Puasa Ramadhan, Sebuah Renungan PDF
Puasa Ramadhan, Sebuah Renungan PDF
2. Pemanfaatan waktu
Di dalam al-Quran telah bersumpah dengan waktu. Dalam
surah al-Ashr disebutkan:”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Dari
firman Allah swt tersebut dapat dipahami bahwa “waktu” itu
sesungguhnya teramat sangat berharga buat kehidupan ini. Hal ini
yang sepertinya kurang mendapat perhatian dari banyak kalangan
ummat manusia. Mereka terkadang hidup hanya untuk bermalas-
malasan, santai, dan enjoi saja seolah tak ada yang mesti dipersiapkan
untuk hari esok di alam akhirat. Memang kalau dipikirkan secara
pintas, buat hidup susah-susah, berpikir yang macam-macam, malah
akan membuat hidup ini jadi stress. Lebih-lebih lagi bagi mereka yang
berpunya (the have/aghniya). Segala fasilitas hidup tersedia, apa yang
akan diinginkan, ingin makan yang serba enak tinggal pergi ke mall, ke
restoran. Mau ke luar negeri, penerbangan siap untuk mengangkut
mereka. Pokoknya, tidak ada halangan suatu apapun yang berarti
apabila ingin menikmati hidup yang hanya sekali ini, karena kita tidak
mungkin hidup untuk yang kedua kali sesudah kematian nanti.
Bagaimana hidup ini bagi mereka yang nasibnya kurang beruntung,
mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bekerja membanting
tulang setiap hari untuk mencari sesuap nasi. Sesuap nasi untuk anak
dan istri. Mereka menganggap hidup ini seolah-olah hanya penderitaan
semata. Anggapan yang demikian membuat mereka putus asa,
terkadang ada mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, na’udzubillah.
Mereka lupa dan bahkan tidak mengenal siapa sesungguhnya yang
mengatur hidup dan kehidupan di alam dunia ini. Setiap hari bekerja
dan bekerja, seolah tidak kata berhenti. Dari pagi, bangun tidur sampai
dengan tidur lagi, ternyata kebahagiaan yang dicari belum juga
didapat. Mencari kebahagian adalah melalui kerja keras dan sungguh-
sungguh yang seharusnya disertai berdoa kepada Allah, karena Allah-
lah yang menentukan segalanya (tawakkal). Bukankah dalam al-Quran
Allah swt sudah mengajar satu doa yang indah sekali untuk semua
hamba-Nya, bahkan ada yang mengatakan itu namanya doa “sapu
jagat”. “Yaa Allah, berilah kami kebahagiaan di dunia ini, dan
kebahagiaan di akhirat (kelak), dan bebaskanlah kami dari siksa api
neraka”.
Dari surah al-Ashr di atas, yang pertama-tama Allah tegaskan
secara umum bahwa yang namanya menusia itu semuanya akan
mengalami kerugian, siapapun mereka, di manapun mereka bertempat
tinggal, apapun professinya, baik mereka yang berkulit putih, berkulit,
hitam atau berkulit merah atau sawo matang. Semua akan mengalami
nasib yang sama, karena semua manusia itu dalam pandangan Allah
adalah sama, yang membedakan di antara mereka itu hanyalah nilai
iman yang mereka miliki yang lazimnya disebut “taqwa”. Firman Allah,
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah itu adalah orang
paling tinggi (nilai) taqwanya”. Allah swt mengecualikan hanya ada
empat golongan atau kelompok manusia yang tidak akan mengalami
kerugian. Yaitu: 1. Mereka yang beriman. 2. Mereka yang beramal
shaleh. 3. Mereka yang saling menasihati untuk kebenaran, dan 4.
Mereka yang saling menasihati untuk kesabaran.
Untuk memanfaatkan umur yang Allah sediakan untuk
kehidupan kita di dunia ini, Allah swt sudah atur sedemikian rupa
dengan hitungan hari, minggu, bulan dan tahun. Allah atur sirkulasi
antara siang dengan malam, agar hidup dan kehidupan ini terasa lebih
bermakna. Ada tersedia waktu untuk bekerja di siang hari dan istirahat
di malam hari. Disamping itu, ada waktu-waktu tertentu untuk
melaksanakan ibadah wajib yang harus dilakukan. Sedang untuk
ibadah-ibadah sunnat dan ibadah sosial lainnya, terbuka pintu untuk
melaksanakannya dari waktu ke waktu. Bagi mereka memiliki
kemampuan, mereka akan dapat memanfaatkan waktu yang Allah
sediakan untuk menjalani kehidupan ini dengan menjadikannya
sebagai lahan ibadah untuk mengabdikan diri berbakti kepada Allah
swt. Ibadah dalam arti luas, adalah segala aktifitas yang dilaksanakan
dengan niat karena Allah semata, sepanjang aktifitas tersebut tidak
bertentangan dengan ketentuan Allah, insya Allah semuanya akan
bernilai ibadah.
4. Berkah Ramadhan
Kehadiran bulan suci Ramadhan, sesungguhnya tidak ada
alasan bagi kita sebagai seorang muslim yang mukmin untuk
melakukan aktifitas apa adanya, seolah-olah kurang semangat dan
lemes dengan alasan kurang makan dan minum. Pelajaran yang dapat
kita petik dari perjuangan Rasulullah saw, jutsru pada bulan
Ramadhan, disaat sedang melaksanakan puasa semangat juang jutsru
lebih meningkat. Perang Badar yang terjadi pada bulan Ramadhan dan
dapat dimenangkan oleh kaum muslimin. Jika terjadi penurunan
semangat dan aktifitas pada saat menunaikan ibadah puasa, tidak lain
kemungkinan sebagai cerminan rendahnya tingkat keikhlasan dan
kesabaran yang bersumber pada masih rendahnya tingkat keimanan
yang kita miliki. Untuk itu, melalui bulan Ramadhan ini Allah swt telah
menyiapkan kepada kita untuk lebih menghargai waktu, menjaga
disiplin, introspeksi diri (muhasabah), memupuk rasa tanggung jawab
dan kesabaran, peka terhadap lingkungan dan tidak merasa puas
dengan apa telah dicapai, serta selalu bertindak benar dan tidak
melanggar aturan.
5. Penutup
Demikian apa yang dapat Penulis kemukakan dalam artikel
singkat ini, semoga kehadiran Ramadhan tahun ini memberikan nilai
plus buat pribadi Penulis khususnya, juga buat mereka yang dapat
mengambil manfaat dari tulisan ini. Apabila terdapat hal-hal yang
tidak berkenan, maka Penulis mohon dimaafkan.