Menyerahnya Jepang kepada sekutu pada langgai 17 Agustus 1945, maka pada saat itu juga Bangsa
Indonesia memproklamasikan Kemerdekaan maka seluruh kekayaan Belanda di Indonesia beralih
menjadi milik Pemerintahan Republik Indonesia termasuk NV. Nigem dan BONGKIY KYOKU. Sejak dikuasi oleh pemerintahan Republik Indonesia di tetapkan sebagai Perusahaan Jawatan Listrik dan Gas Republik yang pelaksanaannya di tetapkan berdasarkan kepada IBM (Indische Bedrijivent est) 1927. Sejalan dengan perkembangan, perusahaan itu telah beberapa mengalami perubahan nama dan status perusahaan di antaranya adaiah: Tahun 1959 dari Jawatan Listrik dan Gas Republik Indonesia menjadi Jawatan Tenaga Listrik. Tahun 1956 dalam rangka peningkatan efesiensi dan efektifitas kerja, maka bentuk perubahan menjadi Perusahaan Listrik Negara Aploitasi 1 (satu) Sumatera Utara. Pada tahun 1965 Perusahaan Listrik Negara mengadakan pembaruan struktur organisasi secara keseluruhan dengan nama perusahaan Listrik Negara Eksploitasi XIll Daerah Istimewa Aceh. Pada tahun 1969 sebagai pelaksanaan dari Intruksi Presiden No, 17 tahun 1969 bentuk dirubah lagi menjadi perusahaan umum temasuk dalam departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik pada tahun 1973 sebagai pelaksanaan maksud surat Keputusan Menteri Pertambangan dan energi No. 18 tahun 1973 terjadi perubahan lagi menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Eksploitasi daerah Istimewa Aceh. Tahun 1976 berdasrkan SK Direksi No. SI tahun 1976 nama dan statusnya menjadi Perusahaan Umum Listrik Wialayah I daerah Aceh. Berdasarkan pembagian daerah kerja yang baru, daerah Aceh tercakup dalam PLN Eksploitasi 1 Aceh, terakhir keluar peraturan menteri PTUL No.013 / PL1TJ / 75 Tentang Pembagian Daerah Kerja, istilah Ekspoitasi diganti menjadi wilayah kemudian koordinasi PUTL tetapi di bawah koordinasi Menteri Pertambangan dan Energi. Untuk daerah Aceh perusahaan Listrik yaitu Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah I Aceh. Kantor Wilayah I Aceh Berkedudukan di Banda Aceh tempatnya di jalan T. H. M Daud Beureueh No. 172, terakhir dengan pemerintah No. 23 tahun 1994 status PLN berubah dari Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT. PLN (Persero) dan untuk Wilayah Aceh di kelola oleh PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh. Pada akhir tahun 1958 Pusat Listrik Tenaga Diesel Bireun yang sebelumnya di kelola oleh swasta, maka pengolahan selanjutnya diserahkan kepada PT. PLN (Persero). Selanjutnya pada akhir tahun 1959 dan awal tahun 1960 di bangun listrik tenaga diesel di tiga tempat, yaitu Lhoksemawe, Takengon dan Tapak Tuan. Pelaksanaan Pembangunan PLTD di Lhoksemawe, Takengon dan Tapaktuan tersebut di laksanakan oleh Badan Pelaksana Elektrifikasi Diesel "(Bapedi) PLN Pusat yang dananya dari Bantuan Luar Negeri. Pada pertengahan tahun 1962 di operasikan PLTD Takengon dan Tapaktuan dengan PLN Rayon. Pada tahun 1962 PLTD Seuneubok Meulaboh yang di kelola perusahaan swasta (Veem), diusahakan pengolahnya kepada PT. PLN (Persero). Dengan diserahnya PLTD Seuneubok Meulaboh kepada PT. PLN (Persero), maka seluruh Ibukota Kabupaten di Wilayah Aceh telah berdiri PT. PLN (Persero). Dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan proyek kelistrikan meningkat dengan pesat di bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena adanya program baru dari pemerintahan, yartu penambahan proyek pembangkit tenaga listrik pedesaan dan munculnya perusahaan-perusahaan industri yang memakai tenaga listrik. Era listrik pedesaan pertama di Provinsi Aceh di bangun di sekitar tahun 1973 dengan pilot proyeknya adalah Beureunun, Samalanga dan Panton Labu. Sejalan dengan perkembangan PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh membentuk unit-unit lain di seluruh daerah untuk menbantu kelancaran tugasnya. Sampai saat ini FT. PLN (Persero) Wilayah Aceh telah memiliki 6 (enam) kantor Area yaitu: 1. Perusahaan Listrik Negara Area Banda Aceh 2. Perusahaan Listrik Negara Area Lhoksemawe 3. Perusahaan Listrik Negara Area Langsa 4. Perusahaan Listrik Negara Area Meulaboh 5. Perusahaan Listrik Negara Area Subulussalam 6. Perusahaan Listrik Negara Area Sigli Tahapan pembangunan lima tahun juga ikut mempengaruhi pembangunan perusahaan Listrik Tenaga Diesel yang baru, juga terdapat penyerahan pusat diesel yang dikelola oleh Pemda ke Perusahaan Listrik Negara antara lain Pembangkit Kutacane (1979) dan pembangkit Sabang. Sejalan dengan adanya penambahan unit-unit baru tersebut, maka pada tahun 1983 Perusahaan Listrik Negara Area Langsa dipecah menjadi 2 Area, yaitu Area Langsa dan Area Lhoksemawe.