Anda di halaman 1dari 16

Divisi Keperawatan Gawat Darurat

Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

STROKE NON HEMORAGIK

A. DEFINISI
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak , progresif
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam atau
lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak nontraumatik (Mansoer, 2000)
Stroke adalah cidera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak.
(Corwin, 2001)
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA
( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam
beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda
yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono : 1996)
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer : 2002)
Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United State.
Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada usia antara 75 –
85 tahun. (Long : 1996).

B. ETIOLOGI
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)
(Smeltzer : 2002)
Faktor resiko stroke :
1. Hipertensi
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,


fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan
kadar estrogen tinggi)
8. Penyalahgunaan obat ( kokain)
9. Konsumsi alkohol
(Smeltzer : 2002)

C. PATOFISIOLOGI
Otak sangat tergantung pada O2 dan tidak mempunyai cadangan O2. bila terjadi
anoksia seperti pada CVA, metabolisme diotak mengalamiperubahan, kematian sel
dan kerusakan permanen dapat terjadi dalam 3-10 menit. Tiap kondisi yang
menyebabkan perubahan perfusi diotak akan menimbulkan Hipoksia/ Anoksia.
Hipoksia menyebabkan Iskemi otak. Iskemi otak dalam waktu lama menyebabkan
sel mati permanen dan berakibat terjadi infark otak disertai edema otak. Thrombosis
merupakan penyebab umum dari CVA dan yang paling sering menyebabkan
Thrombosisi otak adlah Aterosklerosis. Thrombosis sering timbul pada PD besar
disertai kerusakan dinding pembuluh darah pada tempat sumbatan. Emboli sering
kali bersumber dari jantung, dan biasanya emboli mengenai PD kecil dan dijumpai
pada titik Bifurkasi dimana pembuluh menyempit. (Long : 1996)
Ketika tekanan darah sistemik meningkat, pembuluh serebral akan
berkonstriksi. Derajat konstriksi tergantung pada peningkatan tekanan darah. Bila
tekanan darah meningkat cukup tinggi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun,
akan menyebabkan hialinisasi pada lapisan otot pembuluh serebral. Akibatnya,
diameter lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi tetap. Hal ini berbahaya
karena pembuluh serebral tidak dapat berdilatasi atau berkonstriksi dengan leluasa
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

untuk mengatasi fluktuasi dari tekanan darah sistemik. Bila terjadi penurunan
tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi ke jaringan otak tidak adekuat. Hal ini
akan mengakibatkan iskemik serebral.
(http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052002/pus-1.htm)

Iskemik pada stroke disebabkan oleh terbatasnya atau aliran darah terhenti.

Penurunan aliran darah berarti terjadi penurunan fungsi neuron.

(www.strokeforum.com)

Aterosklerosis Trombus Embolus

Obstruksi aliran darah ke


otak

Penurunan aliran
darah

Perfusi jaringan Hipoksia otak


serebral tidak efektif

Metabolisme menurun
Infark jar otak

Energi menurun

Kelemahan
Hemifarase
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

Imobilisasi

Penurunan kekuatan otot


Peristaltik lemah

absorpsi menurun

Hambatan mobilitas
fisik Konstipasi

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala Neurologis yang timbul tergantung pada berat ringanya ggn PD dan
likasinya. Menifestasi stroke dapat berupa:
1. Kelumpuhan wajah/ anggota badan ( Biasanya Hemiparesis ), yang timbul
mendadak.
2. Ggn Sensitibilitas pada satu/ lebih anggota badan ( ggn Hemisensorik )
3. Perubahan mendadak status mental ( Konfusi, Delirium, Letargi, Stupor/ Koma )
4. Afasia ( bicara tdk lancar ) kurangnbya ucapan atau kesulitan memehami ucapan
5. Disartria ( Bicara Pelo/ Cadel )
6. Ggn penglihatan ( Hemianopia/ Monokuler/ Diplopia )
7. Atasia ( Trunkel atau anggota badan )
8. Vertigo, Mual dan muntah/ nyeri kepala.
( Mansjoer, 2000)
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

E. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
2. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri
3. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
4. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
5. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
(Doenges : 2000)

F. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan aliran darah ke otak

Tujuan: tidak terjadi perfusi jaringan


Intervensi:
a. Catat perubahan dalam penglihatan seperti adanya kebutaan.
b. Tentukan factor yang berhubungan dangan keadaan atau penyebab
c. Pantau status neurologis secara teratur (GCS)
d. Pantau TTV
2. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelumpuhan atau paralysis

Tujuan: mempertahankan atau maningkatkan fungsi bagian tubuh yang


terkena
Intervensi:
a. Ubah posisi minimal 2 jam (terlentang, miring)
b. Kaji kemampuan secara fungsional
c. Lakukan latihan tantang gerak aktif dan pasif ekstremitas
d. Anjurkan pasien untuk membantu pergeseran dan latihan menggunakan
ekstremitas yang tidak sakit
e. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi.
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

3. Defisit perawatan diri b.d penurunan kekuatan dan ketahanan otot.

Intervensi:
a. Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan untuk melakukan kebutuhan
sehari-hari
b. Hindari melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan pasien
sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan
c. Pertahankan dukungan, sikap yang tegas. Beri pasien yang cukup untuk
mengerjakan tugasnya
d. Konsultasikan dangan ahli fisioterapi
4. Perubahan pola defekasi : konstipasi b.d penurunan motilitas usus

Intervensi NIC:

a. Monitor tanda dan gejala konstipasi


b. Monior bising usus
c. Monitor feses: frekuensi, konsistensi dan volume
d. Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan
bising usus
e. Mitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis
f. Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien
g. Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi
h. Dukung intake cairan
i. Kolaborasikan pemberian laksatif
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

DAFTAR PUSTAKA

Harsono. 1996. Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university


press,
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
Marilynn E, Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC
Nanda. 2005 Panduan Diagnosa Keperawatan
Long C, Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2. Jakarta : Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan. 1996. Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan . Jakarta : Depkes,
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 200. 2Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Jakarta : EGC
(http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052002/pus-1.htm), diakses tanggal 25
Agustus 2008 pukul 22.00 WIB
(www.strokeforum.com), diakses tanggal 25 Agustus 2008 pukul 22.10 WIB
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT UGD

PADA PASIEN DENGAN TRAUMA ABDOMEN

Nama : Ahmad faozan

NIM : A1 0700340

Ruang : IGD RSU MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

A. PENGKAJIAN

1. Hari/Tanggal : Selasa, 15 Juli 2008

2. Jam : 13.20 wib

B. IDENTITAS PASIEN

1. Nama : Sdr. T

2. Umur : 25 th

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Pendidikan : SMA

5. Pekerjaan : Supir

6. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

7. Agama : Islam

8. Alamat : Ds. Bantarsoka RT 02 RW 09 Purwokerto


Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

9. Diagnosa Medis : Obs. Trauma Tumpul Abdomen

10. Nomor CM : 009 621

C. PENGKAJIAN PRIMER

1. Air Way :

Normal, nafas spontan dengan jalan nafas lancar tanpa sumbatan.

2. Breathing :

Nafas spontan, tidak ada bantuan otot aksesoris dan tidak ada retraksi dinding

dada dan respirasi 20 x menit.

3. Circulation :

TD : 100/70 mmHg, N : 80 x /menit, S : 36,8 C, cafilari refill : < 2 detik dan

tidak ada sianosis.

4. Disability :

Kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4M6V5).

5. Exposure :

Perut papan, konjungtivitis anemis.

D. PENGKAJIAN SEKUNDER

1. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Perut papan (post KLL)

b. Keluhan Tambahan
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

Nyeri perut, skala 8, muntah 2x.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien kecelakaan tadi pagi pukul 10.15 wib, perut terbentur stang mobil,

waktu kejadian pasien sadar, lama kelamaan perut menjadi keras, muntah (+)

2 x.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah sakit sampai dirawat ke rumah sakit karena biasanya

kalau sakit minum obat warung sembuh.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular, penyakit

keturunan maupun penyakit kejiwaan.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Lemah

b. Kesadaran

Compos mentis

c. Tanda-Tanda Vital

TD : 100/70 mmHg

N : 80 x/mnt

R : 20 x/mnt
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

S :36,8 C

d. Kepala

1) Kepala

Bentuk mesochepal, rambut pendek dan bersih.

2) Mata

Simetris, pupil normal (1-2 mm), isokor, fungsi baik, sklera tidak ikterik,

konjungtiva anemis.

3) Hidung

Simetris, polip (-), cuping hidung (-), fungsi baik, hidung kotor.

4) Telinga

Simetris, sekret (-), fungsi cukup baik.

5) Mulut dan gigi

Kotor, bau khas, mukosa cukup.

e. Thorak

1) Paru

Suara nafas bersih, ronkhi (-), wheezing (-), inspirasi > ekspirasi, sama

kanan dan kiri di semua lapang paru.

2) Jantung

Bunyi normal sinus rytm (NSR) 80 x/menit.

f. Abdomen
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

Teraba keras di seluruh kuadran, nyeri tekan (+).

g. Ekstremitas

Ekstremitas atas dan bawah dapat bergerak bebas.

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Darah

Diprogramkan. Hasil (-). (pemeriksaan HB sejam sekali / Hb serial)

b. Radiologi

Diprogramkan (USG abdomen dan abdomen 3 posisi). Hasil (-)

4. Therapi

a. O2 3 liter/menit

b. IVFD RL 30 tpm

Inj. Cefotaxim (ST) 3 x 1 gr

Rantin 2 x 1 amp

Antrain 2 x 1 amp

c. Konsultasi dokter spesialis bedah

E. ANALISA DATA

No Data fokus Patway Etiologi Masalah


1 DS : Pasien mengatakan - PK :

perutnya Perdarahan

keras post KLL

DO : Konjungtiva anemis,
Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

perut

papan
2 DS : Pasien mengatakan Agen cidera Nyeri (akut)

nyeri fisik

pada perutnya dengan

skala 8

DO : Perut papan, nyeri

tekan (+)

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. PK : Perdarahan

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen cedera fisik


Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

G. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Keperawatan

Keperawatan
1 PK : Perdarahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 2 jam perawat 1.
m
dapat menangani dan mencegah terjadinya komplikasi
m
perdarahan
2.
pe
a.

b.
3.
4.
pe
tin
2 Nyeri (akut) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 2 jam nyeri 1. Pa

berhubungan dengan terkontrol dengan indikator :

agen cidera fisik. Indikator Awal Tujuan


1 2 3 4 5
Melaporkan nyeri 1 
Frekuensi nyeri 1 
Ekspresi nyeri pada wajah 1 
Posisi tubuh 1 
Ketegangan otot 1 
Vital sign 4 
Skala :

1 : Sangat berat

2 : Berat

3 : Sedang

4 : Ringan

5 : Tidak ada

H. IMPLEMENTASI

Hari / Tanggal Implementasi Dx


Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

Sabtu, 19/06/2008

13.20 wib Menerima pasien dan melakukan pengkajian 1&2 Pasien dan kelua

data yang didapa

13.30 wib Mengukur tanda-tanda vital 1&2 Tanda-tanda vita

80 x/mnt, R : 20

13.35 wib Memasang O2 3 lt/mnt 1&2 O2 terpasang, ali

13.45 wib Memasang IVFD RL 20 tpm 1&2 IVFD masuk, ali

14.00 wib Meninjeksi Cefotaxim 1 gr (ST), Rantin 1 amp 1 & 2 Injeksi masuk, al

dan antrain 1 amp

14.10 wib Melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium 1&2 Pemeriksaan labo

15.00 wib Mengkonsultasikan ke dokter spesialis bedah 1&2 Konsultasi dokte

operasi

15.20 wib Mengobservasi keadaan umum pasien dan tanda- 1&2 KU menurun,

15.30 wib tanda vital. 100/70 mmHg, N

dan S: 36,6 C . H

16.35 wib Melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium 1&2 Pemeriksaan labo

16.40 wib Menyiapkan pasien operasi Persiapan oper

makan/minum

pasien ganti paka

17.30 wib Mengantar pasien ke kamar operasi (OK IGD) 1&2 Pasien diantar ke

17.35 wib Mengoperkan ke perawat OK IGD 1&2 Perawat OK IGD

I. EVALUASI

1. DX 1

S:-

O : Tanda-tanda perdarahan (+), HB 4 g/dl.

A : Masalah belum teratasi, tujuan tercapai


Divisi Keperawatan Gawat Darurat
Program Pendidikan Ners Unsoed Purwokerto

P : Lanjutkan planning pencegahan pk : perdarahan.

2. DX 2

S : Pasien mengatakan nyeri di perut masih terasa dengan skala 8

O : Perut papan, nyeri tekan (+).

A : Masalah belum teratasi, tujuan tercapai.

Indikator Awal Sekarang Tu


1 2
Melaporkan nyeri 1 4
Frekuensi nyeri 1 4
Ekspresi nyeri pada wajah 1 4
Posisi tubuh 1 4
Ketegangan otot 1 4
Vital sign 4 5
P : Lanjutkan pain management

Anda mungkin juga menyukai