Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh penambahan
mobilisasi roll slide pada intervensi ultra sonik (US) terhadap pengurangan nyeri kasus
disfungsi diskus TMJ. Nyeri disfungsi diskus TMJ diakibatkan oleh beban yang terus
menerus terjadi karena kebiasaan buruk yang dilakukan manusia seperti mengunyah
pada satu sisi atau mengerat gigi, proses degenerasi dan kelainan anatomi rahang.
Jumlah sampel penelitian secara keseluruhan 20 orang yang dibagi dua kelompok
berjumlah 10 orang yaitu kelompok perlakuan I diberi intervensi US dan kelompok
perlakuan II diberi intervensi US ditambah dengan mobilisasi roll slide. Uji Wilcoxon
penurunan nyeri kelompok perlakuan I nilai p=0,005 (p<α=0,05) dan kelompok
perlakuan II nilai p = 0,005 (p<α=0,05) berarti intervensi yang dilakukan pada sampel
sama-sama berpengaruh terhadap pengurangan nyeri namun berdasarkan uji Mann
Whitney menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 (p<α=0,05) berarti ada perbedaan penga-
ruh yang sangat signifikans pada kelompok perlakuan I (intervensi US) dengan kelompok
perlakuan II (intervensi US dan mobilisasi roll slide). Ada pengaruh bermakna intervensi
US dan intervensi US ditambah mobilisasi roll slide terhadap pengurangan nyeri namun
ada perbedaan pengaruh yang sangat signifikans dimana pada kelompok perlakuan II
pengurangan nyerinya lebih baik daripada pengurangan nyeri pada kelompok I. Pada
penelitian ini disarankan jumlah sampel diperbanyak supaya dapat digeneralisasikan,
perlu ada standar alat ukur dengan validitas dan reliabilitas yang baik, home program
untuk mengubah pola mastikasi.
presi-elevasi, protrusi-retruksi dan deviasi late- subluksasi TMJ. Disfungsi TMJ dapat diaki-
ral. batkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang dilaku-
TMJ dibentuk pada satu sisi oleh pro- kan orang seperti depresi yang luas pada
sesus kondilaris dengan permukaan konveks waktu menguap, tidur tengkurap dengan kepa-
dan pada sisi lain oleh fasies artikularis tem- la memutar dan rahang menekan bantal yang
poralis dengan permukaan konkaf, ditengah keras, kebiasaan mengerat gigi dan mengu-
sendi terdapat diskus fibrokartilagenius yang nyah pada satu sisi.
bersifat fleksibel yang sangat penting fung- Gejala-gejala yang dapat timbul pada
sinya dalam memungkinkan terjadinya gerak disfungsi TMJ antara lain nyeri daerah sekitar
yang luas, mengadaptasi ruang sendi, mendis- telinga dan otot-otot pengunyah apalagi pada
tribusikan beban kompresi dan bila cidera saat membuka mulut, bunyi pada TMJ terjadi
dapat pulih. Sendi ini juga memiliki ligamen akibat tepi kondilus bergeser kebelakang
yang lentur yaitu ligamen temporomandibular kondilus dimana kondilus harus menyamping
yang berfungsi menahan gerakan rahang ba- untuk mencapai posisi normalnya ketika mulut
wah dan mencegah kompresi jaringan di bela- terbuka secara penuh. Bunyi ini menyebabkan
kang kondilus, sedangkan ligamen stiloman- timbulnya keterbatasan gerak atau deviasi
dibular dan sfenomandibular yang bertindak gerak rahang bawah dimana keterbatasannya
sebagai penahan untuk menjaga kondilus, pada ROM mandibular joint. Adapun gejala lain
diskus, dan tulang temporal berlawanan secara yang sering dijumpai yaitu sakit kepala, nyeri
kuat dan ditunjang oleh otot pengunyah dan pada daerah zigomatikus, maksilaris, kepala,
depresor. leher atas dan belakang, upper trapezius, ngilu
Secara patologis TMJ banyak dijumpai gigi, spasme otot-otot pengunyah dan leher
dalam klinis, misalnya trismus, degenerasi dis- belakang, asimetrik mimik dan mandibularis
kus dan artrosis dengan keluhan nyeri pada serta gangguan pendengaran atau mende-
rahang atas, bunyi, blokade atau mulut ter- ngung (tinnitus).
kunci, tidak bisa buka mulut dan tinnitus. Pada depresi-elevasi normal, bagian
Kebiasaan mengerat gigi pada waktu permukaan anterior gerak gigi bawah dalam
tidur terkadang tanpa disadari juga meng- alur satu garis vertikal. Bila terjadi alur gerak C,
gerak-gerakkan rahang, dalam jangka waktu atau L, atau S, merupakan penyimpangan ge-
lama dan dengan frekuensi yang sering dapat rak depresi-elevasi dimana alur gerak C atau S
menyebabkan gangguan pada TMJ. Pada studi kemungkinan besar disebabkan oleh disfungsi
yang dilakukan oleh Richard Price, kon-sultan diskus.
konsumen di American Dental Asso-ciation Pada saat menggigit terjadi kompresi
pada tanggal 11 Februari 2004 ternyata orang pada kedua sisi gigi geraham sama besar
dengan tidur seperti itu biasanya meng-alami dimana pada gerak ini tekanan pada diskus
stres dalam kehidupannya. Pada pene-litian ini sama besar. Pada saat mastikasi (proses
dari 1.300 kuesioner yang disebarkan dimana mengunyah) satu sisi terjadi penekanan pada
responden diminta mengisi frekuensi mengerat sisi geraham mengunyah lebih besar, dengan
giginya didapatkan hasil sebanyak 26 persen demikian bila mengunyah hanya pada satu sisi
wanita mengerat gigi sedangkan pada pria oleh penyebab asimetri dental atau gigi tanggal
sebanyak 17 persen. atau patologi gigi lain, dapat menyebabkan
Hal-hal patologis diatas ternyata dapat kerusakan diskus pada satu sisi. Hal ini akan
menyebabkan disfungsi TMJ yang disertai diikuti disfungsi diskus.
dengan adanya gangguan pada otot-otot di Gerak deviasi lateral kanan-kiri yaitu
daerah suboksipitalis, dimana apabila mulut gerak gigi bawah sama besar. Tidak simetrinya
atau rahang terkunci pada posisi tertutup gerak deviasi lateral oleh penyebab asimetri
penguncian mungkin terjadi karena diskus, rahang, kontraktur satu sisi kapsuloligamenter
dengan kondilus berada di posterior diskus. TMJ, nyeri akibat patologi satu sisi sendi TMJ,
Jika penguncian terjadi pada posisi terbuka atau asimetri bentuk gigi, menyebabkan gerak
kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008 35
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
deviasi asimetri ketika proses mengunyah juga men stilomandibular dan sfenomandibular yang
dapat menimbulkan disfungsi satu sisi diskus. berfungsi untuk menjaga kondilus, diskus, dan
Gerak protrusi-retruksi, yaitu gerak ra- tulang temporal.
hang bawah ke anterior-posterior, secara fung- Sebagai salah satu profesi kesehatan,
sional tidak tampak nyata karena lingkup yang fisioterapi mempunyai peranan penting dalam
kecil. Pada kasus crossbite (gigi bawah didepan penanganan keluhan nyeri yang diakibatkan
gigi atas) dan overbite (gigi tonggos) memiliki oleh gangguan fungsi TMJ. Seperti yang dican-
karakter tersendiri ketika porses mengunyah, tumkan dalam Kepmenkes No 1363/ MENKES/
namun bila posisi rahang atas dan bawah SK/ XII/ 2001, pasal 1, bahwa fisioterapi adalah
simetri tidak menimbulkan masalah dis-kus bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan
tetapi bila geraham asimetri akan menimbulkan kepada individu dan atau kelompok untuk
disfungsi diskus. mengembangkan, memelihara dan memulihkan
Pada maximally lose pack position gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehi-
(MLPP) posisi kedua deret gigi atas dan bawah dupan dengan menggunakan penanganan
renggang dan otot pengunyah dalam keadaan secara manual, peningkatan gerak, peralatan
lemas, merupakan posisi istirahat TMJ. Contoh (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan
posisi MLPP adalah posisi rahang ketika sese- fungsi dan komunikasi.
orang tidur. Banyak upaya penanganan fisioterapi
Keterbatasan gerak atau deviasi gerak yang dapat diaplikasikan untuk mengurangi
rahang bawah menimbulkan keterbatasan pada masalah pada disfungsi TMJ yang muncul.
ROM mandibular joint. Rasa sakit pada otot Diantaranya dengan menggunakan modalitas
pengunyah dapat terjadi bersamaan dengan elektroterapi, manual terapi (traksi, mobilisasi
rasa sakit pada otot servikal juga dari sendi roll slide) dan terapi latihan (mirror exercise)
TMJ. Otot-otot yang menggerakkan mandibula Penanganan dengan metoda elektroterapi
dan diskus untuk gerak membuka rahang antara lain Micro Wave Diathermy (MWD),
bawah yang utama m. pterigoideus lateral, m. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation
digastrikus sedangkan m. temporalis, m. (TENS), Ultrasound (US), Interferensial current
masseter, m. pterygoideus medial yang menu- (IFC) dan lain-lain.
tup mandibula. Rasa sakit diperparah dengan Untuk mengurangi nyeri tujuan pem-
durasi yang meningkat secara bertahap pada berian manual terapi dalam bentuk intervensi
daerah hidung, temporal dan daerah kepala mobilisasi roll slide adalah untuk meningkatkan
terutama pada waktu menggigit dan mengu- dan mempertahankan ROM sendi sedangkan
nyah. Otot masseter secara bertahap menjadi pemberian intervensi Ultra Sonik (Ultrasound
lemah yang menyebabkan keterbatasan pem- therapy) adalah untuk menimbulkan efek infla-
bukaan rahang. Hal ini dapat membatasi gera- masi neurogenik akibat dari micro massage ser-
kan dalam melakukan aktifitas kehidupan ta menimbulkan regenerasi jaringan. Sehingga
sehari-hari yang bersifat fungsional, dan akibat diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri.
selanjutnya dapat menurunkan produktifitas Berdasarkan uraian tersebut di atas
yang pada akhirnya berdampak pada penu- maka penulis tertarik untuk meneliti dan meng-
runan kualitas hidup. kaji lebih dalam melalui penelitian dan dipapar-
Nyeri pada disfungsi diskus diakibatkan kan dalam skripsi dengan judul “Perbedaan
oleh beban yang terus menerus seperti mengu- pengaruh penambahan mobillisasi Roll slide
nyah pada satu sisi, mengerat gigi, dan terjadi pada intervensi Ultra Sonik terhadap pengu-
penekanan yang dapat menyebabkan timbul- rangan nyeri pada kasus disfungsi diskus
nya dislokasi akibatnya sambungan kedua Temporo Mandibulair Joint (TMJ)“.
tulang tersebut keluar dari sendi yang hanya
disambungkan oleh ligamen, yaitu ligamen
Nyeri akibat disfungsi diskus temporo
temporomandibular yang berfungsi menahan
gerakan rahang bawah dan mencegah kom- mandibular joint (TMJ)
presi jaringan di belakang kondilus serta liga- TMJ merupakan sendi yang berfungsi
untuk menggerakkan rahang bawah, yang sela-
36 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
lu bergerak ketika berbicara, bernyanyi, dan inferior dan m. depressor anguli oris, fora-
mengunyah. Akibat kelainan struktur gigi atau men mentalis yaitu tempat keluarnya n.
bentuk rahang, atau penggunaan yang tidak mentalis dan protuberansia mentalis meru-
imbang antara sendi kanan dan kiri, atau oleh pakan ujung dari dagu.
cidera akibat perawatan gigi dan trauma
langsung dapat berakibat kerusakan diskus
atau perubahan bentuk diskus, mengakibatkan
ketika mengunyah atau fungsi lain menim-
bulkan pergeseran diskus, dalam klinis tampak
alur gerak tidak simetri, bunyi klik saat
mengunyah atau mengunci ketika depresi luas.
Disfungsi diskus TMJ tersebut akan
dapat menimbulkan rasa nyeri terutama pada
daerah sekitar telinga karena terjadinya perge-
seran prosesus kondilaris dari fosa mandibula Sumber: google.com
yang berakibat teregangnya ligamen-ligamen, Gambar 1
otot-otot sekitar TMJ dan saraf dari cabang Mandibula
aurikulotemporal dan cabang masseter dari
nervus mandibulair. Ramus mandibula mempunyai dua prosesus
Untuk memahami lebih lanjut mengenai pada tepi superiornya yaitu
TMJ, maka akan dibahas tentang anatomi tera- a. Processus coronoideus di bagian anterior
pan dan biomekanik TMJ. berperan sebagai tempat insersi m. Tem-
poralis yang kuat, prosesus ini terletak di
sebelah dalam arkus zigomatikum dan
Anatomi terapan sendi temporoman- tendon m. temporalis melintas di sebelah
medial arkus.
dibularis (TMJ)
b. Processus condylaris di bagian posterior,
Untuk pemahaman struktur jaringan
prosesus ini mempunyai kaput dan kolum,
yang terkait dengan patologi disfungsi diskus
dimana bagian kaput tertutup tulang
TMJ, berikut dibahas beberapa aspek meliputi
rawan serta bersendi melalui fosa mandi-
struktur tulang, sendi, ligamen, otot, saraf,
bularis dan tuberkulum artikulare dari
diskus artikularis dan kapsula artikularis.
tulang temporal menjadi bagian sendi
temporo mandibular, bagian kolumnya
akan menyangga bagian kaput dan pada
Struktur tulang permukaan dalamnya dibawah permu-
1. Tulang Mandibula kaan sendi terdapat lekukan kecil fovea
Mandibula atau rahang bawah merupakan pterygoidea berperan sebagai tempat
tulang wajah yang terbesar dan terkuat, insersio m. pterigoideus lateralis. Diantara
bersendi dengan dua tulang temporal serta kedua prosesus ini terdapat insisura
menampung gigi bagian bawah, tulang mandibulae, insisura ini tertutup oleh m.
mandibula berbentuk seperti tapal kuda masseter dan dilewati oleh saraf serta
terdiri dari korpus mandibula yang hori- pembuluh darah. Angulus mandibularis
zontal dan dua ramus mandibulae yang adalah bagian yang membentuk sudut
naik secara vertikal. Pada orang dewasa antara corpus mandibula dan ramus man-
korpus mandibula mempunyai processus dibula, terdapat tuberositas masseterica
alveolaris yang mengelilingi akar gigi-geligi sebagai tempat insersio m. masseter dan
bawah serta menyanggah gigi ini (pada tuberositas pterygoidea untuk insersio m.
orang tua yang giginya tanggal processus pterygoideus medialis.
alveolaris dapat mengalami regresi), diba- Pada permukaan dalam ramus mandibula
gian permukaan lateralnya terdapat linea terdapat foramen mandibula yang masuk
oblique dimana melekat m. depressor labi
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008 37
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
ke dalam kanalis mandibula, mulai dari adalah tanda permukaan luar bagi letak
foramen mandibula berjalan miring ke intrakranial arteri meningea medial.
bawah adalah sulkus milohioid sedangkan Bagian skuamosa tulang temporal memben-
pada permukaan dalam korpus mandibula tuk daerah tengah fosa temporalis. Tepi
terdapat linea milohioid dan di bawah inferior bagian skuamosa tulang temporal
linea ini merupakan tempat mulainya m. berisi fosa mandibularis sendi temporoman-
milohioid. Sebelah anterior permukaan dibular dan inferiornya terdapat tuberkulum
dalam korpus mandibula terdapat spina artikulare. Meatus akustikus (auditorius)
mentalis dan fosa digastrika tempat eksternus terletak posterior terhadap fosa
insersio m. digastrikus. mandibularis dan anterior terhadap prose-
sus mastoideus tulang temporal. Ke arah
inferior, liang telinga luar pada tulang tem-
poral disempurnakan oleh lempeng timpani.
Meatus akustikus eksternus terproyeksi
kearah medial, kedalam bagian petrosal
tulang temporal. Meatus akustikus ekster-
nus ini terpisah dari telinga tengah oleh
membrane timpani (gendang telinga).
2. Tulang Temporal
Tulang temporal termasuk bagian neu-
rokranium dari tulang tengkorak, tulang ini
Sumber : Grant Metode Anatomi
lebih tampak pada sisi lateral. Dua garis
Gambar 4
menonjol terbentuk pada permukaan
Permukaan lateral mandibula
lateral tulang frontal dan tulang parietal
garis-garis ini adalah linea temporalis supe-
rior dan linea temporalis inferior. Garis-
garis ini menandai batas superior fosa tem-
Struktur sendi Sendi Temporo Mandi-
poralis pada permukaan lateral tengkorak. bulair
Linea tempporalis superior adalah tempat Persendian mandibula dengan tulang
lekat bagian tulang bagi fasia temporalis temporal terjadi antara kepala mandibula dan
dan linea tamporalis inferior adalah tempat fosa mandibula dari tuberkulum artikularis
insersio m. temporalis. Pterion adalah tem- tulang temporal. Permukaan tulang ini diliputi
pat persendian yang berbentuk huruf H oleh tulang rawan, pada sendi temporo man-
untuk keempat tulang yang membentuk dibular ini terdapat diskus artikularis yang
bagian anterolateral fosa temporalis. merupakan jaringan fibrosa padat membagi
Tulang-tulang parietal, frontal, ala magna sendi menjadi ruangan superior dan ruangan
tulang sfenoid dan bagian skuamosa tulang inferior.
temporal membentuk tepi-tepi pterion ini
38 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
kelenjar parotis dan saraf sensorik menuju kulum kondilaris, krista kondilaris atau fosa
ke otot lidah kondilaris atau sebaliknya. (gambar 5)
bagian retraksi dari otot maseter, temporalis otot geniohioideus menyebabkan kondilus
dan otot depressor, fase kedua, kepala bagian kanan bergerak kearah bawah dan kemedial
inferior pterigoideus lateral rilaksasi yang sedangkan gerakan dari temporal kiri, lateral
memungkinkan diskus bergerak kearah bela- pterigoideus memutar kondilus kiri pada fosa
kang dan naik pada tulang temporal dan memindahkan mandibula kekiri disebut
sepanjang kondilus. Pada fase kedua ini mulai sebagai penyimpangan lateral kiri dengan
dengan kontraksi otot-otot maseter, pterigoi- pergeseran Bennett kekiri.
deus medial, temporalis, dan berakhir dengan Kondilus kiri disebut kondilus sisi kerja
intercuspation gigi. dan kondilus kanan adalah kondilus non kerja
Saat gerak protrusi, gigi seluruhnya atau kondilus penyeimbang. Saat gerakan de-
pada posisi berhenti, dan gigi bawah ditarik viasi lateral kanan-kiri diukur dalam sentimeter.
kearah bawah sehingga melebihi posisi gigi Tipe dasar gerakan kondilus kerja beri-
atas oleh m.pterigoideus lateral. Berlawanan kut ini:
dengan gerakan pembukaan, kondilus dan Rotasi (roll) tanpa pergeseran kelateral
diskus bergerak kearah bawah dan maju Rotasi dengan gerakan kebelakang, keatas
sepanjang permukaan sendi tanpa putaran dan kelateral
kondilus sekitar sumbu transversal untuk Rotasi dengan gerakan kearah bawah, depan
mencegah mandibula lepas, lalu otot berkon- dan lateral
traksi untuk penyesuaian dan keseimbangan Rotasi pergeseran kelateral
depresi-retraksi. Rotasi gerakan kearah bawah, kebelakang
Saat gerak retruksi, mandibula ditarik dan kelateral
ke arah belakang oleh bagian dalam otot
masseter dan serabut posterior otot temporalis Jadi pada gerakan rotasi menggerat gigi
keposisi istirahat pada saat yang sama otot- atau mengunyah, gerakan ini berubah-ubah
otot geniohioideus, digastrik dan elevator untuk mengayunkan mandibula dari sisi kesisi.
secara sinergis menyeimbangkan untuk men- Meskipun gerakan mengunyah sangat
jaga mandibula pada posisi horizontal. Gerakan kompleks, gerakan ini menjadi otomatis pada
protrusi dan retruksi diukur dalam sentimeter. setiap orang, karena melibatkan integrasi
Pada gerakan deviasi lateral mandibula mekanisme proprioseptif dan semua gerakan
otot asimetri pada kedua sisi gerakan ini, satu otot-otot pengunyah terlibat pada gerak
kondilus dan diskus bergeser ke arah bawah mengunyah dengan melibatkan keempat
maju pada bidang sagital dan secara medial gerakan pada mandibula yaitu depresi-elevasi
pada bidang horizontal sepanjang permukaan protrusi dan retruksi.
sendi, pada saat yang sama kondilus lain
berputar secara lateral pada bidang sagital dan
bertranslasi secara medial pada bidang hori- Patologi disfungsi diskus pada sendi
zontal dan tetap pada fosa. Temporo Mandibular (TMJ).
Translasi kondilus pada bidang hori- Gangguan TMJ yang umum ditemukan
zontal dikenal dengan gerakan Bennett. Jika secara klinis adalah sindrom disfungsi TMJ,
orang melihat mandibula dari atas akan terlihat juga disebut sebagai sindrom disfungsi sakit
ujung medial mandibula menarik kearah depan pada mandibular, artrosis mandibular, artrosis
dan maju pada bidang horizontal sedang sera- TMJ dan sindrom sakit myofasial.
but dari otot temporalis berinsersi pada Sindrom disfungsi TMJ bukanlah penya-
prosesus koronoid, menarik kearah luar dan kit penuaan, umumnya terjadi pada pasien usia
belakang. Otot ini bekerja sebagai kekuatan antara 20 tahun dan 40 tahun, paling sering
yang diperlukan untuk terjadinya gerakan ditemukan pada wanita. Fase awal gejalanya
mengunyah pada sisi ini. terkait dengan adanya bunyi klik (clicking),
Jadi pada penyimpangan lateral ke kiri, subluksasi dan dislokasi berulang.
lateral pterigoideus ke kanan, bersamaan Penyebabnya banyak, kemungkinan
dengan kontraksi otot digastrik kanan-kiri dan karena faktor degeneratif yang diikuti pemben-
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008 43
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
tukan jaringan fibrous pada sendi, diskus dan dapat terlihat dengan radiografis. Bila berlanjut
kepala kondilus. Awalnya dijumpai penipisan maka kerusakan akan lebih berat sehingga
rawan sendi terutama pada kondilus mandi- dapat berakibat perubahan bentuk diskus dan
bularis, kemudian diikuti peretakan dan erosi menimbulkan sensasi nyeri. Namun bila kom-
atau eburnisasi. Akibatnya menjadi keras presi diskus dihilangkan kemungkinan terjadi
sehingga tekanan normal pada diskus yang regenerasi mengingat adanya vaskularisasi
juga telah terjadi pengerasan dan penipisan terutama bagian luar diskus. Dari perubahan
menjadi cidera dan/atau berubah bentuk. Hal patologi harus dicatat kemungkinan karena
ini yang menimbulkan bunyi klik atau bahkan faktor degeneratif yang diikuti fibrous pada
penguncian ketika depresi luas. Pada dege- sendi, diskus dan kepala kondilus.
neratif diperberat faktor lain seperti kebiasaan Umumnya sakit pada sindrom disfungsi
mengunyah makanan dengan satu sisi rahang TMJ adalah disfungsi pada sendi atau dari
dapat menyebabkan iritasi diskus satu sisi saraf. Ada lima penyebab utama rasa sakit
berlebihan yang dapat menyebabkan kerusa- mungkin neurologis, vaskular, sendi itu sendiri,
kan diskus ipsilateral. Hal tersebut akan mudah muskular dan faktor psikologis. Rasa sakit bisa
terjadi bila bentuk rahang asimetri, tumbuhnya berasal dari infeksi, perpindahan kondilus,
molare akhir yang miring atau bentuk gigi yang kekakuan diskus, trauma, dimana rasa sakit
tidak simetri, gigi molar tanggal satu sisi, tersebut dapat membatasi gerakan mandibular
semuanya dapat menyebabkan kerusakan atau seperti menguap terlalu lebar dan juga
perubahan bentuk diskus satu sisi. Kebiasaan penggunaan alat dental (protesa gigi).
mengerat gigi pada waktu tidur terkadang Pada pemeriksaan dapat dijumpai hiper-
tanpa disadari juga mengerak-gerakkan ra- mobilitas sendi atau protrusi mandibula atau
hang, dalam jangka waktu lama dan dengan keduanya selama gerakan awal membuka
frekuensi yang sering dapat menyebabkan mulut. Pada banyak kasus ditandai oleh spas-
gangguan pada TMJ seperti pada hasil pene- me pada otot-otot pengunyah dan rasa sakit
litian yang telah dilakukan oleh Richard Price pada gerakan sendi khususnya selama
(11 Februari 2004). mengunyah, seacara bertahap rasa sakit makin
Pada deviasi bentuk rahang, atau asi- memburuk diikuti dengan mobilitas sendi yang
metri gigi/gigi tanggal, atau kebiasaan buruk berkurang terutama waktu pagi hari.
mengunyah/mengerat, akan menimbulkan
kerusakan diskus atau perubahan bentuk
diskus lebih awal. Karenanya disfungsi diskus Proses terjadinya nyeri pada temporo-
TMJ sering dijumpai pada usia muda pula. mandibulair joint
Tetapi pada kasus non degeneratif umumnya Penyebab timbulnya nyeri pada sendi
dapat terjadi penyembuhan yang relatif cepat. temporo mandibular dapat diakibatkan oleh
Tanda dan gejala biasanya pada sisi adanya hiperfungsi dan disfungsi dari musku-
unilateral mungkin bisa bilateral ditandai ada- loskeletal (otot-otot pada tulang tengkorak)
nya tenderness pada otot, keterbatasan gera- ataupun dapat oleh proses degeneratif pada
kan serta nyeri sekitar sendi dan menyebar ke sendi itu sendiri.
telinga, wajah, kepala, leher, bahu. Biasanya Pada proses degenerasi terjadi erosi
gejala awal yang terjadi adalah dalam bentuk dan eburnisasi rawan sendi terutama pada
tidak terkoordinasinya fungsi otot-otot mandi- kondilus mandibularis akibatnya ketika proses
bular yang ditandai dengan bunyi (clicking) mastikasi terjadi tekanan terhadap diskus yang
sebaliknya pada subluksasi dan dislokasi meningkat dan bila berlanjut menyebabkan
berulang tidak terdapat gejala. pembebanan yang tidak imbang pada diskus.
Karena bagian tengah diskus tidak Akibat lebih lanjut terjadi kerusakan dan
memiliki inervasi dan sedikit vaskularisasi, disfungsi diskus sehingga menimbulkan gejala
maka disfungsi diskus dini tidak menimbulkan bunyi klik, penguncian dan akan menimbulkan
gejala nyeri tetapi hanya bunyi klik. Perubahan cidera jaringan subchondral atau jaringan lain
patologi sering tanpa tanda dan gejala tetapi
44 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
yang menimbulkan inflamasi dengan sensasi Pada saraf simfatis dijumpai hiper akti-
nyeri. fitas sebagai akibat inflamasi kronik sehingga
Bentuk atau posisi gigi miring atau menimbulkan gangguan mikrosirkulasi. Akibat-
ketinggian yang tidak sama dan tidak simetri nya terjadi gangguan proses penyerapan sisa
antara kanan dan kiri, akibat pertumbuhan gigi metebolisme dan zat iritan nyeri menjadi
geraham akhir yang tidak normal atau gigi lambat dan menimbulkan nyeri jaringan TMJ.
tanggal dapat menimbulkan maloklusi. Hal ini Akibat lebih lanjut akan terjadi hiperalgesia
juga terjadi pada penyimpangan anatomik hingga allodynia bahkan pada n. trigeminus
rahang berupa crossbite dan overbite dapat dan n. facialis.
menimbulkan maloklusi. Kebiasaan-kebiasaan
buruk yang dilakukan seseorang seperti
mengerat gigi, mengunyah pada satu sisi, atau Ultra Sonik ( US )
kebiasaan mengunyah makanan keras dapat Fisioterapi memiliki tanggung jawab di
menyebabkan terjadinya beban berlebihan dalam kesehatan gerak fungsional sebagai ba-
pada satu sisi diskus sehingga menimbulkan gian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam
kerusakan dan disfungsi diskus pula. pelaksanaan dipergunakan berbagai metodologi
Pada kasus cabut gigi yang tidak tepat intervensi fisioterapi, termasuk penggunaan
dapat menimbulkan cidera ligamenta atau stresor-stresor fisis di dalam rangkaian moda-
sistem muskuloskeletal dan berakibat tristmust litas fisioterapi. Modalitas fisioterapi memiliki
(trismus) yaitu spasme otot-otot mastikasi berbagai macam atau jenis, yang salah satunya
akibat nyeri, yang diikuti kontraktur sistem ialah ultra sonik.
kapsuloligament dan tendomuskular unilateral Gelombang ultra sonik yang merupakan
sehingga menimbulkan perubahan bentuk atau gelombang suara yang di peroleh dari getaran
bahkan kerusakan diskus dan disfungsi diskus yang memiliki frekuensi 0,1 hingga 5 MHz.
TMJ. Gelombang ini dapat di kelompokkan menurut
Pada otot dijumpai spasme atau hiper- fungsinya dengan frekuensi dan intensitas
tonia hingga kontraktur dan hipertrofi asimetri masing-masing (Lehmaun 1990)
pada otot-otot pengunyah yang menyebabkan
terjadinya tenderness pada otot dan keter-
batasan gerak TMJ akibat spasme atau Efek fisiologik dari ultra sonik termal
kontraktur. Pada sisi nyeri timbul kelemahan
dan implikasi klinisnya
sehingga dapat menimbulkan ketidakseimba-
Efek fisiologi
ngan fungsi dan menimbulkan iritasi jaringan
Meningkatkan extensibilitas colagen dari
lain yang menyebabkan cidera dan terjadi nyeri
tendon, kapsul sendi dan scar tissue
jaringan lain, rasa sakit ini bila berlanjut dapat
Meningkatkan konduksi syaraf motor mau-
diikuti menurunnya mobilitas sendi.
pun sensor dengan meningkatkan ambang
Sistem kapsul-ligamen TMJ juga akan
rangsang rasa nyeri
mengalami kontraktur sebagai akibat hipomo-
Mempengaruhi aktivitas kontraktil otot
bilisasi pada sisi nyeri. Akibat menurunnya
rangka, mengurangi aktivitas muscle spin-
fleksibilitas ligamen-ligamen tersebut akan
dle, mengurangi spasme otot yang secara
menyebabkan hipomobil sisi ipsilateral dan
sekunder menyebabkan nyeri
nyeri regang. Pada sisi kontralateral akan
Meningkatkan aliran darah
terjadi peregangan berlebihan sehingga terjadi
ruptur dan laxity sebagai konsekwensi gerak
asimetri. Lebih lanjut akibat asimetri laxity dan
kontraktur akan terjadi hipomobil sendi Efek fisiologik US non thermal ultra-
ipsilateral dan hipermobil kontra lateral, dan sonik
aktifitas otot-otot pengunyah asimetri terus Efek non thermal ultrasonik terjadi dari
menerus menimbulkan nyeri dan dapat ber- gelombang suara berpulsa. Efek ini akan me-
akhir dengan hipomobil bilateral.
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008 45
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
ningkat sejalan dengan peningkatan frekuensi 2) cavitation, ada dua macam (a) stable
(M Hz) dan intensitasnya. cavitation (b) unstable atau trensient cavi-
Umumnya pulsa gelombang ini memiliki tation
rasio 1 : 4 (20%), 1 : 1 (50%), 1 : 9 (10%). 3) micromassage, merupakan gerakan oscila-
Sehingga pemberian ultra sonik berpulsa tor dari sel dan jaringan.
selama 5 menit dengan rasio 1 : 4 berarti bah- Sehingga efek non termal ultra sonik dapat
wa pasien akan menerima gelombang ultra mengurangi oedem, nyeri dan spasme otot,
sonik selama 1¼. efek non thermal ultra sonik memperbaiki aliran darah serta meng-
dihasilkan oleh vibrasi mekanik menghasilkan : induksi perbaikan non union bone, rege-
1) acoustic streming, yakni arus tak langsung nerasi jaringan dan perbaikan jaringan
yang terjadi pada membran sel lunak.
Tabel 1
Fungsi US dengan frekuensi dan intensitasnya
Untuk diagnostik frekuensi Intensitas
Echocardiography 5 M Hz 3,4 mW/cm²
Echophalography 5 M Hz 3,4 mW/cm²
doppler blood flow 5 s.d 10 M Hz 203 m/W/cm²
obstretical doopler 2,25 M Hz 6,3 m/W/cm²
untuk surgical / bedah
gallostone ablation 0,01 M Hz 20 s.d 100 W/cm²
untuk terapetik
physical medicine & rehabilitation 0,75 s.d 3 M Hz 0.1 s.d 5 W/cm²
Sumber: Hasil Olahan Data
Efek fisiologik dari ultra sonik non - mempercepat penyembuhan luka dengan
termal dan implikasi klinisnya : percepatan fase akhir peradangan
- menstimulasi pelepasan histamin dari sel - mempercepat penyusutan luka akibat
mast oleh adanya degranulasi kurangnya pembentukan scar tissue
- stimulasi pelepasan serotonin dari sel darah - mempercepat penyembuhan luka dengan
- stimulasi pelepasan chemotactic agents dan perbaikan sirkulasi yang memerlukan sin-
growth factor dari makrofag tetis colagen
- stimulasi pembentukan kapiler darah baru - mempercepat penyembuhan dengan mem-
oleh sel-sel endotel produk kolagen yang hilang
- stimulasi fibroblast untuk meningkatkan - meningkatkan daya lentur jaringan
sintetis protein - mengurangi nyeri
- meningkatkan kandungan kolagen
- meningkatkan velositas konduksi saraf Indikasi
motor dan sensor yang akan meningkatkan 1. Kondisi peradangan sub akut dan khronik
ambang nyeri 2. Kondisi traumatik sub akut dan khronik
3. Adanya jaringan parut atau scar tissue pada
kulit sehabis luka operasi atau luka bakar
Implikasi klinik 4. Kondisi ketegangan, pemendekan dan
- mempercepat penyembuhan luka dengan perlengketan jaringan lunak (otot, tendon
percepatan fase awal peradangan dan ligamentum)
5. Kondisi inflamasi khronik
46 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
Kombinasi roll-slide pada sendi tem- bah bentuk atau cedera oleh regangan kapsu-
poromandibular (TMJ) loligamenter yang tegang dan memendek.
Gerak fisiologis temporo mandibular Dengan perbaikan mekanisme depresi
joint (TMJ) terjadi ketika otot secara aktif ber- dan elevasi mandibula akan menurunkan iritasi
kontraksi menggerakkan tulang, otot akan diskus dan kemungkinan terhindarnya pengun-
mengontrol gerakan slide pada permukaan cian diskus sehingga mengurangi iritas dan
sendi, misalnya gerakan traksi ke kaudal sela- nyeri.
ma membuka dan menutup mulut yang meli-
batkan otot-otot masseter, pterigoideus medial
dan temporalis. Jika fungsi ini berkurang akan Prosedur penerapan mobilisasi roll-
timbul abnormalitas mekanik sehingga terjadi slide pada TMJ dalam penelitian
disfungsi pada sendi TMJ. 1. Mobilisasi roll slide posisi tidur
Kombinasi roll-slide pada sendi meru- Posisi klien: posisi berbaring tidur miring
pakan gerakan fisiologis dari TMJ dimana pada sisi mandibular yang diobati di atas.
saat membuka mulut atau depresi terjadi gera- Posisi tangan untuk fiksasi ditempatkan
kan traksi ke kaudal dan translasi ke anterior, pada atas tulang temporal dan tangan un-
sedangkan pada saat menutup mulut terjadi tuk mobilisasi ibu jari ditempatkan dibela-
gerakan translasi ke posterior dan kompresi kang kaput mandibulae dan jari tangan
kearah kranial. Semakin rata permukaan sendi diatas mandibulae sampai ke dagu.
semakin besar gerakan slide pada suatu Gerakan roll-slide dilakukan dengan cara
hubungan antara tulang jika terjadi gerakan, traksi ke kaudal kemudian digerakkan
semakin tidak rata permukaan sendi semakin angulasi (roll) depresi dan dorongan ke
besar gerakan roll pada suatu hubungan antara ventral pada kaput untuk translasi (slide).
tulang jika terjadi gerakan. Dosis yang diberikan grade III dengan
Gerakan kombinasi roll-slide dilakukan pengulangan 10 kali gerakan.
secara pasif oleh fisioterapis dengan cara man-
dibula digerakkan depresi dengan mendorong
kearah kaudo-dorsal bersamaan dilakukan
gerak pasif kaput mandibula translasi ke
ventral. Pada manipulasi ini akan terjadi gerak
traksi kaudal bersamaan gerak angulasi (roll)
depresi kemudian transalasi (slide) ke ventral
sehingga tercapai ROM penuh melalui alur
gerak fisiologis.
Sumber: milik pribadi
Gambar 20
Pengaruh mobilisasi roll-slide pada Mobilisasi roll slide unilateral posisi tidur
TMJ terhadap penurunan nyeri
Pengaruh penerapan mobilisasi roll- 2) Mobilisasi roll slide posisi duduk.
slide pada TMJ adalah diharapkan terjadi rega- Posisi klien: posisi duduk bersandar di kursi
ngan pada sistem kapsulo-ligamenter sehingga atau meja terapi.
memudahkan gerakan depresi mandibula. Posisi kedua ibu jari ditempatkan pada
Dengan pemulihan kelenturan sistem kapsulo- belakang kedua kaput mandibulae untuk
ligamenter diharapkan dapat memperluas ROM translasi dan jari-jari tangan pada dagu
sendi temporo mandbularis sehingga menurun- untuk gerak depresi.
kan iritasi diskus artikularis. Gerakan roll-slide diberikan dengan jari-jari
Gerakan kombinasi roll-slide pada TMJ tangan mendorong dagu kearah gerak
akan memperbaiki pola dan mekanisme depresi angulasi (roll) dorsokaudal dan ibu jari
sehingga mampu mereposisi diskus yang beru- mendorong kaput mandibulae bilateral
kearah ventral untuk gerak translasi (slide).
48 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
Dosis yang diberikan grade III dengan nyeri. Kemudian diberikan terapi selama 7
pengulangan 10 kali gerakan. kali dengan frekuensi 3 kali seminggu.
Selanjutnya dilakukan evaluasi kembali de-
ngan melihat hasil pengukuran nilai nyeri.
Metode Penelitian Setiap tahapan intervensi juga dilakukan
Secara metodologis penelitian ini ber- pengukuran untuk mendapatkan gambaran
sifat kuasi eksperimental untuk mempelajari secara menyeluruh perubahan nilai nyeri
perbedaan pengaruh penambahan mobilisasi dari hasil intervensi.
roll slide pada intervensi ultrasound terhadap
pengurangan nyeri pada kasus disfungsi discus Dalam penelitian ini, teknik pengam-
temporomandibular joint. bilan sampel dilakukan dengan teknik
Penelitian ini dibagi menjadi 2 kelom- purpossive sampling dengan tujuan untuk
pok yaitu kelompok perlakuan I adalah pasien mendapatkan sampel yang benar-benar me-
dengan disfungsi discus temporomandibular wakili suatu kelompok yang diambil sebagai
joint yang diberikan intervensi ultrasound anggota sampel. Tehnik pengambilan sampel
therapy dan kelompok perlakuan II dimana ini dipilih berdasarkan pertimbangan untuk
pasien dengan disfungsi discus temporo mendapatkan gambaran hasil pengujian suatu
mandibular joint diberikan intervensi ultra- tehnik perlakuan menggunakan intervensi ter-
sound therapy dan mobilisasi roll slide. Pene- tentu dengan memilih orang-orang tertentu
litian dilakukan dengan melihat perbedaan yang benar-benar mewakili kriteria dua
penurunan nilai nyeri pada kedua kelompok kelompok yang telah ditetapkan. Subyek pene-
sampel untuk mendapatkan bukti empiris dari litian ini adalah pasien dengan disfungsi discus
dua bentuk intervensi yang diberikan. temporomandibular joint .
Dari hasil pemeriksaan pada pasien
yang mengalami disfungsi discus temporo-
mandibular joint dan diminta persetujuan Hasil
untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Karakteristik Sampel Penelitian
Jumlah sampel secara keseluruhan 20 orang Sampel pada penelitian ini berusia an-
yang kemudian dibagi dalam dua kelompok tara 18–23 tahun sebanyak 20 orang dan
yaitu kelompok perlakuan I dan kelompok dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok
perlakuan II yang masing masing berjumlah 10 perlakuan I dan kelompok perlakuan II.
orang. Setelah dilakukan pengelompokan Kelompok perlakuan I diberikan intervensi US
sampel, selanjutnya dilakukan hal-hal berikut: (Ultra Sound) dengan jumlah sampel sebanyak
a. Kelompok perlakuan I 10 orang sedangkan kelompok perlakuan II
Pada kelompok ini pasien dengan disfungsi diberikan intervensi US dan mobilisasi roll slide
discus temporomandibular joint sebelum dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang.
diberi intervensi yang ditetapkan dilakukan Sampel-sampel ini selanjutnya dilakukan identi-
pengukuran nilai nyeri. Kemudian diberikan fikasi data menurut jenis kelamin dan usia.
terapi selama 7 kali dengan frekuensi 3 kali Dalam melaksanakan penelitian, sebelum
seminggu. Selanjutnya dilakukan evaluasi dilakukan intervensi terlebih dahulu dilakukan
kembali dengan melihat hasil pengukuran pengukuran nyeri dengan skala VAS, baik pada
nilai nyeri. Setiap tahapan intervensi juga kelompok perlakuan I maupun kelompok
dilakukan pengukuran untuk mendapatkan perlakuan II yang digunakan sebagai data
gambaran secara menyeluruh perubahan awal.
nilai nyeri dari hasil intervensi. Setelah diberikan intervensi kemudian
b. Kelompok perlakuan II dilakukan kembali pengukuran derajat nyeri
Pada kelompok perlakuan ini pasien guna memperoleh hasil sebagai akibat inter-
dengan disfungsi discus temporoman- vensi yang diberikan, data yang diperoleh digu-
dibular joint sebelum diberi intervensi yang nakan sebagai data akhir sesudah intervensi.
ditetapkan dilakukan pengukuran nilai
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008 49
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
Data-data yang diperoleh dalam pene- Grafik 2b.Distribusi sampel menurut usia
litian kelompok perlakuan II
Tabel 2
Distribusi sampel menurut jenis kelamin 23 th; 1; 10% 18 th; 1; 10%
Laki-laki, 6, 60%
Jumlah, 10,
100%
Hasil pengukuran Visual Analog Scale
(VAS) kelompok perlakuan I dan
Perempuan, 4,
40%
kelompok perlakuan II
1) Nilai VAS pada kelompok perlakuan I
Pengukuran skala nyeri dengan VAS
dilakukan pada kelompok perlakuan I
Sumber: Hasil Pengolahan Data sebelum dan sesudah intervensi (US) yang
dimulai pada intervensi terapi ke satu
Tabel 3
sampai dengan ke tujuh, didapatkan hasil
Distribusi sampel menurut usia
seperti pada tabel 4. Dari tabel tersebut,
Kelompok Kelompok
No. Usia perlakuan I perlakuan II hasil pengukuran VAS pada kelompok
(tahun) n % n % perlakuan I sebelum intervensi diperoleh
1. 18 - 0 1 10 nilai mean sebesar 66,0 dan nilai standar
2. 19 3 30 4 40 deviasi (SD) sebesar 9,381 dan hasil
3. 20 4 40 3 30 pengukuran VAS sesudah dilakukan
4. 21 3 30 - 0 intervensi sebanyak 7 kali diperoleh hasil
5. 22 - 0 1 10 mean sebesar 30,2 dan SD sebesar 7,099
sehingga dapat diketahui ada penurunan
6. 23 - 0 1 10
nilai VAS sebelum dan sesudah intervensi 7
Jumlah 10 100 10 100
kali sebesar 35,8.
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2) Nilai VAS pada kelompok perlakuan II
Pengukuran skala nyeri dengan VAS yang
Grafik 2a.Distribusi sampel menurut usia
kelompok perlakuan I
dilakukan pada kelompok perlakuan II
22 th; 0; 0% sebelum dan sesudah intervensi (US dan
23 th; 0; 0% mobilisasi roll slide) yang dimulai pada
18 th; 0; 0% intervensi terapi ke satu sampai dengan
21 th; 3; 30% 19 th; 3; 30%
ketujuh, didapatkan hasil seperti pada tabel
5.
20 th; 4; 40%
Jumlah sampel kelompok perlakuan I : 10 ( 100% )
Tabel 4
Nilai pengukuran VAS pada kelompok perlakuan I sebelum dan sesudah intervensi
Sesudah Intervensi
Sampel Sebelum I II III IV V VI VII
1 76 72 70 66 66 47 45 39
2 59 56 52 47 43 40 34 29
3 54 50 44 38 32 28 20 16
4 79 73 64 59 52 45 39 35
5 77 75 70 62 57 50 39 35
6 74 69 65 58 58 52 45 39
7 62 58 52 48 44 40 35 28
8 58 55 51 48 42 36 29 29
9 59 58 54 50 44 37 33 28
10 62 50 50 42 35 28 27 24
MEAN 66,0 61,6 57,2 51,8 47,3 40,3 34,6 30,2
SD 9,381 9,674 9,211 9,052 10,719 8,369 7,890 7,099
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Grafik 4
Nilai Pengukuran VAS kelompok I
100
90
80
70
60
VAS
50
40
30
20
10
0
sebelum I II III IV V VI VII
Tabel 5
Nilai pengukuran VAS pada kelompok perlakuan II sebelum dan sesudah intervensi
Sesudah Intervensi
Sampel Sebelum I II III IV V VI VII
1 81 76 67 62 56 49 40 30
2 77 65 59 54 48 40 32 26
3 82 75 67 60 55 47 38 28
4 70 65 60 52 42 37 25 20
5 75 67 59 50 40 34 29 28
6 77 76 64 58 49 40 33 25
7 76 70 60 59 50 42 38 29
8 59 55 48 38 30 25 18 15
9 50 45 42 35 30 20 13 12
10 82 76 69 62 56 48 39 28
MEAN 72,9 67,0 59,5 53,0 45,6 38,2 30,5 24,1
SD 10,567 10,284 8,579 9,614 9,845 9,635 9,300 6,279
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel 6
Grafik 5
Nilai Pengukuran VAS kelom pok II
Rata-rata nilai VAS kelompok perlakuan I dan II
Kelompok Kelompok
perlakuan I perlakuan II
100
90 Sebelum intervensi 66,0 72,9
80
70
60
Sesudah intervensi 30,2 24,1
VAS
50
40 Grafik 6
30
20 Rata-rata nilai VAS kelompok
10 Perlakuan I dan II
0 80
70
I
II I
I
VI
IV
V
II
m
VI
lu
60
be
50
se
40 Kelompok
sebelum dan sesudah intervensi 30 perlakuan I
20 Kelompok
10 perlakuan II
Sumber: Hasil Pengolahan Data 0
Sebelum Sesudah
Periode
Berdasarkan data tabel 5, hasil pengu-
kuran VAS pada kelompok perlakuan II
Sumber: Hasil Pengolahan Data
sebelum intervensi diperoleh nilai mean
sebesar 72,9 dan nilai standar deviasi (SD)
sebesar 10,567 dan hasil pengukuran VAS
Uji Hipotesis I
sesudah dilakukan intervensi sebanyak 7 kali
Ada pengaruh pemberian intervensi US
diperoleh hasil mean sebesar 24,1 dan SD
terhadap pengurangan nyeri pada nyeri yang
sebesar 6,279 sehingga dapat diketahui ada
timbul karena disfungsi TMJ, dalam hal ini
penurunan nilai VAS sebelum dan sesudah
digunakan uji Wilcoxon untuk menguji hipotesis
intervensi 7 kali sebesar 48,8.
I pada kelompok perlakuan I dengan pem-
Secara nyata dari hasil yang diperoleh
berian intervensi US saja terhadap pengura-
baik pada kelompok perlakuan I dan kelompok
ngan nyeri pada nyeri yang timbul karena
perlakuan II sebelum dan sesudah dilakukan
disfungsi TMJ.
intervensi sebanyak 7 kali terdapat penurunan
nyeri.
Tabel 7
Nilai pengurangan nyeri dengan skala VAS sebelum
dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan I
Grafik pengukuran Visual Analog Kelompok perlakuan I
Scale (VAS)
Perbandingan nilai rata-rata (mean) Sebelum Sesudah Penurunan
intervensi intervensi nyeri
kelompok perlakuan I pada intervensi dengan
76 39 37
US dan kelompok perlakuan II pada intervensi 59 29 30
US ditambah mobilisasi roll slide sebelum dan 54 16 38
sesudah intervensi dapat divisualisasikan pada 79 35 44
tabel 6 dan grafik 6. 77 35 42
Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada 74 39 35
awal penelitian tingkat nyeri kelompok perla- 62 28 34
kuan II berada di atas nilai kelompok perla- 58 29 29
kuan I dan setelah intervensi ke tujuh kelom- 59 28 31
pok perlakuan II mengalami penurunan nyeri 62 24 38
66,0 30,2 35,8
dengan nilai lebih rendah daripada kelompok
9,381 7,099 2,282
perlakuan I.
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Pada tabel 7 sebelum intervensi didapat nilai Selisih nilai mean dan SD sebelum serta
mean sebesar 66,0 dan SD sebesar 9,381 serta sesudah intervensi menunjukkan adanya penu-
sesudah intervensi didapatkan nilai mean runan nyeri yaitu didapatkan mean sebesar
sebesar 30,2 dan SD sebesar 7,099. 48,8 dan SD sebesar 4,287 maka berdasarkan
Selisih nilai mean dan SD sebelum serta hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p =
sesudah intervensi menunjukkan adanya penu- 0,005 (p<α=0,05) sehingga Ho ditolak berarti
runan nyeri yaitu didapatkan mean sebesar intervensi US dan mobilisasi roll slide memberi
35,8 dan SD sebesar 2,282 maka berdasarkan pengaruh yang sangat signifikan terhadap
hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai pengurangan nyeri pada nyeri yang timbul
p=0,005 (p<α=0,05) sehingga Ho ditolak karena disfungsi TMJ.
berarti intervensi US memberi pengaruh sangat
signifikan terhadap pengurangan nyeri pada
nyeri yang timbul karena disfungsi TMJ. Uji Hipotesis III
Ada perbedaan pengaruh antara pem-
berian intervensi US dengan pemberian
Uji Hipotesis II intervensi US ditambah dengan mobilisasi roll
Ada pengaruh pemberian intervensi US slide terhadap penurunan nyeri pada nyeri
dan mobilisasi roll slide terhadap pengurangan yang timbul karena disfungsi TMJ.
nyeri pada nyeri yang timbul karena disfungsi Dalam hal ini digunakan uji Mann
TMJ, dalam hal ini digunakan uji Wilcoxon Whitney untuk menguji hipotesis III pada
untuk menguji hipotesis II pada kelompok kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan
perlakuan II dengan pemberian intervensi US II.
dan mobilisasi roll slide terhadap pengurangan
nyeri pada nyeri yang timbul karena disfungsi Tabel 9
TMJ. Nilai selisih penurunan nyeri dengan skala VAS
antara kelompok perlakuan I dan kelompok
Tabel 8 perlakuan II
Nilai pengurangan nyeri dengan skala VAS sebelum Nilai selisih Nilai selisih
dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan II penurunan nyeri penurunan nyeri
Kelompok perlakuan II Kelompok perlakuan Kelompok perlakuan
I II
Sebelum Sesudah Penurunan 37 51
intervensi intervensi nyeri 30 51
81 30 51 38 54
77 26 51 44 50
82 28 54 42 47
70 20 50 35 52
75 28 47 34 47
77 25 52 29 44
76 29 47 31 38
59 15 44 38 54
50 12 38 35,8 48,8
82 28 54 2,282 4,287
72,9 24,1 48,8 Sumber: Hasil Pengolahan Data
10,567 6,280 4,287
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel 9 dengan jumlah
sampel masing-masing kelompok sebanyak 10
orang didapatkan mean nilai selisih penurunan
Pada tabel 8 sebelum intervensi didapat nilai nyeri dengan skala VAS pada kelompok
mean sebesar 72,9 dan SD sebesar 10,567 perlakuan I sebesar 35,8 dan nilai SD sebesar
serta sesudah intervensi didapatkan nilai mean 2,282 sedangkan pada kelompok perlakuan II
sebesar 24,1 dan SD sebesar 6,280. didapatkan nilai mean sebesar 48,8 dan nilai
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 8 No. 1, April 2008 53
Perbedaan Pengaruh Penambahan Mobilisasi Roll Slide pada Intervensi Ultra Sonik (US) Terhadap Pengurangan Nyeri pada Kasus
Disfungsi Discus Temporo Mandibulair Joint (TMJ)
Cailliet R, “Head and Face Pain Syndromes”, FA Sugiyono, “Statistik untuk Penelitian”, Cetakan
Davis Company, Philadelphia, 1992. kedua, Alfabeta Bandung, 1999.