Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN FAKTOR RESIKO PADA PASIEN PENYAKIT

GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RUANG X.A


RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Hj.Euis Nurhayati,Dra.,M.Kes dan Isni Nuraini

ABSTRAK
Di negara-negara maju dan berkembang , kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung
menduduki ranking pertama setiap dan sepanjang tahun. Jadi, penyakit jantung merupakan
pembunuh yang utama di negara tersebut setiap dan sepanjang tahun. Diperkirakan peningkatan
jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung antara lain perubahan pola hidup , khusus
bagi seseorang yang hidup dikejar waktu, selalu gelisah, kurang bergerak, atau menjadi perokok,
stress, usia yang sudah lanjut, dan perubahan konsumsi pangan dapat mendorong peningkatan
menjadi penderita penyakit jantung. (WHO, 2006).
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor resiko pada pasien
penyakit Gagal Jantung Kongestif di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan bentuk deskriptif, populasinya adalah
semua pasien gagal jantung kongestif yang dirawat di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung periode bulan Juni-Juli 2009, pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive
Sampling dengan jumlah responden 30 orang.
Hasil penelitian ini menunjukan gambaran dari faktor resiko penyakit Gagal Jantung Kongestif,
yaitu faktor keturunan terdapat 15 orang (50%), pasien yang berjenis kelamin perempuan 16 orang
(53,3%), pasien yang berusia 40-59 tahun 15 orang (50%), yang memiliki pola makan yang tidak
baik 29 orang (96,67%), yang memilki kebiasaan merokok 16 orang (53,3%), yang memiliki riwayat
Obessitas 13 orang, yang memiliki riwayat DM 15 orang (50%), pasien yang kurang melakukan
aktifitas fisik 27 orang (90%), yang memilki riwayat Hipertensi 20 orang (66,7%).
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian gambaran faktor resiko pada pasien penyakit gagal
jantung kongestif berada pada katagori menunjukan katagori kesesuaian.

Daftar Pustaka : 15 (1995-2009)

Jurnal Kesehatan Kartika 40


A. PENDAHULUAN

Gagal jantung atau sering juga disebut Gagal Jantung Kongestif adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen
dan nutrisi (Smelter, Suzanne,2002, hlm. 805).
Faktor resiko penyakit Gagal Jantung Kongestif (GJK) serupa dengan penyakit jantung koroner.
Faktor resiko tersebut adalah faktor resiko yang dapat dirubah dan yang tidak dapat dirubah.
Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain faktor keturunan, jenis kelamin dan usia. Faktor
resiko yang dapat diubah antara lain pola makan, kebiasaan merokok, faktor keturunan, riwayat
Obesitas, riwayat Diabetes Mellitus (DM), tingginya kadar lipid, kurangnya aktifitas, stress, dan
riwayat Hipertensi.
Dalam penelitian ini ada dua faktor resiko yang tidak akan diteliti, yaitu faktor resiko tingginya
kadar lipid dan stress. Adapun alasan mengapa kedua faktor tersebut tidak diteliti adalah beberapa
peneliti sudah banyak yang mengambil penelitian tentang faktor tersebut terhadap penyakit Gagal
Jantung Kongestif, dan hasilnya sebagai berikut : Hasil penelitian yang dilakukan oleh Peter J.
Havel, Ph.D. pada bulan Desember 2007, mengemukakan bahwa tingginya kadar lipid dapat
memicu terjadinya penyakit jantung. (Kadarusman, 2007, http://www. Hasil penelitian kadar lipid
terhadap penyakit jantung.com, diperoleh tanggal 20 Mei 2009). Penelitian di RSCM yang
dilakukan pada tahun 1998 juga mengemukakan bahwa stress mempunyai resiko yang sangat
tinggi terhadap penyakit jantung. (2008, http://www.Dipenogoro Health Association.com, diperoleh
tanggal 8 Juni 2008).
Data tentang penyakit gagal jantung di Indonesia, menurut hasil penelitian di Rumah Sakit Dr.
Pirngadi Medan pada tahun 2007 penyakit jantung termasuk penyakit yang sangat berbahaya, dan
angka kematian akibat penyakit jantung terus meningkat. Dari 852 penderita yang diteliti terdapat
526 orang pria (61.74%) dan wanita 326 orang (38.26%) yang menderita penyakit Gagal Jantung.
Umur penderita berkisar antara 15-84 tahun dengan umur rata-rata 55 ± 14 tahun dan dengan
kelompok usia terbanyak : 55 - 64 tahun (32.9%).
Begitu pula dengan penderita penyakit jantung di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
pada periode bulan September-Desember 2008 mengalami peningkatan yang berarti dibanding
dengan tahun lalu. Pada bulan September tahun 2008 angka penderita penyakit jantung berjumlah
12 orang, pada bulan Oktober tahun 2008 berjumlah 24 orang, pada bulan November tahun 2008
berjumlah 29 orang, dan pada bulan Desember tahun 2008 berjumlah 40 orang.
Berdasarkan beberapa studi pendahuluan di berbagai Rumah Sakit, angka kejadian
penyakit Gagal Jantung Kongestif yang paling tinggi adalah di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Jurnal Kesehatan Kartika 41


Karena tempat tersebut merupakan tempat rujukan dari berbagai Rumah Sakit di Jawa Barat. Di
Rumah Sakit Cibabat Cimahi jumlah pasien Gagal Jantung Kongestif selama 3 bulan terakhir
berjumlah 5 orang, pihak rekam medik mengatakan apabila terdapat pasien Gagal Jantung, pihak
Rumah Sakit langsung merujuk ke RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Begitupun dengan Rumah
Sakit Al-Ihsan, jumlah pasien Gagal Jantung selama 3 bulan terakhir, tidak jauh berbeda dengan
RS Cibabat Cimahi, yaitu 7-9 orang.
Data-data di atas menunjukan bahwa penyakit Gagal Jantung Kongestif dapat ditimbulkan
oleh beberapa faktor resiko, maka dalam hal ini perawat berperan menjadi Health Educator baik
dalam pencegahan penyakit Gagal Jantung Kongestif maupun dalam memberikan pendidikan
kesehatan supaya tidak menjadikan penyakit jantung itu sendiri menjadi penyakit yang lebih berat
lagi.
Berdasarkan dari data-data dan fakta-fakta yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti bagaimana gambaran faktor resiko pada pasien penyakit Gagal Jantung Kongestif di
Ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

METODOLOGI
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang
digunakan adalah deskriptif,
Gambaran ini dianalisa dengan cara mengumpulkan data, menggunakan kuesioner atau angket
yang terkait dengan pengukuran faktor resiko yang menyebabkan penyakit Gagal Jantung
Kongestif kemudian dari data yang terkumpul dijumlahkan sesuai faktor resiko dan
diprosentasekan.

Jurnal Kesehatan Kartika 42


Kerangka Konsep dan Operasionalisasi Variabel

Kerangka Konsep

Faktor resiko
yang tidak
dapat diubah :
- Keturunan
- Jenis kelamin
- Usia

Penyakit Gagal Jantung


Kongestif

Faktor resiko yang


dapat diubah :
- Pola makan
- Kebiasaan
merokok
- Riwayat
Obessitas
- Riwayat Diabetes
Mellitus
- Kurangnya
aktivitas fisik

-Riwayat
Hipertensi

Jurnal Kesehatan Kartika 43


Definisi Konsep dan Operasional Variabel

No Variabel Definisi Definisi Alat Ukur Cara Hasil Skala


Konseptual Operasional Ukur Ukur Ukur

1 Faktor resiko - Pola makan adalah Pola makan yang Kuesioner Angket 1. Pola makan tepat Ordinal
penyakit perilaku manusia baik bila pasien bila pasien
Gagal dalam memenuhi cenderung mengkonsumsi
Jantung kebutuhannya akan mengkonsumsi makanan yang
Kongestif makanan yang makanan rendah rendah lemak,
meliputi sikap, kalori, tinggi serat, tinggi serat
kepercayaan, jenis rendah lemak. 2. Tidak tepat bila
makanan, frekuensi, pasien
cara pengolahan, dan mengkonsumsi
pemilihan makanan. makanan yang
tinggi kolesterol

2 - Kebiasaan Merokok Suatu kegiatan Kuesioner Angket Diukur berdasarkan Ordinal


adalah suatu dimana seseorang :
kegiatan menghisap pernah atau 1. Merokok
rokok. mempunyai 2. Tidak merokok
kebiasaan Berapa batang rokok
menghisap rokok. yang dihabiskan
perhari:
1. ≥ 20 batang
2. < 20 batang
Jenis rokok yang
biasa dikonsumsi:
1. Tembakau
2. Kretek
3. Filter

Jurnal Kesehatan Kartika 44


3 - Faktor keturunan Ada tidaknya Kuesioner Angket 1. Ada keluarga Ordinal
adalah penyakit yang saudara sedarah sedarah yang
menurun dari yang mempunyai mengalami hal
generasi penyakit serupa. yang sama
sebelumnya. 2. Tidak ada

4 - Jenis kelamin Sepasang sifat Kuesioner Angket 1. Laki-laki Nominal


adalah sepasang sifat jasmani yang 2. Perempuan
jasmani atau rohani membedakan
yang membedakan seseorang.
dua makhluk wanita
dan pria.
5 - Riwayat Obessitas Kondisi seseorang Kuesioner Angket 1. Pernah mengalami Ordinal
atau kegemukan dimana seseorang berat badan lebih.
didefinisikan sebagai tersebut pernah 2. Tidak pernah
suatu keadaan mengalami mengalami berat
dimana seseorang kelebihan berat badan lebih.
pernah mengalami badan yang diukur
kelebihan berat berdasarkan
badan baik dimasa pengalamannya
lalu ataupun tentang
sekarang. peningkatan berat
badan di masa lalu.
6 - Riwayat DM Keadaan dimana Kuesioner Angket 1. Pernah Ordinal
didefinisikan sebagai seseorang pernah mempunyai
suatu keadaan mempunyai riwayat riwayat DM.
dimana seseorang penyakit DM. 2. Tidak mempunyai
pernah didiagnosa riwayat DM
oleh dokter
mempunyai penyakit
DM.
7 - Kurangnya aktifitas Kegiatan Kuesioner Angket 1. Rutin dalam Ordinal
fisik adalah seseorang dimana melakukan

Jurnal Kesehatan Kartika 45


seseorang yang tidak seseorang tersebut olahraga (2-3
aktif melakukan olah rutin dalam kali/minggu)
raga secara teratur melakukan 2. Tidak rutin dalam
(2-3 kali dalam 1 kegiatan olah raga melakukan
minggu). yang diukur olahraga (2-3
berdasarkan kali/minggu)
keteraturan dalam Jenis olahraga yang
berolahraga (2-3 dilakukan :
kali/minggu). 1. Jalan Cepat
2. Senam
3. Aerobik

Lama berolahraga :
1. ≥ 30 menit
2. < 30 menit

8 - Usia adalah umur Usia adalah waktu Kuesioner Angket 1. <40 tahun Ordinal
pada saat ulang seseorang hidup 2. 40-59 tahun
tahun terakhir. dihitung dalam 3. >60 tahun
satuan tahun dari
waktu lahir sampai
klien mengalami
penyakit Gagal
Jantung Kongestif.
9 - Riwayat Hipertensi Riwayat Hipertensi Kuesioner Angket 1. Mempunyai riwayat Ordinal
adalah peningkatan adalah keadaan Hipertensi
tekanan darah seseorang dimana 2. Tidak mempunyai
dimana sistolenya seseorang tersebut riwayat Hipertensi
lebih dari 140 mmHg mempunyai riwayat
dan diastolenya lebih Hipertensi.
dari 90 mmHg.

Jurnal Kesehatan Kartika 46


Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Gagal Jantung Kongestif yang dirawat di
ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode juni sampai dengan juli 2009.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, dimana
pengambilan sample secara Purposive ini didasarkan pada suatu pertimbangan atau kriteria
tertentu, seperti yang tercantum di bawah ini:
a. Semua pasien Gagal Jantung Kongestif yang telah di diagnosa oleh Dokter, yang dirawat di
ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama penelitian berlangsung, yaitu tanggal 20
Juni-11 Juli 2009.
b. Bersedia untuk dilakukan penelitian.
c. Pasien dapat komunikatif
d. Berada dalam kondisi sadar

Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dengan mengunakan instrumen
yang digunakan berupa angket yang mengacu pada pertanyaan terhadap faktor resiko yang
menyebabkan Gagal Jantung Kongestif yang terdiri dari 14 pertanyaan tertutup.
Instrumen terdiri dari 9 faktor resiko yaitu, faktor keturunan, jenis kelamin, usia, pola makan,
kebiasaan merokok, riwayat Obessitas, riwayat penyakit DM, kurangnya aktifitas fisik, dan riwayat
Hipertensi. Masing-masing faktor akan dirinci lagi dengan pertanyaan yang lebih spesifik yang
mengacu pada faktor resiko terjadinya Gagal Jantung Kongestif.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat, dengan
menggunakan persentase dan frekuensi sehingga bisa melihat kecenderungan dan gambaran
faktor resiko pada pasien Gagal Jantung Kongestif yang dirawat di ruang X.A RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung.

Jurnal Kesehatan Kartika 47


Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Diubah

Hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata dari 30 responden yang dilakukan penelitian
terdapat 15 pasien yang mempunyai riwayat keturunan penyakit Gagal Jantung Kongestif pada
keluarganya atau setengahnya (50%). Faktor familial dan genetika mempunyai peranan bermakna
dalam patogenesis penyakit jantung serta pertimbangannya penting dalam diagnosis,
penatalaksanannya dan pencegahannya. Seperti kebanyakan penelitian genetika, riwayat keluarga
yang adekuat penting untuk menilai kemungkinan peranan hereditas dalam penyakit jantung.
(Kaplan, 1994, hlm. 121).
Pada faktor jenis kelamin, dari 30 responden sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 16 orang (53,33%). Menurut Smeltzer (2002), angka kematian pada
semua umur laki-laki lebih tinggi daripada angka kematian wanita karena tingkat estrogen pada
wanita dapat melindungi dari penyakit jantung, namun penelitian yang dilakukan pada tahun 2001
oleh perkumpulan ahli jantung di Amerika, mengemukakan bahwa memang semula penyakit
jantung kebanyakan diderita oleh kaum laki-laki, dihubungkan dengan kebiasaan merokok,
minuman keras serta akivitas yang lebih tinggi. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, penyakit
mematikan ini juga menjadi penyebab kematian nomor satu pada perempuan. Mungkin ada
hubungannya dengan gaya hidup perempuan yang kini hampir sama dengan laki-laki. Pada masa
reproduksi kemungkinan perempuan terkena penyakit Gagal Jantung Kongestif jauh lebih kecil
dibanding laki-laki, dengan rasio 1 : 7, namun memasuki masa menopause, risikonya meningkat
menyamai laki-laki. Banyak faktor berperan dalam mempercepat terjadinya penyakit jantung pada
wanita. Pertambahan usia menyebabkan penuaan pada sel-sel tubuh, termasuk sel jantung dan
pembuluh darah. Ini akan meningkatkan kejadian dan proses terjadinya penyakit Gagal Jantung
Kongestif. (2007, http://www.Perempuan Penderita Jantung Meningkat.com, diperoleh tanggal 28
Agustus 2009).
Pada faktor usia, menurut hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden, setengahnya
pasien yang mempunyai penyakit jantung berada pada rentan usia antara 40-59 tahun (50%).
Hampir setengahnya pasien yang berada pada usia < 40 tahun sejumlah 9 orang (30%).
Sedangkan sebagian kecil yang berada pada usia > 60 tahun yaitu sebanyak 6 orang (20%). Hasil
penelitian ini sangat sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Yoseph Chandra,
M.Kes tentang Hubungan Usia Terhadap Penyakit Gagal Jantung Kongestif, bahwa usia yang
paling rentan pada penyakit jantung adalah usia antara 30-90 tahun.

Jurnal Kesehatan Kartika 48


4.3.2 Faktor Resiko Yang Dapat Diubah
Pada faktor pola makan, dari 30 responden, hampir seluruhnya yang memiliki pola makan yang
tidak baik sejumlah 29 orang (96,67%). Menurut Moore (1997), pola makan merupakan faktor
pemicu yang paling berpengaruh terhadap terjadinya penyakit Gagal Jantung Kongestif, pola
makan yang tidak baik salah satunya yaitu mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol
dapat mempercepat terjadinya penyakit tersebut karena makanan berkolesterol banyak tertimbun
dalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan aterosklerosis yang menjadi pemicu penyakit
jantung.
Pada faktor kebiasaan merokok, dari 30 responden sebagian besar pasien yang mempunyai
kebiasaan merokok yaitu sejumlah 16 orang (53,3%). Kebiasaan merokok memang dapat menjadi
penyebab utama terjadinya penyakit jantung. Menurut Christopher Amos, seorang profesor dari
pusat kardiologi di Houston Amerika Serikat dalam penelitiannya menyatakan bahwa orang yang
pernah menghisap rokok beresiko 3 kali lebih tinggi menderita penyakit jantung.
Pada faktor riwayat Obessitas, dari 30 responden hampir setengahnya pasien Gagal Jantung
Kongestif yang mempunyai riwayat Obessitas sejumlah 13 orang (43,3%). Obessitas merupakan
penyebab terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (Kardiovaskuler). Pasalnya, Obessitas
menyebabkan peningkatan beban kerja jantung karena dengan bertambah besar tubuh seseorang
maka jantung harus bekerja lebih keras memompakan darah ke seluruh jeringan tubuh. Bila
kemampuan kerja jantung sudah terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung. (2008,
http://www.artikel obesitas terhadap penyakit jantung.com, diperoleh tanggal 10 Januari 2009).
Pada faktor riwayat Diabetes Mellitus, dari 30 responden, yang mempunyai riwayat penyakit
tersebut sejumlah 15 orang atau setengahnya (50%). Menurut Smeltzer (2002), diabetesi
(penderita diabetes) memang berisiko mengalami disfungsi jantung. Diabetesi sering mengalami
kekurangan kandungan insulin di dalam tubuhnya. Akibatnya lemak di dalam badan sukar
dihancurkan sewaktu metabolisme tubuh berjalan. Saluran darah menjadi sempit dan
mengurangkan suplai darah ke jantung. Semakin lama, pembuluh darah semakin menyempit dan
berakibat gagal jantung.
Pada faktor kurangnya aktifitas fisik, dari 30 responden hampir seluruhnya pasien yang tidak
berolahraga secara rutin sejumlah 27 orang (90%). Hal ini sangat berpengaruh terhadap terjadinya
penyakit Gagal Jantung Kongestif, karena seseorang yang kurang melakukan aktifitas fisik akan
berpengaruh terhadap kerja jantung.
Pada faktor riwayat Hipertensi, dari 30 responden yang mempunyai riwayat penyakit tersebut
sejumlah 20 orang atau sebagian besar (66,7%). Riwayat Hipertensi juga merupakan salah satu
pemicu terjadinya Gagal Jantung Kongestif, karena apabila Hipertensi jantung seolah dipaksa

Jurnal Kesehatan Kartika 49


untuk memompa dengan sangat kuat untuk mendorong darah ke dalam arteri. Lama-lama otot
jantung menebal. Padahal penebalan atau pembesaran jantung ini mengakibatkan irama jantung
menjadi kaku sehingga irama denyut nadi tidak teratur. Pemompaan yang kurang efektif ini bisa
mengakibatkan gagal jantung. (Dr. Aziza, L, 2008, http://www. Definisi dan klasifikasi
hipertensi.com, diperoleh tanggal 31 Maret 2009).

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Kesimpulan
1.Gambaran faktor resiko pada pasien penyakit Gagal Jantung Kongestif yang tidak dapat
diubah antara lain :
a. Pada faktor keturunan dari 30 responden terdapat 15 responden atau setengahnya (50%)
yang memiliki faktor keturunan Gagal Jantung Kongestif dalam keluarganya.
b. Pada faktor jenis kelamin 30 responden terdapat 16 responden atau sebagian besar (53,3%)
yang berjenis kelamin perempuan dan terdapat 14 responden atau hampir setenganya
(46,7%) yang berjenis kelamin laki-laki.
c. Pada faktor usia, hampir setengahnya pasien yang berusia < 40 tahun sejumlah 9 orang
(30%), sebagian besar pasien yang berusia 40-59 tahun sejumlah 15 orang (50%), dan pasien
yang berusia > 60 tahun mencapai sebagian kecil yaitu sejumlah 6 orang (20 %) dari 30
responden.
2. Gambaran faktor resiko pada pasien penyakit Gagal Jantung Kongestif yang dapat diubah
antara lain :
a. Pada faktor pola makan, dari 30 responden terdapat 29 responden atau hampir seluruhnya
(96,67%) yang memiliki pola makan yang tidak baik.
b. Pada faktor kebiasaan merokok, dari 30 responden terdapat 16 responden atau hampir
sebagian besar (53,3%) yang memiliki kebiasaan merokok.
c. Pada faktor riwayat Obessitas, dari 30 responden terdapat 13 responden atau hampir
setengahnya (43,3%) yang memiliki riwayat Obessitas.
d. Pada faktor riwayat Diabetes Mellitus, dari 30 responden terdapat 15 responden atau
setengahnya (50%) yang memiliki riwayat Diabetes Mellitus.
e. Pada faktor kurangnya aktifitas fisik, dari 30 responden terdapat 27 responden atau hampir
seluruhnya (90%) yang tidak berolah raga secara rutin atau memliki aktifitas fisik yang kurang.
f. Pada faktor riwayat Hipertensi, dari 30 responden terdapat 20 responden atau sebagian besar
(66,7%) yang memiliki riwayat Hipertensi.

Jurnal Kesehatan Kartika 50


Rekomendasi
Bagi perawat yang merawat pasien dengan penyakit Gagal Jantung Kongestif untuk memberikan
informasi tentang faktor resiko penyakit Gagal Jantung Kongestif melalui promosi kesehatan.
Diharapkan dengan promosi kesehatan ini dapat mencegah faktor-faktor pemicu terjadinya Gagal
jantung Kongestif, serta dapat meningkatkan pengetahuan pasien Gagal Jantung Kongestif dalam
memelihara kondisi supaya tidak menjadikan penyakitnya menjadi penyakit yang lebih berat lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi IV). Jakarta : Rineka
Cipta.

Arikunto, S. (2008). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


Barbara K Timby, RN,C,BS. (1999). Medical Surgical Nursing. Philadelphia: Lippincott.
Black and matasarin Jacobs. (1997). Medical Surgical Nursing : Clinical management for continuity
of care. (Edisi V). Philadelphia: Wb Sounders Company.
Dinkes Jawa Barat, 2007. Profil Kesehatan Jawa Barat; Dinkes Jawa Barat.
Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta: EGC.
Hasil Penelitian Lipid, (2007, http://www.Hasil Penelitian Kadar Lipid Terhadap Penyakit
Jantung.com, diperoleh tanggal 20 Mei 2009).
Hidayat, A. Alimul. (2008). Metode Penelitian Keperawatan Teknik Analisa Data. Jakarta :
Salemba.
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan holistic.(Edisi VI). Jakarta: EGC.
Kaplan, S. (1994). Pencegahan penyakit jantung koroner. Jakarta:EGC.
Klasifikasi Hipertensi, (2008, http://www.Definisi Dan Klasifikasi Hipertensi.com, diperoleh tanggal
31 Maret 2009).
Kurangnya Aktifitas Terhadap Penyakit Jantung, (2008, http://www.Penyakitinfogue.com, diperoleh
tanggal 28 januari 2009).
Mary Courtney M. (1997). Terapi Diet dan Nutrisi. (Edisi II). Jakarata : Hipokrates.
Obessitas, (2008, http://www.Artikel Obesitas Terhadap Penyakit Jantung.com, diperoleh tanggal
10 Januari 2009).
Penelitian stress, (2008, http://www.Dipenogoro Health Association.com, diperoleh tanggal 8 juni
2008).

Jurnal Kesehatan Kartika 51


Penyakit Jantung, (2008, http://www.Sembuhalami.com, diperoleh tanggal 12 desember 2008).
Penyakit Jantung, (http://www.Diskes Jawa Barat.co.id, diperoleh tanggal 10 Desember 2008).
Penyakit Jantung, (2009, http://www.Medicastore.html, diperoleh tanggal 3 januari 2009).
Perempuan Lebih Tinggi Menderita Penyakit Jantung Dibanding Laki-Laki, (2007,
http://www.Perempuan Penderita Jantung Meningkat.com, diperoleh tanggal 28 Agustus
2009).
Pria Mudah Terserang Jantung Dibandingkan Dengan Wanita. (14 Juni 2004). Lampung Post, hlm.
2.
Price, Sylvia Anderson. (1995). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. (Edisi IV).
Jakarta: EGC.
Ramali, M. A. & Pamoentjak, St. (2000). Kamus Kedokteran. Jakarta: Djambatan.
Smeltzer & Suzzane. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi VIII). Jakarta: EGC.
Soekidjo Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Stress Sebagai Resiko Penyakit Jantung, (2008, http://www.Stress Dan Risiko Penyakit
Jantung.com, diperoleh tgl 5 april 09).
Sugiono. (1999). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiono. (2007). Statistik Nonparametrik. Bandung : Alfabeta.
Tingginya Kadar Lipid, ( 2008, http://www.Artikel Lipid.com, diperoleh tanggal 10 Januari 2009).
Usia Terhadap Penyakit Jantung, (2009, http://www.R.S.Cipto.com, diperoleh tanggal 28 januari
2009).

Jurnal Kesehatan Kartika 52

Anda mungkin juga menyukai