Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN TATA KELOLA SDI

RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

NOMOR : 18/PDM/SDI/RSI-SA/VI/2014

Tindakan Nama Jabatan Tandatangan Tanggal

Disiapkan Hj. Miftachul Izah, SE, M.Kes Manajer SDI


22 Mei 2013

Diperiksa H. Azhar Zainuri, SE, MM Direktur Keuangan


& Umum 27 Mei 2013

Disetujui Dr. Masyhudi AM, M.Kes Direktur Utama


1 Juni 2013

Halaman | 0
PENDAHULUAN

Perusahaan menempatkan sumber daya insani (SDI) sebagai human capital


sehingga karyawan merupakan salah satu elemen utama perusahaan yang harus
ditatakelola secara baik demi mendukung upaya pencapaian target-target perusahaan yang
telah ditetapkan. Tata kelola sumber daya manusia meliputi antara lain kegiatan
perencanaan, pengembangan, dan manajemen organisasi. Aspek-aspek tersebut sangat erat
sekali sehingga sulit untuk dipisahkan satu dengan lainnya dan penerapannya pun harus
dilakukan secara cermat, konsisten dan berkesinambungan.
Perubahan lingkungan bisnis yang dinamis mengharuskan perusahaan
mentransformasikan kembali sinergi bisnisnya untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan lain yang tentunya memerlukan dukungan SDI yang kompeten dan memadai
jumlahnya. Transformasi strategi SDI dimulai dengan melakukan evaluasi jabatan yang
ada di perusahaan dan memperbaiki sistem penilaian kinerja karyawan dengan Key
Performance Indicator mulai dari Direksi sampai Staf per individu. Perbaikan sistem
penilaian kinerja diikuti pula dengan penyempurnaan sistem remunerasi yang
dimaksudkan untuk memotivasi seluruh karyawan melalui sistem imbal jasa yang
berkeadilan dan seimbang, baik yang bersifat finansial maupun non-finansial. Keadilan
dan keseimbangan tersebut diharapkan dapat dicapai melalui pemberian imbal jasa yang
konsisten sesuai dengan kompetensi dan kontribusinya.
Program pemenuhan kualitas SDI yang berbasis kompetensi direncanakan melalui
evaluasi terhadap kebutuhan kompetensi sesuai dengan program-program yang telah
dituangkan dalam Rencana Strategis Rumah Sakit Islam Sultan Agung.
Perusahaan sangat memperhatikan dan memberikan apresiasi kepada karyawan
yang telah memberikan kontribusi kinerja yang terbaik terhadap perusahaan. Hasil
penilaian kinerja tersebut akan dijadikan dasar untuk melaksanakan Training and
Development dan Succession Planning (Jenjang Karir).
Succession Planning diwujudkan dalam bentuk usulan promosi maupun
peningkatan peringkat jabatan (job grade). Usulan promosi dapat diberikan apabila
terdapat formasi atas jabatan tertentu dan karyawan telah memenuhi persyaratan dari aspek
kepangkatan serta job person match-nya. Karyawan dapat diusulkan untuk mendapat
promosi dalam hal hasil evaluasi kinerja dalam 2 (dua) tahun terakhir minimal berada pada
rating sangat bagus.
Tata Kelola Organisasi dan sumber daya insani (SDI) mempunyai tugas
melaksanakan penataan dan tata laksana pengelolaan kekaryawanan, pembinaan jabatan
fungsional pekerja sosial, serta mempunyai fungsi: pelaksanaan analisis jabatan,
pelaksanaan urusan pengadaan dan pengembangan karyawan; pelaksanaan urusan mutasi
dan kesejahteraan karyawan; dan pelaksanaan urusan pembinaan jabatan fungsional.
Dalam rangka mengelola Rumah Sakit agar tetap tumbuh dan berkembang dengan
kualitas karyawan yang kompeten dan profesional maka salah satu cara adalah adanya
Tata Kelola sumber daya insani (SDI) yang jelas, obyektif dan transparan

Halaman | 1
Tujuan

Tata kelola sumber daya isani bertujuan


1. Mewujudkan sumber daya insani yang berkualitas.
2. agar adanya peluang bagi karyawan untuk mengembangkan karier sehingga karyawan
memiliki motivasi untuk maju dan berdampak kepada kemajuan Rumah Sakit Islam
Sultan Agung.
3. Pola tata kelola sumber daya manusia sangat penting bagi karyawan itu sendiri ataupun
lembaga (RSI-SA) dengan adanya Tata Kelola yang baik karyawan dapat
mengembangkan diri dan hal ini akan memberikan hal yang positif bagi Rumah Sakit
Islam Sultan Agung.

Sasaran

Sasaran Tata Kelola Sumber Daya Insani (SDI) ini adalah seluruh karyawan
Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Halaman | 2
PEDOMAN TATA KELOLA SUMBER DAYA INSANI
RSI SULTAN AGUNG

I. PENGADAAN SUMBER DAYA INSANI

1. Perencanaan kebutuhan Karyawan disusun berdasarkan :


a. Perhitungan kebutuhan Karyawan dengan metode perhitungan beban
kerja/jam kerja atau metode lain yang direkomendasikan dalam pola
ketengaan.
b. Perencanaan kebutuhan Karyawan meliputi jenis, jumlah, kualifikasi dan
kompetensi (hard skill dan soft skill)
c. Perencanaan sesuai kebutuhan dan kemampuan RS
d. Perencanaan dibuat dalam 1 tahun anggaran
2. Tata cara perencanaan Kebutuhan Karyawan
a. Unit membuat perhitungan kebutuhan karyawan dengan menggunakan
metode yang ada ( sesuai pola ketenagaan) untuk 1 tahun anggaran
b. Unit menyampaikan perencanaan kebutuhan Karyawan ke Direksi melalaui
bagian Sekretariat dilampiri dengan :
- Perhitungan kebutuhan Karyawan
- Kualifikasi pendidikan, kompetensi khusus dan keahlian yang
dipersyaratkan
- Daftar dan deskripsi pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Kebutuhan pembiayaan dan jumlah karyawan
- Direksi dan Tim Anggaran membahas perencanaan kebutuhan dengan
mempertimbangkan prioritas kebutuhan dan pembiayaan
- Perencanaan kebutuhan yang telah disetujui dicantumkan dalam RKA
3. Tata Cara pengajuan karyawan Tetap/ Tidak Tetap
a. Unit yang membutuhkan mengajukan permohonan penambahan/
penggantian tenaga ke Direksi dengan melampirkan analisa kebutuhan dan
pertimbangan khusus lain ( spt. Menggantikan kary. Cuti hamil, dll)
b. Bidang SDI melakukan kegiatan rekrut penerimaan karyawan sesuai
dengan ketentuan penerimaan karyawan Tetap/Tidak Tetap.

A. PENERIMAAN KARYAWAN
1. Penerimaan karyawan Tetap
a. Penerimaan karyawan secara eksternal (eksternal rekrutmen)
Pemberitahuan penerimaan karyawan tetap dilaksananakan secara terbuka
melalui media massa.

Halaman | 3
b. Penerimaan karyawan secara internal (internal rekrutmen)
Pemberitahuan penerimaan karyawan tetap dilaksananakan secara tertutup
dengan melaksanakan seleksi terhadap karyawan tidak tetap yang telah
mengabdi minimal 1 (satu) tahun di RS Islam Sultan Agung dan memenuhi
kualifikasi tenaga yang dibutuhkan.
c. Penentuan penerimaan karyawan tetap melalui rekrut ekternal atau internal
ditetapkan oleh Direksi.
d. Proses penerimaan karyawan tetap dilaksanakan berdasarkan tahapan tes di
bawah ini :
- Seleksi administrasi
- Tes tertulis
- Tes ketrampilan
- Tes psikologi
- Tes wawancara
- Tes kesehatan
- Pengumuman hasil tes penerimaan calon karyawan tetap
e. Pelamar yang lolos seleksi penerimaan karyawan tetap, wajib menjalani
masa kontrak 1 (satu) tahun dengan menandatangani perjanjian kerja.

2. Penerimaan karyawan honorer


a. Penerimaan karyawan honorer hanya dilaksanakan apabila rumah sakit
membutuhkan karyawan dengan keahlian khusus, tetapi tidak memenuhi
kualifikasi diangkat sebagai karyawan tetap
b. Proses penerimaan karyawan honorer dilaksanakan berdasarkan tahapan
tes dibawah ini :
- Seleksi administrasi
- Tes ketrampilan/kompetensi
- Tes wawancara
- Tes kesehatan
- Pengumuman hasil tes penerimaan
c. Pelamar yang lolos seleksi penerimaan karyawan honorer, wajib
menandatangani Perjanjian kerja.

3. Penerimaan Karyawan Tidak Tetap


d. Penerimaan karyawan tidak tetap dilaksanakan apabila rumah sakit
membutuhkan karyawan dalam jangka waktu tertentu.
e. Proses penerimaan karyawan tidak tetap dilaksanakan berdasarkan tahapan
tes dibawah ini :
- Seleksi administrasi
- Tes ketrampilan/kompetensi
- Tes wawancara
- Pengumuman hasil tes penerimaan

Halaman | 4
f. Pelamar yang lolos seleksi penerimaan karyawan tidak tetap, wajib
menandatangani Perjanjian kerja.

B. PENGANGKATAN CALON KARYAWAN


1. Pengangkatan calon karyawan dilakukan terhadap karyawan kontrak yang telah
memiliki masa kerja 1 tahun di RSI Sultan Agung.
2. Penilaian karyawan kontrak yang akan diangkat sebagai calon karyawan
dilaksanakan oleh Manajer Sumber Daya Insani, Manajer BPI, Kepala Bagian
Personalia dan Kepala Unit terkait.
3. Kualifikasi dan persyaratan :
a. Akhlak adalah tindakan / perbuatan yang dilakukan sesuai dengan nilai-
nilai etika Islam.
b. Kualitas Kerja adalah mutu kerja seorang karyawan dalam melaksanakan
tugas yang diukur melalui ketepatan, kelengkapan dan kerapian
- Ketepatan : adanya kesesuaian antara rencana kegiatan dengan sasaran
atau tujuan yang ditetapkan.
- Kelengkapan : ketelitian dalam melaksanakan tugas.
- Kerapian : kerapian dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
c. Prestasi kerja adalah penilaian seberapa baik seorang karyawan melakukan
tugasnya dan memenuhi perannya yang sesuai
d. Pertimbangan lain adalah pertimbangan dari unit kerja dan unit terkait.
4. Karyawan kontrak yang memenuhi kualifikasi dan persyaratan akan diangkat
sebagai calon karyawan selama 6 (enam) bulan.
5. Karyawan kontrak yang tidak memenuhi kualifikasi dan persyaratan untuk
diangkat menjadi calon karyawan, maka akan dilakukan pemutusan hubungan
kerja.

C. PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP


2. Pengangkatan karyawan tetap dilakukan terhadap calon karyawan yang telah
memenuhi masa kerja sebagai calon karyawan selama 6 (enam) bulan dan
memenuhi kualifikasi dan persyaratan yang meliputi: akhlak, kualitas dan
prestasi kerja serta pertimbangan lain.
3. Bagi calon karyawan yang tidak memenuhi kualifikasi dan persyaratan untuk
diangkat sebagai karyawan tetap, diberikan kesempatan perpanjangan selama 6
(enam) bulan.
4. Apabila selama masa perpanjangan 6 (enam) bulan tidak memenuhi kualifikasi
dan persyaratan, maka dilakukan pemutusan hubungan kerja.
5. Penilaian calon karyawan yang akan diangkat sebagai karyawan tetap
dilaksanakan oleh Manajer Sumber Daya Insani, Manajer BPI, Kepala Bagian
Personalia dan Kepala Unit terkait.
6. Kualifikasi dan persyaratan :
a. Akhlak adalah tindakan / perbuatan yang dilakukan sesuai dengan nilai-
nilai etika Islam.

Halaman | 5
b. Kualitas Kerja adalah mutu kerja seorang karyawan dalam melaksanakan
tugas yang diukur melalui ketepatan, kelengkapan dan kerapian
- Ketepatan : adanya kesesuaian antara rencana kegiatan dengan sasaran
atau tujuan yang ditetapkan.
- Kelengkapan : ketelitian dalam melaksanakan tugas.
- Kerapian : kerapian dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
c. Prestasi kerja adalah penilaian seberapa baik seorang karyawan melakukan
tugasnya dan memenuhi perannya yang sesuai
d. Pertimbangan lain adalah pertimbangan dari unit kerja dan unit terkait.

D. PENGANGKATAN KARYAWAN GOLONGAN III KEATAS


1. Pengangkatan Karyawan Tetap golongan III ke atas, berdasarkan Surat
Keputusan YBWSA melalui usulan rumah sakit
2. Dasar pertimbangan Pengangkatan Karyawan Tetap golongan III ke atas
adalah:
a. Kebutuhan karyawan dengan pendidikan sarjana sesuai dengan standart
yang diperlukan untuk pengembangan RS
b. Pengangkatan karyawan dengan keahlian khusus
c. Kompetensi sesuai dengan standart yg diperlukan.
3. Pengangkatan Karyawan Tetap golongan III ke atas dapat disetujui dengan
ketentuan :
a. Ada perencanaan dari unit kerja yang di setujui dalam RKA
b. Ada analisis job discription dan job spesification
c. Persyaratan kekaryawanan sesuai dengan persyaratan penerimaan karyawan
tetap ( lulus seleksi penerimaan karyawan tetap)

E. PENGANGKATAN KARYAWAN / KARYAWAN HONORER


1. Pengangkatan Karyawan/ karyawan honorer dilakukan atas dasar :
a. Kebutuhan rumah sakit akan karyawan dengan keahlian khusus yang
berhubungan dengan “core bisnis rumah sakit”
b. Karyawan tidak memenuhi kualifikasi diangkat sebagai karyawan tetap
c. Kompetensi sesuai dengan standart yang diperlukan.
2. Kriteria karyawan yang dapat diangkat sebagai karyawan honorer :
a. Pensiunan karyawan RSI-SA
b. Karyawan/pensiunan dari instansi lain
3. Batas usia karyawan honorer adalah :
a. Umur 60 tahun untuk pejabat struktural /fungsional.
b. Umur 65 untuk karyawan profesi (dokter, apoteker, ners) non pejabat.
c. Apabila diperlukan, direktur dapat mengangkat karyawan honorer sebagai
konsultan dengan mengabaikan batasan usia.
4. Tata cara pengangkatan karyawan honorer dari pensiunan karyawan RSI-SA :
a. Calon karyawan honorer melamar ke RS ditujukan kepada Direktur Utama
sebagai staf ahli sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Halaman | 6
b. Menandatangani Perjanjian Kerja dengan masa berlaku 6 (enam) bulan dan
dapat diperpanjang bila diperlukan.
5. Tata cara pengangkatan karyawan honorer dari luar RSI-SA :
c. Calon karyawan honorer melamar ke RS ditujukan kepada Direktur Utama
d. Mengikuti seleksi karyawan honorer :
- Untuk karyawan honorer non staf ahli, mengikuti seleksi sebagaimana
seleksi karyawan tidak tetap.
- Untuk karyawan honorer staf ahli, seleksi meliputi : seleksi
administrasi, wawancara direksi dan kesehatan.
e. Mengikuti fit and propertest untuk calon pejabat struktural.
f. Menandatangani Perjanjian Kerja dengan masa berlaku 6 (enam) bulan dan
dapat diperpanjang bila diperlukan.
6. Kewajiban karyawan honorer
Bekerja sesuai dengan jam kerja Rumah Sakit Islam Sultan Agung (7 jam/ hari
atau 40 jam dalam 1 minggu), kecuali konsultan, jam kerja disesuaikan dengan
kebutuhan rumah sakit.
7. Hak karyawan honorer :
a. Bagi karyawan honorer pensiunan Rumah Sakit Islam Sultan Agung yang
diangkat sebagai staf ahli, mendapatkan gaji yang besarannya ditentukan
dengan keputusan direktur
b. Bagi karyawan honorer non pensiunan Rumah Sakit Islam Sultan
Agung,mendapatkan gaji sesuai dengan ijazah yang dibutuhkan Rumah
Sakit Islam Sultan Agung dengan mempertimbangkan pengalaman kerja
yang dimiliki.
c. Tidak mendapatkan kenaikan berkala maupun kenaikan golongan
d. Bagi karyawan honorer yang menjabat sebagai pejabat struktural atau
fungsional berhak atas tunjangan struktural atau fungsional
e. Tunjangan Hari Raya (THR)
f. Seragam dinas bagi yang menduduki jabatan structural maupun fungsional.
g. Mendapatkan Medical Check Up jika menempati lokasi kerja yang
mewajibkan adanya MCU
h. Mendapatkan fasilitas Rawat jalan dan rawat inap, diikutkan dalam
program kesehatan karyawan RS, berlaku hanya untuk karyawan tidak
termasuk keluarga.
i. Hak-hak kesejahteraan lain sesuai dengan kebijakan direksi.

F. PENGANGKATAN KARYAWAN TIDAK TETAP


1. Pengangkatan Karyawan/ karyawan tidak tetap dilakukan atas dasar :
a. Kebutuhan yang sifatnya mendesak
b. Kompetensi sesuai dengan standart yg diperlukan.
2. Tata cara pengangkatan karyawan tidak tetap :
a. Calon karyawan tidak tetap melamar ke RS ditujukan kepada Direktur
Utama

Halaman | 7
b. Mengikuti seleksi karyawan tidak tetap
c. Menandatangani Perjanjian kerja dengan masa berlaku 1 tahun dan evaluasi
setiap 6 bulan
3. Kewajiban karyawan tidak tetap.
a. Bekerja sesuai dengan jam kerja Rumah Sakit Islam Sultan Agung (7 jam/
hari atau 40 jam dalam 1 minggu)
b. Mematuhi peraturan Rumah Sakit Islam Sultan Agung sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Perusahaan Bab IV pasal 5 tentang kewajiban
karyawan
4. Hak karyawan tidak tetap :
a. Bagi karyawan tidak tetap, mendapatkan gaji minimal sesuai Upah
Minimum Kota (UMK) Semarang,
b. Tunjangan kehadiran yang bersifat tetap untuk karyawan dengan
pendidikan minimal D 3.
c. Tunjangan Hari Raya (THR)
d. Bonus tahunan
e. Seragam dinas
f. Mendapatkan fasilitas tarif Takessa untuk pelayanan Rawat jalan dan rawat
inap .
g. Hak-hak kesejahteraan lain sesuai dengan kebijakan direksi.

II. PEMELIHARAAN SUMBER DAYA INSANI

A. KELUARGA KARYAWAN
1. Keluarga karyawan terdiri dari keluarga inti karyawan, orang tua dan mertua.
2. Keluarga inti karyawan adalah suami/ istri, anak kandung / angkat setingggi-
tingginya umur 25 tahun dan atau belum menikah maksimal 3 anak, yang
dibuktikan dengan Surat Nikah, Akte Kelahiran dan Kartu Keluarga
3. Karyawan yang mempunyai anak telah menikah/lebih 25 tahun diwajibkan
melaporkan ke Bagian Personalia dengan membawa bukti
4. Karyawan yang memiliki anak lebih dari 3 (tiga) orang, dapat mengusulkan
pengalihan hak anak karyawan yang belum terdaftar sebagai keluarga inti
sepanjang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud ayat 2.
5. Tata cara pelaporan anak yang sudah menikah
a. Membuat surat pemberitahuan ke Bidang Sumber Daya Insani.
b. Bidang SDI menerbitkan surat jawaban yang memuat tentang penghentian
tunjangan anak dan pangan.
6. Tata cara pelaporan pengalihan hak anak karyawan
a. Membuat surat permohonan pengalihan hak anak karyawan ke Bidang
Sumber Daya Insani, dilampiri dengan Akte Kelahiran anak dan Kartu
Keluarga.

Halaman | 8
b. Bidang SDI menerbitkan surat jawaban yang memuat tentang pengalihan
hak anak.

B. PENGGAJIAN KARYAWAN
1. Penggajian Karyawan Tetap
a. Penggajian mengacu pada Peraturan Gaji Pegawal Negeri (PGPN) terbaru
dengan mempertimbangkan kemampuan finansial Rumah Sakit.
b. Tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji karyawan .:
1) Tunjangan istri/suami
– Tunjangan istri/suami diberikan sebesar 10 % (sepuluh persen) dari
gaji pokok.
– Tunjangan istri diberikan kepada karyawan yang telah menikah
dibuktikan dengan akta nikah dan hanya berlaku untuk 1 (satu)
orang isteri.
– Tunjangan suami diberikan kepada karyawati yang telah menjanda
karena ditinggal mati suami dan memiliki anak dalam masa
pertanggungan (belum menikah/maksimal berumur 25 tahun)
– Tunjangan istri/suami diberikan sejak diangkat menjadi karyawan
tetap.
– Suami/istri yang kedua-duanya bekerja di rumah sakit, tunjangan
suami/istri diberikan kepada salah satu menurut perhitungan yang
gaji pokoknya lebih besar.
2) Tunjangan anak
– Tunjangan anak diberikan sebesar 2 % dari gaji pokok.
– Tunjangan anak diberikan sebanyak-banyaknya untuk 3 (tiga) orang
anak.
– Anak tiri dan anak angkat yang syah menurut hukum dapat
diberikan tunjangan anak.
– Tunjangan anak diberikan setinggi-tingginya berumur 25 tahun dan
atau belum pernah menikah.
– Suami/istri yang kedua-duanya bekerja di rumah sakit, tunjangan
anak diberikan kepada salah satu menurut perhitungan yang gaji
pokoknya lebih besar.
3) Tunjangan pangan
– Tunjangan pangan diberikan kepada karyawan dan keluarganya
yang jumlah serta nilainya ditetapkan oleh rumah sakit.
– Suami/istri yang kedua-duanya bekerja di rumah sakit, tunjangan
anak diberikan kepada salah satu menurut perhitungan yang gaji
pokoknya lebih besar.

2. Penggajian calon karyawan


Calon Karyawan menerima pembayaran gaji sebesar 80 % dari gaji pokok

Halaman | 9
3. Karyawan tidak tetap
Karyawan Tidak Tetap menerima gaji sesuai dengan gaji minimum berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau berdasarkan kesepakatan
perjanjian kerja

4. Penggajian Karyawan Honorer


Karyawan Honorer menerima gaji sesuai dengan gaji minimum berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau berdasarkan kesepakatan
perjanjian kerja

C. KESEJAHTERAAN
1. Kesejahteraan karyawan, terdiri dari :
a. Pemberian Pakaian Dinas
Pakaian dinas diberikan kepada direksi, karyawan tetap, calon karyawan,
karyawan tidak tetap dan karyawan honorer.
b. Insentif Kehadiran, Jasa Pelayanan dan Tunjangan Profesi
1) Insentif kehadiran adalah insentif yang diberikan kepada karyawan tetap
dan calon karyawan sebagai pengganti biaya transport dan makan
karyawan sesuai presensi kehadiran karyawan sertamemperhitungkan
faktor keterlambatan karyawan.
2) Insentif kehadiran juga diberikan kepada Direksi yang besarannya akan
diatur dalam pedoman tersendiri..
3) Jasa pelayanan diberikan kepada karyawan tetap dan calon karyawan.
4) Tunjangan profesi diberikan kepada karyawan tetap sesuai dengan
ketentuan :

Halaman | 10
a) Jabatan Fungsional Terampil
No Jabatan Gol/ Ruang Keterangan
Sekurang-kurangnya
1. Pelaksana Pemula II/a berijazah Sekolah
Lanjulan Tingkat Atas
2. Pelaksana II/b-II/c-II/d
Pelaksana
3. III/a-III/b
Lanjulan
4. Penyelia III/c - III/d

b) Jabatan Fungsional Ahli


No Jabatan Gol/ Ruang Keterangan
Sekurang-kurangnya
1. Ahli Pratama III/a-III/b berijazah Sarjana (SI)
atau D-IV
2. Ahli Muda III/c - III/d
3. Ahli Madya IV/a-IV/b-IV/c
4. Ahli Utama lV/d - IV/e

c. Tunjangan Hari Raya (THR)


1) Rumah Sakit memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada Direksi,
Karyawan tetap, Calon karyawan, karyawan tidak tetap dan karyawan
honorer sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang diterimakan selambat-lambatnya 15 hari sebelum hari raya
2) Bentuk dan besarnya THR bagi Direksi ditetapkan sesuai dengan
keputusan YBWSA dengan mempertimbangkan usulan rumah sakit
d. Bonus Tahunan
Rumah Sakit memberikan bonus tahunan kepada Direksi, Karyawan dan
Struktural Non Karyawan sesuai dengan kebijakan Direktur.
e. Subsidi Biaya Haji Dan Umroh
1) Rumah Sakit memberikan subsidi biaya haji dan umroh bagi karyawan
tetap
2) Mengenai kualifikasi dan besaran subsidi akan diatur tersendiri dalam
Surat Keputusan Direksi.

Halaman | 11
f. Pensiun
RSI Sultan Agung memberikan pesangon kepada karyawan tetap yang telah
memasuki masa purna tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku selama RSI Sultan Agung belum memberlakukan pensiun
karyawan.
g. Jaminan Sosial Tenaga Kerja, meliputi :
1) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Takessa), diberikan kepada Direksi,
keluarga inti direksi, karyawan tetap dan keluarga inti karyawan tetap.
2) Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Kematian
diberikan kepada karyawan tetap.

2. Jenis fasilitas lain, terdiri dari :


a. Bantuan-bantuan
Rumah Sakit memberikan bantuan duka cita kepada Karyawan , keluarga
Karyawan , orang tua/mertua Karyawan
1) Seluruh Karyawan yang meninggal dunia dalam menjalankan tugas,
kepada keluarganya diberikan tunjangan kematian sebesar 3 (tiga) kali
gaji.
2) Seluruh Karyawan yang meninggal dunia tidak dalam menjalankan
tugas, kepada keluarganya diberikan tunjangan kematian sebesar 1,5
(satu setengah) kali gaji.
3) Dokter mitra yang meninggal dunia, kepada keluarganya diberikan
tunjangan kematian yang besarannya 1 (satu) kali gaji setara golongan
IV/a dengan masa kerja 0 tahun.
4) Direksi yang meninggal dunia, kepada keluarganya diberikan tunjangan
kematian yang besarannya 1 (satu) kali tunjangan Direksi.
5) Orang tua / Mertua / Suami / Istri / anak Direksi yang meninggal dunia
diberikan uang duka yang diatur berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Utama.

b. Wisata dakwah
Wisata dakwah diprioritaskan untuk karyawan tetap beserta keluarga.

D. CUTI

1. Cuti Sakit
a. Karyawan yang mendapatkan Cuti sakit dari dokter setiap bulan secara
terus menerus selama 3 (tiga) bulan sehingga tidak dapat melaksanakan
tugas secara rutin dan tidak dapat memenuhi jam kerja yang sudah
ditentukan, maka akan dikonsultasikan kepada dokter/tenaga ahli terkait.
b. Apabila hasil konsultasi dokter/tenaga ahli terkait merekomendasikan
karyawan tidak mampu bekerja, maka karyawan akan diistirahatkan (tidak

Halaman | 12
bekerja), dan akan diberlakukan ketentuan pasal 13 Peraturan Perusahaan
RSI Sultan Agung

2. Cuti hamil
a. Cuti hamil diberikan kepada seluruh karyawan .
b. Pengambilan cuti hamil untuk karyawan tetap tidak mengurangi hak gaji
c. Pengambilan cuti hamil untuk calon karyawan, karyawan tidak tetap,
karyawan honorer tidak mengurangi hak gaji (Pasal 84 UU
Ketenagakerjaan tahun 2003)
d. Karyawan yang mengalami keguguran kandungan (curettage) berhak
memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat
keterangan dokter kandungan.
e. Pengambilan cuti hamil dengan kondisi anak meninggal, maka berhak
memperoleh istirahat sebagaimana pengambilan cuti hamil (3 bulan).
f. Karyawan yang sudah mengambil cuti hamil tidak berhak mengambil cuti
tahunan pada tahun yang sama.

3. Cuti tahunan
Cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah
pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara
terus menerus (Pasal 79 ayat 2.c)

4. Cuti Ibadah Haji


Cuti ibadah haji tidak mengurangi hak cuti tahunan.

5. Cuti Ibadah Umroh


a. Cuti ibadah umroh hanya diberikan 1 (satu) kali dalam satu tahun.
b. Cuti ibadah umroh diberikan sesuai dengan program umroh yang diambil
c. Pelaksanaan cuti umroh diberikan kebijakan libur tambahan 3 (tiga) hari
kerja sebelum melaksanakan ibadah umroh dan 5 (lima) hari kerja sesudah
pulang dari pelaksanaan ibadah umroh.
d. Cuti ibadah umroh tidak mengurangi hak cuti tahunan.

E. DISIPLIN KERJA

1. Direksi dan karyawan wajib hadir dan melakukan presensi melalui alat presensi
yang telah ditentukan
2. karyawan wajib hadir di tempat kerja sesuai dengan jam kerja yang telah
ditentukan
3. karyawan wajib memakai seragam dinas, bersepatu dan tanda pengenal yang
telah ditentukan selama melaksanakan tugas di rumah sakit
4. karyawan wajib mematuhi dan melaksanakan ketentuan, prosedur, aturan dan
tata kerja yang telah ditentukan oleh rumah sakit dalam melaksanakan

Halaman | 13
pekerjaan yang dibebankan kepadanya untuk kesehatan dan keselamatan diri
sendiri dan atau orang
5. karyawan wajib mengikuti setiap upaya peningkatan kemampuan dan
ketrampilan yang diselenggarakan oleh rumah sakit.

F. MUTASI, PROMOSI DAN DEMOSI

1. Mutasi;
Merupakan alih tugas dari satu jabatan ke jabatan lain meliputi promosi, rotasi
dan demosi.

2. Promosi;
Merupakan alih tugas dari satu Jabatan ke Jabatan lain yang memiliki
persyaratan Kebutuhan Kompetensi Jabatan dan persyaratan Level Kompetensi
lebih tinggi.

Promosi jabatan meliputi jabatan struktural maupun fungsional


a. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur
organisasi. jabatan struktural di RS Islam Sultan Agung adalah:
Manajer/Kepala Bidang, Asisten Manajer/Kepala Bagian dan Kepala Sub
Bagian.
b. Jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang ada dalam struktur organisasi,
jabatan fungsional di RS Islam Sultan Agung adalah: Kepala Instalasi dan
Penanggung Jawab (Penjab).
c. Promosi karyawan dilaksanakan bila ada formasi jabatan yang kosong dan
disesuaikan dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
d. Promosi Jabatan berlaku untuk Karyawan tetap.

3. Rotasi;
Merupakan alih tugas dari satu Jabatan ke Jabatan lain yang memiliki
persyaratan Kebutuhan Kompetensi Jabatan dan Level Kompetensi yang sama,
termasuk alih tugas yang menempatkan Karyawan pada Jenjang Jabatan yang
lebih rendah karena keterbatasan formasi jabatan dan atau karena kebutuhan
organisasi yang tidak menyebabkan karyawan mengalami penurunan pangkat
dan golongan
a. Seorang karyawan dapat dirotasi ke bidang tugas lain sesuai dengan
kepentingan dan kebutuhan rumah sakit.
b. Rotasi karyawan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan:
- Keseimbangan beban kerja di unit kerja dan atau dalam rangka
pembinaan karir
- Atas permohonan dari karyawan, sejauh dapat dilaksanakan dan sesuai
dengan kepentingan dan kebutuhan rumah sakit.

Halaman | 14
- Prestasi kerja dan dedikasi karyawan yang bersangkutan terhadap
rumah sakit
- Atas pertimbangan kondisi kesehatan karyawan, sesuai dengan usulan
dokter yang ditunjuk rumah sakit.
- Adanya perubahan dalam struktur organisasi rumah sakit
c. rotasi karyawan intern rumah sakit dinyatakan dengan surat keputusan
direktur rumah sakit

4. Demosi.
Merupakan alih tugas dari satu Jabatan ke Jabatan lain yang memiliki
persyaratan Kebutuhan Kompetensi Jabatan dan persyaratan Level Kompetensi
yang lebih rendah, tetapi tidak menyebabkan karyawan mengalami penurunan
pangkat dan golongan.

Demosi diberikan kepada karyawan karena memiliki kinerja yang kurang baik
dan melakukan pelanggaran disiplin berupa :
a. pemindahan ke posisi yang lebih rendah dari posisi semula
b. atau diturunkannya jabatan yang lebih rendah dari jabatan semula
c. atau dihilangkannya jabatan

Dasar Pelaksanaan, syarat dan alasan serta prosedur mutasi, promosi dan demosi
akan diatur tersendiri dalam panduan mutasi, promosi dan demosi di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung.

G. PEMBINAAN KARYAWAN

1. Karyawan mendapat pembinaan dari atasan langsung / pejabat satu tingkat


diatasnya secara berkala.
2. Karyawan yang melakukan tindakan indisipliner akan mendapatkan pembinaan
dari atasan langsung.
3. Tindakan indispliner yang termasuk dalam ranah pembinaan adalah tindakan
indipliner sebelum diterbitkannya surat teguran I (satu).
4. teguran lisan akan diberikan oleh atasan langsung yang dibuktikan dengan
berita acara pembinaan karyawan, yang ditanda tangani oleh karyawan yang
bersangkutan, atasan langsung dan pejabat satu tingkat ditasnya.
5. Dokumen berita acara pembinaan karyawan diserahkan ke Bidang SDI.
6. Tindakan indispliner yang termasuk dalam pasal 43 ayat 2 dan sudah dapat
dibuktikan dengan data obyektif, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan tanpa melalui pembinaan lisan oleh atasan langsung.

Halaman | 15
H. TINDAKAN INDISIPLINER

1. Surat Teguran atau Surat Peringatan adalah surat yang dikeluarkan oleh direksi
kepada karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin kerja.
2. Karyawan dapat diberikan lebih dari satu surat teguran / peringatan dalam
masa berlaku surat teguran atau surat peringatan apabila melakukan
pelanggaran yang berbeda.
3. Direksi dapat mengambil tindakan terhadap karyawan dapat berupa :

No Jenis Tindakan Bobot Keterangan


1 Surat Teguran ST I 1 point Paling banyak diberikan 2 kali,
(ST) berlaku 3 (tiga) bulan
ST II 2 point berlaku 3 (tiga) bulan
ST III 3 point berlaku 3 (tiga) bulan
3 Surat SP I 4 point Berlaku 6 (enam) bulan,
Peringatan apabila Karyawan melakukan
(SP) kesalahan atau pelanggaran lagi
diterbitkan SP II
SP II Berlaku 6 (enam) bulan
apabila Karyawan melakukan
kesalahan atau pelanggaran lagi
diterbitkan SP III
SP III Berlaku 6 (enam) bulan
4 Pembebasan SP III Selama-lamanya 12 hari
sementara Dikenakan wajib lapor 2 hari
dari pekerjaan sekali
dapat bekerja kembali setelah
menjalani masa pembebasan
sementara dari pekerjaannya.
5 Pemindahan Direksi berwenang memberikan
kedudukan Demosi
kerja
6 Penundaan Direksi berwenang menurunkan
Kenaikan Gaji pangkat, jabatan karena tindakan
Berkala indisipliner atau berdasarkan
ketidakmampuan, dan atau
ketidakcakapan dalam melakukan
pekerjaan selama-lamanya 2 (dua)
kali dalam penilaian DP3.

Halaman | 16
No Jenis Tindakan Bobot Keterangan
7 Penundaan Direksi berwenang menunda
Kenaikan kenaikan pangkat karena tindakan
Pangkat indisipliner atau berdasarkan
ketidakmampuan dan atau
ketidakcakapan dalam melakukan
pekerjaan selama-lamanya 2 (dua)
kali dalam penilaian DP3.
8 Penurunan Direksi berwenang menurunkan
Pangkat dan pangkat / jabatan karena tindakan
jabatan indisipliner atau berdasarkan
ketidakmampuan, dan atau
ketidakcakapan dalam melakukan
pekerjaan.

III. PENGHARGAAN SUMBER DAYA INSANI

A. PENGEMBANGAN KARIR

1. Jenjang karir pendidikan


Jenjang karir melalui jalur pendidikan, diberikan kepada karyawan tetap dan
dokter tetap Fakultas Kedokteran.

a. Pengembangan karir melalui jalur pendidikan untuk karyawan tetap.


1) Pengembangan karir melalui jalur pendidikan untuk karyawan tetap
sesuai kebutuhan RS, dengan ketentuan sebagai berikut :
- Telah mengabdi selama minimal 5 (lima) tahun sejak diangkat
sebagai karyawan tetap
- Hanya diberikan kepada karyawan dengan bidang tugas yang
mensyaratkan kompetensi dan sertifikasi sesuai dengan
pengembangan pelayanan rumah sakit.
2) Prosedur Seleksi Pengembangan jalur Pendidikan dan Pelatihan
- Spesifikasi pendidikan yang dibutuhkan Rumah Sakit dipublikasikan
kepada Karyawan
- Karyawan yang berminat dapat mengajukan permohonan kepada
Direktur Utama Rumah Sakit.
- Dilakukan seleksi adminstrasi
- Tes seleksi
- Pengumuman hasil tes seleksi

Halaman | 17
- Karyawan yang berhasil lolos tes bersedia menaati dan
menandatangani surat perjanjian studi lanjut.

3) Ketentuan Pengembangan Jalur Pendidikan dan Pelatihan


Apabila biaya pendidikan ditanggung seluruhnya oleh Rumah Sakit,
maka berlaku ketentuan:
- Yang bersangkutan diwajibkan mengabdi di Rumah Sakit dengan
perhitungan 2n + 2 (2 x masa pendidikan ditambah 2 tahun)
- Apabila yang bersangkutan keluar dari Rumah Sakit sebelum akhir
masa pengabdian, yang bersangkutan diwajibkan membayar biaya
rekruitmen, biaya diklat dan 2 x biaya pendidikan.

4) Bagi karyawan tetap yang akan mengikuti studi lanjut diluar jalur
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh rumah sakit,
berlaku ketentuan sebagai berikut :
a) Telah mengabdi selama minimal 2 (dua) tahun sejak diangkat
sebagai karyawan tetap.
b) Mendapatkan izin dari atasan langsung
c) Tidak mengganggu pelayanan
d) Tidak ada penyesuaian ijazah ataupun jabatan, kecuali dibutuhkan
oleh rumah sakit.
e) Apabila biaya pendidikan ditanggung sendiri dan meninggalkan
tugas (2 hari dalam setiap minggu), maka berlaku ketentuan
sebagai berikut :
- Yang bersangkutan diwajibkan mengabdi di Rumah Sakit
dengan perhitungan n + 2 (1 x masa pendidikan ditambah 2
tahun)
- Apabila yang bersangkutan keluar dari Rumah Sakit sebelum
akhir masa pengabdian, maka yang bersangkutan diwajibkan
membayar biaya rekrutmen, biaya diklat.
- Dan apabila Rumah Sakit memanfaatkan keahlian yang
bersangkutan, maka Rumah Sakit memberikan penghargaan
penyetaraan ijazah sesuai ketentuan yang berlaku.

5) Apabila biaya pendidikan ditanggung sendiri dan tidak meningggalkan


tugas, maka berlaku ketentuan sebagai berikut :
- Yang bersangkutan diwajibkan mengabdi di Rumah Sakit dengan
perhitungan n tahun ( 1 x masa pendidikan).
- Apabila yang bersangkutan keluar dari Rumah Sakit sebelum akhir
masa pengabdian, maka yang bersangkutan diwajibkan membayar
biaya rekrutmen dan biaya diklat

Halaman | 18
- Dan apabila Rumah Sakit memanfaatkan keahlian yang
bersangkutan, maka Rumah Sakit memberikan penghargaan
penyetaraan ijazah sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Pengembangan karir melalui jalur pendidikan untuk dokter tetap


Fakultas Kedokteran Unissula.
Pengembangan karir melalui jalur pendidikan untuk dokter tetap FK
Unissula dilaksanakan sesuai kebutuhan pengembangan pelayanan RS,
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Memiliki ijin praktek di rumah sakit
2) Mendapatkan rekomendasi dari Dekan FK Unissula
3) Rumah sakit memberikan subsidi biaya pendidikan/fellowship yang
besaran subsidi biaya pendidikan akan diatur dalam Surat Keputusan
tersendiri.

2. Jenjang karir struktural dan fungsional.


a. Jenjang karir melalui jabatan struktural dan fungsional diperuntukkan bagi
karyawan tetap.
b. Bila dipandang perlu Direktur dapat mengangkat pejabat
struktural/fungsional yang bukan dari karyawan tetap.
c. Pengangkatan pejabat struktural/fungsional harus memenuhi kualifikasi
sebagai berikut :

No Kualifikasi Manajer Ka. Instalasi Kabag Penjab


1 Masa Kerja Min 10 Min 5 tahun Min 5 tahun Min 3 tahun
tahun
2 Pendidikan S.2 / S.1 Dokter / S.1 S.1 D.III
Profesi Profesi/S1
non profesi
untuk
Instalasi non
medis
3 Pangkat dan Penata Penata Muda Penata Pengatur II/C
Golongan III/C III/A Muda III/A
d. Pejabat struktural-/fungsional dengan pendidikan profesi wajib memiliki
Surat Ijin Praktek dan atau Surat Tanda Registrasi yang masih berlaku.
e. Pejabat struktural-/fungsional yang bukan berasal dari karyawan tetap dapat
diangkat sebagai pejabat struktural- bilamana syarat kualifikasi pendidikan
terpenuhi.
f. Pejabat struktural-/fungsional berasal dari karyawan tetap yang hanya
memenuhi 2 ( dua) kualifikasi dapat diangkat sebagai pejabat sementara.
g. Bagi pejabat struktural/fungsional yang merangkap jabatan
struktural/fungsional, maka hanya akan diberikan tunjangan jabatan
struktural/fungsional tertinggi.
Halaman | 19
h. Mekanisme pengangkatan pejabat struktural dan fungsional untuk
karyawan tetap.
- Seleksi administratif
- fit and proper test
- Psikotest bila diperlukan.
i. Mekanisme pengangkatan pejabat struktural dan fungsional diluar
karyawan tetap menjadi kewenangan penuh direksi.
j. Masa jabatan pejabat struktural dan fungsional akan diatur lebih lanjut
dalam surat keputusan direktur

3. Klasifikasi Jabatan Struktural/Fungsional :


Klasifikasi jabatan struktural- atau fungsional adalah penggolongan masa
jabatan struktrural/fungsional dengan tujuan memberikan penghargaan yang
lebih kepada para pejabat struktural-/fungsional yang telah mengabdi dan
mampu menjalankan amanah dengan baik.

Jabatan Klasifikasi Prasyarat


Menduduki masa jabatan 1 – 2 kali periode jabatan
Pratama
pada jabatan sederajat
Menduduki masa jabatan 3 – 4 kali periode jabatan
Manajer Madya
pada jabatan sederajat
Menduduki masa jabatan > 4 kali periode jabatan
Utama
pada jabatan sederajat
Menduduki masa jabatan 1 – 2 kali periode jabatan
Pratama
pada jabatan sederajat
Kepala Menduduki masa jabatan 3 – 4 kali periode jabatan
Madya
Instalasi pada jabatan sederajat
Menduduki masa jabatan > 4 kali periode jabatan
Utama
pada jabatan sederajat
Menduduki masa jabatan 1 – 2 kali periode jabatan
Pratama
pada jabatan sederajat
Kepala Menduduki masa jabatan 3 – 4 kali periode jabatan
Madya
Bagian pada jabatan sederajat
Menduduki masa jabatan > 4 kali periode jabatan
Utama
pada jabatan sederajat
Menduduki masa jabatan 1 – 2 kali periode jabatan
Pratama
pada jabatan sederajat
Kasubag / Menduduki masa jabatan 3 – 4 kali periode jabatan
Madya
Penjab pada jabatan sederajat
Menduduki masa jabatan > 4 kali periode jabatan
Utama
pada jabatan sederajat

Halaman | 20
B. PENGHARGAAN KARYAWAN BERPRESTASI

1. Rumah Sakit memberikan penghargaan kepada Karyawan yang sudah


memiliki masa kerja terus menerus selama 20, 25, 30 atau 35 dengan ketentuan
sebagai berikut :

No Masa Kerja Jenis Penghargaan


1. 20 tahun Piagam penghargaan dan uang
2. 25 tahun Piagam penghargaan dan uang
3. 30 tahun Piagam penghargaan dan cincin emas
4. 35 tahun Piagam penghargaan dan cincin emas

2. Besaran uang dan cincin emas, akan ditentukan dalam surat keputusan
tersendiri.

IV. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

A. PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT


1. Pemberhentian dengan hormat dapat diberikan kepada pegawai karena :
a. Atas permintaan sendiri
b. Purna tugas
c. Meninggal dunia
d. Tidak cakap jasmani dan atau rohani
e. Perubahan dan penyempurnaan organisasi
2. Pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri diatur dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Pegawai ybs. mengajukan surat pengunduran diri ditujukan kepada Direktur
Utama
b. Direktur Utama setelah mempertimbangkan kepentingan rumah sakit
memberikan persetujuan dan menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
atau memberikan rekomendasi dan mengusulkan ke YBWSA, sesuai
dengan kewenangan.
3. Pemberhentian dengan hormat karena meninggal dunia diatur dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Keluarga Pegawai yang meninggal dunia memberitahukan secara tertulis
disertai bukti surat kematian dari pihak yang berwenang kepada Direktur
Utama
b. Direktur Utama memberikan persetujuan dan menerbitkan Surat Keputusan
Pemberhentian atau memberikan rekomendasi dan mengusulkan ke
YBWSA, sesuai dengan kewenangan.
4. Pemberhentian dengan hormat karena tidak cakap jasmani dan atau rohani
diatur dengan ketentuan sebagai berikut :

Halaman | 21
a. Atasan langsung Pegawai yang tidak cakap jasmani dan atau rohani
memberitahukan kepada Kepala Bagian Personalia tentang keadaan
Pegawai ybs.
b. Kepala Bagian Personalia menyampaikan laporan keadaan Pegawai yang
tidak cakap jasmani dan atau rohani dan mengusulkan untuk diberhentikan
dengan hormat kepada Direktur Utama melalui Manager Sumber Daya
Insani (SDI)
c. Direktur Utama memberikan persetujuan dan menerbitkan Surat Keputusan
Pemberhentian atau memberikan rekomendasi dan mengusulkan ke
YBWSA, sesuai dengan kerwenangan.
5. Pemberhentian dengan hormat karena perubahan dan penyempurnaan
organisasi diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Personalia menyampaikan laporan tentang perubahan dan
penyempurnaan organisasi dan melaporkan keadaan Pegawai yang perlu
diberhentikan dengan hormat kepada Direktur Utama melalui Manager SDI
b. Direktur Utama memberikan persetujuan dan menerbitkan Surat Keputusan
Pemberhentian atau memberikan rekomendasi dan mengusulkan ke
YBWSA sesuai dengan kewenangan.
6. Pemberhentian dengan hormat pegawai golongan I dan II ditetapkan
berdasarkan surat keputusan Direktur Utama
7. Pemberhentian dengan hormat pegawai golongan III dan IV ditetapkan
berdasarkan surat keputusan YBWSA

B. PURNA TUGAS

1. Pegawai Tetap akan berakhir masa kerjanya karena usia purna tugas.
2. Batas usia purna tugas Pegawai tetap ditetapkan 56 tahun, kecuali bagi
Pegawai yang memangku jabatan tertentu sesuai dengan peraturan yang
berlaku di YBWSA.
3. Bagi Pegawai Tetap yang telah berakhir masa kerjanya sebagaimana dimaksud
ayat (1) di atas, tetapi masih diperlukan tenaganya oleh Rumah Sakit, dapat
dipertimbangkan kembali untuk bekerja dengan status Pegawai Honorer
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama
4. Penentuan usia Pegawai didasarkan pada tanggal, bulan dan tahun kelahiran
sebagaimana tercatat dalam data Pegawai di Bagian Personalia. Apabila data
tersebut hanya diketahui tahun kelahirannya saja, maka tanggal dan bulan
kelahiran bagi yang bersangkutan ditetapkan 31 Desember dari tahun yang
diketahui dari data Pegawai.
5. Pegawai yang akan memasuki usia purna tugas, diberikan masa persiapan akhir
tugas meliputi:
a. Pemberitahuan kepada yang bersangkutan satu tahun sebelum masa akhir
tugasnya.
b. Pembekalan yang meliputi aspek ruhiah dan keterampilan.

Halaman | 22
c. Diberikan hak bebas tugas selama 1 (satu) bulan dengan menerima gaji
penuh. Apabila Pegawai tersebut tidak mengambil hak bebas tugas yang
diberikan, maka tidak dapat menuntut ganti kerugian.
d. Diberikan kenaikan pangkat pengabdian bagi pegawai / karyawan yang
memenuhi syarat tertentu, yang akan diatur tersendiri

C. PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT


Pemberhentian dengan tidak hormat karena:
1. Melanggar sumpah/janji jabatan atau disiplin pegawai
2. Dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja melakukan tindak pidana
kejahatan yang diancam dengan pidana penjara setinggi-tingginya 5 (lima)
tahun.
3. Dipidana penjara atau kurungan karena melakukan suatu tindak pidana
kejahatan yang ada hubungannya dengan penyalahgunaan jabatan.
4. Melakukan tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104
s/d Pasal 161 KUHP.
5. Melakukan pelanggaran berat terhadap peraturan disiplin Rumah Sakit
6. Meninggalkan tugas selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang sah.

Halaman | 23

Anda mungkin juga menyukai