A. Jurnal KMB PDF
A. Jurnal KMB PDF
ABSTRAK
Di negara-negara maju dan berkembang , kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung
menduduki ranking pertama setiap dan sepanjang tahun. Jadi, penyakit jantung merupakan
pembunuh yang utama di negara tersebut setiap dan sepanjang tahun. Diperkirakan peningkatan
jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung antara lain perubahan pola hidup , khusus
bagi seseorang yang hidup dikejar waktu, selalu gelisah, kurang bergerak, atau menjadi perokok,
stress, usia yang sudah lanjut, dan perubahan konsumsi pangan dapat mendorong peningkatan
menjadi penderita penyakit jantung. (WHO, 2006).
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor resiko pada pasien
penyakit Gagal Jantung Kongestif di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan bentuk deskriptif, populasinya adalah
semua pasien gagal jantung kongestif yang dirawat di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung periode bulan Juni-Juli 2009, pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive
Sampling dengan jumlah responden 30 orang.
Hasil penelitian ini menunjukan gambaran dari faktor resiko penyakit Gagal Jantung Kongestif,
yaitu faktor keturunan terdapat 15 orang (50%), pasien yang berjenis kelamin perempuan 16 orang
(53,3%), pasien yang berusia 40-59 tahun 15 orang (50%), yang memiliki pola makan yang tidak
baik 29 orang (96,67%), yang memilki kebiasaan merokok 16 orang (53,3%), yang memiliki riwayat
Obessitas 13 orang, yang memiliki riwayat DM 15 orang (50%), pasien yang kurang melakukan
aktifitas fisik 27 orang (90%), yang memilki riwayat Hipertensi 20 orang (66,7%).
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian gambaran faktor resiko pada pasien penyakit gagal
jantung kongestif berada pada katagori menunjukan katagori kesesuaian.
Gagal jantung atau sering juga disebut Gagal Jantung Kongestif adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen
dan nutrisi (Smelter, Suzanne,2002, hlm. 805).
Faktor resiko penyakit Gagal Jantung Kongestif (GJK) serupa dengan penyakit jantung koroner.
Faktor resiko tersebut adalah faktor resiko yang dapat dirubah dan yang tidak dapat dirubah.
Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain faktor keturunan, jenis kelamin dan usia. Faktor
resiko yang dapat diubah antara lain pola makan, kebiasaan merokok, faktor keturunan, riwayat
Obesitas, riwayat Diabetes Mellitus (DM), tingginya kadar lipid, kurangnya aktifitas, stress, dan
riwayat Hipertensi.
Dalam penelitian ini ada dua faktor resiko yang tidak akan diteliti, yaitu faktor resiko tingginya
kadar lipid dan stress. Adapun alasan mengapa kedua faktor tersebut tidak diteliti adalah beberapa
peneliti sudah banyak yang mengambil penelitian tentang faktor tersebut terhadap penyakit Gagal
Jantung Kongestif, dan hasilnya sebagai berikut : Hasil penelitian yang dilakukan oleh Peter J.
Havel, Ph.D. pada bulan Desember 2007, mengemukakan bahwa tingginya kadar lipid dapat
memicu terjadinya penyakit jantung. (Kadarusman, 2007, http://www. Hasil penelitian kadar lipid
terhadap penyakit jantung.com, diperoleh tanggal 20 Mei 2009). Penelitian di RSCM yang
dilakukan pada tahun 1998 juga mengemukakan bahwa stress mempunyai resiko yang sangat
tinggi terhadap penyakit jantung. (2008, http://www.Dipenogoro Health Association.com, diperoleh
tanggal 8 Juni 2008).
Data tentang penyakit gagal jantung di Indonesia, menurut hasil penelitian di Rumah Sakit Dr.
Pirngadi Medan pada tahun 2007 penyakit jantung termasuk penyakit yang sangat berbahaya, dan
angka kematian akibat penyakit jantung terus meningkat. Dari 852 penderita yang diteliti terdapat
526 orang pria (61.74%) dan wanita 326 orang (38.26%) yang menderita penyakit Gagal Jantung.
Umur penderita berkisar antara 15-84 tahun dengan umur rata-rata 55 ± 14 tahun dan dengan
kelompok usia terbanyak : 55 - 64 tahun (32.9%).
Begitu pula dengan penderita penyakit jantung di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
pada periode bulan September-Desember 2008 mengalami peningkatan yang berarti dibanding
dengan tahun lalu. Pada bulan September tahun 2008 angka penderita penyakit jantung berjumlah
12 orang, pada bulan Oktober tahun 2008 berjumlah 24 orang, pada bulan November tahun 2008
berjumlah 29 orang, dan pada bulan Desember tahun 2008 berjumlah 40 orang.
Berdasarkan beberapa studi pendahuluan di berbagai Rumah Sakit, angka kejadian
penyakit Gagal Jantung Kongestif yang paling tinggi adalah di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
METODOLOGI
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang
digunakan adalah deskriptif,
Gambaran ini dianalisa dengan cara mengumpulkan data, menggunakan kuesioner atau angket
yang terkait dengan pengukuran faktor resiko yang menyebabkan penyakit Gagal Jantung
Kongestif kemudian dari data yang terkumpul dijumlahkan sesuai faktor resiko dan
diprosentasekan.
Kerangka Konsep
Faktor resiko
yang tidak
dapat diubah :
- Keturunan
- Jenis kelamin
- Usia
-Riwayat
Hipertensi
1 Faktor resiko - Pola makan adalah Pola makan yang Kuesioner Angket 1. Pola makan tepat Ordinal
penyakit perilaku manusia baik bila pasien bila pasien
Gagal dalam memenuhi cenderung mengkonsumsi
Jantung kebutuhannya akan mengkonsumsi makanan yang
Kongestif makanan yang makanan rendah rendah lemak,
meliputi sikap, kalori, tinggi serat, tinggi serat
kepercayaan, jenis rendah lemak. 2. Tidak tepat bila
makanan, frekuensi, pasien
cara pengolahan, dan mengkonsumsi
pemilihan makanan. makanan yang
tinggi kolesterol
Lama berolahraga :
1. ≥ 30 menit
2. < 30 menit
8 - Usia adalah umur Usia adalah waktu Kuesioner Angket 1. <40 tahun Ordinal
pada saat ulang seseorang hidup 2. 40-59 tahun
tahun terakhir. dihitung dalam 3. >60 tahun
satuan tahun dari
waktu lahir sampai
klien mengalami
penyakit Gagal
Jantung Kongestif.
9 - Riwayat Hipertensi Riwayat Hipertensi Kuesioner Angket 1. Mempunyai riwayat Ordinal
adalah peningkatan adalah keadaan Hipertensi
tekanan darah seseorang dimana 2. Tidak mempunyai
dimana sistolenya seseorang tersebut riwayat Hipertensi
lebih dari 140 mmHg mempunyai riwayat
dan diastolenya lebih Hipertensi.
dari 90 mmHg.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Gagal Jantung Kongestif yang dirawat di
ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode juni sampai dengan juli 2009.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, dimana
pengambilan sample secara Purposive ini didasarkan pada suatu pertimbangan atau kriteria
tertentu, seperti yang tercantum di bawah ini:
a. Semua pasien Gagal Jantung Kongestif yang telah di diagnosa oleh Dokter, yang dirawat di
ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama penelitian berlangsung, yaitu tanggal 20
Juni-11 Juli 2009.
b. Bersedia untuk dilakukan penelitian.
c. Pasien dapat komunikatif
d. Berada dalam kondisi sadar
Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dengan mengunakan instrumen
yang digunakan berupa angket yang mengacu pada pertanyaan terhadap faktor resiko yang
menyebabkan Gagal Jantung Kongestif yang terdiri dari 14 pertanyaan tertutup.
Instrumen terdiri dari 9 faktor resiko yaitu, faktor keturunan, jenis kelamin, usia, pola makan,
kebiasaan merokok, riwayat Obessitas, riwayat penyakit DM, kurangnya aktifitas fisik, dan riwayat
Hipertensi. Masing-masing faktor akan dirinci lagi dengan pertanyaan yang lebih spesifik yang
mengacu pada faktor resiko terjadinya Gagal Jantung Kongestif.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat, dengan
menggunakan persentase dan frekuensi sehingga bisa melihat kecenderungan dan gambaran
faktor resiko pada pasien Gagal Jantung Kongestif yang dirawat di ruang X.A RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata dari 30 responden yang dilakukan penelitian
terdapat 15 pasien yang mempunyai riwayat keturunan penyakit Gagal Jantung Kongestif pada
keluarganya atau setengahnya (50%). Faktor familial dan genetika mempunyai peranan bermakna
dalam patogenesis penyakit jantung serta pertimbangannya penting dalam diagnosis,
penatalaksanannya dan pencegahannya. Seperti kebanyakan penelitian genetika, riwayat keluarga
yang adekuat penting untuk menilai kemungkinan peranan hereditas dalam penyakit jantung.
(Kaplan, 1994, hlm. 121).
Pada faktor jenis kelamin, dari 30 responden sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 16 orang (53,33%). Menurut Smeltzer (2002), angka kematian pada
semua umur laki-laki lebih tinggi daripada angka kematian wanita karena tingkat estrogen pada
wanita dapat melindungi dari penyakit jantung, namun penelitian yang dilakukan pada tahun 2001
oleh perkumpulan ahli jantung di Amerika, mengemukakan bahwa memang semula penyakit
jantung kebanyakan diderita oleh kaum laki-laki, dihubungkan dengan kebiasaan merokok,
minuman keras serta akivitas yang lebih tinggi. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, penyakit
mematikan ini juga menjadi penyebab kematian nomor satu pada perempuan. Mungkin ada
hubungannya dengan gaya hidup perempuan yang kini hampir sama dengan laki-laki. Pada masa
reproduksi kemungkinan perempuan terkena penyakit Gagal Jantung Kongestif jauh lebih kecil
dibanding laki-laki, dengan rasio 1 : 7, namun memasuki masa menopause, risikonya meningkat
menyamai laki-laki. Banyak faktor berperan dalam mempercepat terjadinya penyakit jantung pada
wanita. Pertambahan usia menyebabkan penuaan pada sel-sel tubuh, termasuk sel jantung dan
pembuluh darah. Ini akan meningkatkan kejadian dan proses terjadinya penyakit Gagal Jantung
Kongestif. (2007, http://www.Perempuan Penderita Jantung Meningkat.com, diperoleh tanggal 28
Agustus 2009).
Pada faktor usia, menurut hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden, setengahnya
pasien yang mempunyai penyakit jantung berada pada rentan usia antara 40-59 tahun (50%).
Hampir setengahnya pasien yang berada pada usia < 40 tahun sejumlah 9 orang (30%).
Sedangkan sebagian kecil yang berada pada usia > 60 tahun yaitu sebanyak 6 orang (20%). Hasil
penelitian ini sangat sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Yoseph Chandra,
M.Kes tentang Hubungan Usia Terhadap Penyakit Gagal Jantung Kongestif, bahwa usia yang
paling rentan pada penyakit jantung adalah usia antara 30-90 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi IV). Jakarta : Rineka
Cipta.