(sumber: idntimes.com)
Menurut laporan resmi penemuan planet, nama "Bumi" berasal dari kata dasar Indo-Eropa "er."
Kata dasar ini menghasilkan kata benda dari bahasa Jermanik "ertho," "jord" bahasa Denmark
dan Swedia, "erde" bahasa Jerman modern, bahasa Belanda "aarde," dan bahasa Inggris
"earth."
3. Hutan Hujan Amazon tetap subur karena fosfor yang didapat dari Gurun Sahara
Selama Zaman Holosen, Afrika bagian utara berwarna hijau subur dengan tumbuh-tumbuhan.
Ada banyak danau dan sungai seperti Danau Chad dan Nil Putih. Periode ini disebut African
Humid Period. African Humid Period berakhir sekitar 6.000 hingga 5.000 tahun yang lalu.
Vegetasi menurun dan danau mulai mengering. Cangkang diatom mati, serta sekelompok besar
ganggang sekarang menutupi hamparan luas Danau Chad yang kering. Bahkan karena
penggurunan, tanaman, pohon, binatang, dan burung mulai mati. Perlahan-lahan, tanah Sahara
menjadi diperkaya dengan nutrisi dari organisme yang membusuk.
Saat ini, setiap tahun angin bertiup rata-rata 182 juta ton debu dari Bodélé Depression di Chad.
Debu yang kaya nutrisi melintasi Samudra Atlantik dan jatuh di atas lembah Amazon. Setiap
tahun, curah hujan di Amazon menyapu banyak nutrisi, termasuk fosfor, nutrisi penting untuk
pertumbuhan tanaman. Debu dari Gurun Sahara mengisi kembali nutrisi yang hilang ini dan
membantu menjaga kehijauan Amazon.
Gempa 8,2 di Bolivia memiliki titik fokus pada kedalaman hanya di bawah 650 km. Getarannya
adalah yang pertama diukur pada jaringan seismik modern. Rekaman seismik 1994 ini
dipelajari oleh ahli geofisika baru-baru ini. Mereka mempelajari gelombang ketika berpindah
antar lapisan yang menempuh jarak hingga 660 km. Pada kedalaman ini, para peneliti
menemukan pembagian antara bagian bawah mantel dan zona atasnya. Berdasarkan penelitian
mereka, para peneliti menyimpulkan bahwa ada jajaran pegunungan zig-zag di titik pertemuan
bagian atas dan bawah mantel.
Atmosfer bumi memiliki berat sekitar lima kuadriliun ton. Pada tingkat di mana atmosfer
bocor, kita tidak berada dalam bahaya, namun para ilmuwan mencoba memahami alasan di
balik fenomena ini. Para peneliti percaya bahwa memahami kebocoran atmosfer Bumi akan
membantu mereka dalam memahami atmosfer planet lain. Menurut mereka, itu bahkan
mungkin terbukti sangat penting dalam perburuan planet yang dapat dihuni dan kehidupan di
luar bumi.