Oleh:
Rici Afrianto
BP: 2009310004
Rici Afrianto
2009310004
Disusun oleh.
Rici Afrianto
2009310004
Luthfy Triheru
NIP. 5882068 B
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh.
Rici afrianto
2009310004
Diketahui :
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Kerja Praktek yang telah penulis buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan duplikasi serta tidak mengutip sebagian atau
seluruhnya karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan sumbernya.
Rici Afrianto
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa
dimana atas Rahmat dan Ridhonya akhirnya Penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek
di PLTU Ombilin.
Mengenai bahan dan sumber laporan ini Penulis sajikan berdasaran Kerja Praktek yang
telah Penulis laksanakan serta ditambah dengan berbagai teori yang Penulis ambil dari beberapa
buku pedoman serta Bapak Pembimbing yang telah membantu dari PLTU Ombilin.
Waktu menjalani Kerja Praktek maupun dalam tahap penulisan laporan ini Penulis telah
mendapat segala bantuan yang Penulis butuhkan baik berupa saran-saran maupun pemikiran dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada.
1. Kepada Allah S.W.T yang telah memberikan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan Kerja Praktek ini.
2. Ir. Hendri Nofrianto., MT. selaku Rektor Institut Teknologi Padang.
3. Dr. Ir. M. Yahya, Msc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang.
4. Ibu Arfita Yuana Dewi, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Padang.
5. Zuriman Anthony, MT selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan
nasehat dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
6. Bapak Luthfy Triheru selaku Manajer PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin.
7. Bapak Mustika Efendi selaku Asman Pemeliharan Listrik, Kontrol dan Instrument PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin.
8. Bapak Hotman Armen selaku Pebimbing Lapangan/Supervisor Pemeliharaan Listrik PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin.
9. Kepada Seluruh Staf dan Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas kerja sama dan
bantuannya.
10. Kedua orang tua, dan keluarga yang telah memberikan do’a dan dorongan semangat serta
bantuan baik materil dan moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
11. Teman-teman dari Jurusan Teknik Elektro dan Angkatan ’09 yang telah memberikan dorongan
dan motifasi serta bantuannya selama ini.
12. Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
13. Ravindra w.s & rahmadi hermanto yang turut melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT.
PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin terima kasih atas bantuan, support, motivasi, saran,
canda tawa, dan kebersamaannya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia,
dimana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber energi primer seperti, potensial air,
energi angin, minyak bumi, gas dan batubara.
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia
dewasa ini. Kebutuhan akan energi listrik cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan karena semakin banyaknya penduduk memerlukan dan menyadari arti pentingnya
listrik untuk menunjang kehidupan sehari-hari. PT. PLN (persero) Kit. Sumbagsel Sektor
Pembangkitan Ombilin merupakan salah satu pensuplai energi listrik di Sumatera. PT. PLN
(Persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin memakai sistem suplai listrik tenaga uap.
PT. PLN (Persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin memiliki dua unit pembangkit
dengan daya setiap unit 100MW. PLTU ini menyalurkan daya ke sistem interkoneksi Sumatera.
PLTU Ombilin mempunyai 2 buah unit generator, masing-masing unit memiliki kapasitas
100 MW. Pengaturan tegangan pada tiap-tiap generator dilakukan dengan mengatur besarnya arus
eksitasi (arus penguat). Pengaturan besarnya arus penguat generator dilakukan oleh pengaturan
tegangan otomatis. Bila arus eksitasi naik maka daya reaktif yang disalurkan generator ke sistem
akan naik sebaliknya bila turun maka daya reaktif yang disalurkan akan berkurang. Jika arus
eksitasi yang diberikan terlalu kecil, aliran daya reaktif akan berbalik dari sistem menuju ke
generator sehingga generator menyerap daya reaktif dari sistem. Keadaan ini sangat berbahaya
karena akan menyebabkan pemanasan berlebihan pada stator.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan Kerja Praktek (KP) ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Institut Teknologi padang.
2. Sebagai perbandingan antara ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan dengan ilmu yang
didapat pada industri selama masa Kerja Praktek (KP).
3. meningkatkan pengetahuan dan wawasan dibidang teknologi khususnya mengenai pembangkitan
energi listrik.
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk pembuatan
laporan ini adalah sebagi berikut:
1. Observasi
Yaitu melakukan penelitian langsung kelapangan untuk memperoleh data-data yang berhubungan
dengan permasalahan.
3. Study Literatur
Untuk memudahkan dalam pembahasan penulisan laporan kerja praktek ini disusun
menurut sistematika yang dibagi menjadi Empat BAB, yaitu:
BAB I Berisi Pendahuluan
Berisikan tentang Latar Belakang, Materi Kerja Praktek (KP), Maksud dan Tujuan, Batasan
Masalah, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Laporan.
BAB IV Penutup
BAB II
TINJAUAN UMUM PLTU OMBILIN
PLTU Ombilin merupakan PLTU mulut tambang yang tersedia direncanakan beroperasi
tahun 1986 dengan batubara Ombilin dari PT AICdan PT BA UPO. Namun realisasinya PLTU
Ombilin baru memulai beroperasi sejak akhir tahun 1996.
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin dibentuk berdasarkan surat direksi PT.
PLN (Persero) No. 080. K/023/DIR/1995, tanggal 18 September 1995 tentang pembuatan dan
penetapan tingkat unit Sektor Pembangkitan Ombilin pada PT. PLN (Persero) Wilayah III Sektor
Pembangkitan Ombilin yang membawahi daerah kerja Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin
dengan kapasitas terpasang 2 x 100 MW .
Pada saat awal PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin berdiri berdasarkan surat
Direksi No. 112. K/023/DIR 1996, tanggal 18 November 1996 tentang Unit Pelaksana PT. PLN
(Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan pada tanggal 01 Januari 1997,
dibentuk unit Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian
Selatan Sektor Pembangkitan Ombilin.
PLTU Ombilin terdiri dari 2 unit yaitu unit 1 dan unit 2, masing-masing unit memiliki
kapasitas 100 MW. PLTU Ombilin baru beroperasi untuk pertama kalinya pada tanggal 26
Agustus 1996 untuk unit 1, sedangkan untuk unit 2 baru beroperasi pada tanggal 15 November
1996. Gardu induk Pada PLTU Ombilin menggunakan Gas insulated Switchgear ( GIS ) yang
beroperasi lebih awal yakni pada tanggal 1 april 1996.
Pembangunan PLTU Ombilin unit 1 dan unit 2 di daerah Sawahlunto telah melalui
tahapan-tahapan yang standar dan tentunya juga telah mempertimbangkan beberapa aspek yang
menunjang untuk diputuskannya pembangunan suatu prmbangkit yang sesuai dengan infrastruktur
yang ada. Adapun tahapan pembangunan PLTU Ombilin antara lain dimulai dengan tahap pasca
konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi, tahap pasca operasi.
Pada bulan Juli 1993 kunstruksi utama dimulai dan secara bertahap pembangunan PLTU
Ombilin unit 1 dan unit 2 mulai dikerjakan, 3 (tiga) tahun kemudian yaitu pada bulan Juli 1996,unit
1 beroperasi disusul pada tahun yang sama yaitu pada bulan November 1996 PLTU unit 2
kemudian beroperasi, sedangkan PLTU itu sendiri dimungkinkan dapat beroperasi selama ± 30
tahun.
Tenaga listrik yang dihasilkan PLTU Ombilin melalui generator dengan tegangan 11,5 kV
dinaikan menjadi 150 kV melalui trafo utama. Kemudian disalurkan melalui taringan tegangan
tinggi 150 kV yang terhubung ke sistem interkoneksi Sumbagsel, Sumbagteng yang dikendalikan
oleh Pusat Penyaluran dan Pengaturan Beban Sumatera (P3BS).
Dengan demikian kapasitas terpasang PLTU Ombilin 2 x 100 MW yang akan melayani
sistem kelistrikan Sumbar Riau melalui sistem interkoneksi (sistem ring) 150 KV.
Visi :
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi :
a) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota, perusahan dan pemegang saham.
b) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan Ekonomi.
d) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Motto :
“ LISTRIK UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK “
“ ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE “
2.3.1 Boiler
Boiler adalah station untuk melakukan proses pemanasan yang akan merubah air menjadi
uap. Boiler memiliki beberapa peralatan bantu, yaitu :
1. Economizer
Economizer berfungsi untuk meningkatkan temperatur air ( pemanasan awal) sebelum
masuk ke boiler untuk selanjutnya di alirkan ke steam drum, komponen ini berada dalam boiler
yang terdiri dari rangkaian pipa-pipa (tubes) yang menerima air dari inlet.
Sumber panas yang diperlukan oleh alat tersebut berasal dari gas buang dalam boiler. Air
mengalir dalam pipa–pipa, sementara di luar mengalir gas panas yang berasal dari hasil p
embakaran boiler. Selanjutnya steam panas tersebut dimanfaatkan untuk memanaskan air
sehingga temperaturnya meningkat.
2. Boiler Drum
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk memisahkan uap dari
air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler. Secara umum, ada empat jenis pipa
sambungan dasar yang berhubungan dengan Steam Drum, yaitu:
c. Waterwall Pipe
Terletak dikedua sisi Steam Drum dan merupakan pipa-pipa kecil yang berderet vertikal
dalam Boiler, setiap pipa disambung satu sama lain agar membentuk selubung yang kontinu dalam
Boiler. Konstruksi seperti ini disebut konstruksi membran. Waterwall bertugas menerima dan
mengalirkan air dari Boiler Circulating Pump kemudian dipanaskan dalam Boiler dan dialirkan ke
Steam Drum.
Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk pemanasan
lebih lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap berada dalam Steam drum dan dialirkan ke
Down Comer, dari sini proses akan dimulai lagi. Selain pipa tersebut, juga terdapat Blowdown
Pipa yang letaknya dibagian bawah Steam Drum, tepat dibawah permukaan air. Saat air berubah
menjadi uap, kotoran-kotoran air akan tetap tinggal di air dalam Steam Drum. Jika konsentrasi
kotoran tersebut menjadi tinggi, kemurnian steam yang keluar dari Steam Drum akan terpengaruh
dan akan terbawa ke Super Heater ataupun ke Turbin. Pipa Blowdown akan menghilangkan
sebagian kotoran air Boiler dari permukaan Steam Drum, dan mengalirkannya sehingga dapat
mengurangi konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan pada akhirnya dapat menjaga Super Heater
dan Turbin tetap bersih.
3. Down Comer
Down Comer berupa pipa berukuran besar, yang menghubungkan bagian bawah boiler
drum dengan Lower Header.
Down comer berfungsi untuk mengalirkan air turun dari boiler drum menuju lower header.
Dari lower header air akan masuk ke tube wall (riser) untuk diubah menjadi uap dan kembali ke
boiler drum.
4. Tube Wall
Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di dalam furnace sebagian diberikan
kepada air yang ada di dalam tube wall sehingga air berubah menjadi uap. Selain berfungsi untuk
merubah air menjadi uap tube wall juga mencegah penyebaran panas dalam furnace ke udara luar.
5. Heater
a. Superheater
Superheater merupakan kumpulan pipa Boiler yang terletak dijalan aliran gas panas hasil
pembakaran. Panas dari gas ini dipindahkan ke Saturated Steam yang ada dalam pipa Superheater,
sehingga berubah menjadi Super Heated Steam.
Superheater ini ada dua bagian, yaitu Primary Superheater dan Secondary Superheater.
Primary Superheater merupakan pemanas pertama yang dilewati oleh Saturate Steam setelah
keluar dari Steam drum, setelah itu baru melewati Secondary Superheater dan menjadi Super
Heated Steam. SH Steam akan dialirkan untuk memutar High Presure Turbin, dan kemudian
tekanan dan temperaturnya akan turun.
b. Re-Heater
Setelah tekanan dan temperatur SH Steam turun maka SH Steam tersebut akan
dikembalikan ke Boiler untuk pemanasan ulang. Pemanasan ulang ini berlangsung di bagian Boiler
yang disebut Re-Heater yang merupakan kumpulan pipa Boiler yang diberi panas dari gas
pembakaran seperti Superheater. Jadi Re-Heater berfungsi untuk menaikkan temperatur SH Steam
tanpa mempengaruhi tekanannya. Di bagian Re Heater, SH Steam akan dikembalikan untuk
memutar Intermediate Presure Turbine(IP) dan Low Presure Turbine (LP).
c. Air Pre-Heater
Air Pre-Heater adalah instrument yang sistem kerjanya berputar dengan putaran rendah
dan berfungsi untuk memanasi udara pembakaran sebelum dikirim ke Furnace. Pemanas Udara
pembakaran tersebut diambil dari gas buang hasil pembakaran dari Furnace yang dialirkan melalui
Air Pre-Heater sebelum dibuang ke Chimney.
6. Desuperheater
Desuper Heater terletak diantara Low temperatur super heater dan high temperature super
heater yang berfungsi untuk mengendalikan temperature uap dengan cara memancarkan air dari
pemanas tekanan tinggi ke dalam uap.
Untuk pengoperasian boiler ini ada beberapa sistem pendukung utama yang terdiri dari :
a) Sistem bahan bakar
b) Sirkulasi air dalam boiler
c) Sistem udara bahan bakar
d) Sistem gas buang
2.3.3 Turbin
Turbin adalah alat yang berfungsi untuk merubah energi kinetik menjadi energi mekanik.
Pada PLTU Ombilin yang digunakan adalah turbin uap (steam turbin), memiliki sudu-sudu 20
tingkat. Sudu-sudu pada turbin ini terdiri dari sudu tetap dan sudu gerak. Turbin uap ini juga
dilengkapi dengan 2 (dua) Main Stop Valve dan 4 (empat) Governor Valve.
2.3.4 Generator
Generator merupakan peralatan yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi
elektrik. Pada PLTU Ombilin ini generator yang digunakan adalah generator sinkron yang
mempunyai 2 buah kutub.
2.3.5 Kondensator (Condensers) & Sistem Air Pendingin (cooling water system)
Air pendingin dialirkan ke dalam pembangkit dan disirkulasikan melalui pipa – pipa di
dalam kondensor, yang digunakan untuk mendinginkan uap yang berasal dari turbin. Air pendingin
yang bisa diambil dari air laut akan mendinginkan uap panas sehingga berubah menjadi air murni
kembali dan disirkulasikan kembali ke Boiler untuk dipanaskan menjadi uap dan memutar turbin.
Air pendingin yang diambil dari laut sekarang menjadi hangat karena adanya pertukaran panas di
dalam kondensor, dibuang kembali ke sungai.
A. Sistem eksternal
Sistem eksternal dilakukan di Pretreament Plant dan Water Treatment Plant. Pengolahan air bertujuan
untuk mengolah bahan mentah air (air sungai) menjadi air murni yang siap untuk diubah menjadi uap
sehingga dapat membangkitkan energi listrik.
Sebelum air menuju clarifier terlebih dahulu masuk kedalam mixer. Mixer merupakan
tempat pengadukan zat-zat kimia seperti :
Alum/Tawas, yaitu untuk membuat flok dan koagulan dan untuk mempermudah pengendapan
kotoran.
Polyelektrolit, yaitu untuk mempercepat proses pengendapan, yaitu dengan mengikat partikel-
partikel zat terlarut yang terdapat dalam air sehingga dijadikan butiran-butiran yang melayang-
layang di dalam air menjadi berat dan mengendap di dalam air.
Sodium Hypocloride, yaitu untuk menghambat pertumbuhan lumut dan membunuh
mikroorganisme.
Kapur, yaitu untuk menaikkan pH air.
Setelah melalui mixer kemudian diteruskan ke clarifier yang terlebih dahulu air tersebut disaring ke Bar
Screen yang gunanya untuk menyaring benda-benda yang berukuran besar,kemudian air dipompakan ke
Bak Clarifier.
a. Bak Clarifier
Clarifier ini merupakan bak pengendapan dimana pada bak ini dilengkpai dengan pulsator. Pulsator
berfungsi untuk menyalurkan atau mendistrikbusikan air bersih yang akan menuju Storage Basin.
b. Storage Basin (Bak Penampungan)
Storage Basin berfungsi sebagai bak penampungan air dari clafifier yang kemudian dipompakan untuk :
Pengolahan air yang dilakukan di Water Treatment Plan (WTP) adalah sebagai berikut :
a. Sand Filter (penyaringan pasir)
Umpan Sand filter ini merupkan tempat penyaringan awal yang kemudian air tersebut di pompakn
melalui Sand filter yang beriksi pasir berutujuan untuk menyaring kotoran-kotoran yang masih
terbawa dari Storage Basin.
b. Clear Well (Penampungan air bersih)
Berfungsi untuk menampung air bersih yang dipompakan dari Sand Filter.
c. Aktivated Carbon Filter (Saringan Karbon Aktif)
erfungsi untuk menghilangkan warna, bau, rasa dan sebagai pengikat zat-zat organik.
d. Cation Exchanger (Penukar Kation)
Berfungsi untuk melepas H+ dan mengikat zat-zat yang terlarut pada air tersebut. Setelah
beroperasi lebih kurang 18 jam Cation Exchanger akan menjadi jenuh diregenerasi (diinjeksikan)
dengan Hcl selama kurang lebih 30 menit.
e. Anion Exchanger (Penukaran Ion)
Berfungsi untuk melepaskan OH, seperti halnya pada Cation Excharger setelah beroperasi lebih
kurang 18 jam maka anion exchanger akan jenuh sehingga perlu diinjeksikan NaOH selama lebih
kurang 30 menit.
f. Mixed Bed (Bak Pencampur)
Merupakan alat pencampur yang akan menangkap zat-zat yang lolos dari cation exchanger
sehingga air yang keluar dari mixed bed adalah air yang bebaas mineral.
g. Demineralizer Tank (bak penampungan air mineral)
Merupakan penampungan air bebas mineral dan dipompkan dengan make up pump untuk sistem
internal unit
B. Sistem Internal
Sistem internal dimulai dari Hot well, air demineralizer tank dipompakan dengan make up
ke Hot well, begitu air condensat yang berasal dari condensor ke Hot well. Air dari Hot well
dipompakan ke Low Presure Heather yang terdiri dari 2 buah yaitu :
a. LPH1 dengan temperature sekitar 49°C - 72°C dan pressure antara
0,5 bar – 0,9 bar
b. LPH 2 dengan temperature sekitsr 56°C - 110°C dan pressure antara
0,9 bar – 1,5 bar
Adapun Hydrazine, digunakan utnuk mengikat oksigen yang terlarut dalam air, sedangkan
Amoniak, digunakan utnuk menstabilkan derajat keasaman ( PH ) air supaya netral (PH 6,2-7,8).
Di LPH temperatur akan naik karena uap ekstrasi dari turbin.tersebut Air dari LPH masuk
ke dearator untuk membuang gas-gas yang terlarut dalam temperatur air dimana pemanasan terjadi
dengan menggunakan uap ekstrasi dari turbin yang bercampur langsung dengan air. Selanjutnya
air masuk ke feed water tank dengan menggunakan boiler feed pump air dialiri ke high presure
Heater (HPH) dengan tekanan antara 7 bar – 14 bar. Di HPH temperatur air akan bertambah karena
adanya pemanasan uap ekstrasi dari turbine sebesar 200°C - 304°C.
Air dari HPH masuk ke economizer, pada economizer terjadi pemanasan oleh aliran gas
buang dari sisa pembakaran. Dari economizer air masuk ke drum boiler. Uap yang dihasilkan di
boiler drum masuk ke Superheater dan temperaturnya telah mencapai kurang lebih 5050C
kemudian masuk ke Desuperheaternya yang menghasilkan uap air dengan menginjeksikan
hidrazine. Pada dearator ini juga terjadi kenaikan kering dengan temperatur 5100C, uap kering
inilah yang siap menutar turbin akan masuk ke condenser yang kemudian didinginkan atau di
embunkan dengan menggunkan air pendingan dari cooling tower, air dari hasil pengembunan akan
ditampung di Hot Wall.
Adapun Hydrazine, digunakan untuk mengikat oksigen yang terlarut dalam air, sedangkan
amoniak digunakan untuk menstabilkan derajat keasaman (PH) air supaya netral (PH 6,2 - 7,2).
2. Batu Bara
Peralatan utama pada system bahan bakar batu bara adalah :
a. Coal bunker
b. Coal Feeder
c. Coal Mill
d. Sealing Air Fan
e. Primary Air Fan
Peralatan coal bunker digunakan sebagai tempat penampungan batu bara sebelum batu
bara tersebut digiling di dalam coal mill. Sebelum ditampung pada coal bunker , batu bara tersebut
telah melalui Reclaim Hooper, Crush House, Transfer Tower dengan menggunakan belt conveyor
yang dilengkapi dengan Magnetik Separator dan Metal Detector.
Pada crusher house ini batu bara akan dipecah sehingga ukurannya sekitar 40 mm. Setiap
unit boiler mempunyai empat buah coal bunker dan setiap coal bunker bertugas menyuplai satu
buah coal mill. Kapasitas masing-masing coal bunker dalah 160 ton. Dari coal bunker batu bara
ditransfer ke coal mill dengan menggunakan bantuan coal feeder. Coal feeder berfungsi untuk
menyuplai batu bara ke dalam mill sesuai dengan kebutuhannya. Volume batu bara yang disuplai
ke dalam mill pada akhirnya akan menentukan banyaknya uap yang akan diproduksi oleh boiler.
Coal mill adalah alat untuk menggiling batu bara menjadi serbuk yang sangat halus. Batu
bara yang halus ini dapat membantu proses pembakaran menjadi sempurna dan cepat. Untuk satu
unit terdapat empat coal mill dan satu coal mill mempunyai empat keluaran.masing-masing
keluaran menuju setiap sudut (corner) pada boiler. Serbuk batu bara yang dihembuskan ke ruang
bkar boiler dibantu dengan bantuan udara dari Primary Air Fan (PAF). Primary air fan ini juga
membantu proses pembakaran pada boiler, karena sebelumnya sudah ada nyala api (burner) maka
serbuk batu bara tersebut terbakar. Setelah aapi batu bara sudah normal selanjutnya burner solar
dimatikan.
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa untuk penyalaan awal di ruang bakar boiler bahan
bakar adalah HSD. HSD dipakai sampai daya yang dibangkitkan generator untuk setiap unit
sampai maksimal + 35 MW. Kemudian dari 35 MW 60 MW bahan bakar boiler adalah batu bara
yang diambil dari dua buah silo (coal bunker ). Dari 60 MW sampai beban maksimum (100 MW)
batu bara di tambah satu silo lagi. Sedangkan dari 25 MW sampai 35 MW adalah masa transisi
dari bahan bakar HSD ke bahan bakar batu bara.
Dari ecomonizer air disalurkan ke boiler drum. Dari boiler drum bersirkulasi melalui down
comer berupa pipa berukuran besar yang menghubungkan bagian bawah boiler drum dengan lower
header. Dari lower header air akan masuk ke tube wall(riser) berupa didnding segi empat (berupa
pipa-pipa) yang mengitari ruang bakar. Panas yang dihasilkan dri proses pembakaran di dalam
ruang bakar sebagian diberikan pada air yang berada dalam tube wall sehingga air berubah menjadi
uap basah. Uap hasil penguapan dari tube wall terkumpul dalam boiler drum. Uap akan mengalir
ke dalam puncak boiler drum melewati steam separator (pemisah uap) dan screen dryer
(pengering uap), lalu keluar dari drum dalam keadaan kering menuju superheater yang terdiri dari
low temperatue superheater dan high temperature superheater yang berfungsi sebagai pemanasan
lanjut.uap panas dari superheater disalurkan melelui desuperheater yang bertujuan untuk
mengatur temperatur uap menuju turbin.butir-butir air yang terpisah dari uap boiler drum akan
jatuh bersirkulasi kembali bersama air masuk.
Sebagian uap bekas dari turbin ditampung di condensor. Pada condensor tejadi
pengembunan dengan bantuan air pendingin dari cooling tower. Air hasil pengembunan akan
ditampung pada hot well. Air tersebut akan dipompakan menuju low pressure heater (LPH)
dengan bantuan condensate pump. Air dari LPH akan disalurkan pada deaerator dan terjadi pula
pemanasan di dalam deaerator dengan menggunakan uap ekstrasi dari turbin, dimana pada
deaerator tersebut air condensate bercampur dengan langsung dengan uap pemanasan dari turbin.
Fungsi dari deaerator ini adalah untuk mengurangi kandungan gas dalam air pengisi (water
condensate). Air dari deaerator tersebut ditampung pada feed water tank dan dipompakan dengan
menggunakan boiler feed pump menuju high pressure heater.
1. Sistem Udara
Proses pembakaran pada furnace udara diambil dari luar dengan menggunakan force draft
fan yang merupakan kipas udara yang menghisap uadar luar dengan menghembuskan ke ruang
bakar melalui tubular air heater.
Pada tubular air heater udara dipanaskan sehingga temperatur udara pembakaran + 300oC
guna menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna. Sebagian daari udara panas setelah melalui
tubular air heater, dihisap dan dinaikkan tekanannya oleh primary air fan sebagi udara primer.
udara ini digunakan untuk mengeringkan batu bara di dalam coal mill serta menghembuskan sebuk
batu bara ke dalam ruang bakar melalui coal burner.
Debu-debu yang menempel pada electrostatic precipitator ditampung di dalam ash hooper
yang kemudian di tampung pada ash silo untuk dibuang ke tampat pembuangan. Sedangkan gas
bersih keluar dari electrostatic precipitator dibuang ke cerobong melalui induce draft fan (IDF)
yang merupakan kipas hisap yang menghisap gas buang dari dalam ruang bakar dan melalui
cerobong.
BAB III
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik,
biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik.
Generator arus bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator, generator AC (alternating current), atau
generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah
putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan
kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator.
Kumparan medan generator sinkron terletak pada rotornya sedangkan kumparan jangkarnya terletak pada
stator.
Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu : stator, yakni bagian
diam yang mengeluarkan tegangan bolak- balik dan rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan
medan magnit yang menginduksikan ke stator.
Kumparan medan adalah kumparan yang diberi supply arus DC sehingga membangkitkan medan
magnit. Medan magnit itu menimbulkan flux magnit, sedangkan kumparan yang lain membangkitkan gaya
gerak listrik. Generator kutub dalam ialah apabila kumparan medan terletak pada rotor dan kumparan
jangkar terletak pada statornya. Generator kutub luar ialah apabila kumparan medan terletak pada
statornya dan kumparan jangkar terletak pada rotornya atau kumparan jangkar berputar.
Pada generator AC sinkron, stator ditempatkan pada rumah (kerangka) yang diberikan isolasi.
Stator terbuat dari laminasi inti-besi yang diberikan slot sebagai tempat untuk kumparan. Tujuan
menggunakan laminasi inti-besi adalah untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy (eddy current).
Ada dua jenis yang berbeda dari struktur medan generator sinkron, yaitu tipe kutub-sepatu (salient)
dan silinder.
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika
sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut
akan terbentuk gaya gerak listrik, dimana rotor berlaku sebagai kumparan medan (yang menghasilkan
medan magnet) dan akan menginduksi stator sebagai kumparan jangkar yang akan menghasilkan energi
listrik. Pada belitan rotor diberi arus eksitasi DC yang akan menciptakan medan magnet. Rotor ini dikopel
dengan turbin putar dan ikut berputar sehingga akan menghasilkan medan magnet putar. Medan magnet
putar ini akan memotong kumparan jangkar yang berada di stator. Oleh karena adanya perubahan fluks
magnetik pada tiap waktunya maka pada kumparan jangkar akan mengalir gaya gerak listrik yang
diinduksikan oleh rotor.
-N
ƒ = frekwuensi
Bila suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya, maka dapat
mengakibatkan generator tersebut tidak bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan. Untuk mengatasi
kebutuhan listrik atau beban yang terus meningkat tersebut, bisa diatasi dengan menjalankan generator
lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator yang telah bekerja sebelumnya, pada
satu jaringan listrik yang sama. Keuntungan dari menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu
jaringan listrik adalah salah satu generator tiba-tiba mengalami gangguan, maka generator tersebut dapat
dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain, sehingga pemutusan listrik secara total bisa dihindari.
Terhubungnya suatu generator dengan generator lainnya dalam suatu jaringan interkoneksi yang
disebut kerja paralel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus sama.
Sistem eksitasi adalah sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator
listrik, sehingga menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan output bergantung pada besarnya arus
eksitasi.
Perkembangan sistem eksitasi generator cenderung ke sistem eksitasi tanpa sikat, karena adanya
sikat menimbulkan kesulitan, misalnya timbul loncatan api pada putaran tinggi dan daya tinggi pada
generator arus searah yang menghasilkan arus penguat. Untuk menghilangkan sikat digunakan rotating
dioda.
Sistem eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listrik berasal dari sumber listrik yang berasal
dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu
dengan menggunakan rectifier. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau
disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan exciter utama (main
exciter). Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main eksiter ke rotor generator menggunakan slip ring dan
sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter.
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor generator mempunyai
kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang relative kecil. Untuk mengatasi
keterbatasan sikat arang, pada generator pembangkit menggunakan sistem eksitasi tanpa menggunakan
sikat (brushless excitation).
Keuntungan sistem excitation tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain adalah:
a. Energi yang diperlukan untuk excitacy diperoleh dari poros utama (main shaft), sehingga keandalannya
tinggi.
b. Biaya perawatan berkurang karena pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak
terdapat sikat, komutator dan slip ring.
c. Pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi karena
melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
d. Mengurangi kerusakan (trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua peralatan
ditempatkan pada ruang tertutup Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga
meningkatkan keandalan operasi dapat berlangsung kontinyu pada waktu yang lama.
e. Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau kabel tidak
diperlukan lagi.
f. Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak memerlukan pondasi.
Pada sistem eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul apabila terjadi gangguan hubung singkat atau
gangguan hubung tanah di rotor, serta apabila ada beberapa dioda yang mengalami kerusakan, maka
solusinya adalah melakukan penggantian dimana Unit harus dimatikan terlebih dahulu, kejadian ini dapat
menimbulkan distorsi medan magnet pada generator yang selanjutnya menimbulkan vibrasi (getaran)
berlebihan pada unit pembangkit. Sebagai contoh yang mengunakan Brushless untuk sistem eksitasi
adalah generator PLTU Ombilin 2 x 100 MW.
Coolant AIR
Ambient Temperature / °C
Water / °C
Class of Insulation F
Duty Continuous
Excitation 49 V 97 A
Protection IP 55
Altitude < 1000 M
Pada gambar single line diagram excitation Ombilin dibawah ini terdapat beberapa bagian-bagian
yang mendukung proses terjadinya eksitasi, yaitu:
Gambar.3.7. Single Line Diagram Excitation Ombilin
a. Rotating Dioda
b. Trafo Eksitasi
c. AVR
d. Battery
Tegangan : /
Daya : 10kVA
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap
konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh
pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan
output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter.Apabila tegangan
output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator maka AVR akan memperbesar arus
penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi
tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dengan
demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator akan dapat distabilkan. AVR secara
otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat
minimum ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
Maksud penggunaan AVR pada generator serempak yang tersambung pada sistem tenaga adalah
:
3.7. Mempertinggi kapasitas pemuat (charging capasity) saluran transmisi tanpa beban dengan mengontrol
eksitasi sendiri
3.5 Prinsip Kerja Sistem Eksitasi Generator Unit 1 Pada PLTU Ombilin
Prinsip kerja sistem eksitasi generator Ombilin dapat dilihat pada gambar single line diagram
excitation dibawah ini:
1. Pada saat kondisi start up, dimana tegangan output generator belum ada Sumber eksitasi berasal dari
battery 220VDC.
2. Saat kecepatan generator telah mencapai 3000 rpm dan eksitasi dari battery masuk, maka K01 dan K02
akan close.
3. Selanjutnya generator akan terjadi pengasutan. Apabila tegangan output generator mencapai 50% dari
tegangan nominal, sumber arus eksitasi dari battery diambil alih oleh trafo eksitasi ( T101, T102, T103).
Sehingga K02 akan open.
4. Agar tegangan output generator tetap stabil 11,5 kV. AVR akan mengatur penyalaan thyristor sesuai
dengan kebutuhan eksitasi generator.
5. Output dari trafo eksitasi yang berupa tegangan AC disearahkan oleh thyristor menjadi tegangan DC.
Pada main exciter, karena dicatu arus medan, maka kumparan medannya akan menghasilkan
fluks. Sesuai dengan prinsip generator kembali, maka pada main exciter akan dibangkitkan kembali
tegangan AC tiga fhasa yang mempunyai frekuensi 50 HZ.
Medan main exciter yang diam atau sebagai stator mandapat arus penguatan pertama dari batrai,
yang kemudian diambil dari trafo.
3.6.1 Keuntungan
Keandalan tinggi dan kontinuitas operasinya terjamin karena mengunakan penyearah silikon yang
keandalannya cukup tinggi.
Dalam pengoperasian nya tidak menghasilkan bunga api.
Dapat digunakan pada generator yang terletak pada daerah berbahaya, seperti daerah yang
mengandung bahan bahan kimia pemicu terjadinya kebakaran seperti pengilangan minyak.
Pemeliharaan dan pemeriksaan lebih mudah. Sistem ini mengunakan komponen yang tidak begitu
penting untuk diperiksa tiap hari, cukup secara periodik.
3.6.2 Kerugian
BAB III
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai
pembangkit listrik. Generator arus bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator, generator AC
(alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran
rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan
dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama
dengan medan putar pada stator. Kumparan medan generator sinkron terletak pada rotornya
sedangkan kumparan jangkarnya terletak pada stator.
Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu : stator, yakni
bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolak- balik dan rotor, yakni bagian bergerak yang
menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator.
Kumparan medan adalah kumparan yang diberi supply arus DC sehingga membangkitkan
medan magnit. Medan magnit itu menimbulkan flux magnit, sedangkan kumparan yang lain
membangkitkan gaya gerak listrik. Generator kutub dalam ialah apabila kumparan medan terletak
pada rotor dan kumparan jangkar terletak pada statornya. Generator kutub luar ialah apabila
kumparan medan terletak pada statornya dan kumparan jangkar terletak pada rotornya atau
kumparan jangkar berputar.
Pada generator AC sinkron, stator ditempatkan pada rumah (kerangka) yang diberikan
isolasi. Stator terbuat dari laminasi inti-besi yang diberikan slot sebagai tempat untuk kumparan.
Tujuan menggunakan laminasi inti-besi adalah untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy (eddy
current).
Ada dua jenis yang berbeda dari struktur medan generator sinkron, yaitu tipe kutub-sepatu
(salient) dan silinder.
Generator kecepatan rendah yang digerakkan oleh mesin diesel atau turbin air mempunyai
rotor dengan kutub medan yang menonjol atau kutub medan sepatu seperti rotor yang ditunjukkan
dalam gambar
Gambar.3.1. Rotor kutub sepatu untuk generator sinkron
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan
jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar
tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik, dimana rotor berlaku sebagai kumparan medan (yang
menghasilkan medan magnet) dan akan menginduksi stator sebagai kumparan jangkar yang akan
menghasilkan energi listrik. Pada belitan rotor diberi arus eksitasi DC yang akan menciptakan
medan magnet. Rotor ini dikopel dengan turbin putar dan ikut berputar sehingga akan
menghasilkan medan magnet putar. Medan magnet putar ini akan memotong kumparan jangkar
yang berada di stator. Oleh karena adanya perubahan fluks magnetik pada tiap waktunya maka
pada kumparan jangkar akan mengalir gaya gerak listrik yang diinduksikan oleh rotor.
-N
ƒ = frekwuensi
Bila suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya, maka
dapat mengakibatkan generator tersebut tidak bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan.
Untuk mengatasi kebutuhan listrik atau beban yang terus meningkat tersebut, bisa diatasi dengan
menjalankan generator lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator yang
telah bekerja sebelumnya, pada satu jaringan listrik yang sama. Keuntungan dari menggabungkan
2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik adalah salah satu generator tiba-tiba mengalami
gangguan, maka generator tersebut dapat dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain,
sehingga pemutusan listrik secara total bisa dihindari.
Terhubungnya suatu generator dengan generator lainnya dalam suatu jaringan interkoneksi
yang disebut kerja paralel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus sama.
Sistem eksitasi adalah sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik, sehingga menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan output bergantung pada
besarnya arus eksitasi.
Perkembangan sistem eksitasi generator cenderung ke sistem eksitasi tanpa sikat, karena
adanya sikat menimbulkan kesulitan, misalnya timbul loncatan api pada putaran tinggi dan daya
tinggi pada generator arus searah yang menghasilkan arus penguat. Untuk menghilangkan sikat
digunakan rotating dioda.
Sistem eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listrik berasal dari sumber listrik yang
berasal dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan
terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus
bolak balik diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan
medan exciter utama (main exciter). Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main eksiter ke rotor
generator menggunakan slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari
pilot exciter ke main exciter.
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang relative kecil.
Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, pada generator pembangkit menggunakan sistem
eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation).
Keuntungan sistem excitation tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain
adalah:
g. Energi yang diperlukan untuk excitacy diperoleh dari poros utama (main shaft), sehingga
keandalannya tinggi.
h. Biaya perawatan berkurang karena pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak
terdapat sikat, komutator dan slip ring.
i. Pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi karena
melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
j. Mengurangi kerusakan (trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua peralatan
ditempatkan pada ruang tertutup Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga
meningkatkan keandalan operasi dapat berlangsung kontinyu pada waktu yang lama.
k. Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau kabel
tidak diperlukan lagi.
l. Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak memerlukan
pondasi.
Pada sistem eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul apabila terjadi gangguan hubung
singkat atau gangguan hubung tanah di rotor, serta apabila ada beberapa dioda yang mengalami
kerusakan, maka solusinya adalah melakukan penggantian dimana Unit harus dimatikan terlebih
dahulu, kejadian ini dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada generator yang selanjutnya
menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit. Sebagai contoh yang
mengunakan Brushless untuk sistem eksitasi adalah generator PLTU Ombilin 2 x 100 MW.
Coolant AIR
Ambient Temperature / °C
Water / °C
Class of Insulation F
Duty Continuous
Excitation 49 V 97 A
Standard I.E.C 34ˉ1
Protection IP 55
Altitude < 1000 M
Pada gambar single line diagram excitation Ombilin dibawah ini terdapat beberapa bagian-
bagian yang mendukung proses terjadinya eksitasi, yaitu:
Gambar.3.7. Single Line Diagram Excitation Ombilin
e. Rotating Dioda
f. Trafo Eksitasi
g. AVR
h. Battery
Tegangan : /
Daya : 10kVA
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan
generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu
stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah dikarenakan beban
sangat mempengaruhi tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter.Apabila
tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator maka AVR akan
memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output
Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan
(excitacy) pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan. AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat
yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum yang bekerja secara
otomatis.
Maksud penggunaan AVR pada generator serempak yang tersambung pada sistem tenaga
adalah :
3.4.4. Battery
Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang
berupa sel listrik. Battery yang digunakan pada sistem start up eksitasi generator Ombilin adalah
battery basah dengan tegangan 220 VDC.
3.5 Prinsip Kerja Sistem Eksitasi Generator Unit 1 Pada PLTU Ombilin
Prinsip kerja sistem eksitasi generator Ombilin dapat dilihat pada gambar single line
diagram excitation dibawah ini:
6. Pada saat kondisi start up, dimana tegangan output generator belum ada Sumber eksitasi berasal
dari battery 220VDC.
7. Saat kecepatan generator telah mencapai 3000 rpm dan eksitasi dari battery masuk, maka K01 dan
K02 akan close.
8. Selanjutnya generator akan terjadi pengasutan. Apabila tegangan output generator mencapai 50%
dari tegangan nominal, sumber arus eksitasi dari battery diambil alih oleh trafo eksitasi ( T101,
T102, T103). Sehingga K02 akan open.
9. Agar tegangan output generator tetap stabil 11,5 kV. AVR akan mengatur penyalaan thyristor
sesuai dengan kebutuhan eksitasi generator.
10. Output dari trafo eksitasi yang berupa tegangan AC disearahkan oleh thyristor menjadi tegangan
DC.
Pada main exciter, karena dicatu arus medan, maka kumparan medannya akan
menghasilkan fluks. Sesuai dengan prinsip generator kembali, maka pada main exciter akan
dibangkitkan kembali tegangan AC tiga fhasa yang mempunyai frekuensi 50 HZ.
Medan main exciter yang diam atau sebagai stator mandapat arus penguatan pertama dari
batrai, yang kemudian diambil dari trafo.
3.6.1 Keuntungan
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
di PLTU Ombilin, yaitu:
1. Generator merupakan komponen utama dalam suatu pembangkit tenaga listrik yang dapat
mengkonversikan energi mekanik berupa putaran yang dihasilkan oleh turbin menjadi energi
listrik.
2. Sistem eksitasi pada generator untuk membangkitkan tegangan pada stator generator dengan
mensuplai arus DC pada rotor generator.
3. Sistem eksitasi pada generator PLTU Ombilin adalah sistem eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation).
Rotating Dioda
Trafo Eksitasi
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator)
Battery
5. Pada proses eksitasi terdapat dua tipe dioda yang digunakan pada rotating dioda, yaitu :
Type S 1104/SVD/29
Type S 1104/SVU/29
6. AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap
konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak
terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah dikarenakan beban sangat
mempengaruhi tegangan output generator.
4.2. Saran
Adapun saran- saran yang dapat Penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Agar pegawai lebih meningkatkan kedisiplinan, baik disiplin dalam bekerja maupun disiplin
waktu.
2. Agar meningkatkan sistem kerja yang baik agar menghasilkan kerja yang bernilai guna.
3. Agar dapat menjalani kerja sama yang baik antara sesama pegawai, karena kekompakan akan
menghasilkan suatu team yang kokoh dan menjadikan suatu pekerjaan yang sulit menjadi mudah
untuk diselesaikan secara bersama - sama.
4. Semoga PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin terus dapat meningkatkan kemajuan
dan dapat memperbaiki serta lebih mengoreksi segala kelemahan atau kekurangan yang masih ada
dalam sistem kerja.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung sehingga penulis mendapatkan pengalaman kerja walaupun dalam waktu yang relatif
singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Alsthom, Gec. 1995. ”Excitation Regulation Cubicle”. PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Ombilin.
Alsthom, Gec. 1995. ”Generator”. PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Ombilin.
Arismunandar, A dan Kuwahara. 1991. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik. Jakarta : Pradnya
Paramita.
Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Erlangga
Kadir, Abdul. 1999. Mesin Sinkron. Jakarta: Djambatan.
Rijono, Yon. 1997. Dasar Teknik Tenaga Listrik. Yogyakarta: Andi Offset.
Sumanto. 1992. Mesin-Mesin Sinkron. Yogyakarta: Andi Offset.