Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMPREHENSIF

Nama : M. Prakasa Wicaksono


NIM : 20120310223
RSUD : Klinik Pratama PKU Muhammadiyah Pakem

I. Rangkuman pengalaman
Seorang anak laki-laki usia 6 tahun datang ke Klinik Pratama PKU
Muhammadiyah Pakem diantar oleh keluarganya. Pasien datang mengeluh nyeri
perut disertai BAB cair sebanyak lebih dari 5 kali dalam sehari. Tidak ditemukan
BAB darah dan lendir. Pasien mengaku tidak pernah mencuci tangan sebelum
makan. Rumah pasien berbatasan langsung dengan kandang ayam dan kolam ikan
dan kebersihan jamban pasien kurang terjaga.

II. Perasaan terhadap pengalaman


Saya merasa keluarga pasien belum mengetahui pentingnya perilaku hidup sehat
dan dampaknya jika PHBS diterapkan pada keluarga pasien.

III. Evaluasi
Dalam kasus ini sangat penting untuk melakukan edukasi PHBS yang baik dan
benar untuk mencegah penyakit yang sama terulang kembali.

IV. Analisis/pembahasan
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu
buang air besar encer lebih dari tiga kali perhari. Buang air besar encer tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit. Bakteri yang
dapat menyebakan terjadinya diare diantaranya yaitu Shigela, Salmonella, E.colli,
Vibrio cholera, Staphylococcus aureus, Campilobacter aeromonas. Virus yang
dapat menyebabkan diare antara lain Rotavirus, Norwalk, Norwalk like agent,
Adenovirus. Sedangkan parasit yang dapat menimbulkan terjadinya keluhan diare
yaitu Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli (protozoa), Ascaris,
Trichiuris trichiura (cacing), dan Candida.

Faktor risiko terjadinya diare adalah:

1. Faktor perilaku

Menurut Depkes RI (2005), faktor perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran


kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare adalah sebagai berikut:

a. Kebiasaan cuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam


penularan kuman diare adalah mencuci tangan.Mencuci tangan dengan sabun,
terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi
makan anak dan sesudah makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.

b. Kebiasaan membuang tinja

Membuang tinja harus dilakukan secara bersih dan benar.Banyak orang beranggapan
bahwa tinja tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau
bakteri dalam jumlah besar. Tinja yang dibuang secara tidak benar inilah yang
anntinya akan menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit, termasuk diare.

c. Menggunakan air minum yang tercemar

Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau pada saat disimpan di
rumah.Pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat peyimpanan tidak tertutup
atau tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat
penyimpanan.Untuk mengurangi risiko terhadap diare yaitu dengan menggunakan
air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi. Salah satu caranya
yaitu dengan merebus air hingga mencapai suhu 1000 C sebelum dikonsumsi.

d. Menggunakan jamban

Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penularan risiko


terhadap penyakit diare.Keluarga yang tidak mempunyai jamban sebaiknya
membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban. Bila tidak
mempunyai jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air besar
hendaknya jauh dari rumah, jalan setapak tempat anak-anak bermain dan harus
berjarak kurang lebih 10 meter dari sumber air, serta hindari buang air besar tanpa
alas kaki.

e. Penggunaan botol susu

Penggunaan botol susu memudahkan pencemaran oleh kuman, karena botol susu
susah dibersihkan. Penggunaan botol untuk susu formula, biasanya menyebabkan
risiko tinggi terkena diare sehingga mengakibatkan terjadinya gizi buruk
(Widoyono, 2008).

2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan antara lain:
a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi Cuci
Kakus (MCK)

b. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk (Widoyono, 2008).

V. Kesimpulan dan rencana tindak lanjut


Pasien akan diedukasi bagaiman ber PHBS yang baik lalu diajarkan untuk sellau
menjaga kebersihan tangan dengan mengajarkan cuci tangan 6 langkah WHO serta
mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.

VI. Referensi
Depkes, R. I., 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta :
Ditjen PPM dan PL.
Depkes, R.I., 2005. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta : Ditjen PPM
dan PL.
Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sudoyo, Aru W. dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.
Jakarta : Interna Publishing
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai