan Brushless untuk sistem eksitasi
adalah generator PLTU Ombilin 2 x 100 MW.

Merk GEC ALSTHOM

Type TKJ 85 – 15 Δ 9 Phases

Serial Number 413821

Year Of Manufacture 1994

Coolant AIR

Absolute Pressure 1 BAR

Rated Output 337 KW

Rated Voltage 172 V

Rated Current 1994 A Dc

Ambient Temperature / °C

Water / °C

Speed 3000 rpm

Class of Insulation F

Duty Continuous
Excitation 49 V 97 A

Standard I.E.C 34ˉ1

Protection IP 55
Altitude < 1000 M

Tabel.3.6. Data Exciter PLTU Ombilin

3.4 Bagian-Bagian Sistem Eksitasi Pada Generator Unit 1 PLTU Ombilin

Pada gambar single line diagram excitation Ombilin dibawah ini terdapat beberapa bagian-bagian
yang mendukung proses terjadinya eksitasi, yaitu:
Gambar.3.7. Single Line Diagram Excitation Ombilin

a. Rotating Dioda
b. Trafo Eksitasi
c. AVR
d. Battery

3.4.1. Rotating Dioda


Rotating rectifier merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh tiga fasa dua arah, lalu
dikirim kembali. Setiap phasa mempunyai dua pasang rectifier sebagai jalan keluar masuknya arus. Jadi
total semua rectifier untuk 3 phasa yang dipergunakan adalah 18 buah karena pada tiap-tiap phasa memiliki
9 buah kirim dan masuk Tegangan dari generator AC yang berfungsi sebagai Exciter disearahkan sebagai
sumber Excitacy generator utama. Rotating rectifier terletak pada poros utama.
Pada penyusunan rotating dioda tedapat dua tipe dioda yang digunakan, yaitu :

 Tipe S 1104/SVD/29 ( dioda forward ) mengalir arus (+)

 Tipe S 1104/SVU/29 ( dioda reverse ) mengalir arus (-)

Dimana sisi negatif dioda


harus dihubungkan sesuai dengan sisi negatif pada cincin rotor.Pada cincin rotor terdapat beberapa titik,
dimana 9 titik dihubungkan pada 9 dioda pada sisi negatif cincin dan 9 titik dihubungkan pada 9 dioda pada
sisi positif cincin. Pada gambar dibawah ini menunjukan susunan rangkaian dioda pada rotating dioda
Ombilin.

Gambar.3.8. Rangkaian dioda pada Rotating Dioda Exciter Ombilin


Gambar.3.9 Rangkaian Rotating Dioda Exciter PLTU Ombilin

3.4.2 Trafo Eksitasi


Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
bolak-balik (AC). Pada PLTU Ombilin sistem trafo yang digunakan dalam eksitasi, yaitu:

Kode : GEV 104/ 204/ 304 TU

Tegangan : /

Daya : 10kVA

3.4.2. Unit AVR (Automatic Voltage Regulator)

Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap
konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh
pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan
output generator.

Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter.Apabila tegangan
output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator maka AVR akan memperbesar arus
penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi
tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dengan
demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator akan dapat distabilkan. AVR secara
otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat
minimum ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.

Maksud penggunaan AVR pada generator serempak yang tersambung pada sistem tenaga adalah
:

3.5. Mengatur agar tegangan pada keadaan kerja normal konstan

3.6. Mengatur besarnya daya reaktif

3.7. Mempertinggi kapasitas pemuat (charging capasity) saluran transmisi tanpa beban dengan mengontrol
eksitasi sendiri

3.8. Menekan kenaikan tegangan pada pembuangan beban (load ejection)

3.9. Menaikkan batas daya stabilitas peralihan


3.4.3. Battery
Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang berupa sel
listrik. Battery yang digunakan pada sistem start up eksitasi generator Ombilin adalah battery basah dengan
tegangan 220 VDC.

Gambar 4.0 Ruangan batray PLTU ombilin

3.5 Prinsip Kerja Sistem Eksitasi Generator Unit 1 Pada PLTU Ombilin

Prinsip kerja sistem eksitasi generator Ombilin dapat dilihat pada gambar single line diagram
excitation dibawah ini:
1. Pada saat kondisi start up, dimana tegangan output generator belum ada Sumber eksitasi berasal dari
battery 220VDC.

2. Saat kecepatan generator telah mencapai 3000 rpm dan eksitasi dari battery masuk, maka K01 dan K02
akan close.

3. Selanjutnya generator akan terjadi pengasutan. Apabila tegangan output generator mencapai 50% dari
tegangan nominal, sumber arus eksitasi dari battery diambil alih oleh trafo eksitasi ( T101, T102, T103).
Sehingga K02 akan open.

4. Agar tegangan output generator tetap stabil 11,5 kV. AVR akan mengatur penyalaan thyristor sesuai
dengan kebutuhan eksitasi generator.

5. Output dari trafo eksitasi yang berupa tegangan AC disearahkan oleh thyristor menjadi tegangan DC.
Pada main exciter, karena dicatu arus medan, maka kumparan medannya akan menghasilkan
fluks. Sesuai dengan prinsip generator kembali, maka pada main exciter akan dibangkitkan kembali
tegangan AC tiga fhasa yang mempunyai frekuensi 50 HZ.

Tagangan AC yang dihasilkan kemudian di searahkan dengan mengunakan penyearah yang


berputar (rotary rectifier), mengikuti putaran rotor generator utama. Rotary rectifier ini terdiri dari 18 dioda
silikon. Dari proses penyearah inilah akan dihasilkan arus searah sebagai arus medan bagi generator
pembangkit.
Arus medan akan dicatukan ke kumparan medan yang terdapat pada rotor generator pembangkit
sehingga pada generator akan dibangkitkan tegangan AC 11,5 KV, 50 HZ.

Medan main exciter yang diam atau sebagai stator mandapat arus penguatan pertama dari batrai,
yang kemudian diambil dari trafo.

Cara pengaturan dapat dilakukan dengan 3 cara :


1. Pengaturan sendiri, artinya AVR mendapat perintah dari tegangan dan arus generator utama
melalui trafo tegangan dan trafo arus, kemudian AVR menaikan dan menurunkan arus penguat,
sesuai dengan perintah yang diterima oleh trafo tegangan dan trafo arus.
2. Pengaturan kombinasi dimana selain pengaturan sendiri maka dapat dibantu oleh operator tampa
melapas hubungan diatas.
3. Pengaturan manual, artinya arus penguat hanya diatur oleh operator. Dimana rangkain (1) dilepas
atau dipindah keposisi manual.
3.6 Keuntungan dan Kerugian Brushless Excitation Syistem.

3.6.1 Keuntungan

Penggunaan Brushless Excitation Syistem mempunyai beberapa keuntungan :

 Keandalan tinggi dan kontinuitas operasinya terjamin karena mengunakan penyearah silikon yang
keandalannya cukup tinggi.
 Dalam pengoperasian nya tidak menghasilkan bunga api.
 Dapat digunakan pada generator yang terletak pada daerah berbahaya, seperti daerah yang
mengandung bahan bahan kimia pemicu terjadinya kebakaran seperti pengilangan minyak.
 Pemeliharaan dan pemeriksaan lebih mudah. Sistem ini mengunakan komponen yang tidak begitu
penting untuk diperiksa tiap hari, cukup secara periodik.
3.6.2 Kerugian

Kerugian pemakain sistem ini adalah :

 Diperlukan biaya investasi awal yang besar karena peralatannya banyak.


 Karena banyaknya peralatan, maka akan memperluas beban pemaliaharaan dan pemeriksaan.

BAB III

SISTEM EKSITASI GENERATOR

3.1. Pengertian Generator

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai
pembangkit listrik. Generator arus bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator, generator AC
(alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran
rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan
dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama
dengan medan putar pada stator. Kumparan medan generator sinkron terletak pada rotornya
sedangkan kumparan jangkarnya terletak pada stator.
Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu : stator, yakni
bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolak- balik dan rotor, yakni bagian bergerak yang
menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator.

Kumparan medan adalah kumparan yang diberi supply arus DC sehingga membangkitkan
medan magnit. Medan magnit itu menimbulkan flux magnit, sedangkan kumparan yang lain
membangkitkan gaya gerak listrik. Generator kutub dalam ialah apabila kumparan medan terletak
pada rotor dan kumparan jangkar terletak pada statornya. Generator kutub luar ialah apabila
kumparan medan terletak pada statornya dan kumparan jangkar terletak pada rotornya atau
kumparan jangkar berputar.

Pada generator AC sinkron, stator ditempatkan pada rumah (kerangka) yang diberikan
isolasi. Stator terbuat dari laminasi inti-besi yang diberikan slot sebagai tempat untuk kumparan.
Tujuan menggunakan laminasi inti-besi adalah untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy (eddy
current).

Ada dua jenis yang berbeda dari struktur medan generator sinkron, yaitu tipe kutub-sepatu
(salient) dan silinder.

 Rotor tipe kutub-sepatu

Generator kecepatan rendah yang digerakkan oleh mesin diesel atau turbin air mempunyai
rotor dengan kutub medan yang menonjol atau kutub medan sepatu seperti rotor yang ditunjukkan
dalam gambar
Gambar.3.1. Rotor kutub sepatu untuk generator sinkron

Gambar.3.2. Konstruksi Rotor Kutub Sepatu

 Rotor tipe silinder


Generator kecepatan tinggi atau tipe turbo
mempunyai rotor silinder seperti yang ditunjukkan dalam gambar dirancang untuk bekerja pada
3000 rpm. Konstruksi silinder penting dalam mesin kecepatan tinggi karena tipe kutub sepatu
sukar dibuat untuk menahan tekanan pada kecepatan tinggi. Generator sinkron dengan konstruksi
rotor silinder digerakkan oleh turbin uap atau gas. Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi
sinusoidal didapatkan dengan mendesain bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder,
kumparan rotor disusun secara khusus untuk mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal.
Untuk tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), suplai DC yang dihubungkan
ke kumparan rotor melalui slip ring dan sikat untuk menghasilkan medan magnet merupakan
eksitasi daya rendah. Dalam hal ini PLTU Ombilin menggunakan rotor tipe silinder.
Gambar.3.3. Rotor tipe silinder untuk generator sinkron 3000 rpm
Gambar.3.4. Konstruksi dalam Rotor Silinder

3.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron

Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan
jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar
tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik, dimana rotor berlaku sebagai kumparan medan (yang
menghasilkan medan magnet) dan akan menginduksi stator sebagai kumparan jangkar yang akan
menghasilkan energi listrik. Pada belitan rotor diberi arus eksitasi DC yang akan menciptakan
medan magnet. Rotor ini dikopel dengan turbin putar dan ikut berputar sehingga akan
menghasilkan medan magnet putar. Medan magnet putar ini akan memotong kumparan jangkar
yang berada di stator. Oleh karena adanya perubahan fluks magnetik pada tiap waktunya maka
pada kumparan jangkar akan mengalir gaya gerak listrik yang diinduksikan oleh rotor.

Besarnya GGL yang dibangkitkan adalah :


E=C.n.Ø
Dimana : E = Gaya gerak induksi (Volt)
C = konstanta
N = kecepatan putaran generator
Ø = fluksi
Jika terdapat N lilitan, maka persamaan dapat ditulis :

-N

N = Banyaknya belitan kumparan


Ø = Banyaknya garis gaya magnet (fluks)
dt = Perubahan kecepatan perpotongan fluks dalam detik

ƒ = frekwuensi

Bila suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya, maka
dapat mengakibatkan generator tersebut tidak bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan.
Untuk mengatasi kebutuhan listrik atau beban yang terus meningkat tersebut, bisa diatasi dengan
menjalankan generator lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator yang
telah bekerja sebelumnya, pada satu jaringan listrik yang sama. Keuntungan dari menggabungkan
2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik adalah salah satu generator tiba-tiba mengalami
gangguan, maka generator tersebut dapat dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain,
sehingga pemutusan listrik secara total bisa dihindari.

Terhubungnya suatu generator dengan generator lainnya dalam suatu jaringan interkoneksi
yang disebut kerja paralel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Nilai efektif arus bolak-balik dari tegangan harus sama.


 Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentuk gelombang yang sama.

 Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus sama.

 Urutan fasa dari kedua generator harus sama.

Tabel.3.5. Data spesifikasi Generator PLTU Ombilin

Merk GEC ALSTHOM


Type T 240 – 370 Y Three Phases
Series Number 413888
Year Of Manufacture 1994
Cooling by AIR
Rated Output 137.5 MVA
Rated Voltage 11500 V~
Rated Current 6903 A~
Power Factor 0.8
Ambient Temperature / °C
Water Temperature 33 °C
Speed 3000 rpm
Frequency 50 Hz
Class of Insulation B
Duty Continuous
Excitation 172 V 1959 A
Standard I.E.C 34
Protection IP 55
Altitude < 1000 M

3.3 Pengertian Sistem Eksitasi

Sistem eksitasi adalah sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik, sehingga menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan output bergantung pada
besarnya arus eksitasi.
Perkembangan sistem eksitasi generator cenderung ke sistem eksitasi tanpa sikat, karena
adanya sikat menimbulkan kesulitan, misalnya timbul loncatan api pada putaran tinggi dan daya
tinggi pada generator arus searah yang menghasilkan arus penguat. Untuk menghilangkan sikat
digunakan rotating dioda.

Macam-macam sistem eksitasi :

c. Sistem eksitasi dengan sikat (brush excitation)

Sistem eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listrik berasal dari sumber listrik yang
berasal dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan
terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus
bolak balik diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan
medan exciter utama (main exciter). Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main eksiter ke rotor
generator menggunakan slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari
pilot exciter ke main exciter.

d. Sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)

Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang relative kecil.
Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, pada generator pembangkit menggunakan sistem
eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation).
Keuntungan sistem excitation tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain
adalah:

g. Energi yang diperlukan untuk excitacy diperoleh dari poros utama (main shaft), sehingga
keandalannya tinggi.
h. Biaya perawatan berkurang karena pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak
terdapat sikat, komutator dan slip ring.
i. Pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi karena
melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
j. Mengurangi kerusakan (trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua peralatan
ditempatkan pada ruang tertutup Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga
meningkatkan keandalan operasi dapat berlangsung kontinyu pada waktu yang lama.
k. Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau kabel
tidak diperlukan lagi.
l. Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak memerlukan
pondasi.

Pada sistem eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul apabila terjadi gangguan hubung
singkat atau gangguan hubung tanah di rotor, serta apabila ada beberapa dioda yang mengalami
kerusakan, maka solusinya adalah melakukan penggantian dimana Unit harus dimatikan terlebih
dahulu, kejadian ini dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada generator yang selanjutnya
menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit. Sebagai contoh yang
mengunakan Brushless untuk sistem eksitasi adalah generator PLTU Ombilin 2 x 100 MW.

Merk GEC ALSTHOM

Type TKJ 85 – 15 Δ 9 Phases

Serial Number 413821

Year Of Manufacture 1994

Coolant AIR

Absolute Pressure 1 BAR

Rated Output 337 KW

Rated Voltage 172 V

Rated Current 1994 A Dc

Ambient Temperature / °C

Water / °C

Speed 3000 rpm

Class of Insulation F

Duty Continuous

Excitation 49 V 97 A
Standard I.E.C 34ˉ1

Protection IP 55
Altitude < 1000 M

Tabel.3.6. Data Exciter PLTU Ombilin

3.4 Bagian-Bagian Sistem Eksitasi Pada Generator Unit 1 PLTU Ombilin

Pada gambar single line diagram excitation Ombilin dibawah ini terdapat beberapa bagian-
bagian yang mendukung proses terjadinya eksitasi, yaitu:
Gambar.3.7. Single Line Diagram Excitation Ombilin

e. Rotating Dioda
f. Trafo Eksitasi
g. AVR
h. Battery

3.9.1. Rotating Dioda


Rotating rectifier merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh tiga fasa dua arah,
lalu dikirim kembali. Setiap phasa mempunyai dua pasang rectifier sebagai jalan keluar masuknya
arus. Jadi total semua rectifier untuk 3 phasa yang dipergunakan adalah 18 buah karena pada tiap-
tiap phasa memiliki 9 buah kirim dan masuk Tegangan dari generator AC yang berfungsi sebagai
Exciter disearahkan sebagai sumber Excitacy generator utama. Rotating rectifier terletak pada
poros utama.
Pada penyusunan rotating dioda tedapat dua tipe dioda yang digunakan, yaitu :

 Tipe S 1104/SVD/29 ( dioda forward ) mengalir arus (+)

 Tipe S 1104/SVU/29 ( dioda reverse ) mengalir arus (-)


Dimana sisi negatif dioda
harus dihubungkan sesuai dengan sisi negatif pada cincin rotor.Pada cincin rotor terdapat beberapa
titik, dimana 9 titik dihubungkan pada 9 dioda pada sisi negatif cincin dan 9 titik dihubungkan
pada 9 dioda pada sisi positif cincin. Pada gambar dibawah ini menunjukan susunan rangkaian
dioda pada rotating dioda Ombilin.

Gambar.3.8. Rangkaian dioda pada Rotating Dioda Exciter Ombilin


Gambar.3.9 Rangkaian Rotating Dioda Exciter PLTU Ombilin
3.4.3 Trafo Eksitasi
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC). Pada PLTU Ombilin sistem trafo yang digunakan dalam eksitasi,
yaitu:

Kode : GEV 104/ 204/ 304 TU

Tegangan : /

Daya : 10kVA

3.9.2. Unit AVR (Automatic Voltage Regulator)

Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan
generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu
stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah dikarenakan beban
sangat mempengaruhi tegangan output generator.

Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter.Apabila
tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator maka AVR akan
memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output
Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan
(excitacy) pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan. AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat
yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum yang bekerja secara
otomatis.

Maksud penggunaan AVR pada generator serempak yang tersambung pada sistem tenaga
adalah :

3.10. Mengatur agar tegangan pada keadaan kerja normal konstan

3.11. Mengatur besarnya daya reaktif


3.12. Mempertinggi kapasitas pemuat (charging capasity) saluran transmisi tanpa beban dengan
mengontrol eksitasi sendiri

3.13. Menekan kenaikan tegangan pada pembuangan beban (load ejection)

3.14. Menaikkan batas daya stabilitas peralihan

3.4.4. Battery
Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang
berupa sel listrik. Battery yang digunakan pada sistem start up eksitasi generator Ombilin adalah
battery basah dengan tegangan 220 VDC.

Gambar 4.0 Ruangan batray PLTU ombilin

3.5 Prinsip Kerja Sistem Eksitasi Generator Unit 1 Pada PLTU Ombilin

Prinsip kerja sistem eksitasi generator Ombilin dapat dilihat pada gambar single line
diagram excitation dibawah ini:
6. Pada saat kondisi start up, dimana tegangan output generator belum ada Sumber eksitasi berasal
dari battery 220VDC.

7. Saat kecepatan generator telah mencapai 3000 rpm dan eksitasi dari battery masuk, maka K01 dan
K02 akan close.

8. Selanjutnya generator akan terjadi pengasutan. Apabila tegangan output generator mencapai 50%
dari tegangan nominal, sumber arus eksitasi dari battery diambil alih oleh trafo eksitasi ( T101,
T102, T103). Sehingga K02 akan open.
9. Agar tegangan output generator tetap stabil 11,5 kV. AVR akan mengatur penyalaan thyristor
sesuai dengan kebutuhan eksitasi generator.

10. Output dari trafo eksitasi yang berupa tegangan AC disearahkan oleh thyristor menjadi tegangan
DC.

Pada main exciter, karena dicatu arus medan, maka kumparan medannya akan
menghasilkan fluks. Sesuai dengan prinsip generator kembali, maka pada main exciter akan
dibangkitkan kembali tegangan AC tiga fhasa yang mempunyai frekuensi 50 HZ.

Tagangan AC yang dihasilkan kemudian di searahkan dengan mengunakan penyearah


yang berputar (rotary rectifier), mengikuti putaran rotor generator utama. Rotary rectifier ini terdiri
dari 18 dioda silikon. Dari proses penyearah inilah akan dihasilkan arus searah sebagai arus medan
bagi generator pembangkit.
Arus medan akan dicatukan ke kumparan medan yang terdapat pada rotor generator
pembangkit sehingga pada generator akan dibangkitkan tegangan AC 11,5 KV, 50 HZ.

Medan main exciter yang diam atau sebagai stator mandapat arus penguatan pertama dari
batrai, yang kemudian diambil dari trafo.

Cara pengaturan dapat dilakukan dengan 3 cara :


4. Pengaturan sendiri, artinya AVR mendapat perintah dari tegangan dan arus generator utama
melalui trafo tegangan dan trafo arus, kemudian AVR menaikan dan menurunkan arus penguat,
sesuai dengan perintah yang diterima oleh trafo tegangan dan trafo arus.
5. Pengaturan kombinasi dimana selain pengaturan sendiri maka dapat dibantu oleh operator tampa
melapas hubungan diatas.
6. Pengaturan manual, artinya arus penguat hanya diatur oleh operator. Dimana rangkain (1) dilepas
atau dipindah keposisi manual.
3.6 Keuntungan dan Kerugian Brushless Excitation Syistem.

3.6.1 Keuntungan

Penggunaan Brushless Excitation Syistem mempunyai beberapa keuntungan :


 Keandalan tinggi dan kontinuitas operasinya terjamin karena mengunakan penyearah silikon yang
keandalannya cukup tinggi.
 Dalam pengoperasian nya tidak menghasilkan bunga api.
 Dapat digunakan pada generator yang terletak pada daerah berbahaya, seperti daerah yang
mengandung bahan bahan kimia pemicu terjadinya kebakaran seperti pengilangan minyak.
 Pemeliharaan dan pemeriksaan lebih mudah. Sistem ini mengunakan komponen yang tidak begitu
penting untuk diperiksa tiap hari, cukup secara periodik.
3.6.2 Kerugian

Kerugian pemakain sistem ini adalah :

 Diperlukan biaya investasi awal yang besar karena peralatannya banyak.


 Karena banyaknya peralatan, maka akan memperluas beban pemaliaharaan dan pemeriksaan.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
di PLTU Ombilin, yaitu:

1. Generator merupakan komponen utama dalam suatu pembangkit tenaga listrik yang dapat
mengkonversikan energi mekanik berupa putaran yang dihasilkan oleh turbin menjadi energi
listrik.

2. Sistem eksitasi pada generator untuk membangkitkan tegangan pada stator generator dengan
mensuplai arus DC pada rotor generator.
3. Sistem eksitasi pada generator PLTU Ombilin adalah sistem eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation).

4. Bagian-bagian sistem eksitasi generator pada PLTU Ombilin, yaitu:

 Rotating Dioda
 Trafo Eksitasi
 Unit AVR (Automatic Voltage Regulator)
 Battery
5. Pada proses eksitasi terdapat dua tipe dioda yang digunakan pada rotating dioda, yaitu :

 Type S 1104/SVD/29

 Type S 1104/SVU/29

6. AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap
konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak
terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah dikarenakan beban sangat
mempengaruhi tegangan output generator.

4.2. Saran

Adapun saran- saran yang dapat Penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Agar pegawai lebih meningkatkan kedisiplinan, baik disiplin dalam bekerja maupun disiplin
waktu.

2. Agar meningkatkan sistem kerja yang baik agar menghasilkan kerja yang bernilai guna.

3. Agar dapat menjalani kerja sama yang baik antara sesama pegawai, karena kekompakan akan
menghasilkan suatu team yang kokoh dan menjadikan suatu pekerjaan yang sulit menjadi mudah
untuk diselesaikan secara bersama - sama.

4. Semoga PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin terus dapat meningkatkan kemajuan
dan dapat memperbaiki serta lebih mengoreksi segala kelemahan atau kekurangan yang masih ada
dalam sistem kerja.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung sehingga penulis mendapatkan pengalaman kerja walaupun dalam waktu yang relatif
singkat.

DAFTAR PUSTAKA

Alsthom, Gec. 1995. ”Excitation Regulation Cubicle”. PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Ombilin.
Alsthom, Gec. 1995. ”Generator”. PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Ombilin.
Arismunandar, A dan Kuwahara. 1991. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik. Jakarta : Pradnya
Paramita.
Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Erlangga
Kadir, Abdul. 1999. Mesin Sinkron. Jakarta: Djambatan.
Rijono, Yon. 1997. Dasar Teknik Tenaga Listrik. Yogyakarta: Andi Offset.
Sumanto. 1992. Mesin-Mesin Sinkron. Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai