Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PERILAKU
1. Teori Lawrence Green
Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor
perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor
yang menentukan perilaku tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan
promosi kesehatan harus disesuaikan dengan determinan (faktor yang
mempengaruhi perilaku itu sendiri). Dan menurut Lawrence Green
perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni:
a. Faktor Pendorong (predisposing factors)
Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya
perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Contohnya seorang
ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena tahu bahwa di
Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui
pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini ibu
tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke Posyandu.
b. Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana
dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,
misalnya: Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan
air, tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi,
uang dan sebagainya. Contohnya sebuah keluarga yang sudah tahu
masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk menggunakan
air bersih, buang air di WC, makan makanan yang bergizi, dan
sebagainya. Tetapi apakah keluarga tersebut tidak mampu untuk
mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan terpaksa buang air

6
besar di kali/kebun menggunakan air kali untuk keperluan sehari-
hari, dan sebagainya.
c. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
Kadang-kadang meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku
sehat, tetapi tidak melakukannya. Contohnya seorang ibu hamil tahu
manfaat periksa hamil dan di dekat rumahnya ada Polindes, dekat
dengan Bidan, tetapi ia tidak mau melakukan periksa hamil karena
ibu lurah dan ibu tokoh-tokoh lain tidak pernah periksa hamil
namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku
sehat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat.3

B. PERILAKU MEROKOK
1. Pengertian Perilaku Merokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, sejenis
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana
Tabacum, Nicotiana Rustica dan sejenisnya. Asap rokok mengandung
sekitar 4000 bahan kimia, 43 diantaranya bersifat karsinogen. Pengaruh
asap rokok dapat mengakibatkan infeksi pada paru dan telinga serta
kanker paru.5
Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap
asap yang dihasilkannya.6
Menurut Oskamp 1984 mengatakan perilaku merokok adalah
kegiatan menghisap asap tembakau yang telah menjadi cerutu kemudian
disulut api. Tembakau berasal dari tanaman nicotiana tabacum.
Menurutnya ada dua tipe merokok, pertama adalah menghisap rokok
secara langsung yang disebut perokok aktif, dan yang kedua mereka yang
secara tidak langsung menghisap rokok, namun turut menghisap asap
rokok disebut perokok pasif. 7

7
Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-
bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Kandungan racun
pada rokok antara lain seperti:
a. Tar
Tar terbentuk selama pemanasan tembakau. Tar merupakan kumpulan
berbagai zat kimia yang berasal dari daun tembakau sendiri, maupun
yang ditambahkan dalam proses pertanian dan industri sigaret. Tar
adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap rokok,
tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan
kanker. Kadar zat yang terkandung dalam asap rokok inilah yang
berhubungan dengan resiko timbulnya kanker.
b. Nikotin
Nikotin adalah alkolid toksis yang terdapat dalam tembakau. Sebatang
rokok umumnya berisi 1-3mg nikotin. Nikotin diserap melalui paru-
paru dan kecepatan absorbsinya hampir sama dengan masuknya
nikotin secara intravena. Nikotin masuk kedalam otak dengan cepat
dalam waktu kurang lebih 10 detik. Dapat melewati barrier otak dan
diedarkan keseluruh bagian otak, kemudian menurun secara cepat,
setelah beredar keseluruh bagian tubuh dalam waktu 15-20 menit
pada waktu penghisapan terakhir. Efek bifasik dari nikotin pada dosis
rendah menyebabkan rangsangan ganglionik yang eksitasi. Tetapi
pada dosis tinggi yang menyebabkan blokade gangbionik setelah
eksitasi sepintas.
c. Karbon Monoksida
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna.
Kandungannya didalam asap rokok 2-6%. Karbon monoksida pada
paru-paru mempunyai daya pengikat (afinitas) dengan hemoglobin
(Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2)
dengan Hb. Dalam waktu paruh 4-7 jam sebanyak 10% dari Hb dapat
terisi oleh karbon monoksida (CO) dalam bentuk COHb (Carboly
Haemoglobin), dan akibatnya sel darah merah akan kekurangan

8
oksigen, yang akhirnya sel tubuh akan kekurangan oksigen.
Pengurangan oksigen dalam jangka panjang dapat mengakibatkan
pembuluh darah akan terganggu karena menyempit dan mengeras.
Bila menyerang pembuluh darah jantung, maka akan terjadi serangan
jantung.9
Penelitian terakhir oleh United State Surgeon General, AS,
menunjukan ada 10 tipe kanker yang disebabkan rokok. Mereka juga
menemukan, pria merokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda
dibandingkan dengan bukan perokok. Sedangkan wanita perokok
meninggal 14,5 tahun lebih muda.
Berikut daftar penyakit yang mengancam perokok:
a. Mata: perokok beresiko 3 kali lebih tinggi menderita katarak yang
menyebabkan kebutaan.
b. Mulut, tenggorokan, pita suara, dan esofagus : mengakibatkan kanker
mulut, tenggorokan, pita suara, dan esofagus. Juga penyakit gusi,
pilek, dan kerongkongan kering.
c. Gigi: perokok beresiko 10 kali lebih tinggi menderita periodontitis
(gusi terbakar yang mengarah ke infeksi) yang akan merusak jaringan
halus dan tulang.
d. Paru-paru: wanita perokok 13 kali lebih besar kemungkinan terkena
kanker paru-paru, sedangkan pria 23 kali lebih besar. Akibat lain:
pneumonia, bronkitis, asma, batuk kronis dan bengek.
e. Jantung: gagal jantung, serangan jantung, hipertensi, stroke.
f. Perut: kanker perut dan kanker lambung.
g. Ginjal: kanker ginjal.
h. Pankreas: kanker pankreas.
i. Kantung kemih: kanker kantung kemih.
j. Leher rahim: kanker leher rahim.
k. Kehamilan: kemandulan, bayi lahir prematur, bobot kurang,
keguguran.

9
l. Tulang: tulang rapuh.
m. Darah: leukemia atau kanker darah.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok


Perilaku sebagai faktor penentu manusia merupakan resultansi dari
berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal dalam hal
ini adalah keyakinan, niat, percaya diri. Sedangkan faktor ekternal atau
faktor lingkungan yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok anak
diantaranya:
a. Pengaruh Orang Tua
Orang tua sangat berpengaruh sekali dalam pembinaan perilaku anak-
anaknya. Anak akan mudah terpengaruh untuk berperilaku merokok
jika melihat orang tua mereka merokok. Anak yang berasal dari
keluarga yang kurang bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya juga dapat memicu anak untuk
berperilaku merokok, dibanding anak-anak yang berasal dari keluarga
yang bahagia.
b. Pengaruh Teman
Semakin banyak anak-anak merokok maka semakin besar
kemungkinan teman-temannya adalah perokok dengan alasan agar
anak tersebut dapat diterima dilingkungannya dan tidak dikatakan
benci oleh sebagian anak lainnya.
c. Faktor Kepribadian
Perilaku merokok pada remaja berkaitan dengan adanya krisis aspek
psikososial yang dialami pada masa perkembangannya, yaitu masa
ketika mereka sedang mencari jati dirinya.
d. Pengaruh Iklan
Anak akan mudah terpengaruh untuk berperilaku merokok jika
melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour.12

10
3. Tahap-tahap perilaku merokok
Terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi
perokok yaitu:
1. Tahap Preparatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang
menyenangkan mengenai perokok dengan cara mendengar, melihat
atau dari hasil bacaan. yang menyebabkann minat untuk merokok.
2. Tahap Innitiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah
seseorang akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.
3. Tahap becoming a smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi
rokok sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai kecenderungan
menjadi perokok.
4. Tahap maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi
salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self-regulating). Merokok
dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.11

C. PENGETAHUAN
Pengertian Pengetahuan adalah merupakan suatu hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. 3
Faktor yang Mempengaruhi pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Pengalaman : merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan yang diperoleh dari data diri sendiri atau orang lain.

2. Pendidikan : Secara formal, tingkat pendidikan seseorang

menggambarkan pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. Hal ini

disebabkan karena semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang akan

mempermudah dalam menerima informasi yang ada.

3. Kepercayaan : sikap untuk menerima suatu kenyataan atau pendirian.

11
Pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari informasi lisan maupun
tertulis dan pengalaman seseorang. Pengetahuan juga diperoleh dari fakta
atau kenyataan dengan melihat dan mendengar radio, TV dan sebagainya.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan dari pikiran
kritis. 3
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).
Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat yaitu :
1. Tahu (know) : mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalaah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima ”tahu” ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension) : kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application) : kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4. Analisis (analysis) : kemampuan untuk menjabarkan materi suatu obyek

kedalam komponen-komponen. Tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis) : kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian didalam suatu betuk keseluruhan yang baru,

dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang telah ada.

12
6. Evaluasi (evaluation) : kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek. 3

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau


angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.3

D. SIKAP
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan
sebagainya).
Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok
yaitu:
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya,
bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap
objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang
tersebut terhadap objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
Sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya,
antara lain sebagai berikut:
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima
stimulus yang diberikan objek.
2. Menanggapi (reponding)
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
3. Menghargai (valuing)

13
Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan
orang lain dan bahkan memngajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespons.
4. Bertanggung jawab (Responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab
terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil
sikap tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus berani mengambil
resiko bila ada orang lain yang mencemooh atau adanya resiko lain.3

E. ANAK
Anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi
hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan
periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun
sekolah dasar.
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau
masa keserasian bersekolah. Pada umur berapa tepatnya ank matng untuk
masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak
ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7
tahun,biasany anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa
keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah untuk
dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi
menjadi 2 fase, yaitu:
1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai
umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain
sebagai berikut:
a. Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan
prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh).
b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang
tradisional.

14
c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama
sendiri).
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain.
e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu
dianggap tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun) anak menghendaki nilai
(angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya
memang pantas di beri nilai baik atau tidak.
2. Masa kelas tinggi sekolah dasar kira-kira kira umur 9 atau 10 tahun
sampai 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini
ialah:
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret.
Hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan
pekerjan-pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor
ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat
khusus).
d. Sampai umur kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau
orang-orng dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan
memenuhi keinginanya. Selepas umur ini pada umumnya anak
menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk
menyelesaikannya.
e. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran
yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.
f. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya
biasanya untuk dpat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu
biasanya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang
trdisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.4

15
F. KERANGKA TEORI

Faktor Pendorong
1. Pengetahuan
2. Sikap

Faktor Pemungkin
1. Ketersediaan Perilaku merokok
sarana dan siswa Sekolah Dasar
prasarana
2. Pendidikan
Kesehatan di
sekolah
3. Petugas
Kesehatan

Faktor Penguat
1. Orang tua
2. Teman sebaya

Sumber : Lawrence W. Green

G. KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pengetahuan Anak Perilaku Merokok Anak


Siswa-siswi SD Siswa-siswi SD
Kelas IV dan V Kelas I dan V
Tentang Rokok

Sikap Anak Siswa-siswi


SD Kelas IV dan V

16
H. HIPOTESIS
1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan anak tentang rokok dengan
perilaku merokok anak di sekitar kawasan industri rokok.
2. Ada hubungan antara sikap anak dengan perilaku merokok anak di sekitar
kawasan industri rokok.

17

Anda mungkin juga menyukai