Anda di halaman 1dari 10

Kombinasi Kompos Trichoderma dan Mikoriza Vesikular Arbuskular

(MVA) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada Media Tanam


Tanah Kapur

Proposal

Disusun Oleh :
Ali Rahman 150510160164
Dina 150510160
Lusi Tresnajati 150510160209
Ratna Aghnia N 150510160212
Aditya M W 150510160230

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 2
1.2 Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 4
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................................... 7
3.1 Bahan dan Alat ................................................................................................................. 7
3.2 Rancangan Penelitian ....................................................................................................... 7
3.3 Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................................... 7
3.3.1 Persiapan Tempat Penelitian ................................................................................ 7
3.3.2 Persiapan Media Tanam ....................................................................................... 7
3.3.3 Pemberian Pelakuan ............................................................................................. 7
3.3.4 Penanaman ........................................................................................................... 7
3.3.5 Pemeliharaan dan panen ...................................................................................... 8
3.4 Pengamatan ...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi serta
mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama
karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan (Purwanto, 2008). Upaya
peningkatan produksi jagung masih menghadapi berbagai masalah sehingga produksi jagung
dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan nasional (Soerjandono, 2008).
Salah satu cara untuk meningkatkan produksi adalah intensifikasi maupun
ekstensifikasi, yaitu perluasan areal pertanaman pada lahan-lahan marginal yang merupakan
lahan kering dengan sifat-sifat kimia, fisika, dan biologi yang kurang baik sehingga
merupakan kendala bagi tanaman yang tumbuh dan diperlukan media tanam yaitu tanah yang
struktur dan teksturnya baik.
Salah satu jenis tanah yang kekurangan unsur hara adalah tanah kapur. Tanah kapur
ialah tanah alkalin dan memiliki pH tanah di atas 7 yang bersifat basa. Kandungan mineral
terbesarnya ialah kalsium yang berada dalam bentuk CaCO3. Kadar kalsium karbonat yang
tinggi ini mengakibatkan terjadinya pengendapan fosfat karena fosfat yang tersedia akan
bereaksi baik dengan ion Ca2+ maupun dengan garam karbonatnya membentuk Ca3(PO4)2
yang sukar larut dalam tanah dan berada dalam bentuk tidak tersedia (Buckman dan Brady,
1982). Dari hasil analisi terbukti bahwa kandungan unsur haranya yang rendah, yaitu unsur N
sebesar 0,11 %, kandungan unsur P sebesar 1,44 mg kg -1, K 0,33 me/100 g dan Ca 7,04
me/100 g. Menurut Hardjowigeno (2003), jika tanah memiliki kriteri kadar C total < 1,00 %
dan P tersedia <10 % dikatakan tanah tersebut mempunyai kriteria kimia tanah yang rendah.
Pemanfaatan tanah kapur di Indonesia sebagai bagian dari upaya peningkatan
produksi pertanian belum banyak dilakukan. Pemberian kompos, efisiensi dan efektifitas
penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi tidak optimal. Alternatif bagi petani dalam
mengatasi hal diatas adalah dengan memanfaatkan kotoran ternak, arang sekam dan
Trichoderma sebagai kompos (pupuk organik) (Suheiti, 2010).
Salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal sebagai biofungisida adalah
jamur Trichoderma dan Mikoriza Vesikular Arbuskular(MVA). Mikroorganisme ini
merupakan jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman kedelai.
Trichoderma sp sebagai organisme pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan
stimulator pertumbuhan tanaman.

2
Pemanfaatan jamur MVA telah dapat terbukti sangat berperan bagi tanaman
dalammeningkatkan penyerapan unsur hara karena MVA dapat menaikkan luas permukaan
penyerapan sistem perakaran. Hal ini penting bagi tanah yang kurang subur yang kandungan
haranya rendah (Islami dan Utomo, 1995).

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh dosis kompos
Trichoderma dan MVA dan untuk menentukan dosis kombinasi kompos Trichoderma dan
MVA terbaik yang dapat memberikan pertumbuhan optimal terhadap tanaman jagung pada
media tanam tanah kapur.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jagung termasuk tanaman pangan utama di Indonesia. Produksi jagung terbesar di


Indonesia terjadi di Pulau Jawa yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-masing 5 juta ton
per tahun, setelah itu menyusun beberapa di daerah Sumatera antara lain Medan dan
Lampung, sehingga produksi jagung Indonesia mencapai 16 juta ton per tahun (Tim Karya
Tani Mandiri, 2010). Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan.Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang
cukup memadai sebagai bahanmakanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan
pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi
jagung di Indonesia terus meningkat.Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat
konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.

Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Jagung

Divisio : Spermathophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonena

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae

Subfamilia : Ponicoidae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

Jagung merupakan tanaman semusim(annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-
150 hari. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur, dan kaya humus.
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi),
latosol, grumusol, tanah berpasir. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan
unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung
adalah pH antara 5,6-7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan
ketersediaan air dalam kondisi baik.Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami
jagung, karena di sana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil.Sedangkan daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%,sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.

4
Hara N, P, dan K merupakan hara yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi
tanaman jagung. Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan
baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N),
fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak.Setiap ton hasil biji, tanaman jagung
membutuhkan 27,4 kg N; 4,8 kg P; dan 18,4 kg K. sehingga diperlukan pengelolaan hara
yang tepat agar kebutuhan tanaman akan hara dapat terpenuhi secara optimal. Umumnya,
tanah-tanah di daerah tropika basah kekurangan hara terutama N, P, dan K pada tanaman
jagung, sehingga untuk mendapatkan hasil mendekati potensi hasil, diperlukan tambahan
pupuk yang jumlahnya sangat tergantung lingkungan dan pengelolaan tanaman.

Pemanfaatan tanah kapur di Indonesia sebagai bagian dari upaya peningkatan


produksi pertanian belum banyak dilakukan. Pemberian kompos, efisiensi dan efektifitas
penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi tidak optimal. Alternatif bagi petani dalam
mengatasi hal diatas adalah dengan memanfaatkan kotoran ternak, arang sekam dan
Trichoderma sebagai kompos (pupuk organik). Salah satu mikroorganisme fungsional yang
dikenal sebagai biofungisida adalah jamur Trichoderma dan Mikoriza Vesikular Arbuskular
(MVA). Mikroorganisme ini merupakan jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi dari
perakaran tanaman kedelai. Trichoderma sp sebagai organisme pengurai, dapat pula
berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman. Pemanfaatan jamur
MVA telah dapat terbukti sangat berperan bagi tanaman dalam meningkatkan penyerapan
unsur hara karena MVA dapat menaikkan luas permukaan penyerapan sistem perakaran. Hal
ini penting bagi tanah yang kurang subur yang kandungan haranya rendah. Mekanisme
Trichoderma dan mikoriza dalam pembentukan bintil akar adalah Trichoderma salah satu
jamur yang mampu menguraikan unsur hara N, P, dan S dan unsur hara lain yang bersenyawa
dengan Al, Fe, Mn sehingga unsur hara tersebut dapat dimanfaatkan oleh pertumbuhan
tanaman. Adanya mikoriza, maka akan membantu penyerapan unsur hara P. Respon
selanjutnya adalah perakaran menjadi tumbuh lebih baik karena perbaikan kondisi di
rhizosfer yang semakin baik sehingga mikoriza dapat meningkatkan unsur hara P. Hifa
eksternal jamur MVA dapat membantu penyerapan air dan unsur-unsur hara yang digunakan
dalam proses metabolisme didalam tubuh tanaman sehingga dapat memacu pertumbuhan
tinggi tanaman. Rasio C/N rendah lebih mudah terurai bahan komposnya sehingga unsur hara
lebih tersedia. Pemberian kompos Trichoderma dapat meningkatkan kandungan unsur hara
juga mampu memperbaiki struktur tanah, membuat agregat atau butiran tanah menjadi besar
atau mampu menahan air sehingga aerasi di dalamnya menjadi lancar dan dapat

5
meningkatkan perkembangan akar. Keunggulan yang dimiliki kompos Trichoderma sp.
antara lain mudah diaplikasikan, tidak menghasilkan racun atau toksin, ramah lingkungan,
tidak mengganggu organisme lain terutama yang berada di dalam tanah serta tidak
meninggalkan residu di dalam tanaman maupun tanah.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang digunakan adalah cangkul, soil tester, timbangan, gayung, karung,
nampan plastik, dan pengaduk kayu. Bahan yang dibutuhkan antara lain benih jagung,
polybag 30 x 35 cm (untuk 5 kg media tanam) sebanyak 32 buah, tanah kapur, biakan murni
Trichoderma, kompos, dan Mikoriza Vesikuler Arbuskular (MVA).

3.2 Rancangan Penelitian


Penelitian ini dilakuakn secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 6 ulangan, sehingga didapatkan kombinasi perlakuan
sebanyak 24 unit perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah kompos Trichoderma (K) yang
terdiri dari:
K0 : tanpa pemberian kompos Trichoderma
K1 : pemberian kompos Trichoderma dengan dosis 15 gram per polybag
K2 : pemberian kompos Trichoderma dengan dosis 30 gram per polybag
K3 : pemberian kompos Trichoderma dengan dosis 45 gram per polybag

3.3 Pelaksanaan Penelitian


3.3.1 Persiapan Tempat Penelitian
Persiapan tempat penelitian dilakukan sebelum penelitian dimulai. Tempat yang akan
digunakan dibersihkan terlebih dahulu.

3.3.2 Persiapan Media Tanam


Media yang digunakan adalah tanah kapur. Tanah yang diambil dimasukkan ke dalam
polybag berukuran 30x35cm, setelah itu polybag disusun pada tempat penelitian.

3.3.3 Pemberian Pelakuan


Pemberian perlakuan pada medium tanam adalah pembeian MVA secara merata pada seluruh
medium tanam dan pembeian kompos Trichoderma sesuai dengan berbagai jenis perlakuan
yang sudah ditentukan (K0, K1, K2, dan K3).

3.3.4 Penanaman
Penanaman dilakukan dengan setiap satu lubang tanam pada polybag ditanami oleh satu
benih jagung. Setelah dilakukan penanaman, selanjutnya dilakukan penyiraman dengan dosis
yang sama untuk setiap polybag.

7
3.3.5 Pemeliharaan dan panen
Pemeliharaan yang dilakukan berupa penyiraman, penyulaman, pemupukan, penyiangan, dan
pengendalian hama. Setelah tanaman tumbuh dengan baik hingga waktu panen, dilakukan
pemanenan.

3.4 Pengamatan
Variabel respon dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman, panjang akar, dan biomassa
tanaman.

8
DAFTAR PUSTAKA

Charisma,Acivrida Mega., Rahayu, Yuni Sri., dan Isnawati. 2012. Pengaruh Kombinasi
Kompos Trichoderma dan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill) pada Media Tanam Tanah
Kapur. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya

A, Wahyudin., Ruminta., dan Nursaripah. 2016. Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea
mays L.) toleran herbisida akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat.
Jurnal Kultivasi Vol 15 (2). Universitas Padjadjaran

Syafruddin. 2013. Takaran Pupuk N,P,K, dan S Tanaman Jagung Pada Beberapa Jenis Tanah
di Sulawesi Selatan. Balai Penelitian Tanaman Serelia

Kusuma,Maria Erviana. 2016. Efektifitas Pemberian Kompos Trichoderma sp Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Rumput Setaria (Setaria spachelata). Jurnal Ilmu Hewani
Tropika Vol 5 No 2. Universitas Kristen Palangkaraya

Anda mungkin juga menyukai

  • Absen RMA
    Absen RMA
    Dokumen1 halaman
    Absen RMA
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Translate Metabolisme Herbisida
    Translate Metabolisme Herbisida
    Dokumen8 halaman
    Translate Metabolisme Herbisida
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Gfact Bumi
    Gfact Bumi
    Dokumen2 halaman
    Gfact Bumi
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Resume Siklus Hidrologi
    Resume Siklus Hidrologi
    Dokumen2 halaman
    Resume Siklus Hidrologi
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Resensi Buku
    Resensi Buku
    Dokumen4 halaman
    Resensi Buku
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Resensi Buku
    Resensi Buku
    Dokumen4 halaman
    Resensi Buku
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen2 halaman
    Tugas 1
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Gulma - Pendahuluan
    Gulma - Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Gulma - Pendahuluan
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1 Jawaban
    Tugas 1 Jawaban
    Dokumen2 halaman
    Tugas 1 Jawaban
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • MDS Human
    MDS Human
    Dokumen6 halaman
    MDS Human
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Gulma Isi
    Gulma Isi
    Dokumen1 halaman
    Gulma Isi
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Soal Tekben
    Soal Tekben
    Dokumen2 halaman
    Soal Tekben
    Margareta Chrisnandia
    100% (1)
  • Teknologi Penyiapan Dan Pengolahan Lahan
    Teknologi Penyiapan Dan Pengolahan Lahan
    Dokumen10 halaman
    Teknologi Penyiapan Dan Pengolahan Lahan
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat
  • Tugas Dastekben
    Tugas Dastekben
    Dokumen2 halaman
    Tugas Dastekben
    Margareta Chrisnandia
    Belum ada peringkat