Anda di halaman 1dari 15

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait (KKPMT) IVA
yang dibina oleh dr. Endang Sri Dewi H.S, M.QIH

Oleh
Kelompok 1 :
1. Yustika Dwi Agustin (1604000003)
2. Fina Mafaza Salisa (1604000049)
3. Zahrotul Muna (1604000093)

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
D-III PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
MARET 2018

1
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
A. Definisi
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper artinya
tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah
tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan
angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang dikatakan menderita tekanan
darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg
dan diastolik >90mmHg (FK UI 2006). Tetapi secara umum, angka
pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu
beraktifitas atau berolahraga.
Hipertensi karena kehamilan yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi
yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. (SANFORD, MD 2006).
Hipertensi karena kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi karena atau pada saat
kehamilan, dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada
usia kehamilan memasuki 20 minggu (Rukiyah, 2010).
Hipertensi yang menyertai kehamilan adalah hipertensi yang telah ada
sebelum kehamilan. Apabila dalam kehamilan disertai proteinuria dan edema
maka disebut pre-eklamsia yang tidak murni atau superimposed pre-eklamsia.
(Sumber : Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, 2010) Commented [FM1]: EDIT YA !!
(NAMA BELAKANG PENGARANG, TAHUN TERBIT BUKU)

B. Patofisiologi Commented [FM2]: ???

Menurut Corwin (2001) : Peningkatan Kecepatan Denyut Jantung,


Peningkatan Volume Sekuncup/Curah Jantung yang Bermasalah Lama,
Peningkatan Tekanan Perifer (TPR) yang berlangsung lama (Rukiyah, 2010).

2
C. Klasifikasi Hipertensi Commented [FM3]: TAMBAHI HIPERTENSI GESTASIONAL

Menurut Cunningham (2006), hipertensi yang menjadi penyulit pada


kehamilan terdapat 5 jenis penyakit hipertensi, antara lain:
1. Hipertensi Gestasional (dahulu hipertensi yang dipicu oleh kehamilan,
atau hipertensi transien)
2. Pre-Eklampisa
3. Eklampsia
4. Superimposed Pre-Eklamsia (pre-eklampsia yang terjadi pada pengidap
hipertensi kronik)
5. Hipertensi kronik

D. Faktor Risiko Hipertensi pada Kehamilan


Menurut Dewi (2010) dalam bukunya yang berjudul Asuhan Kehamilan
untuk Kebidanan terdapat berbagai faktor resiko terhadap hipertensi pada Commented [FM4]: PERLUKAH?? HEHEHE

kehamilan, antara lain:


1. Usia
Insiden tinggi pada primigravida (kehamilan untuk pertama kalinya)
muda, meningkat pada primigravida tua. Pada wanita hamil berusia
kurang dari 25 tahun insiden >3 kali lipat. Pada wanita hamil berusia
lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
2. Paritas
Angka kejadian hipertensi kehamilan tinggi pada kehamilan untuk
pertama kalinya (primigravida), baik muda ataupun tua. Primigravida tua
memiliki risiko lebih tinggi untuk pre-eklamsia berat.
3. Ras/golongan etnik
Bias (mungkin ada perbedaan perlakuan/akses terhadap berbagai etnik di
banyak Negara).
4. Faktor keturunan
Jika ada riwayat pre-eklamsia/eklamsia pada ibu/nenek penderita, faktor
risiko meningkat sampai kurang lebih 25%.

3
5. Faktor gen
Diduga adanya suatu sifat resesif (recessive trait), yang ditentukan oleh
genotip ibu dan janin.
6. Diet/gizi
Penelitian menyebutkan bahwa kekurangan kalsium berhubungan
dengan angka kejadian hipertensi pada kehamilan yang tinggi. Angka
kejadian juga lebih tinggi pada ibu hamil yang obesitas/overweight.
7. Iklim/musim
Di daerah tropis insiden lebih tinggi.
8. Tingkah laku/sosioekonomi
Aktivitas selama kehamilan mempengaruhi terhadap angka insiden.
Seorang ibu yang istirahat baring yang cukup selama hamil mengurangi
kemungkinan/insiden hipertensi dalam kehamilan.
9. Hiperplasentosis
- Proteinuria dan hipertensi gravidarum lebih tinggi kemungkinannya
pada kehamilan kembar, dizigotik lebih tinggi daripada monozigotik.
- Hidrops fetalis, berhubungan, mencapai sekitar 50% kasus.
- Diabetes mellitus, angka kejadian yang ada kemungkinan
patofisiologinya bukan pre-eklamsia murni, melainkan disertai
kelainan ginjal/vaskular primer akibat diabetesnya.
- Molahidatidosa, diduga akibat degenerasi trofoblast berlebihan
berperan menyebabkan pre-eklamsia. Pada kasus mola, hipertensi
dan proteinuria terjadi lebih dini/pada usia kehamilan muda, ternyata
hasil pemeriksaan patologi ginjal juga sesuai dengan pre-eklamsia.

4
PRE-EKLAMPISA

A. Definisi
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
preoteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini terjadi
dalam triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada
mola hidatidosa (Prawirohardjo, 2005).
Pre-eklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,
bersalin, dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi,
proteinuria, dan edema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma,
ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi
sebelumnya (Muchtar, 1998).
Pre-eklampsia merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada
kehamilan dan diperkirakan menyerang 3-5% kehamilan (Roberts & Cooper,
2001) atau satu dari sepuluh kehamilan (Action on Pre-eclampsia (APEC),
2005a) dengan insiden pre-eklampsia berat mencapai sekitar 1% (Nelson-
Piercy, 2002) atau satu dari 50 kehamilan (APEC, 2005).
Biasanya pre-eklampsia didefinisikan sebagai gangguan yang terjadi pada
paruh kedua kehamilan dan mengalami regresi setelah pelahiran, ditandai
dengan kemunculan sedikitnya dua dari tiga tanda utama, yaitu hipertensi,
edema, dan proteinuria (EGC, 2007).
Sebagian definisi saat ini tidak menyertakan edema karena pengkajian
edema bersifat subjektif dan dirasa tidak memiliki nilai diagnostic atau
prognostic (North et al., 1999; Higgins & de Swiet, 2001) walaupun Higgins
dan de Swiet (2001) menyatakan bahwa perkembangan cepat edema berat
harus selalu diperiksa karena dapat menandakan perkembangan pre-eklampsia
atau kondisi patologis lain, seperti penyakit jantung atau ginjal.
Pre-eklampsia biasanya dianggap sebagai satu sindrom (sekelompok tanda
dan gejala yang dapat dikenali sebagai satu kesatuan), bukan satu penyakit
(yang dapat didiagnosis melalui satu pemeriksaan spesifik yang menunjukkan
faktor penyebab tertentu) (Redman, 1994; Robson, 2002). Pre-eklampsia juga
dirujuk sebagai “penyakit teori” karena penyebab yang menasari dan
patofisiologi yang tepat belum diketahui (Robuts & Cooper, 2001).

5
B. Etiologi Commented [FM5]: SUMBER??

Menurut buku yang berjudul Asuhan Kebidanan 4 karangan Rukiyah Commented [YD6R5]: Gak ngerti penulisanne hehe

(2010) penyebab pre-eklampsia saat ini tidak bisa diketahui dengan pasti,
walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian
maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubung-hubungkan dengan
kejadian. Itulah sebab pre-eklampsia disebut juga “disease of theory”,
gangguan kesehatan yang berasumsi pada teori-teori tersebut antara lain:
a) Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada pre-eklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel
vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI-2) yang
pada kehamilan normal meningkat, aktivasi penggumpalan dan
fibrinolysis, yang kemudian akan diganti thrombin dan plasmin.
Thrombin akan mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi deposit
fibrin. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2)
dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
b) Peran Faktor Imunologis
Pre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak
timbul lagi pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies
terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada
kehamilan berikutnya. Fierlie FM (1992) mendapatkan beberapa data
yang mendukung adanya system imun dalam serum, beberapa studi juga
mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada PE-E diikuti
proteinuria.
Stirat (1986) menyimpulkan meskipun ada beberapa pendapat
menyebutkan bahwa system imun humoral dan aktivasi komplemen
terjadi pada PE-E, tetapi tidak ada bukti bahwa system imunologi bisa
menyebabkan PE-E.
c) Faktor Genetik
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetic pada
kejadian PE-E antara lain: (1) Pre-eklampsia hanya terjadi pada
manusia; (2) Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-
E pada anak-anak dari ibu yang menderita PE-E; (3) Kecenderungan

6
meningknya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil dengan
riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka; (4) Peran Renin-
Angiotensin-Aldosteron Sistem (RAAS).

C. Jenis-Jenis Pre-Eklampsia
1. Pre-Eklampsia Ringan
a. Definisi
Pre-eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau
segera setelah kehamilan (Rukiyah, 2010).

b. Etiologi
Dalam bukunya yang berjudul Asuhan Kebidanan Patologis,
Fadlun et al., (2012) menuturkan bahwa semua teori yang
menjelaskan tentang pre-eclampsia harus dapat menjelaskan
pengamatan bahwa hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar
kemungkinannya timbul pada wanita dengan keadaan sebagai
berikut:
 Terpajan ke villus korion pertama kali.
 Terpajan ke villus korion dalam umlah yang sangat besar.
 Sudah mengidap penyakit vascular.
 Secara genetic rentan terhadap hipertensi yang timbul saat hamil.

Table 1 Etiologi Hipertensi pada Kehamilan

Kelainan Ringan Berat


Tekanan darah
<100 mmHg 110 mmHg atau >
diaknostik
Samar, sampai
Proteinuria +2 Persisten, >
+1
Nyeri kepala Tidak ada Ada
Gangguan
Tidak ada Ada
penglihatan

7
Kelainan Ringan Berat
Nyeri abdomen atas Tidak ada Ada
Oliguria Tidak ada Ada
Kejang Tidak ada Ada (eklamsi)
Kreatinin serum Normal Meningkat
Trombositopenia Tidak ada Ada
Peningkatan enzim
Minimal Nyata
hati
Pertumbuhan janin
Tidak ada Jelas
terhambat

c. Gejala
Menurut Rukiyah (2010) gejala klinis pre-eclampsia ringan
meliputi:
 Kelainan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastole 15
mmHg atau lebih tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan
20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160
mmHg, diastole 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg
 Proteinuria: secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam
atau secara kualitatif positif 2(+2)
 Edema pada pretibial, dinding abdomen, lumbosacral, wajah,
dan tangan.

d. Pemeriksaan
Dalam bukunya yang berjudul Asuhan Kebidanan Patologi
4, Rukiyah (2010) menyebutkan bahwa pemeriksaan dan diagnosis
untuk menunjang keyakinan bidan atas kemungkinan ibu
mengalami pre-eclampsia ringan jika ditandai dengan:
 Kehamilan lebih 20 minggu

8
 Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan
pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk
pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit)
 Edema tekan dengan pada tungkai (pretibia), dinding perut,
lumbosacral, wajah, dan tangan
 Proteinuria lebih 0,3 gr/liter/24 jam, kualitatif +2

e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pre-eclampsia ringan menurut Dewi et al.,
(2011) dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
 Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin.
 Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat
lainnya, tidak perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat
terus (batas aman 140-150/90-100 mmHg).
 Istirahat yang cukup (berbaring/tirah baring minimal 4 jam pada
siang hari dan minimal 8 jam pada malam hari).
 Pemberian Luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur.
 Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.

2. Pre-Eklampsia Berat
a. Definisi
Menurut Rukiyah et al., (2010) pre-eklampsia berat adalah
suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau
edema pada kehamilan 20 minggu tau lebih.

b. Etiologi
Penyebab hipertensi pada kehamilan telah disebutkan di atas
pada huruf b etiologi pada halaman 7 (tujuh).

c. Gejala

9
Gejala dan tanda pada seorang penderita pre-eklampsia berat
meliputi (Rukiyah, 2010):
- Tekanan darah di bawah 160/110 mmHg
- Trombosit < 100.000/mm3
- Oliguria < 400 ml/24 jam
- Proteinuria > 3 gr/liter
- Nyeri Epigastrium
- skrotoma dan gangguan virus lain atau nyeri frontal yang berat
- Pendarahan retina
- Odema pulmonum

d. Pemeriksaan
Menurut Dewi et al., (2011) selain anamnesis dan pemeriksaan
fisik, pada kecurigaan pre-eclampsia sebaiknya diperiksa juga hal-hal
berikut ini:
 Pemeriksaan darah rutin serta kimia darah: ureum-kreatinin,
SGOT, LD, bilirubin.
 Pemeriksaan urine: protein, reduksi, bilirubin, sedimen.
 Kemungkinan adanya pertumbuhan janin terhambat, konfigurasi
USG bila ada.
 Nilai kesejahteraan janin (kardiografi).

e. Penatalaksanaan
Menurut Dewi et al., (2011) pre-eclampsia berat dapat ditangani
secara aktif atau konservatif. Aktif berarti: kehamilan
diakhiri/diterminasi bersama dengan pengobatan medisional.
Konservatif berarti: kehamilan dipertahankan bersama dengan
pengobatan medisional.
a. Penanganan Aktif
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang
khusus di daerah kamar bersalin. Tidak harus ruangan gelap.

10
Penderita ditangani aktif bila ada satu atau lebih kriteria di
bawah ini:
 Ada tanda-tanda impending eclampsia.
 Ada kegagalan penanganan konservatif.
 Ada tanda-tanda gawat janin atau IUGR.
 Usia kehamilan 35 minggu atau lebih.
b. Penanganan Konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-
tanda impending eclampsia dengan keadaan janin baik,
dilakukan penanganan konservatif.

11
EKLAMPSIA

A. Definisi
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul karena
neurologik) dan/atau koma dima,na sebelumnya sudah menunjukkan gejala-
gejala pre-eklampsia (Erlina, 2008)
Eklampsia merupakan keadaan pre-eklampsia yang dipersulit oleh kejang
tonik-klonik generalisata, selain itu koma fatal tanpa kejang juga dapat disebut
eklampsia (Cunningham, 2006)
Menurut saat terjadinya eklampsia, eklampsia dapat dibagi menjadi 3
istilah, yaitu (Rukiyah, 2010):
a. Eklampsia anterpartum, yaitu eklampsia yang terjadi sebalum
persalinan
b. Ekalmpsia interpartum, merupakan eklampsia yang terjadi saat
terjadinya proses persalinan
c. Eklampsia postpartum, merupakan eklampsia yang terjadi setelah
proses persalinan
Dari ketiga jenis eklampsia diatas, eklampsi anterpertum lebih sering
terjadi dibandingkan dengan jenis lainnya. Namun apabila terjadi pada
postpartum, maka timbul dalam waktu 24 jam setelah partus.

B. Etiologi Commented [FM7]: HELP MEEE T_T

Penyebab pre-eclampsia saat ini tidak bisa diketahui dengan pasti, walaupun !!!!

penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju.

C. Gejala
Pada umumnya eklampsia didahului oleh semakin memburuknya keadaan
pre-eklampsia dan timbul berbagai gejala seperti (Rukiyah, 2010):
- Nyeri kepala di daerah frontal
- Gangguan pengelihatan
- Mual
- Nyeri di epigastrium

12
- Hiperrefleksia
Apabila gejala-gejala tersebut tidak segera diobati, maka akan timbul
kejang. Kejang pada eklampsia dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu (Rukiyah, 2010):
1) Tingkat awal (aura)
Keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik. Mata terbuka tanpa melihat,
kelopak mata dan tanga bergetar, dan kepala diputar ke kanan atau ke kiri
2) Kejang tonik
Kemudian timbul tingkat kejang tonik yang berlangsung kurang lebih 30
detik. Dalam tingkatan ini seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan
kaku, tangan menggenggam, dan kaki membengkok ke dalam,
pernafasan berhenti, muka mulai menjadi sianotik, lidah dapat tergigit
3) Kejang klonik
Tingkat kejang klonik akan berlangsung antara 1 – 2 menit, Spasmus
tonik menghilang, bola mata menonjol, semua otot berkontraksi dan
berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Mulut membuka dan menutup
sehingga lidah dapat tergigit, dari mult keluar ludah yang berbusa. Muka
meunjukkan kongesti dan sianosis. Penderita menjadi tidak sadar,
penderita dapat terjatuh dari tempat tidurnya karena kejang yang terlalu
hebat.
4) Koma
Lamanya ketidaksadaran tidak selalu sama. Secara perlahan-lahan
penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi dapat terjadi pula bahwa
sebelum ini timbul serangan baru yang berulang, sehingga ia tetap dalam
keadaan koma

D. Pemeriksaan
Diagnosis eklampsia umumnya tidak mengalami kesukaran. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan adanya tanda dan gejala pre-eklampsia yang
disusul dengan serangan kejang yang telah diuraikan, maka diagnosis
eklampsia sudah tidak diragukan. Namun, eklampsia harus dibedakan dari:

13
a. Epilepsi
Perbedaan dari eklampsia dengan epilepsi adalah apabila diketahui
telah terjadi serangan kejang sebelum hamil atau pada hamil muda
yang tidak disertai tamda pre-eklampsi
b. Kejang karena obat anesthesia
Apabila obat anasthesia lokal tersuntikkan ke dalam vena, lalu terjadi
kejang
c. Koma karena sebab lain, seperti diabetes, perdarahan otak, meningitis,
ensefalitis dll

E. Penatalaksanaan
Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri tanpa memandang
umur kehamilan dan keadaan janin, karena keselamatan ibu menjadi prioritas
utama. Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi hemodinamika dan
metabolisme ibu paling lambat 4 – 8 jam sejak diagnosis ditegakkan.

Apabila proses kelahiran pada kasus eklampsia diputuskan untuk SC,


maka penggunaan anestesi umum lebih disarankan, karena penggunaan
anestesi spinal akan menimbulkan vasodilatasi perifer yang luas, sehingga
menyebabkan tekanan darah turun. Apabila keadaan ini terjadi,
kemungkinan terbesar untuk mengatasi penurunan tekanan darah adalah dengan
pemberian cairan guna mempertahankan tekanan darah. Namun pemberian
cairan ini dapat menyebabkan edema paru pada sehingga resiko kematian ibu
sangat tinggi.
Untuk tindakan yang dilakukan pada pasca persalinan adalah :
- Maintenance kalori 1500 kkal/24 jam
- Pemberian MgSO4 sampai 24 jam postpartum atau tekanan darah
terkendali

14
Sek nitip
Ibu dianjurkan banyak istirahat, diet: cukup protein, rendah
karbohidrat, lemak, dan garam; pemberian sedativa ringan,
pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, hemotokrit, Commented [FM8]: KU BINGUNG :’)

trombosit, urin lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi INI MASUK PENATALAKSANAAN/PEMERIKSAAN??

ginjal. Commented [YD9R8]: Kayak e pemeriksaan, soale pre


guduk penanganan?

15

Anda mungkin juga menyukai