Laporan Refleksi Kasus Komprehensif Ikm
Laporan Refleksi Kasus Komprehensif Ikm
I. Rangkuman pengalaman
Seorang anak laki-laki usia 6 tahun datang ke Klinik Pratama PKU
Muhammadiyah Pakem diantar oleh keluarganya. Pasien datang mengeluh nyeri
perut disertai BAB cair sebanyak lebih dari 5 kali dalam sehari. Tidak ditemukan
BAB darah dan lendir. Pasien mengaku tidak pernah mencuci tangan sebelum
makan. Rumah pasien berbatasan langsung dengan kandang ayam dan kolam ikan
dan kebersihan jamban pasien kurang terjaga.
III. Evaluasi
Dalam kasus ini sangat penting untuk melakukan edukasi PHBS yang baik dan
benar untuk mencegah penyakit yang sama terulang kembali.
IV. Analisis/pembahasan
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu
buang air besar encer lebih dari tiga kali perhari. Buang air besar encer tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit. Bakteri yang
dapat menyebakan terjadinya diare diantaranya yaitu Shigela, Salmonella, E.colli,
Vibrio cholera, Staphylococcus aureus, Campilobacter aeromonas. Virus yang
dapat menyebabkan diare antara lain Rotavirus, Norwalk, Norwalk like agent,
Adenovirus. Sedangkan parasit yang dapat menimbulkan terjadinya keluhan diare
yaitu Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli (protozoa), Ascaris,
Trichiuris trichiura (cacing), dan Candida.
1. Faktor perilaku
Membuang tinja harus dilakukan secara bersih dan benar.Banyak orang beranggapan
bahwa tinja tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau
bakteri dalam jumlah besar. Tinja yang dibuang secara tidak benar inilah yang
anntinya akan menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit, termasuk diare.
Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau pada saat disimpan di
rumah.Pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat peyimpanan tidak tertutup
atau tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat
penyimpanan.Untuk mengurangi risiko terhadap diare yaitu dengan menggunakan
air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi. Salah satu caranya
yaitu dengan merebus air hingga mencapai suhu 1000 C sebelum dikonsumsi.
d. Menggunakan jamban
Penggunaan botol susu memudahkan pencemaran oleh kuman, karena botol susu
susah dibersihkan. Penggunaan botol untuk susu formula, biasanya menyebabkan
risiko tinggi terkena diare sehingga mengakibatkan terjadinya gizi buruk
(Widoyono, 2008).
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan antara lain:
a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi Cuci
Kakus (MCK)
VI. Referensi
Depkes, R. I., 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta :
Ditjen PPM dan PL.
Depkes, R.I., 2005. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta : Ditjen PPM
dan PL.
Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sudoyo, Aru W. dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.
Jakarta : Interna Publishing
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.