Anda di halaman 1dari 19

BAB VI

WORK SAMPLING

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sampling pekerjaan atau work sampling merupakan suatu teknik
sampling secara statistik yang didasarkan pada teori sampling. dengan cara ini
kita dapat menaksir suatu besaran tertentu, misalnya proporsi kegiatan
produktif melalui pengambilan sample. Agar kesimpulan yang diperoleh dapat
dipertanggung jawabkan, maka perlu diingat persyaratan mengambil sampel
yang baik.
Sampling kerja yang dalam bahsa asingnya sering disebut juga dengan
work sampling ratio delay study random observation method adalah salah satu
teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja
dari mesin, proses, dan pekerja atau operator. maka untuk menetapkan
performan level dan menentukan waktu baku untuk suatu proses atau operasi,
kerja seperti halnya yang bisa dilakukan oleh pengukuran kerja lainnya.
pengamatan dilakukan tidak secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup
dilakukan dengan sample yang diambil secara acak (random).
Teknik sampling pekerjaan adalah suatu teknik yang cukup dapat
diandalkan untuk mengukur beban kerja tenaga kerja nonproduksi. dalam
praktikum ini, pengukuran dikhususkan pada tenaga kerja non produksi yang
mempunyai tipe pekerjaan beban tetap dan berubah. Produktifitas tenaga kerja
dapat ditingkatkan memalui penjualan (output) atau mengurangi masukan
(input) sebelum memutuskan bagaimana meningkatkan produktifitas tenaga
kerja, terlebih dahulu perlu diketahui brapa besarnya beban kerja dari tenag
kerja tersebut. setelah itu dapat ditentukan berapa jumlah tenaga kerja ideal
yang dibutuhkan. dengan demikian produktifitas tenaga kerja yang ada
sekarang dapat ditingkatkan.
2. Tujuan Praktikum
Pada praktikum ini, diharapkan praktikan akan dapat :
a) Untuk mengetahui secara langsung kinerja operator dan mesin yang
digunakan dalam bekerja.
b) Untuk mengukur waktu delay.

3. Peralatan Praktikum
Peralatan praktikum yang digunakan untuk melakukan sampling pekerjaan
yaitu:
a) Alat tulis (kertas kerja, pensil, pulpen, penghapus, dan lain-lain);
b) Bilangan random; dan
c) Operator kerja (perawat).

4. Prosedur Pelaksanaan Praktikum


Prosedur yang dilakukan untuk melaksanan work sampling adalah sebagai
berikut:
a) Menyiapkan kertas kerja
b) Menentukan bilangan random yang digunakan
c) Menetapkan jam untuk penelitian
d) Menentukan tempat dan obyek kerja (operator yang akan diamati)
e) Melakukan praktikum
f) Mengambil data
g) Mengolah data
h) Menyusun laporan

B. Pembahasan
1. Pengertian Work Sampling
Work sampling sendiri telah dikembangkan di Inggris oleh seorang
bernama L.H.C Tippet dipabrik-pabrik tekstil di Inggris, tetapi karena
kegunaannya cara ini kemudian dipakai di negara-negara lain secara lebih luas.
Namanya dapat diduga bahwa cara ini menggunakan prinsip-prinsip dari ilmu
statistik. Cara jam henti sebenarnya juga menggunakan ilmu statistik dan juga
sampling, tetapi pada sampling pekerjaan hal ini tampak lebih nyata
(Sutalaksana, 1979).
Work sampling termasuk cara bersama dengan pengukuran waktu jam
henti, merupakan cara langsung karena dilakukan dengan pengukuran sacara
langsung ditempat berjalan nya pekerjaan. Bedany dengan jam henti adalah
bahwa pada cara sampling pekerjaan pengamat tidak terus menerus berada di
tempat pekerjaan melainkan mengamati (ditempat bekerja) hanya pada waktu-
waktu tertentu secara acak (Sutalaksana, 1979).
Pengamat pada waktu sesaat-sesaat yang acak tidak berbeda dengan
seorang pelajar yang mendatangi sahabatnya dirumah. Kunjungan ini biasa nya
dilakukan pada waktu-waktu yang tidak tentu, kadang-kadang seriap hari
sekali, dua kali sehari, dua atau tiga kali sehari, atau mungkin juga seminggu
sekali atau atau tidak sama seklai. Pelajar tersebut mengunjungi sahabat nya
pada waktu-waktu tidak tentu seperti demikian dapat dikatakan pelajar
melakukan kunjungan pada waktu-waktu yang acak. Misalkan pelajar
melakukan 10 kali pengunjungan dan diantaranya tidak menjumpai sahabatnya
karena tidak sedang berada dirumah.
Berdasarkan pengalaman ini, jika pelajar bertemu dengan temannya
mungkin akan berkata, “tampak anda jarang berada dirumah”. Jika pelajar
melakukan kunjungan nya lagi, katakana lah 100 kali, dan dari keseratusan
kunjungan nya ini sahabatnya tidak dijumpai sebanyak 75 kali, maka sekarang
dia dapat berkata “rupanya tujuh puluh lima persen dari waktumu tidak
dihabiskan dirumah” (Sutalaksana, 1979).
Ilustrasi diatas menunjukan bagaimana kesimpulan tentang ada tidaknya
suatu kejadian dapat disimpulkan melalui kunjungan-kunjungan. Terlihat pula
apa yang terjadi dengan work sampling. Kunjungan-kunjungan dilakukan
untuk mengetahui apa yang terjadi ditempat kerja yang bersangkutan. Cari
catatan yang dilakukan setiap kali kunjungan dapat dilihat berbagai kegiatan
yang terjadi berserta berapa sering (frekuensi) kegiaan itu teramati. Semakin
tinggi frekuansinya semakin sering pula kegiatan tersebut dilakukan dan dapat
pula diduga bahwa total waktu yang dibutuhkan semakin banyak (Sutalaksana,
1979). Kesimpulan yang diambil lebih tepat, yaitu tidak sekedar menduga-
duga, diperlukan teknik tertentu yang secara statistic dikenal sebagi sampling
perbandingan populasi atau sampling for estimation proportion (Sutalaksana,
1979).
Metode work sampling sangat cocok untuk digunakan dalam melakukan
pengamatan atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki waktu
yang relatif panjang. Pada dasarnya langkah-langkah pelaksanaanya cukup
sederhana, yaitu melakukan pengamatan aktifitas kerja untuk jeda waktu yang
diambil secara acak terhadap satu atau lebih mesin atau operator dan kemudian
mencatatnya apakah mereka ini dalam keadaan bekerja atau menganggur
(Sritomo, 1992).
Perbedaan metode Jam Henti dengan Sampling Pekerjaan adalah pada
cara Sampling Pekerjaan pengamat tidak terus menerus berada ditempat
pekerjaan melainkan mengamati hanya pada sesaat-sesaat pada waktu-waktu
tertentu yang ditentukan secara acak. Perbedaan yang lainnya dapat dilihat di
bawah ini.

Tabel 6. 1 Perbedaan Metode Jam Henti dan Work Sampling

Stopwatch Work Sampling

1. Pekerjaan rutin dan monoton 1. Pekerjaan bervariasi dan tidak rutin


2. Umumnya mengamati 1 orang 2. Dapat mengamati beberapa orang
3. Perhitungan berdasarkan waktu 3. Berdasarkan proporsi
4. Siklus pekerjaan pendek & jelas 4. Siklus tidak jelas
5. Pengamatan kontinu 5. Pengamatan diskrit
2. Faktor yang Mempengaruhi Sampling Pekerjaan

Sampling pekerjaan sangat berguna dalam bidang industri khususnya


dalam pembuatan produk yang berkualitas. Banyaknya pengamatan yang harus
dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
a) Tingkat kepercayaan (Confidence Level).
b) Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy).
Dengan asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah fasilitas
yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola distribusi normal,
maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan dapat dicari
didasarkan formulasi sebagai berikut:

K 2(1− p)
N= S2. p

Keterangan:

P = Prosentase kejadian yang diamati (prosentase produktif) dalam angka

decimal dan p yang digunakan p produktif.

K = Konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang

diambil (k = 2) karena menggunakan CL = 95 %.

S = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka desimal.

Sampling pekerjaan dibutuhkan pada operator yang mempunyai keahlian


khusus dalam bidang pekerjaannya. Aplikasi sampling pekerjaan antara lain:

a) Penetapan Waktu Baku


Mengetahui presentase antara aktivitas dan idle. Menetapkan waktu baku.
b) Penetapan Waktu Tunggu
Menekan aktivitas idle sampai presentase yang terkecil, yaitu dengan
memperbaiki metode kerja dan alokasi pembebanan mesin atau manusia
secara tepat.
c) Disiplin Kerja
Dapat meningkatkan disiplin kerja karena sampling pekerjaan dilakukan
secara random atau acak.

3. Fungsi Sampling Pekerjaan

Sampling pekerjaan banyak fungsinya dalam dunia kerja. Berikut ini adalah
fungsi dari sampling pekerjaan antara lain:
a) Mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja
b) Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin,operator.
Misal: menentukan persentase dari jam atau hari ketika mesin atau orang
yg terlibat pekerjaan dan persentase ketika sama sekali tidak ada aktivitas
kerja yg dilakukan atau idle.
c) Menetapkan performance level seseorang selama waktu kerjanya terutama
untuk jenis pekerjaan manual.
d) Menetaplan waktu baku untuk suatu proses operasi.
Sampling pekerjaan mempunyai banyak manfaat di bidang proporsi yaitu :
a) Untuk mengetahui distribusi pemanfaatan waktu oleh seorang atau
skelompok kerja selama selang waktu kerjanya.
b) Untuk mengetahui besar tingkat penggunaan fasilitas, misalnya mesin-
mesin, ruangan dok kapal pada suatu pelabuhan dll.
c) Untuk menentukan waktu baku baik pekerjaan-pekerjaan tidak langsung
maupun yang langsung.
d) Untuk menaksir faktor kelonggaran suatu pekerjaan, terutama kelonggaran
pribadi dan kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindarkan.
C. Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengamatan Hari Pertama

Tabel
No 6.2Urutan
Hasil Pengamatan
Random Hari PertamaDari Jam
Dikali Work Idle
1 2 6 07:06 √
2 7 21 07:21 √
3 8 24 07:24 √
4 9 27 07:27 √
5 9 27 07:27 √
6 15 45 07:45 √
7 16 48 07:48 √
8 18 54 07:54 √
9 21 63 08:03 √
10 24 72 08:12 √
11 27 81 08:21 √
12 29 87 08:27 √
13 43 129 09:09 √
14 53 159 09:39 √
15 56 168 09:48 √
Lanjutan
16 tabel 6.2
59 Hasil Pengamatan
177 Hari Pertama
09:57 √
17 61 183 10:03 √
18 61 183 10:03 √
19 70 210 10:30 √
20 72 216 10:36 √
21 73 219 10:39 √
22 78 234 10:54 √
23 82 246 11:06 √
24 83 249 11:09 √
25 85 255 11:15 √
26 87 261 11:21 √
27 88 264 11:24 √
28 89 267 11:27 √
29 94 282 11:42 √
30 95 285 11:45 √
Sumber : Pengumpulan Data

a) Uji keseragaman data


23
p1= =0,7667
30

b) BKA dan BKB

BKA = ṕ+3
√ ṕ(1− ṕ)
n

¿ 0,7667+3
√ 0,7667 (1−0,7667)
30

¿ 0,7667+0,23

¿ 0,998

BKB= ṕ−3
√ ṕ(1− ṕ)
n

¿ 0,7667−3
√ 0,7667(1−0,7667)
30

¿ 0,7667−0,23

¿ 0,5367

c) Uji kecukupan data (α = 0,05)

k 2 (1− p)
'
N=
s2 p

0,05
(¿¿ 2)(0,7667)
2
2 (1−0,7667)
¿
¿

0,9332 '
¿ =486,87(N > N )
0,0019

2. Pengamatan Hari Kedua

Tabel 6.3 Hasil Pengamatan Hari Kedua


No Urutan Random Dikali Dari Jam Work Idle
1 1 3 07:03 √
2 2 6 07:06 √
3 11 33 07:33 √
4 17 51 07:51 √
5 19 57 07:57 √
6 22 66 08:06 √
7 22 66 08:06 √
8 27 81 08:21 √
9 29 87 08:27 √
10 34 102 08:42 √
11 35 105 08:45 √
12 36 108 08:48 √
13 44 132 09:12 √
Lanjutan
14 tabel 6.3
46 Hasil Pengamatan
138 Hari Kedua
09:18 √
15 47 141 09:21 √
16 49 147 09:27 √
17 51 153 09:23 √
18 57 171 09:51 √
19 59 177 09:57 √
20 65 195 10:15 √
21 68 204 10:24 √
22 68 204 10:24 √
23 69 207 10:27 √
24 80 240 11:00 √
25 80 240 11:00 √
26 84 252 11:12 √
27 86 258 11:18 √
28 87 261 11:21 √
29 95 285 11:45 √
30 95 285 11:45 √
Sumber : Pengumpulan Data

a) Uji keseragaman data

23
p1= =0,7667
30
23
p2= =0,7667
30

0,7667+0,7667
ṕ= =0,766 7
2

b) BKA dan BKB

BKA = ṕ+3
√ ṕ(1− ṕ)
n

¿ 0,7667+3
√ 0,7667 (1−0,7667)
60

¿ 0,7667+0,1638

¿ 0,9305

BKB= ṕ−3
√ ṕ(1− ṕ)
n

¿ 0,7667−3
√ 0,7667(1−0,7667)
30

¿ 0,7667−0,1638

¿ 0,6029

c) Uji kecukupan data (α = 0,05)

k 2 (1− p)
'
N=
s2 p

0,05
(¿¿ 2)(0,7667)
2
2 (1−0,7667)
¿
¿

0,9332 '
¿ =486,87(N > N )
0,0019
3. Pengamatan Hari Ketiga

Tabel
No 6.4 Urutan
Hasil Pengamatan
Random Hari Ketiga Dari Jam
Dikali work idle
1 3 9 07:09 √
2 4 12 07:12 √
3 6 18 07:18 √
4 17 51 07:51 √
5 19 57 07:57 √
Lanjutan
6 tabel 6.4
21 Hasil Pengamatan
63 Hari Ketiga
08:03 √
7 22 66 08:06 √
8 26 78 08:18 √
9 27 81 08:21 √
10 31 93 08:33 √
11 33 99 08:39 √
12 39 117 08:57 √
13 53 159 09:39 √
14 56 168 09:48 √
15 57 171 09:51 √
16 60 180 10:00 √
17 61 183 10:03 √
18 61 183 10:03 √
19 61 183 10:03 √
20 67 201 10:21 √
21 68 204 10:24 √
22 72 216 10:36 √
23 73 219 10:39 √
24 77 231 10:51 √
25 87 261 11:21 √
26 91 273 11:33 √
27 93 279 11:39 √
28 97 291 11:51 √
29 98 294 11:54 √
30 99 297 11:57 √
Sumber : Pengumpulan data
a) Uji keseragaman data
23
p1= =0,7667
30

23
p2= =0,7667
30
26
p3= =0,8667
30

0,7667+0,7667+ 0,8667
ṕ= =0,8
3

b) BKA dan BKB

BKA = ṕ+3
√ ṕ(1− ṕ)
n

¿ 0,8+3
√ 0,8 (1−0,8)
90

¿ 0,8+0,1265

¿ 0,9265

BKB= ṕ−3
√ ṕ(1− ṕ)
n

¿ 0,8−3
√ 0,7667(1−0,7667)
90

¿ 0,8−0,1265

¿ 0,6735

c) Uji kecukupan data (α = 0,05)

' k 2 (1− p)
N=
s2 p
0,05
(¿ ¿ 2)(0,8)
22 (1−0,8)
¿
¿

0,8
¿ =400(N ' > N )
0,002

d) Persentase produktif

jumla h produktif
performancelevel= ×100
jumla h pengamatan
72
¿ ×100
90
¿ 80
e) Ratio delay

idle
ratio delay=
produktif
20
¿
80
¿ 0,25
f) Rating factor

TabelKlasifikasi
6.5 Rating Factor Score
Skill C2(+0,03)
Effort C2(+0,02)
Condition C(+0,02)
Consistency B(+0,03)
Total 0,1
g) Allowance

Tabel 6.6 Allowance


Klasifikasi Score
Sikap Kerja 3,0%
Gerakan Kerja 0%
Kelelahan Mata 6,0%
Tenaga yang Dikeluarkan 4,0%
Temperatur Ruangan 5,0%
Keadaan Atmosfer 3,0%
Total 21%

h) Waktu normal
total pengukuran waktu+ work activity+ rating factor ( )
Waktu Normal ¿
total produk yang di h asilkan
(3 ×7)+0,8+0,1
¿
47
21,9
¿
47
¿ 0,47 jam / pasien
i) Waktu standart

100
waktu standart=waktu normal
100−allowance

100
¿ 0,47
100−21

¿ 0,595 jam/ pasien

j) Waktu baku
waktu baku=waktu standart ×total produk

¿ 0,595 ×47

¿ 27,965

4. Analisis Data
a) Uji keseragaman data
Berdasarkan uji keseragaman data didapatkan BKA sebesar 0,9265 dan
BKB sebesar 0,6735 sedangkan jumlah data yang didapatkan sebesar 0,8
sehingga dapat dikatakan bahwa data yang didapatkan berada berada dalam
wilayah batas control dan data seragam.
b) Uji kecukupan data
Dari uji kecukupan data yang telah dilakukan dengan tingkat kesalahan
sebesar 5% didapatkan bahwa data yang dibutuhkan adalah sebanyak 400
data sedangkan pada pengamatan yang dilakukan hanya terdapat 90 data
yang diambil. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang diambil pada saat
pengamatan belum mencukupi. Sedangkan dengan tingkat kesalahan
sebesar 11% didapatkan bahwa data yang diambil pada saat pengamatan
telah mencukupi. Hal ini berarti semakin besar tingkat kepercayaan maka
akan semakin banyak data pengamatan yang diambil.
c) Persentase produktif
Persentase produktif yang diperoleh adalah sebesar 80%, ini menunjukkan
bahwa selama dilakukan pengamatan operator berada dalam kondisi yang
cukup produktif namun masih diperlukan usaha – usaha oleh operator agar
bisa lebih meningkatkan produktivitas kerjanya.
d) Ratio delay
Berdasarkan perhitungan ratio delay, maka diperoleh waktu menganggur
yang terjadi selama pengamatan adalah sebesar 0,2 atau 20%, sedangkan
persentase produktifnya adalah sebesar 80%. Hal ini menunjukkan bahwa
selama pengamatan, operator lebih banyak melakukan pekerjaan produktif
dibandingkan dengan waktu menganggurnya. Namun akan lebih baik jika
waktu menganggur tersebut sedikit diminimalkan lagi agar produktifitas
pekerja bisa lebih meningkat.
e) Rating factor
Pada pengamatan ini rating factor yang didapatkan adalah sebesar 0,12
atau 12%. Rating factor ini adalah salah satu syarat yang digunakan untuk
menghitung waktu normal dari pekerjaan operator. Adapun rincian nilai
rating factor adalah sebagai berikut :

1) Skill (+0,03)

Nilai ini dipilih karena operator memiliki skill yang baik dalam
melaksanakan pekerjaannya. Dimana operator tampak jelas sebagai
pekerja yang cakap

2) Effort (+0,02)

Nilai ini dipilih karena terlihat jelas bahwa operator sangat menyukai
pekerjaannya, dalam melayani pasien dia memberikan saran – saran
yang sangat membantu pasien.

3) Condition (+0,02)

Nilai ini dipilih karena operator berada dalam kondisi yang sehat
dalam melakukan pekerjaannya.

4) Consistency (+0,03)

Nilai ini dipilih karena operator memiliki konsistensi kerja yang sangat
baik dalam melakukan pekerjaannya.

f) Allowance

Pada pengamatan ini allowance yang didapatkan adalah sebesar 0,21 atau
21%. Allowance ini adalah salah satu syarat yang digunakan untuk
menghitung waktu standart dari pekerjaan operator. Adapun rincian nilai
allowancenya adalah sebagai berikut :

1) Sikap Kerja (3,0%)

Sikap kerja pekerja yang baik akan mempengaruhi daya tahan atau
kemampuannya dalam bekerja. Pada pengamatan ini, pekerja duduk
dan sesekali berjalan untuk melayani pasien.

2) Gerakan Kerja (0%)

Gerakan pekerja pada pengamatan ini adalah normal sehingga gerakan


kerja operator ini tidak diberikan allowance.

3) Kelelahan Mata (6,0%)

Pada pengamatan ini, pekerja bekerja dalam pandangan yang tidak


selalu terus menerus focus, tetapi harus teliti disaat memeriksa pasien,
memasang infus, administrasi pasien ataupun menangani luka pasien.

4) Tenaga yang Dikeluarkan (6,0%)

Pada pengamatan ini, tenaga yang dikeluarkan operator saat bekerja


terutama saat menerima pasien baru cukup banyak karena ada
beberapa pasien yang perlu di gotong oleh operator.

5) Temperatur Ruangan (5,0%)

Operator bekerja pada suhu ruangan >16 dengan menggunakan


pendingin ruangan.

6) Keadaan Atmosfer (3,0%)

Pada pengamatan ini, operator bekerja pada ruangan yang bersirkulasi


udara yang baik tanpa gas – gas beracun.
g) Waktu baku
Pada penentuan waktu baku, terlebih dahulu ditentukan waktu normal dan
waktu standart pekerja. Sebelumnya telah ditentukan rating factor untuk
menghitung waktu normal pekerja dan allowance untuk menghitung waktu
standart pekerja. Sehingga didapatkan hasil waktu normal sebesar 0,47 ,
waktu standart sebesar 0,595 dan waktu baku sebesar 27,965.

D. Penutup
1. Kesimpulan

a) Pada uji kecukupan data, data yang diperoleh dinyatakan belum


mencukupi untuk tingkat keyakinan dan derajat ketelitian yang diinginkan,
dimana N’ > N yaitu 400 > 90.
b) Pada uji keseragaman data, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh
berada dalam wilayah batas kontrol dengan BKA : 0,9265 dan BKB :
0,6735.
c) Pada perhitungan tingkat produktifitas menujukkan bahwa operator
cukup produktif dalam melakukan pekerjaannya dengan nilai
produktifitas sebesar 80%.
d) Dalam perhitungan ratio delay menunjukkan bahwa operator lebih
banyak melakukan pekerjaan produktif dibandingkan dengan melakukan
pekerjaan menganggur dengan nilai ratio delay 0,2 atau 20%.
e) Dari hasil perhitungan rating factor diperoleh nilai 0,1 untuk rating
factor pada kegiatan kerja operator.
f) Dari hasil perhitungan Allowance diperoleh nilai 21% atau 0,21 untuk
kelonggaran yang diperbolehkan operator dalam melakukan pekerjaan
lain yang tidak mengganggu pekerjaannya.
g) Dari hasil perhitungan waktu baku, diperoleh nilai untuk waktu normal
sebesar 0,47 sedangkan untuk waktu standart sebesar 0,595 sehingga
total waktu baku sebesar 27,965.
2. Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum agar ditingkatkan lagi segala
sesuatunya, baik itu dalam jadwal praktikum dan asistensi, teknik
pelaksanaan, dan hal-hal lain yang menunjang kelancaran setiap kegiatan
praktikum Analisa Perancangan Kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Wignjosoebroto S. Ergonomi Studi Gerak Dan Waktu. Surabaya : Penerbit Guna


Widya, 2008.

https://arenakuliah.files.wordpress.com/2015/10/06-studi-gerakan-dan-waktu.pdf

Modul Praktikum Analisis Perancangan dan Kerja

Anda mungkin juga menyukai