Anda di halaman 1dari 11

Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa sekarang ini, sebagian besar orang sudah paham dan sadar akan pentingnya
membayar pajak tidak seperti dahulu dimana orang-orang merasa takut untuk membayar pajak.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran
rakyat(“Belajar Pajak,” 2012).
Dalam proses pemotongan atau pemungutan pajak ditemukan wajib pajak yang tidak
setuju dengan ketetapan pajak yang diberikan kepadanya sehingga hal ini menimbulkan adanya
banding atau gugatan yang dilakukan oleh wajib pajak sebagai bentuk keberatan akan
ketetapan pajak tersebut. Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak
atau penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Gugatan adalah upaya hukum yang
dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan
Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku (Pengadilan Pajak, 2002).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses banding dengan acara biasa pada pengadilang pajak?
2. Bagaimana proses gugatan dengan acara biasa pada pengadilang pajak?
3. Apa perbedaan banding dan gugatan?

1.3 Tujuan
Mengetahui bagaimana proses dari banding dan gugatan dengan acara biasa

1
Bab II
Isi
II.1 Banding
 Pengertian
Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung
Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku(Pengadilan Pajak, 2002).

 Syarat Pengajuan (“Sekretariat Pengadilan Pajak Kemenkeu,” 2018)


1. Harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima
Keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2. Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.
3. Banding diajukan dengan disertai alas an-alasan yang jelas, dan dicantumkan
tanggal tanggal terima surat keputusan yang dibanding.
4. Pada Surat Banding dilampirkan Salinan Keputusan yang dibanding.
5. Banding hanya dapat diajukan apabila besarnya jumlah pajak yang terutang
dimaksud telah dibayar sebesar 50% lima puluh persen) dengan melampirkan
Surat Setoran Pajak (SSP) atau Pemindah Bukuan (Pbk).

 Pemrosesan Surat
1. Banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada
Pengadilan Pajak.
2. Ditujukan kepada Pengadilan Pajak dengan melampirkan a. Salinan keputusan
yang dibanding b.Bukti pembayaran sebesar 50 % dari pajak yang terutang yang
dibanding Data dan bukti-bukti pendukung (SKP, Surat Permohonan Keberatan,
SPT, Laporan Keuangan dll.
3. Pemohon Banding dapat melengkapi bandingnya untuk memenuhi ketentuan
yang berlaku sepanjang masih dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterima
Keputusan yang dibanding.
4. Paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum persidangan dimulai, Pemohon
Banding mendapat pemberitahuan sidang.

2
 Yang Dapat Mengajukan
1. Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus atau
kuasa hukumnya.
2. Apabila selama proses Banding, pemohon Banding meninggal dunia, Banding
dapat dilanjutkan oleh warisnya, kuasa hukum dari ahli warisnya, atau
Pengampunya dalam hal pemohon Banding Pailit.
3. Apabila selama proses Banding pemohon Banding melakukan penggabungan,
peleburan, pemecahan / pemekaran usaha, atau likuidasi, permohonan dimaksud
dapat dilanjutkan oleh pihak yang menerima pertanggungjawaban karena
penggabungan, peleburan, pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi
dimaksud.

 Hak-hak Pemohon
1. Pemohon Banding dapat melengkapi Surat Bandingnya untuk memenuhi
ketentuan yang berlaku sepanjang masih dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
sejak diterima keputusan yang dibanding.
2. Pemohon Banding dapat memasukkan Surat Bantahan dalam jangka waktu 30
(tiga puluh hari) sejak tanggal terima salinan Surat Uraian Banding.
3. Dapat hadir dalam persidangan guna memberikan keterangan lisan atau bukti-
bukti yang diperlukan sepanjang memberitahukan kepada Ketua Pengadilan
Pajak secara tertulis.
4. Dapat hadir dalam sidang Pembacaan Putusan.
5. Dapat didampingi atau diwakili oleh Kuasa Hukum yang telah
terdaftar/mendapat ijin Kuasa Hukum dari Ketua Pengadilan Pajak.
6. Dapat meminta kepada Majelis kehadiran saksi.

 Pencabutan
1. Terhadap Banding dapat diajukan surat pernyataan pencabutan kepada
Pengadilan Pajak.
2. Banding yang dicabut tersebut, dihapus dari daftar sengketa melalui penetapan
Ketua dalam hal surat pernyataan pencabutan diajukan sebelum sidang
dilaksanakan dan putusan Majelis.Hakim Tunggal melalui pemeriksaan dalam

3
hal surat pernyataan pencabutan diajukan dalam siding atas persetujuan
terbanding.
3. Banding yang telah dicabut melalui penetapan atau putusan tersebut, tidak dapat
diajukan kembali.

II.2 Gugatan
 Pengertian
Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau
penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap keputusan
yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku (Pengadilan Pajak, 2002).
 Syarat Pengajuan (“Sekretariat Pengadilan Pajak Kemenkeu,” 2018)
1. Harus diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal
diterima keputusan pelaksanaan penagihan, kecuali diatur lain dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Gugatan juga dapat diajukan selain atas keputusan pelaksanaan penagihan
adalah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterima keputusan yang
digugat.
3. Terhadap 1 (satu) keputusan pelaksanaan penagihan diajukan 1 (satu) Surat
Gugatan.
4. Gugatan diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan dicantumkan
tanggal diterima surat keputusan pelaksanaan penagihan.
5. Pada Surat Gugatan dilampirkan salinan keputusan pelaksanaan penagihan.

 Pemrosesan Surat
1. Gugatan diajukan dengan Surat Gugatan dalam Bahasa Indonesia kepada
Pengadilan Pajak.
2. Ditujukan kepada Pengadilan Pajak dengan melampirkan:
a. Salinan keputusan yang digugat;
b. Data dan bukti-bukti pendukung lainnya;
c. Surat Kuasa bermeterai cukup, bila diwakili oleh kuasanya.

4
 Yang Dapat Mengajukan
1. Gugatan dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus atau
kuasa hukumnya.
2. Apabila selama proses Gugatan, pemohon Gugatan meninggal dunia, Gugatan
dapat dilanjutkan oleh warisnya, kuasa hukum dari ahli warisnya, atau
pengampunya dalam hal pemohon Gugatan pailit.
3. Apabila selama proses Gugatan pemohon Gugatan melakukan penggabungan,
peleburan, pemecahan / pemekaran usaha, atau likuidasi, permohonan
dimaksud dapat dilanjutkan oleh pihak yang menerima pertanggungjawaban
karena penggabungan, peleburan, pemecahan/ pemekaran usaha, atau likuidasi
dimaksud.

 Hak-hak Pemohon
1. Pemohon Gugatan dapat melengkapi Surat Gugatannya untuk memenuhi
ketentuan yang berlaku sepanjang masih dalam jangka waktu 14 (empat belas)
hari sejak diterima keputusan yang digugat.
2. Pemohon Gugatan dapat memasukkan Surat Bantahan dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal terima salinan Surat Uraian Gugatan.
3. Dapat hadir dalam persidangan guna memberikan keterangan lisan atau bukti-
bukti yang diperlukan sepanjang memberitahukan kepada Ketua Pengadilan
Pajak secara tertulis.
4. Dapat hadir dalam sidang Pembacaan Putusan.
5. Dapat didampingi atau diwakili oleh Kuasa Hukum yang telah
terdaftar/mendapat ijin Kuasa Hukum dari Ketua Pengadilan Pajak.
6. Dapat meminta kepada Majelis kehadiran saksi.

 Pencabutan
1. Terhadap Gugatan dapat diajukan surat pernyataan pencabutan kepada
Pengadilan Pajak.
2. Gugatan yang dicabut tersebut, dihapus dari daftar sengketa melalui penetapan
Ketua dalam hal surat pernyataan pencabutan diajukan sebelum sidang
dilaksanakan dan putusan Majelis/Hakim Tunggal melalui pemeriksaan dalam

5
hal surat pernyataan pencabutan diajukan dalam sidang atas persetujuan
tergugat.
3. Gugatan yang telah dicabut melalui penetapan atau putusan tersebut, tidak dapat
diajukan kembali.

II.3 Perbedaan Banding dan Gugatan (Wijaya, 2011)


Banding Gugatan
- Dasar hukum Pasal 27 UU KUP; - Dasar hukum pasal 23 UU KUP;
- Yang disengketakan adalah adalah Surat - Yang disengketakan prosedur pelaksanaan
Keputusan Keberatan; dan penerbitan surat-surat keputusan;
- Surat balasan dari permohonan Banding - Surat balasan dari pengajuan Gugatan
adalah Surat Uraian Banding; adalah Surat Tanggapan;
- Jangka waktu menyelesaikan Surat Uraian - Jangka waktu menyelesaikan Surat
Banding adalah 3 (tiga) bulan); Tanggapan adalah 1 (satu) bulan;
- Ada sanksi administrasi berupa denda -Tidak ada sanksi;
sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan
putusan banding apapun keputusannya;

6
II.4 Proses Banding
Gambar II.1

Sumber: https://www.slideshare.net/Asepsuryadi9/proses-banding-dengan-acara-
biasa-hukum-pajak (Suryadi, 2016)
Proses Banding berdasarkan gambar II.1:
1. Tahap 1 (Pasal 35 ayat 2)
Pemohon mengajukan surat permohonan banding dalam jangka waktu 14 (empat
belas) hari sejak tanggal diterima keputusan pelaksanaan penagihan, kecuali diatur
lain dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Tahap 2 (Pasal 44 ayat 1)
Pengadilan pajak akan megirimkan Surat permohonan banding kepada pejabat yang
keputusannya dibanding dalam jangka waktu 14 hari sejak surat permohonan
banding diterima
3. Tahap 3 (Pasal 45 ayat 1)
Pemohon Banding dapat melengkapi Surat Bandingnya untuk memenuhi ketentuan
yang berlaku sepanjang masih dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterima
keputusan yang dibanding.
4. Tahap 4 (Pasal 45 ayat 4)

7
Pengadilan pajak akan mengirimkan salinan surat bantahan kepada terbanding
dalam jangka waktu 14 hari sejak menerima surat bantahan.
5. Tahap 5 (Pasal 45 ayat 3)
Pemohon Banding dapat memasukkan Surat Bantahan dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh hari) sejak tanggal terima salinan Surat Uraian Banding.
6. Tahap 6 (Pasal 45 ayat 4)
Pengadilan pajak akan mengirimkan salinan surat bantahan kepada pejabat yang
keputusannya dibanding dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal diterima surat
bantahan.
7. Tahap 7 (Pasal 47 ayat 1)
Ketua PP akan menunjuk:
a. 1 Hakim
b. 2 Hakim Anggota
c. 1 Panitera
8. Tahap 8 (Pasal 48 ayat 1)
Bersidang selama 6 bulan sejak tanggal permohonan diterima
9. Tahap 9 (Pasal 81 ayat 1 dan 3)
Putusan pemeriksaan dengan acara biasa atas Banding diambil dalam jangka waktu
12 (dua belas) bulan sejak Surat Banding diterima. Dalam hal-hal khusus, jangka
waktu sebagaimana dimaksud dapat diperpanjang paling lama 3 (tiga) bulan.
10. Tahap 10 (Pasal 88 ayat 1)
Salinan putusan atau salinan penetapan Pengadilan Pajak dikirim kepada para pihak
dengan surat oleh Sekretaris dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
putusan Pengadilan Pajak diucapkan, atau dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak
tanggal putusan sela diucapkan.

8
II.5 Proses Gugatan
Gambar II.2

Sumber: https://www.slideshare.net/Asepsuryadi9/proses-banding-dengan-acara-
biasa-hukum-pajak (Suryadi, 2016)
Proses Gugatan berdasarkan Gambar II.2:
1. Tahap 1 (Pasal 40 ayat 2 dan 3)
 Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap pelaksanaan penagihan Pajak
adalah 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan.
 Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain Gugatan
sebagaimana dimaksud dalam poin 1 adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
diterima Keputusan yang digugat.
2. Tahap 2 (Pasal 44 ayat 1)
Pengadilan Pajak meminta Surat Tanggapan atas Surat Gugatan kepada tergugat dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterima Surat Gugatan.
3. Tahap 3 (Pasal 45 ayat 1)
Tergugat menyerahkan Surat Tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 dalam
jangka waktu 1(satu) bulan sejak tanggal dikirim permintaan Surat Tanggapan.
4. Tahap 4 (Pasal 45 ayat 2)
Salinan Surat Tanggapan sebagaimana dimaksud dalam tahap 3 oleh Pengadilan Pajak
dikirim kepada penggugat dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal
diterima.
5. Tahap 5 (Pasal 45 ayat 3)
Penggugat dapat menyerahkan Surat Bantahan kepada Pengadilan Pajak dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima salinan Surat Tanggapan sebagaimana
dimaksud dalam tahap 4.

9
6. Tahap 6 (Pasal 47 ayat 1)
Ketua menunjuk Majelis yang terdiri dari 3 (tiga) orang Hakim atau Hakim Tunggal
untuk memeriksa dan memutus Sengketa Pajak.
7. Tahap 7 (Pasal 48 ayat 1)
Majelis/Hakim Tunggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 sudah mulai bersidang
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya Surat Banding.
8. Tahap 8 (Pasal 81 ayat 2 dan 4)
Putusan pemeriksaan dengan acara biasa atas Gugatan diambil dalam jangka waktu 6
(enam) bulan sejak Surat Gugatan diterima. Dalam hal-hal khusus, jangka waktu
sebagaimana dimaksud dapat diperpanjang paling lama 3 (tiga) bulan.
9. Tahap 9 (Pasal 88 ayat 1)
Salinan putusan atau salinan penetapan Pengadilan Pajak dikirim kepada para pihak
dengan surat oleh Sekretaris dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
putusan Pengadilan Pajak diucapkan, atau dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak
tanggal putusan sela diucapkan.

10
Daftar Pustaka

Belajar Pajak. (2012). Retrieved March 24, 2018, from


http://www.pajak.go.id/content/belajar-pajak
Pengadilan Pajak, Pub. L. No. 14 (2002). Indonesia.
Sekretariat Pengadilan Pajak Kemenkeu. (2018). Retrieved March 24, 2018, from
http://www.setpp.kemenkeu.go.id/faq
Suryadi, A. (2016). Proses banding dengan acara biasa (hukum pajak). Retrieved March 3,
2018, from https://www.slideshare.net/Asepsuryadi9/proses-banding-dengan-acara-
biasa-hukum-pajak
Wijaya, A. (2011). Perbedaan Banding dan Gugatan dalam Perpajakan. Retrieved from
http://www.blogkeuangan.com/2011/07/perbedaan-banding-dan-gugatan-dalam.html

11

Anda mungkin juga menyukai