Anda di halaman 1dari 22

1

EMBRYOLOGY MANUSIA
Perkembangan manusia dimulai dari adanya suatu
pembuahan yaitu proses pertemuan dua sel khusus antara sel
benih pria (spermatozoon) dengan sel benih wanita (ovum).
Kedua sel tersebut bergabung menjadi satu membentuk
organisme baru disebut zygote.
Pada embryo manusia, sel benih sederhana ( primordial
germ cells = PGC) terbentuk pada dinding yolk sac pada akhir
minggu ketiga. Sel-sel ini selanjutnya akan bermigrasi dari
asalnya menuju ke arah kelenjar kelamin (gonade) yang
sedang berkembang. Setelah PGC sampai pada gonade wanita
(ovarium) akan berdiferensiasi menjadi oogonia. Apabila PGC
tadi bermigrasi ke gonade pria (testis) akan berkembang
menjadi spermatogonia.
Proses pembentukan sel benih (sel gamet) disebut
gametogenesis, terdiri dari dua jenis:
1. Proses pembentukan sel benih pria disebut
SPERMATOGENESIS
2. Proses pembentukan sel benih wanita disebut
OOGENESIS.
SPERMATOGENESIS
Diferensiasi PGC pada pria dimulai pada saat pubertas.
Pada waktu lahir, PGC ini dapat dijumpai di dalam testis yaitu
di dalam saluran-saluran yang disebut tubulus seminiferous.
Beberapa saat sebelum masa dewasa, PGC berkembang
menjadi spermatogonia. Selanjutnya spermatogonia
berdiferensiasi menjadi spermatocyte primer, kemudian
menjadi spermatocyte secunder, dan selanjutnya menjadi
spermatid. Spermatid akan mengalami beberapa perubahan
yang akhirnya akan menjadi spermatozoon. Proses perubahan
dari spermatid menjadi spermatozoon disebut spermiogenesis,
terdiri dari 4 tahap yaitu:
1. Mula-mula terjadi pembentukan acrosome yang
meliputi lebih dari separuh permukaan inti.
2. Terjadi pemekatan inti
3. Terjadi pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor.
4. Terjadi penyusutan sitoplasma dan terbentuk
spermatozoon yang matang.
2

Pada manusia, perkembangan dari spermatogonia


menjadi spermatozoa yang matang memerlukan waktu kurang
lebih 61 hari.
OOGENESIS
Setelah PGC tiba di ovarium akan berdiferensiasi menjadi
oogonia. Proses selanjutnya, oogonia akan berkembang dan
memperbanyak diri menjadi oocyte primer yang berukuran lebih
besar dari sel induknya. Dari satu oocyte primer akan
membelah diri menjadi dua oocyte secunder, akan tetapi hanya
satu yang berkembang secara sempurna, sedangkan yang
satunya tidak sempurna perkembangannya. Selanjutnya setiap
oocyte secunder baik yang berkembang sempurna maupun
yang tidak, masing-masing akan membelah diri menjadi dua.
Oocyte secunder yang berkembang sempurna akan
membentuk oocyte yang matang yang disebut ovum,
sedangkan yang lainnya akan menyusut. Pembelahan sel yang
terjadi pada oocyte primer disebut pembelahan meiosis
pertama, dimana belahan anak sel mengandung 2n DNA dan
23 pasang kromosome. Pembelahan sel yang terjadi pada
oocyte secunder disebut meiosis kedua, dimana belahan
selnya menghasilkan 1n DNA dan 23 buah kromosome.
Dalam perkembangannya, jumlah oogonia akan bertambah
dengan cepat sehingga menjelang bulan kelima keseluruhan
diperkirakan mencapai 6 juta oogonia. Kemudian oogonia
berdegenerasi sehingga banyak yang mati (atretic). Menjelang
bulan ketujuh, sebagian besar oogonia telah berdegenerasi,
kecuali yang terletak pada bagian permukaan ovarium.
Selanjutnya oocyt primer dikelilingi selapis sel gepeng yang
disebut sel folliculer, membentuk follicle primer.
Pada waktu lahir, oocyte primer berjumlah kira-kira
700.000 - 2 juta. Selama masa kanak-kanak sebagian besar
mengalami atretik, sehinga menjelang puber, jumlahnya kira-
kira tinggal 40.000. Selanjutnya sel-sel follikuler yang
berbentuk gepeng berubah menjadi sel-sel kuboid membentuk
follicle secunder. Pada mulanya sel-sel follikuler berhubungan
erat dengan oocyte, kemudian terpisah oleh adanya suatu zat
mukopolisacharida yang dihasilkan oleh sel-sel follikuler dan
mengendap pada permukaan oocyte. Endapan ini makin lama
makin tebal membentuk lapisan yang disebut zona pellucida.
3

Selanjutnya sel-sel follikuler berproliferasi membentuk lapisan


celluler yang tebal di sekeliling oocyte. Selanjunya pada lapisan
celluler terbentuk rongga-rongga kecil ( rongga follicle) yang
berisi cairan. Rongga-rongga ini makin lama makin besar,
kemudian menyatu membentuk suatu rongga besar yang
disebut antrum folliculi. Mulanya antrum folliculi berbentuk
seperti bulan sabit yang makin lama makin besar mendesak
sel-sel folliculer ke pinggir. Sel-sel folliculer di sekitar oocyte
tetap utuh membentuk cummulus oophorus. Follicel secunder
berkembang terus dan semakin besar akhirnya membentuk
follicel matang disebut follicle de Graaf. Follicle de Graaf
dikelilingi oleh dua lapis jarinan ikat yaitu lapisan dalam disebut
theca interna, yang banyak mengandung pembuluh darah, dan
lapisan luar yang disebut theca externa yang akan menyatu
dengan stroma ovarium.
OVULASI DAN SIKLUS MENSTRUASI
Pada masa akil balik, wanita mulai mengalami siklus
bulanan secara teratur, yang dikenal sebagai siklus menstruasi
yang diatur oleh kelenjar hypophyse. Kelenjar hypophyse akan
mengeluarkan hormon gonadotropin yang terdiri dari FSH
(Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)
yang mengatur dan meransang perubahan berkala dalam
ovarium. Pada awal siklus menstruasi, sejumlah follicle primer
mulai tumbuh oleh pengaruh hormon FSH. Dari sejumlah follicle
yang tumbuh tersebut hanya satu yang dapat mencapai
perkembangan maksimal pada setiap siklus. Sel-sel theca
interna pada follicle yang matang (follicle de Graaf) akan
menghasilkan hormon estrogen yang akan meransang
pengeluaran hormon LH. Hormon LH ini diperlukan untuk
meransang pelepasan ovum.
Pada hari menjelang ovulasi, follicle de Graaf bertambah
besar dengan cepat sampai mencapai ukuran kira-kira 15 mm.
Pada permukaan ovarium terdapat penonjolan lokal dan pada
puncak penonjolan ini nampak suatu titik tanpa pembuluh
darah, daerah ini disebut stigma. Sebagai akibat kelemahan
titik tersebut, cairan follicle merembes keluar bersama-sama
dengan ovum dengan sel-sel cummulus oophorus. Pelepasan
ovum dari ovarium disebut ovulasi. Pada saat ovulasi terjadi,
ovum akan terlepas keluar dari ovarium yang dikelilingi oleh
4

lapisan zona pellucida dan lapisan corona radiata. Ovulasi


terjadi sekali dalam satu siklus, kira-kira 14 + hari sebelum
permulaan menstruasi berikutnya. Walaupun waktu antara
ovulasi dan menstruasi berikutnya tetap, tetapi waktu antara
ovulasi dan menstruasi sebelumnya sangat bervariasi
sehingga siklus haid setiap wanita bervariasi antara 26 - 32 hari.
Setelah terjadi ovulasi, sel-sel follicle yang tertinggal akan diisi
oleh darah. Dengan pengaruh hormon LH, sel-sel ini akan
menghasilkan zat warna kekuning-kuningan sehingga sisa sel-
sel follicle tadi berubah menjadi sel-sel lutea, sehingga follicle
berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum akan
mengahasilkan hormon progesteron.
Apabila terjadi fertilisasi, corpus luteum akan tetap
dipertahankan oleh adanya hormon gonadotropin yang
dikeluarkan oleh trophoblast, dan membentuk corpus luteum
gravidarum. Apabila tidak terjadi fertilisasi, corpus luteum
tidak bisa brtahan lama dan akan mencapai puncak
perkembangannya sampai hari ke 9 setelah ovulasi, dan
selanjutnya akan mengecil menjadi corpus albicans.
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA ENDOMETRIUM
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu:1. Endometrium,
yang berada pada lapisan paling dalam 2. Myometrium,
merupakan lapisan otot yang terletak di bagian tengah, dan 3.
Perimetrium, merupakan lapisan peritoneum yang melapisi
dinding sebelah luar.
Dengan pengaruh hormon progesteron yang dihasilkan
oleh corpus luteum, kelenjar pada endometrium akan
bertumbuh berkelok-kelok menghasilkan banyak sekret yang
berupa cairan. Pembuluh darah juga berkelok-kelok, lapisan
endometrium semakin menebal dan akhirnya lapisan
endometrium terbagi dalam tiga lapisan yang berbeda yaitu: 1.
Lapisan paling luar (dekat dengan myometrium) disebut
stratum basale.. 2. Lapisan tengah yang agak longar disebut
stratum spongiosa. 3. Lapisan paling dalam merupakan lapisan
yang paling padat disebut stratum compacta.
Apabila tidak terjadi fertilisasi, corpus luteum menjadi
corpus albicans, produksi hormon progesteron menurun,
mucosa endometrium tidak dapat dipertahankan lagi,. Akibat
terjadinya kontriksi pembuluh darah arteri, darah keluar
5

bersama-sama dengan lapisan endometrium (stratum


spongiosa dan stratum compacta) akan terlepas berupa
potongan-potongan kecil jaringan ikat dan kelenjar sebagai
darah menstruasi. Sifat utama darah menstruasi adalah tidak
dapat membeku disebabkan adanya enzym proteolytic yang
merusak zat-zat pembeku yang ada di dalam darah. Jumlah
darah yang hilang pada waktu menstruasi rata-rata 50 - 60 ml
dam waktu 2 - 7 hari. Setelah selesai perdarahan, terjadi
kembali pertumbuhan endometrium dalam tiga fase, yaitu
fase menstruasi, proliferasi, dan fase sekresi.
FERTILISASI
Fertilisasi (pembuahan ) adalah proses penyatuan antara
spermatozoon dengan ovum, terjadi di dalam daerah ampulla
tuba uterina. Pada saat terjadinya ovulasi, oocyte (ovum) akan
keluar meninggalkan ovarium, kemudian masuk ke dalam tuba
uterina. Ovum pada saat itu dilapisi oleh lapisan zona pellucida
dan corona radiata.
Seorang pria dewasa, pada saat ejaculatio dapat
mengeluarkan cairan ejaculat 2-3 ml yang mengandung kira-
kira 100-200 juta spermatozoa. Dari sejumlah tersebut yang
diletakkan di dalam vagina, tidak seluruhnya mendapat
kesempatan untuk membuahi, sebab sebagian besar akan mati
dalam perjalanan. Yang dapat sampai ke daerah pembuahan
(ampulla) kira-kira hanya 300 - 500 ekor saja, dan dari
sejumlah tersebut hanya satu yang mempunyai kesempatan
untuk dapat membuahi satu ovum. Proses terjadinya fertilisasi
terjadi dalam beberapa tahap yaitu:
Tahap pertama: Penembusan corona radiata.
Spermatozoon yang telah bertemu dengan ovum akan
menembus corona radiata. Penghancuran corona radiata
dilakukan oleh enzym-enzym yang diproduksi oleh mucosa tuba
uterina dan dari spermatozoa sendiri.
Tahap kedua: Penembusan zona pellucida
Selaput pelindung kedua dari oocyte adalah zona
pellucida. Dengan pengaruh enzym yang dilepaskan oleh
acrosome, spermatozoon dapat menembus zona pellucida.
Sekali spermatozoon menyentuh zona pellucida, ia akan
melekat dengan kuat sekali dan menembusnya dengan sangat
cepat. Setelah spermatozoon yang pertama dapat menembus
6

zona pellucida dan segera masuk ke dalam ovum, zona


pellucida akan segera mempertebal diri dengan sehingga tidak
bisa lagi di masuki/ditembus oleh spermatozan lainnya. Sangat
jarang terjadi adanya dua spermatozoa dapat membuahi
sekaligus pada satu oocyte.
Tahap ketiga: Penyatuan sel spermatozoon-ovum
Setelah meliwati zona pellucida spermatozoon akan
menyentuh membran sel oocyte, kemudian kedua membran
plasmanya bersatu. Segera setelah spermatozoon masuk ke
dalam oocyte, cytoplasma akan menyusut dan terlihat ruang
perivitellinum antara oocyte dengan zona pellucida. Setelah itu
spermatozoon bergerak maju hinga mendekati pronucleus
wanita. Kemudian spermatozoon akan melepaskan ekornya dan
intinya membengkak membentuk pronucleus pria. Secara
morphologis pronucleus pria dan pronucleus wanita tidak dapat
dibedakan satu dengan yang lainnya. Selanjutnya kedua
pronuclei tersebut menyatu membentuk satu sel baru yang
disebut zygote. Sementara itu timbullah sulcus yang dalam
pada permukaan sel yang berangsur-angsur membagi
cytoplasma menjadi dua bagian, untuk selanjutnya akan terjadi
pembelahan sel. Penentuan jenis kelamin ditentukan oleh jenis
spermatozoon yang membuahi oocyte. Apabila spermatozoon
yang mengandung chromosom X yang membuahi maka akan
terbentuk embryo wanita (XX), sedangkan apabila yang
membuahi mengandung chromosome Y, maka akan terbentuk
embryo pria (XY).
PEMBELAHAN SEL
Setelah terjadi pembuahan, zygote yang terbentuk akan
membelah diri menjadi dua, empat, delapan, enambelas sel.
Dalam waktu kira-kira 30 jam akan tercapai tingkat dua sel,
tingkat empat sel akan tercapai dalam 40 - 50 jam.
Seterusnya pembelahan berjalan terus menjadi 8 sel, 12 sel
seterusnya sampai pada tingkat yang disebut morula. Zygote
yang sementara mengalami pembelahan sel berjalan menuju
ke dalam uterus, dan pada waktu tiba di uterus sudah dalam
tingkat morula. Perkembangan selanjutnya pada tingkat
morula, akan terbentuk ruangan-ruangan kecil yang berisi
cairan. Ruangan-ruangan tersebut makin lama makin besar
kemudian membentuk satu rongga yang disebut blastocele. Sel-
7

sel pada saat ini akan menyusun diri, kemudian terbentuk


kelompok sel di salah satu sisi membentuk inner cells mass
(massa sel dalam), yang selanjutnya akan berkembang menjadi
embryoblast. Di sekeliling massa sel dalam terbentuk lapisan
sel yang dikenal sebagai outer cells mass ( massa sel luar) yang
akan berkembang menjadi trophoblast, dan selanjutnya
trophoblast akan berkembang menjadi placenta. Pada stadium
ini zona pellucida segera mengilang dan dikenal sebagai
stadium blastocyte. Selanjutnya blastocyte akan bersarang di
dalam endometrium pada umur kira-kira 5,5 - 6 hari sesudah
ovulasi. Peristiwa bersarangnya blastocyte ke dalam
endometrium disebut implantasi (nidasi) . Pada saat implantasi
kadang terjadi sedikit perdarahan berupa bercak yang sehingga
seorang ibu menyangka darah menstruasi, sehingga tidak
jarang mengacaukan perhitungan umur kehamilan. Pada
perkembangan hari ke6, sebagian besar blastocyte sudah
tertanam ke dalam stroma endometrium. Pada kutub dimana
terdapat embryoblast disebut kutub embryonal, dan kutub
lainnya disebut kutub abembryonal.
PEMBENTUKAN PLACENTA
Menjelang permulaan minggu ketiga, trophoblast
berkembang menjadi dua lapisan, lapisan sebelah dalam
membentuk massa padat yang mempunyai inti tunggal dikenal
sebagai cytotrophoblast. Lapisan sebelah luar, mempunyai
banyak inti, tidak mempunyai batasan-batasan sel yang tegas,
disebut sebagai syncytiotrphoblast atau syncytium.
Selanjutnya trophoblast berkembang terus dan terbentuk
tonjolan-tonjola yang terdiri dari inti cytotrophoblast yang
diliputi oleh selapis syncytium, tonjolan ini disebut villi primer
(jonjot primer). Selanjutnya sel-sel mesoderm menembus inti
villi primer dan tumbuh ke arah desidua. Susunan yang baru
terbentuk ini dikenal sebagai villi secunder. Menjelang akhir
minggu ketiga, sel-sel mesoderm di dalam inti villi secunder
mulai berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh darah
kecil, sehingga akhirnya terbentuk susunan kapiler villi. Pada
saat ini dikenal sebagai villi tertier. Pembuluh darah di dalam
villi tertier membentuk hubungan dengan kapiler yang
berkembang di dalam mesoderm chorion plate dan di dalam
conecting stalk. Selanjutnya susunan pembuluh darah ini
8

mengadakan hubungan dengan susunan peredaran darah di


dalam embryo, sehingga terjadi hubungan antara villi tertier
dengan embryo. Oleh karena itu, apabila jantung mulai
berkontraksi dalam minggu keempat, susunan villi telah siap
mengedarkan darah ke dalam embryo yang membawa zat
makanan dan oxygen yang diperlukan. Sementara itu,
cytotrphoblast di dalam villi menembus secara progressif ke
dalam syncytium di sekitarnya sehingga mencapai
endometrium maternal. Di sini mereka mengadakan hubungan
dengan perluasan yang sama dari villi di sekitarnya.
Menjelang permulaan bulan kedua, trophoblast ditandai
oleh sejumlah besar villi-villi secunder dan tertier yang
berbentuk seperti jari-jari. Villi-villi ini berakar pada mesoderm
chorion plate, yang pada awalnya meliputi seluruh permukaan
chorion. Dengan berlanjutnya kehamilan, villi-villi pada kutub
embryonal terus tumbuh dan meluas, membentuk chorion
frondosum. Villi pada kutub abembryonal mengalami
degenerasi disebut chorion laeve. Perbedaan pertumbuhan villi
pada kutub embryonal dan abembryonal diikuti pula perbedaan
pertumbuhan decidua. Desidua pada kutub embryonal akan
menjadi decidua basalis, desidua yang meliputi kutub
abembryonal disebut decidua capsularis, sedangkan decidua di
bagian lain disebut decidua parietalis. Dengan bertambah
besarnya cavum chorion, decidua capsularis akan
berdegenerasi sehingga chorion laeve akan bersentuhan
langsung dengan decidua parietalis kemudian menyatu. Cavum
uteri akhirnya tertutup. Chorion frondosum bersama-sama
dengan decidua basalis membentuk placenta.
Fungsi Placenta ialah: 1. Tempat pertukaran hasil metabolisme
gas oxigen dan CO2 antara peredaran darah ibu dan janin. 2.
Menghasilkn hormon.
PERKEMBANGAN EMBRYO
PEMBENTUKAN DISCUS GERMINALIS BILAMINER
Pada minggu kedua, embryoblast akan berdiferensiasi
menjadi dua lapisan sel yang berbentuk cakram , sehingga
disebut discus germinalis bilaminer, yang terdiri dari:: 1. Lapisan
sel berbentuk kuboid yang terletak di sebelah dalam disebut
lapisan germinalio entoderm. 2. Lapisan sel berbentuk
kolumner di sebelah luar disebut lapisan germinalis ectoderm.
9

Mula-mula sel-sel dari ectoderm berhubungan erat dengan


cytotrophoblast, tetapi pada perkembangan selanjutnya
terbentuk celah-celah kecil diantara kedua lapisan tersebut.
Selanjutnya celah-celah tersebut bergabung membentuk satu
rongga yang disebut rongga amnion. Sel-sel yang membatasi
rongga amnion yang berbatasan dengan trophobalst disebut
amnioblast.
Pada perkembangan hari ke 9, blastocyte terbenam
semakin dalam, trophoblast berkembang dengan pesat
khususnya pada kutub embryonal. Pada derah Syncytium
terbentuk banyak vacuola kecil yang kemudian bersatu
membentuk rongga yang besar. Pada kutub abembryonal, sel-
sel gepeng yang dari permukaan dalam cytotrophoblast
melepaskan diri membentuk suatu membaran tipis yang dikenal
sebagai membrana Heuser. Membrana ini melanjutkan diri ke
daerah entoderm dan bersama-sama membentuk dinding dari
blastocele yang saat ini disebut yolk sac primitivum (cavum
exocoeloma).
Pada hari ke 11 dan ke 12, blastocyte telah terbenam
secara keseluruhan di dalam stroma endometrium. Differensiasi
trophoblast tidak terbatas pada bagian syncytium saja, tetapi
juga pada cytotrphoblast. Pada permukaan dalam
cytotrophoblast, sel-sel melepaskan diri dan membentuk
jaringan mesoderm extra embryonal. Jaringan ini mengisi
rongga yang meluas antara trophoblast di sebelah luar dengan
amnion dan yolk sac primitivum di sebelah dalam. Di dalam
mesoderm extra embryonal terbentuk rongga yang disebut
coeloma extra embryonal. Selanjutnya coeloma extra
embryonal akan meluas membentuk rongga besar melapisi
hampir seluruh permukaan dalam cytotrphoblast membentuk
cavum chorion, akibatnya yolk sac primitivum bersama cavum
amnion melepaskan diri dari cytotrophoblast kecuali pada
daerah yang akan menjadi penghubung yang disebut
connecting stalk yang kemudian akan menjadi umbilicus. Yolk
sac primitivum berkembang menjadi yolk sac definitivum.
Mesoderm extra embryonal akan menjadi chorion plate.
PEMBENTUKAN DISCUS GERMINALIS TRILAMINER
Pada perkembangan minggu ketiga, kejadian yang paling
khas ialah terbentuknya primitive streak, yang merupakan
10

suatu garis sederhana pada permukaan ectoderm. Ujung


anterior primitive streak disebut nodus primitivum. Sel-sel pada
primitive streak ini berbentuk bulat, berbeda dengan sel-sel
ectoderm di sekitarnya. Diperkirakan bahwa sel-sel dari lapisan
ectoderm berpindah ke arah primitive streak yang kemudian
berubah bentuk dan mengadakan invaginasi ke dalam alur
primitive streak. Selanjutnya sel-sel tadi menyebar ke arah
lateral diantara lapisan ectoderm dan entoderm membentuk
lapisan ketiga di bagian tengah dan disebut sebagai lapisan
germinalis mesoderm (mesoderm intra embryonal). Sel-sel ini
berkembang terus sampai berhubungan dengan mesoderm
extra embryonal. Perkembangan selanjutnya, nodus primitivum
akan menjadi lubang sederhana disebut blastophorus. Sel-sel
yang mengadakan invaginasi di daerah blastophorus terus
bergerak ke depan sampai pada prochordal plate (ujung anterior
ectoderm dan entoderm). Sel-sel ini membentuk batang yang
menyerupai tabung disebut processus notochord.
Menjelang perkembangan hari ke 17, lapisan mesoderm
dan processus notochord memisahkan lapisan ectoderm dan
entoderm kecuali pada bagian cranial pada prochordal plate dan
pada bagian caudal pada cloacal plate. Menjelang hari ke 18,
dasar processus notochord bersatu dengan entoderm di
bawahnya. Lama kelamaan processus notochord mnghilang
dan tinggal saluran kecil disebut canalis neuroentericus yang
menghubungkan antara yolk sac dengan rongga amnion.
Selanjutnya processus notochord berproliferasi dan membentuk
tali yang padat disebut chorda dorsalis.
Dari ketiga lapisan germinalis tadi akan terbentuk
jaringan-jaringan dan organ-organ embryo.
Dari ectoderm akan terbentuk:
 central nervus system
 pheriferal nervus system
 epitel mucosa dari teinga, hidung, mata.
 epidermis
 kelenjar mammae, hypophyse, kel-kel.
subcutaneus
 email gigi
Dari Entoderm akan terbentuk
11

 epitel yang membatasi tr. Digestivus, tr.


Respiratorius.
 parenchym dari tonsil, gld. Thyroidea, gld. Para
thyroidea, thymus, hepar, pancreas.
 epitel yang membatasi vesica urinaria dan
urethra.
 primordial grem cell (PGC) : ovum dan
spermatozoa.
 epitel yang membatasi cav. Tympani, tuba
eustachii.
Dari mesoderm akan terbentuk:
 jaringan ikat, kartilago, tulang, otot.
 jantung, pembuluh darah, pembuluh lymphe,
lymphonodus.
 ren, gonade dan saluran-salurannya.
 selaput serosa seperti: pericardium, pleura,
peritoneum.
 lien
 cortex adrenalis
Selain dari ketiga lapisan germinal tersebut diatas,
ditemukan pula beberapa organ yang berkembang dari lapisan
khusus yaitu disebut mesectoderm. Dari mesectoderm
terbentuk : ganglion, nervus sensoris, melanoblast,cartilago
branchialis,mesenchyme dari kepala.
OSTEOGENESIS
Proses pembentukan dan perkembangan tulang disebut
osteogenesis. Dikenal ada dua jenis osteogenesis yaitu
osteogenesis desmalis dan osteogenesis chondralis.
Osteogenesis desmalis, yaitu pembentukan tulang yang
langsung dari jaringan mesenchym menjadi tulang. Penulangan
secara desmalis ditemukan pada tulang-tulang pipih, misalnya
calvaria cranii (os parietale, sebagian os frontale, sebagian os
occipitale, sebagian os temporale), os scapula. Di dalam
jaringan mesenchym dimana akan akan terjadi penulangan,
muncullah pusat-pusat penulangan ( inti penulangan primer)
sebagai tempat permulaan terjadinya penulangan. Pada proses
penulangan ini sel-sel mesenchym berproliferasi dan berangsur-
angsur mengubah bentuk yang kemudian disebut osteoblast
12

(sel pembentuk tulang). Osteoblast-osteoblat ini mula-mula


letaknya tidak beraturan, kemudian menyusun diri dalam
sebuah deretan dan mengeluarkan zat collagen yang dapat
menyebabkan jaringan yang terbentuk nampak seperti
membran yang dikenal sebagai osteoid. Oleh karena itu
penulangan ini dikenal pula sebagai osteogenesis membranosa.
Selanjutnya osteoid tadi akan menjadi matriks tulang yang
mengalami perkapuran. Matrix tulang yang telah mengalami
perkapuran selalu terpisah dari osteoblast-osteobalst oleh
lapisan osteoid yang tipis. Akan tetapi beberapa osteoblast
tertanam di dalam matrix tulang itu sendiri dan membentuk
osteocyt (sel-sel tulang).
Beberapa waktu kemudian terbentuklah sejumlah
tonjolan-tonjolan tulang yang disebut spicula. Selanjutnya
spicula-spicula bertumbuh sehingga ujung-ujungnya membesar
dan membentuk trabecula yang menyebar dari inti penulangan
primer menuju ke segala arah bagian perifer. Tulang-tulang
yang terbentuk akan dikelilingi oleh mesenchym padat yang
disebut periosteum. Pada permukaan dalam dari periosteum,
sel-sel mesenchym berdiferensiasi menjadi osteoblast yang
meletakkan lempeng-lempeng tulang yang sejajar dengan inti
penulangan primer. Lempeng-lempeng tulang ini dikenal
sebagai substantia compacta. Tulang-tulang membranosa
seperti ini ditemukan pada tulang-tulang cranium. Di bagian
tengah akan terjadi penyerapan tulang yang dilakukan oleh
osteoclast (sel perusak tulang). Dengan adanya perusakan
tulang ini terbentuklah bagian yang berlubang-lubang yang
disebut substantia spongiosa. Dengan cara ini terbentuklah
substantia compacta di bagian luar yang disebut tabula externa
dan di bagian dalam disebut tabula interna, serta substantia
spongiosa di bagian tengah disebut diploe.
OSTEOGENESIS CHONDRALIS
Penulangan secara chondralis ditemukan pada tulang-
tulang panjang misalnya humerus, femur dll. Mula-mula
terbentuk suatu model tulang rawan hyalin yang dikelilingi oleh
lapisan mesenchym padat yang mengandung pembuluh darah.
Mesenchym ini mula-mula membentuk lapisan luar yang
disebut perichondrium. Perichondrium kemdian akan menjadi
periosteum. Perkembangan selanjutnya akan menyusup suatu
13

tunas pembuluh darah ke dalam pusat model. Selanjutnya


terjadi reaksi dari sel-sel cartilago di sekitar tempat masuknya
pembuluh darah tadi, sehingga mengalami perubahan-
perubahan dan terbentuk empat daerah yaitu.
1. Zona Proliferasi : yaitu daerah dimana sel-sel cartilago
memperlihatkan mitosis yang banyak.
2. Zona hypertrophy: yaitu daerah dimana sel-sel mengalami
pembesaran.
3. Zona necrose : yaitu daerah dimana sel-sel mengalami
kematian dan intercelluler matrix terisi dengan garam-garam
calcium.
4. Zona vasculer: yaitu daerah tempat pembuluh darah
menyusup masuk ke dalam rongga-rongga yang terbentuk
akibat adanya sel-sel necrose.
Bersamaan dengan pembuluh darah tadi ikut pula
menyusup sel-sel mesenchym khusus yang disebut osteoclast
yang akan memecahkan matrix tulang, sehingga terbentuk
rongga-rongga kecil. Rongga-rongga kecil tadi kemudian akan
bersatu membentuk rongga yang lebih besar. Selain itu sel-sel
osteoblast akan menyusun diri sepanjang dinding rongga besar
yang baru terbentuk tadi dan akan mengalami perkapuran.
Proses ini dikenal sebagai penulangan Enchonrdalis,yang
menghasilkan taju-taju tulang rawan yang terbungkus dengan
tulang (taju-taju campuran). Segera setelah pembentukannya,
sejumlah tonjolan-tonjolan yang letaknya di tengah dihancurkan
oleh osteoclast. Dengan demikian hanya tonjolan-tonjolan yang
letaknya di samping yang masih utuh memperkuat dinding
tulang. Sebagai akibat penyerapan ini terbentuklah rongga
sumsum yang luas pada bagian tengah. Dari pusat penulangan
primer di bagian diaphysis, penulangan enchondralis berangsur-
angsur meluas ke arah ujung-ujung model tulang rawan
(epiphysis).
Pada waktu lahir, diaphysis biasanya telah menjadi tulang
secara keseluruhan, namun kedua bagian epiphysis tetap
sebagai tulang rawan (belum mengalami penulangan). Akan
tetapi segera setelah lahir, pusat-pusat penlangan mulai timbul
pada bagian epiphysis secara enchondralis. Penulangan di sini
sama dengan pada diaphysis. Untuk sementara waktu masih
terdapat lempeng rawan antara diaphysis dan epiphysis,
14

lempeng ini dikenal sebagai lempeng epiphyse (epiphyseal


plate). Epiphyseal plate ini memegang perana pada
pertumbuhan panjang dari tulang. Setelah tulang mencapai
panjang maximal, epipyseal plate tadi akan menghilang dan
epiphysis akan bersatu dengan diaphysis. Pada tulang panjang,
epiphyseal plate ditemukan pada ke dua ujung tulang,
sedangkan pada tulang-tulang yang lebih kecil misalnya ossa
phalnges, hanya terdapat pada satu ujung saja. Pada tulang
yang bentuknya irreguler seperti os vertebrae terdapat satu
atau lebih pusat penulangan primer, dan biasanya nampak pula
beberapa pusat penulangan secunder. Pusat-pusat penulangan
secunder pada tulang-tulang extremitas berkembang pada
waktu yang berbeda-beda setelah kelahiran. Pengetahuan
mengenai timbulnya pusat-pusat penulangan ini berguna bagi
ahli-ahli radiology untuk menentukan apakah seseorang anak
telah mencapai usia pertumbuhan yang sesuai.
OSTEOGENESIS CHONDROMETAPLASTICA
Osteogenesis pada mandibula, berbeda dengan
osteogenesis tulang-tulang yang lainnya. Mula-mula terbentuk
lebih dahulu suatu model tulang rawan seperti pada
osteogenesis chondralis. Kemudian mensenchyme di sebelah
luar dari model tadi akan mengalami penulangan secara
desmalis sehingga terbentuk tulang selapis demiselapis.
Akhirnya model tulang rawan tadi dikelilingi oleh jaringan tulang
yang baru terbentuk dan mendesak tulang rawan yang ada.
Makin lama tulang rawan makin terdesak dan akhirnya
menghlang. Kadang-kadang masih ada tersisa yang dikenal
sebagai cartilago Meckeli. Penulangan ini dikenal sebagai
osteogenesis chondro metaplastica.
ONTOGENI CRANIUM
Cranium dapat dibagi dalam dua bagian:
1. Neurocranium, yaitu tulang-tulang yang melingdungi otak.
2. Viscero cranium atau Splanchno cranium yaitu tulang-tulang
yang membentuk kerangka wajah.
Bagian dari neurocranium yang mengelilingi otak yang
berbentuk sebagai kubah terdiri dari tulang-tulang pipih, disebut
calvaria cranii. Bagian lain yang merupakan bagian
cartilaginosa yang membentuk dasar tengkorak disebut basis
cranii. Pada waktu bayi lahir, tulang-tulang calvaria cranii
15

dipisahkan satu dengan lainnya oleh jaringan ikat tipis yang


disebut sutura. Pada tempat di mana lebih dari dua tulang
bertemu, sutura akan melebar dan dikenal sebagai fontanella
(ubun-ubun). Di sebelah depan terdapat fontanella major yang
dibentuk oleh pertemuan antara os parietale kiri kanan, dengan
os frontale kiri kanan dengan os parietale kiri kanan. Di bagian
belakang terdapat fontanella minor yang dibentuk oleh
pertemuan antara os parietale dengan os occipitale. Di bagian
lateral terdapat fontanella lateral dan fontanella postero lateral.
Degan adanya sutura dan fontanella ini akan dapat
memungkinkan tulang-tulang cranium saling merapat bahkan
meliputi satu dengan lainnya sehingga cranium dapat sedikit
mengecil pada waktu bayi dilahirkan. Beberapa sutura dan
fontanella tetap berbentuk selaput untuk waktu yang agak lama
setelah bayi lahir. Dikenal beberapa sutura antara lain: sutura
sagittalis, sutura coronaria, sutura lambdoidea, sutura
metopica.
NEUROCRANIUM
Pada pembentukan tulang-tulang basis cranii, chorda
dorsalis memainkan peranan yang penting. Mula-mula
terbentuk tulang-tulang rawan dari mesenchym di sekitar
chorda dorsalis yang merupakan suatu lempeng yang dikenal
sebagai cartilago para chordalis atau basal plate (lempeng
basalis). Lempeng ini meluas dari daerah sella turcica hingga ke
somit-somit occipitalis yang membentuk 4 buah sclerotom.
Sclerotom yang paling cranial mengilang, tetapi 3 yang lainnya
menetap membentuk tulang rawan yang tidak bersegmen,
kemudian bersatu dengan lempeng basalis. Oleh karena itu
dasar os occipitale terbentuk dari cartilago para chordalis dan
sclerotom occipitalis. Di sebelah rostral lempeng basalis
ditemukan cartilago hypophyse dan trbeculae cranii. Cartilago-
cartilago ini segera menyatu dan membentuk corpus ossis
sphenoidalis dan corpus ossis ethmoidalis. Dengan demikian
terbentuklah lempeng tulang rawan yang memanjang di garis
tengah. Di samping kiri dan kanan dari lempeng ini terdapat
mesenchym-mesenchym yang mengalami condensasi
(pemekatan). Yang paling rostral disebut ala orbitalis atau ala
sphenoidalis akan membentuk ala parva ossis sphenoidalis. Di
sebelah caudal dari ala orbitalis terdapat ala temporalis, akan
16

membentuk ala magna ossis sphenoidalis. Di sbelah caudalnya


lagi, di samping dari cartilago para chordalis terdapat capsula
periotic, akan membentuk pars petrosa dan pars mastoidea
ossis temporalis. Dengan demikian pembentukan basis cranii
dimulai pembentukan cartilago, kemudian dirubah menjadi
tulang melalui osteogenesis chondralis.
VISCERO CRANIUM
Viscero cranium terutama dibentuk oleh arcus pharyngeus
I, yang disebut juga arcus mandibularis. Arcus mandibularis
terdiri dari dua bagian. Bagian dorsal disebut processus
maxillaris yang akan membentuk premaxilla, maxilla, os
zygomaticum dan sebagian os temporale. Bagian ventral
disebut processus mandibularis (cartilago meckeli). Ujung dorsal
processus mandibularis bersama-sama dengan ujung dorsal
arcus pharyngeus II (cartilago Reichert) kelak akan membentuk
incus, malleus dan stapes. Penulangan dari ke tiga tulang
tersebut dimulai pada bulan keempat, sehingga merupakan
tulang yang pertama menjadi tulang secara sempurna. Pada
mulanya wajah bentuknya kecil dibanding dengan
neurocranium. Hal ini disebabkan karena belum terbentuknya
sinus-sinus paranasalis. Dengan tumbuhnya gigi-geligi, serta
berkembangnya sinus paranasalis, wajah akan memperoleh ciri-
cirinya seperti pada orang dewasa.
COLUMNA VERTEBTRALIS
Kira-kira pada minggu keempat, sel-sel sclerotom bermigrasi ke
arah medial mengelilingi medulla spinalis dan chorda dorsalis,
sehingga membentuk suatu batang mesenchym yang
bersegmen sesuai dengan segmen sclerotomnya. Diantara
segmen-segmen tadi terdapat arteri inter segmentalis. Dalam
perkembangan selanjutnya, setiap segmen sclerotom
mengalami condensasi dan menyatu dengan bagian atas
sclerotom di bawahnya, dan bersama-sama dengan jaringan
inter segmentalis membentuk corpus vertebrae
precartilaginosa. Sel-sel yang berasal dari bagian atas segmen
sclerotom mengisi ruang antar corpus precartilaginosa dan ikut
mengambil bagian dalam pembentukan discus intervertebralis.
Sementara chorda dorsalis menghilang pada corpus vertebrae,
sisanya akan menetap dan membesar pada daerah discus
intervertebralis. Di sini sisa chorda dorsalis akan mengalami
17

degenerasi mucoid dan membentuk nucleus pulposus.


Selanjutnya nucleus pulposus akan dikelilingi oleh serabut-
serabut melingkar yang disebut annulus fibrosus. Ke dua
struktur ini membentuk discus intervertebralis.
SKELETON APPENDICULARE
Pada permulaan minggu kelima, mulai nampak tunas
anggota (limb buds) yang mula-mula berbentuk seperti
lengkungan busur panah. Pada perkembangan selanjutnya akan
berbentuk seperti dayung. Limb bud untuk extremitas superior
berkembang lebih cepat dibanding dengan extremitas inferior.
Pada mulanya lim bud terdiri dari mesenchym di bagian tengah
yang berasal dari mesoderm somatis, dan di bagian luar
ditutupi oleh lapisan ectoderm. Pada bagian ujung (apex) limb
bud, ectoderm mengalami penebalan membentuk Apical
ectodermal ridge (AER). AER ini sangat penting yang
memegang peranan dalam perkembangan extremitas. Dari
beberapa penelitian telah dilaporkan bahwa apabila AER
dihilangkan pada tahap awal perkembangan, maka extremitas
tidak berkembang secara sempurna. Pada embryo usia 6
minggu, lim bud semakin memanjang dan terjadi suatu
penyempitan dibagian tengah sehingga terbetuk bagian
proximal dan bagian distal. Bagian distal limb bud menjadi
gepeng yang disebut hand plate untuk extermitas superior dan
foot plate untuk extremitas inferior. Selanjutnya pada hand/foot
plate terbentuk lekukan-lekukan yang menyebar yang
memberikan bayangan akan terbentuknya jari-jari. Selanjutnya
limb bud semakin panjang, kemudian terjadi penyempitan yang
kedua yaitu pada bagian proximal sehingga unsur-unsur utama
extremitas dapat dikenal yaitu, brachium, ante brachium dan
manus.
Sementara bentuk luarnya mulai terwujud, mesenchym di
dalamnya mengalami condensasi dan sel-selnya menjadi bulat
membentuk chondrobalast. Menjelang perkembangan minggu
ke 6, sudah dapat dikenal adanya model tulang rawan hyalin
yang pertama, sebagai bayangan bakal menjadi tulang-tulang
extremitas. Selanjutnya model tulang rawan tadi akan
mengalami penulangan secara chondralis.
KELAINAN-KELAINAN BAWAAN
18

Pada perkembanan tulang, dapat ditemukan berbagai


kelainan atara lain achondroplasia, yaitu suatu kelainan umum
perkembangan tulang yang terjadi karena adanya gangguan
penulangan enchondralis pada epiphyseal plate pada tulang-
tulang panjang, sehingga tulang-tulang tidak bertambah
panjang. Akibatnya orangnya menjadi kerdil. Pada
perkembangan cranium dapat dikenal kelainan pertumbuhan:
1. Encephalocele, yaitu terjadinya penonjolan ke luar dari
jaringan otak yang disebabkan karena tulang-tulang cranium
tidak tertutup secara sempurna.
2. Scaphocephali, yaitu bentuk kepala yang memanjang, ini
disebabkan karena sutura sagittalis menutup lebih awal.
3. Acrocephali, yaitu bentuk kepala yang tinggi, ini disebabkan
karena sutura coronaria menutup lebih awal.
4. Plagiocephali, yaitu bentuk kepala tidak symetris, ini
disebabkan karena sutura coronaria dan sutura lambdoidea
yang sepihak menutup lebih awal.
5. Microcephali, yaitu bentuk kepala kecil, ini disebabkan karena
otak tidak mengalami pertumbuhan secara sempurna
sehingga cranium juga tidak berkembang.
Pada perkembangan columna vertebralis dapat terjadi
kelainan-kelainan berupa gangguan akibat tidak tertutupnya
arcus vertebralis, kelainan disebut spina bifida. Kelainan ini
dapat disertai timbulnya kelainan-kelainan medulla spinali
misalnya menonjolnya medulla spinalis ke luar yang dapat
berupa myelocele atau meningocele.
Pada perkembangan extremitas dapat ditemukan berbagai
kelainan a.l:
1. Amelia, yaitu keadaan dimana tidak terbentuk salah satu
atau ke dua extremitas (tidak ada tangan dan/atau kaki.
2. Micromelia, yaitu keadaan dimana semua unsur extremitas
ada tetapi ukurannya pendek/kecil.
3. Meromelia, yaitu keadaan dimana tangan(manus) dan atau
kaki (pedis) melekat langsung pada badan, tidak terbentuk
brachium, antebrachium atau femur dan cruris.
4. Syndactylia, yaitu jari-jari saling berlengketan
5. Polydactylia, yaitu jumlah jari-jari lebih dari 5 pada setiap
manus atau pedis.
19

6. Ectrodactylia, yaitu jumlah jari-jari yang kurang dari 5 pada


setiap manus atau pedis.
7. Brachydactylia, yaitu semua ukuran jari-jari menjadi pendek
ONTOGENI OTOT
Menjelang hari ke 17, sel-sel mesoderm intra embryonale
membentuk suatu lembaran yang tipis pada ke dua sisi neural
tube. Sebagian sel-sel di bagian tengah menebal, membentuk
mesoderm paraxiale. Lebih ke arah lateral, lapisan mesoderm
tetap tipis disebut mesoderm laterale. Mesoderm laterale
akan berhubungan langsung dengan mesoderm extra
embryonale. Mesoderm laterale kemudian akan terbagi dua
lembaran, yang akan meliputi amnion disebut mesoderm
somatis atau lamina parietalis, dan yang meliputi yolk sac
disebut mesoderm splanchnicus atau lamina visceralis. Ke dua
lamina ini membatasi suatu rongga yang disebut coeloma intra
embryonalis. Diantara mesoderm paraxiale dan mesoderm
laterale akan terbentuk mesoderm intermedia. Menjelang hari
ke 21, mesoderm paraxiale di tiap sisi neural tube, membentuk
kelompok-kelompok sel epitheloid yang berpasangan yang
disebut somit. Pasangan somit I timbul pada bagian leher
embryo. Dari sini somit-somit yang baru akan terbentuk secara
berurutan dari arah cranial ke caudal. Setiap hari akan
terbentuk kira-kira 3 somit, dan akhirnya pada minggu ke 5
terdapat 42-44 pasang somit yang terdiri dari:
 somit occipitalis : 4 pasang
 somit cervicalis : 8 pasang
 Somit thoracalis : 12 pasang
 Somit lumbalis : 5 pasang
 Somit sacralis : 5 pasang
 Somit Coccygealis : 8-10 pasang
Somit occipitalis I dan 5-6 pasang somit coccygealis yang
terakhir akan segera menghilang. Selama masa perkembangan
ini, umur embryo biasanyanya dinayatakan dalam jumlah somit.
DIFFERENSIASI SOMIT
Menjelang permulaan minggu ke 4, sel-sel epitheloid yang
membentuk dinding ventral dan medial somit mengalami
pertumbuhan yang pesat. Sel-sel ini lambat laun kehilangan
bentuk epitheloidnya, berubah menjadi bentuk polymorph dan
bermigrasi ke arah chorda dorsalis. Sel-sel ini keseluruhan
20

disebut sclerotom yang membentuk jaringan mesenchym.


Salah satu sifat utama dari mesenchym ini ialah mempunyai
kemampuan untuk berdiferensiasi dengan berbagai cara yaitu:
1. menjadi fibroblast , yang akan membentuk serabut-serabut
reticuler, collagen, elastin, yang terdapat di dalam jaringan
penunjang; 2. Menjadi chondroblast untuk membentuk tulang
dan tulang rawan.
Setelah sel-sel sclerotom bermigrasi ke arah ventro medial,
unsur-unsur tersebut akan membentuk columna vertebralis.
Bagian dari somit yang tidak bermigrasi yaitu dinding
dorsolateral disebut dermatom. Perkembangan selanjutnya,
dermatom akan membentuk lapisan sel-sel baru di bagian
dalamnya yang disebut myotom. Setelah terbentuk myotom,
sifat-sifat epitheloidnya menghilang lalu menyebar di bawah
ectoderm di sekitarnya. Di sini sel-sel ini akan membentuk
dermis atau jaringan subcutis. Dengan demikian maka setiap
somit akan membentuk :
sclerotom untuk pembentukan tulang dan tulang rawan
myotom untuk pembentukan otot
dermatom untuk pembentukan kulit.
Setiap segmen dan dermatom akan mempunyai
komponen persarafan pada segmennya masing-masing.
OTOT CORAK
Segera setelah sel-sel myotom terbentuk dari dermatom di
sekitarnya, sel-sel ini berubah bentuk menjadi memanjang
berbentuk spindel yang disebut myoblast. Dalam
perkembangan selanjutnya myoblast-myoblast bersatu
membentuk serabut-serabut otot yang panjang berisi banyak
inti yang selanjutnya myotom akan meluas ke arah rongga
coeloma.
SUSUNAN OTOT BATANG BADAN
Menjelang akhir minggu ke 5 otot-otot dinding badan
dibagi ke dalam dua bagian yaitu bagian dorsal disebut
epimere dan bagian ventral disebut hypomere. Saraf-saraf
yang menginnervasi segmen otot, juga dibagai menkadi ramus
dorsalis untuk epimere dan ramus ventralis untuk hypomere.
Selanjutnya epimere akan membentuk otot-otot extensoren
columna vertebralis dan hypomere akan pecah menjadi tiga
lapisan yaitu:
21

Pada dinding thorax akan membentuk :


1. M. intercostalis externus
2. M. intercostalis internus
3. M. transversus thoracis

Pada dinding abdomen akan membentuk:


1. M. Obliquus externus abdominis
2. M. Obliquus internus abdominis
3. M. Transversus abdominis
Selain ke tiga lapisan otot tersebut di atas, pada ujung
hypomere timbul jaringan otot memanjang yang pada daerah
cervical membentuk otot-otot infrahyoidei, pada daerah thorax
membentuk m. sternalis, yang biasanya menghilang, dan pada
daerah abdomen membentuk m. rectus abdominis.
Pada daerah cranium, perkembangan myotom-myotom
tidak begitu jelas. Pada mulanya dapat ditemukan 4 pasang
somit occipitalis, kemudian somit pertama (yang paling cranial)
segera menghilang. Ke tiga pasang somit yang lainnya akan
bermigrasi ke depan, membentuk otot-otot extrinsic dan
intrinsic lingua.
SUSUNAN OTOT-OTOT EXTREMITAS
Pada perkembangan akhir minggu ke 4, pada permukaan
ventro-lateral embryo terbentuk tonjolan yang bakal menjadi
extremitas. Tonjolan ini disebut limb bud. Limb bud untuk
extremitas superior terdapat pada setinggi antara somit segmen
cervicalis 6 dan s segmen thoracalis 2 (C6 - Th. 2), sedangkan
untuk extremitas inferior terletak setinggi somit segmen
Lumbalis 4 dan segmen Sacralis 3 (L4 - S3). Pembentukan lim
bud superior lebih cepat dibanding dengan limb bud inferior.
Pembentukan susunan otot extremitas terjadi pada minggu ke 7
yang dimulai oleh adanya condensasi mesenchym dekat
pangkal limb bud yang berasal dari mesoderm somatis. Dari
sini bermigrasi baik ke bagian ventral maupun ke bagian dorsal.
Limb bud. Mesenchym di bagian ventral akan membentuk
otot-oto flexoren, dan yang di bagian dorsal akan membentuk
otot-otot extesoren.
SUSUNAN OTOT-OTOT PHARYNX
Ketika embryo berumur kira-kira 7 minggu, sel-sel
mesenchym yang terletak pada arcus pharyngealis
22

berdiferensiasi menjadi myoblast-myoblast, yang selanjutnya


bermigrasi ke berbagai arah. Sekalipun migrasinya sangat jauh,
tetap dapat diikuti asal otot ini yaitu dengan melihat asal saraf
yang menginnervasinya. Dengan cara ini dapat ditemukan
bahwa otot-otot wajah, otot-otot pharynx dan otot-otot larynx
berasal dari arcus pharyngealis.
SUSUNAN OTOT POLOS
Jaringan otot polos terutama berkembang dari lapisan
mesoderm splanchnicus. Sel-sel mesenchym ini akan
membentuk otot yang melapisi tractus digestivus, tractus
respiratorius, serta pembuluh darah pada mesenterium.
Pembuluh-pembuluh drah yang berkembang pada extremitas,
dinding badan dan kepala, memperoleh lapisan otot yang
meliputinya dari mesenchym setempat. Ternyata mesenchym
yang terdapat di seluruh badan adalah sumber potensial untuk
jaringan otot polos, kecuali otot polos pada iris yaitu m.
sphincter pupillae dan m. delatator pupillae, diduga
berdifernsiasi dari ectoderm optical cap (cawang mata).
KELAINAN BAWAAN
Tidak adanya sebagian atau keseluruhan dari suatu otot
adalah hal yang sering terjadi. Salah satu contoh: tidak adanya
m. pectoralis major, atau sebagian tidak ada. Tidak
sempurnyanya pembentukan otot diaphragma, sehingga bisa
timbul hernia diaphragmatica. Tidak tertutupnya dinding
abdomen karena otot-ototnya tidak berkembang dengan
sempurna, sehingga bisa timbul omphalocele. Ketegangan m.
sternocleidomastoideus disebut torti colli.
embrylogy 1

Anda mungkin juga menyukai