A. TEORI UMUM
Berat jenis agregat adalah nilai perbandingan antara massa dan volume
daribahan yang kita uji.Agregat menempati 70-75% dari total volume beton, oleh
karena itu kualitas agregat sangat berpengaruh terhadap kualitas beton. Dengan
agregat yang baik beton dapat dikerjakan (Workable), kuat, tahan lama (Durable)
dan ekonomis.
Menurut ketentuan umum standarisasi SK-SNI-T-15-1990-03, berat jenis
agregat normal (halus/kasar) umumnya berkisar antara 2,50–2,75 gram/ml.
Syarat-syarat agregat kasar, menurut PBI 1971 (NI-2) pasal 3.4 yaitu
agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat kasar
yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah butir-butir
pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir
agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Batuan pecah merupakan agregat kasar,
yaitu yang tertahan oleh saringan berdiameter 4,75 mm (saringan No. 4).
Macam-macamberatjenisyaitu:
C. BENDA UJI
1. Agregat Kasar yang tertahan pada saringan no. 4
2. Untuk BJ SSD
Hari pertama :
a. Ambil benda uji agregat kasar alami, lalu cuci benda uji hingga bersih
sehingga kotoran-kotoran organik dan lumpur yang melekat hilang ;
b. Bagi benda uji menjadi 2 bagian ;
c. Rendam benda uji tersebut selama 24±4 jam ;
Hari Kedua :
a. Keluarkan benda uji dalam air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air
pada permukaan hilang.
E. CARA PENGUJIAN
BJ SOLID
1. Mengambil benda uji apa adanya (alami) lalu cuci hingga bersih dan
memasukan keadaan oven ±24 jam sampai dengan beratnya tetap;
2. Mengeluarkan benda uji dari dalam oven dan mendiamkan beberapa menit
sampai panasnya hilang;
3. Mengambil wadah/pan, kemudian menimbang (W1);
4. Memasukkan benda uji kedalam wadah kemudian timbang (W2)
5. Berat benda uji adalah (W3) = W2 – W1;
6. Mengisi gelas ukur 500 ml dengan air suling/biasa (V1);
7. Memasukkan benda uji tersebut kedalam gelas ukur sehingga air akan
naik, lalu mengukur tinggi air tersebut (V2) dimana pengukuran dilakukan
setelah gelembung-gelembung udara hilang;
8. Volume benda uji tersebut adalah (V3) = V2 – V1.
𝑊3
Berat Jeni Solid Agregat Kasar (gram/ml) = .........................................(2.1)
𝑉3
𝐵𝑗
Berat Jenis SSD Cara 1 = 𝐵𝑗−𝐵𝑎............................................... ....(2.2)
𝐵𝑗
Berat Jenis SSD Cara II = 𝐵𝑗+𝑊7−𝑊6.............................`..............(2.3)
𝐵𝑗−𝐵𝑘
Absorpsi = x 100%.......... ............................(2.4)
𝐵𝑘
BJ Volume Alami
1. Timbang cawan/wadah terlebih dahulu (W3);
2. Ambil split (alami) kemudian saring dengan menggunakan saringan no. 4,
lalu masukkan kedalam cawan dan timbang (W2);
3. Hitung berat benda uji (A) = W2 – W1
4. Masukkan split tersebut kedalam gelas ukur;
5. Masukkan air suling kedalam gelas ukur hingga permukaan split terendam
sepenuhnya;
6. Goyangkan gelas ukur ke kanan dan ke kiri secara hati-hati sampai tidak
ada gelembung udara di dalam gelas ukur;
7. Tambahkan air suling sampai 500 ml atau 1000 ml, kemudian bersihkan
bagian pinggir gelas ukur;
8. Timbang gelas ukur tersebut dengan neraca (B) dan catat hasil
penimbangan;
9. Buang isi yang ada di dalam gelas ukur dan bersihkan dengan air
kemudian dikeringkan;
10. Isi gelas ukur dengan air sebanyak 500 ml atau 1000 ml, lalu timbang
gelas ukur tersebut dengan neraca (C) dan catat hasilnya.
𝐴
Berat Jenis Volume Alami = ...........................................................(2.6)
𝐴+𝐶−𝐵
BJ Kering Oven
Hari pertama
1. Ambil benda uji berupa split alami;
2. Timbang cawan yang akan dipakai (W1);
Hari kedua
𝐴
Berat Jenis Kering Oven (gram/ml) = 𝐴+𝐶−𝐵..............................................(2.7)
= 885 gram
Volume benda uji (V3) = V2 – V1
= 870 - 500
= 370 ml
𝑊3
Berat jenis solid (BJ) =
𝑉3
885
=
370
= 2,39 gram/ml
Perhitungan BJ SSD & Absorpsi
Diketahui :
Berat wadah/pan (W1) = 142 gram
Berat wadah + benda uji (oven) (W2) = 2632 gram
Berat pan + benda uji SSD (W3) = 442 gram
Ditanya :
Berat benda uji kering (Bk) = W2 – W1
= 2632 – 142
= 2492 gram
Berat benda uji SSD (Bj) = W3 – W1
= 442 – 142
= 300 gram
𝐵𝑗−𝐵𝑘
Absorpsi Agregat = 𝑥 100
𝐵𝑘
300−249,2
= 𝑥 100
249,2
= 20,38 %
Pengujian Berat Jenis SSD Agregat Cara II
Diketahui :
Berat wadah/pan (W1) = 142 gram
Berat benda uji SSD (Bj) = 300 gram
Berat gelas ukur + benda uji air (W6) = 886 gram
Berat gelas ukur + air (W7) = 715 gram
Ditanya :
= 0.636 gram/ml
Perhitungan BJ Volume Alami
Diketahui :
Berat wadah / pan (W1) = 143 gram
Berat pan + benda uji (W2) = 443 gram
Berat gelas ukur + split + air (B) = 903,5 gram
Berat gelas ukur + air (C) = 730,5 gram
Ditanya :
Berat benda uji (A) = W2 – W1
= 443 – 143
= 300 gram
𝐴
Berat jenis volume split =
𝐴+𝐶−𝐵
300
=
300+730,5−903,5
= 2,362 gram/ml
Perhitungan BJ Kering Oven
Diketahui :
Berat wadah /pan (W1) = 145 gram
Berat pan + benda uji (W2) = 435 gram
Berat gelas ukur + split + air (B) = 917 gram
Berat gelas ukur + air (C) = 730,5 gram
Berat benda uji (A) = W2 – W1
= 435 – 145
= 290 gram
𝐴
BJ Kering Oven =
𝐴+𝐶−𝐵
290
=
290 +730,5−917
= 2,801 gram/ml
Kesimpulan dari hasil data diatas adalah BJ Solid, BJ Volume Alami .dan
BJ Kering Oven Memenuhi standard dan BJ SSD Tidak memenuhi standar.
Dapat disimpulkan bahwa percobaan yang kami lakukan ada yang sesuai
dengan SNI dan ada yang tidak sesuai dengan SNI.
2. Saran
a. Terlebih dahulu memberi nama percobaan pada cawan benda uji saat
memasukan ke oven agar tidak tertukar pada saat mengambil benda uji.
b. Saat pencucian usahakan agar tidak banyak benda uji yang terbuang agar
hasil maksimal.
c. Selalu bertanya kepada asisten jika tidak ada yang diketahui untuk
meminimalisir kesalahan.
d. Lakukan dengan teliti saat pengambilan data.
e. Praktikan harus mengetahui prosedur percobaan.