Anda di halaman 1dari 44

DUKUNGAN PUSJATAN DALAM PENERAPAN

KONSTRUKSI TEROWONGAN

Ir. Herry Vaza, M.EngSc


Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan

KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT PENELITIAN JALAN DAN JEMBATAN
ISI:
1. Gambaran umum sistem transportasi nasional
2. Kendala transportasi darat & kondisi geologi
3. Sejarah terowongan di Indonesia
4. Proyek terowongan di Indonesia selanjutnya
5. Teknologi terowongan & permasalahan
6. Peran Pusjatan dalam pengembangan teknologi
terowongan
Sistem transportasi nasional

 Transportasi darat
 Jalan
 Kereta api
 Transportasi udara
 Transportasi laut

Sumber: Dirjen perhubungan laut, darat dan udara, 2010


Kendala pada transportasi darat
 Batasan ruang dan pembebasan lahan terutama di daerah perkotaan.
 Permasalahan topografi pada daerah pegunungan
 Permasalahan lingkungan terutama gangguan pada lahan produktif

Pemanfaatan ruang bawah tanah, contoh di Efisiensi jarak tempuh dan kenyamanan
Tokyo Subway-Iidabashi station, Tokyo-Japan geometri jalan, contoh : Terowongan
pegunungan di Gothard base tunnel, Switzerland

Terowongan dan penggunaan ruang bawah tanah menjadi salah satu solusi
Kondisi geologi di Indonesia

 Kondisi tektonik Indonesia


mengakibatkan terbentuknya
formasi batuan yang
bervariasi dan menunjukkan
karakteristik batuan yang
kompleks.
 Terowongan pada kondisi
geologi tersebut dapat
beresiko tinggi, karena
kemungkinan ketidakstabilan
terowongan saat penggalian
sangatlah besar.
 Ketidakstabilan dapat terjadi
pada kondisi: stand-up time
batuan terbatas, seperti
pada pasir dan tanah
kerikilan (terutama dalam
kondisi jenuh air) dan tanah
kohesif lunak dengan kadar
air tinggi atau pada batuan
dengan rekahan.
SEJARAH PEMBANGUNAN
TEROWONGAN DI INDONESIA
1. Terowongan untuk pembangkit tenaga listrik
2. Terowongan kereta api
3. Terowongan jalan
4. Fasilitas Pejalan kaki
5. Dll
Blasting phase

Pembangunan terowongan

 Terowongan pengelak

Marking phase

Terowongan Asahan, Sumatera Utara

Pembangunan terowongan untuk


Geological condition evaluation
pembangkit tenaga listrik dan bendungan
Terowongan pengalak Jatigede, Jawa
telah banyak dilakukan di Indonesia Barat, dibangun pada tahun 2011
Pembangunan terowongan

 Terowongan kereta api

Railway tunnel in South Sumatera, L = 368m


Constructed in 1901

Railway tunnel in Kebumen, Central Java, L = 580m


Constructed in 1885

Masalah
utama:
pemeliharaan

Railway tunnel in Sukabumi, West Java, Railway tunnel in Purwakarta, L = 949m


L = 687m Constructed in 1886 Constructed in 1902
Pembangunan terowongan
 Terowongan jalan (cut and cover tunnel)

Cut and cover tunnel, Kaligawe, Semarang, Cut and cover tunnel, Jatingaleh, Semarang,
Central Java, Constructed in1995 Central Java, Constructed in1995

Umumnya
dibangun di
daerah
perkotaan

Jacking box tunnel, Dukuh, Jakarta


 Terowongan jalan

Preliminary design terowongan di


Piyungan, Yogyakarta

Earthquake location
1300m
400
m c

Perencanaan
dihentikan dikarenakan
gempa pada tahun
2006 yang
mengakibatkan
aktifnya sesar di portal
terowongan
Pembangunan terowongan
 Terowongan jalan (deep excavation)

Penampang melintang

Deep excavation tunnel di


Nagreg, Jawa Barat, 2010

Tampak atas
Box Tunnel: Stasiun Kota Jakarta

Statiun Bus Way


MusiumBank
Statiun Kota
Mandiri

Penempatan Box Tunnel


Geometri BOX TUNNEL

Dimensi desain:
 Tinggi 495 cm

 Lebar 1010 cm

 Ketebalan dinding

60 cm

Box Tunnel: Model Underpass di Sta. Kota Jakarta


Slab dan Dinding Kickers Box Tunnel
Bekisting Slab Bawah

Dinding
Kickers

Lean
concrete

Bekisting Slab Atas


Lantai Kerja & Dinding Kickers
PROJECT TEROWONGAN SELANJUTNYA
DI INDONESIA
1. Terowongan jalan di ruas tol Cisumdawu (Jabar)
2. Terowongan jalan di ruas Balinka-Ngarai Sianok
(Sumatera Barat)
3. Jakarta Mass Rapid Transit (MRT)
4. Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT)
1. Detailed Engineering Design
 Terowongan jalan di Cisumdawu pada tahun 2012
2. Dua terowongan dengan
panjang 950m dan 1200m
3. Direncanakan berupa 2 tube
tunnel
4. Terowongan diperkirakan
akan melalui kondisi batuan
Breksi Vulkanik Lapuk
5. Technical assistance oleh
Public Works Research
Institute (PWRI) Jepang

Berdasarkan data dari Dirjen Bina Marga 2 tube tunnel approach


 Terowongan jalan di Sumatera Barat (Balinka-Ngarai Sianok)

1. Detailed Engineering
Design pada tahun
2013
2. Diusulkan kerja sama
dengan Norwegia
Public Work
Administration (NPRA)
dan Norwegia Tunneling
Network (NTN)
 Jakarta Mass Rapid Transit (MRT)

Berdasarkan data dari Ir. Rachmadi, MSc.


PT. Mass Rapid Transit Jakarta
 Jakarta Mass Rapid Transit (MRT)

Berdasarkan data dari Ir. Rachmadi, MSc.


PT. Mass Rapid Transit Jakarta
 Jakarta Mass Rapid Transit (MRT)

Sumber: Ir. Rachmadi, MSc. PT. Mass Rapid Transit Jakarta


 Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT)

Rencana rute MPDT dan rencana kolam tampungan, Lanti 2007


 Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT)
JL MT HARYONO JL TOL SEDYATMO

25
20
BM-3 (Jl. Kawi)
Haryono) BM-2 (Jl. Kampung melayu)
15 BM-1 (Jl. MT.
NSPT NSPT NSPT
BM-4 (Jl. KH Mas Mansyur)
NSPT
BM-5 (Depag)
0 0 0 0 0 0 0 0 BM-6 (Tanjung Duren)
10 5
5
7
4
3
6
2
7 0
NSPT NSPT BM-7 (Jl. Wijaya) BM-8 (Jl. Muara Karang)
-5 6 -5 8 0 NSPT
-5
5 5
11
50
2 10
8
19
34
22
-5 2
6
1 2 -5
2
0
2
0
0 0
5 NSPT
BM-9 (Pantai Indah Kapuk)
BM-10 (Pluit)
-10 -10 31 1 0 0 NSPT
0
50
50
20
41
27
41
4 -10
31
15
-10 5
31
-10
3
2
4
6
8
-5 0 1
5
0 0 0
NSPT
0
2
29 4 0
-15 21 -15 50 -15 27 -15 29
3 18 -5 0
0
10 -10 -5
-5 18
50
50
50 27 50
4
22
17 32 1
0
0
-20 22 -20 50
-20 24
-20
45
42
-15
7 18
21
50 5 -10 0 4 0
-10 27
28
33
31
32
50
36 -20
5
10
14
18
-15 17 3 10
21
-10 6
25
0
0
0
-25 37 -25 50 -25 42 18 50 -15 50 3
50 -20 -15
-15 50
50
50 50 5 -25 3
22
21
50 50
12
11
5
6

-20
-30 50
19
20
-30 36
-30
21
31
23
13
31
18
50
25
-25
50 -20 50
50 -20 50
50
5
7
44
2
20 19 -30 57 40 13 26 50
-35 -35 19 35
-25 16
18 -25 50
-25 19
20
22
24 -35 60 47
41
19
9
8 50
12

-30
-40 21
17
-40 25
21
22
35
22
35
36
36
3 -30
-30 7
8
13
18
19 22 -40 35 10 18
-45 20 -45 22
37 20
44 -35
-35 20
23 22
20 -45 47
37
40
13
31
26
22
-50 24 44 36 18
-50 19 26 28 26
-40
-40 -50
42 29
36
36
50
28
14
-45 26
-45 10
16
20
18
21 22
-50
-50 24 22
19
-55
-55 23

-60
-65
-70
STA : 0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000
LEGENDA : Lempung, abu2 gelap, sangat lunak
Lempung, abu2, teguh s.d kenyal 1 Lempung, sangat lunak s.d. lunak N-SPT = 0-4
2 Lempung pasiran, teguh-kenyal N-SPT = 4-10
Lempung lanauan, hitam, kenyal s.d. sangat kenyal
3 Lempung lanauan, kenyal s.d. sangat kenyal N-SPT = 10-25
Pasir lanauan
4 Pasir lempungan, sedang s.d. padat, N-SPT= 22 - 35
Lempung, hitam, kenyal, lensa berupa lempung organik 5 Pasir, padat s.d. sangat padat, N-SPT = 30-50
Pasir, abu2, padat s.d. sangat padat
Lempung, abu2, kenyal s.d. sangat kenyal
Lempung lanauan bercampur humus, coklat hitam, sangat lunak-lunak
Pasir lempungan, abu-abu tua, padat

Lempung pasiran

Perkiraan stratifikasi tanah trase MPDT berdasarkan data sekunder


(data base pemboran tanah Balai Geoteknik Jalan)
Teknologi terowongan
Pengeboran & Peledakan
(Drill & Blast)

Mesin Bor Terowongan


(Tunnel Boring Machine/TBM)

Roadheader

METODE PENGGALIAN Metode Penggalian Mekanis


TEROWONGAN Lainnya
PADA MEDIA BATUAN (Mobile Miner)

Sequential Excavation Method


(SEM)/Method
New Austian
New Austrian Tunneling
(NATM)
Method (NATM)
METODE PENGGALIAN
TEROWONGAN
Terowongan Perisai
(Shield Tunnelling)

METODE PENGGALIAN Earth Pressure Balance &


TEROWONGAN Slurry Face Shield Tunnel
PADA MEDIA TANAH Boring Machines

Sequential Excavation Method


(SEM)
Metode penggalian terowongan
Drill and blast excavation method

lubang-ledak kontur
lubang-ledak produksi

daerah pemotongan

lubang-ledak kosong

PEMBUATAN LUBANG-LEDAK MENGGUNAKAN BOOM ELECTRO HYDRAULIC JUMBO

Blasting phase

Geological condition evaluation


Metode penggalian terowongan
Mesin bor terowongan (tunnel boring machine)

Keterangan gambar:
1 adalah kepala pemotong
2 adalah dongkrak
3 adalah konveyor sabuk
4 penampungan material galian di troli
Metode penggalian terowongan
Road header

Roadheader dapat digunakan pada media batuan sedang dan batuan


dengan retakan/kekar dengan Rock Mass Rating (RMR) antara 30-60.
Metode penggalian terowongan
Metode penggalian mekanis lainnya

Ripper

Excavator dapat digunakan pada terowongan di media batuan


lunak atau batuan dengan retakan/kekar (RMR <30).
Metode penggalian terowongan
New Austrian Method (NATM)
Metode NATM menggunakan tegangan massa batuan untuk
menstabilkan terowongan
Tahap-1: Bentuk baji
(wedge-shaped bodies)
pada kedua sisi terowongan
terpotong sepanjang
permukaan Mohr dan
mengakibatkan runtuhan
dinding
Tahap-2: Penambahan
panjang arah longitudinal
mengakibatkan konvergensi
atap dan lantai terowongan.
Deformasi pada atap dan
terowongan meningkatkan
tegangan dan
mengakibatkan keruntuhan
atap dan lantai terowongan
Tahap-3: Squeezing
pressure mengakibatkan
keruntuhan utama pada
Mechanical process and sequence of failure around a cavity by atap dan lantai terowongan
stress rearrangement pressure (after Rabcewicz 1964)
Metode penggalian terowongan
New Austrian Method (NATM)
Perkuatan yang diterapkan
untuk menyangga batuan
adalah:
1. Baut batuan (rockbolt)
2. Beton semprot
(shotcrete)
3. Jala kawat (wiremesh)
4. Rusuk baja (Steel rib)
5. Dinding beton (lining)

Pelat
depan

Mur
Angkur dengan
pengikat
pengaturan
cepat
Pengisi
dengan
pengaturan
Batang lambat
perkuatan

Typical main cross-sectional geometry for a NATM


tunnel proposed by Rabcewicz (1965)
Metode penggalian terowongan
Terowongan perisai (shield tunneling)

Konsep kerja sama dengan TBM, hanya berbeda di


mekanisme kerja mesin pemotong (cutter face)
Metode penggalian terowongan
Terowongan perisai (shield tunneling)
Metode penggalian terowongan
Terowongan perisai (shield tunneling)

Slurry face shield tunneling


Permasalahan ketidakstabilan terowongan
33

1. Roof Stability 2. Face Stability 3. Bottom Stability

4. Water Inflow 5. ground surface 6. neighbor structure


subsidence protection

The 8th Work Shop on Tunnel, January 30, 2013, Jakarta


Contoh ketidakstabilan penggalian

INSTABILITY OF ROCK: JOINT


AND FRACTURE PLANES

MIX FACE INSTABILITY

INSTABILITY OF LOOSE SAND


DUKUNGAN PUSJATAN UNTUK PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
TEROWONGAN

1. Dukungan Standar, Pedoman, Manual (SPM)


2. Kerjasama Pusjatan dengan National Institute
for Land and Infrastructure Management (NILIM)
dan Public Work Research Institute (PWRI)
Jepang
3. Kerjasama Pusjatan dengan Norwegian Public
Roads Administration (NPRA) dan Norwegia
Tunneling Network (NTN) Norwegia
Output Akhir Program Penelitian:  Pedoman umum terowongan jalan
 NSPM perencanaan, pelaksanaan dan
pemeliharaan terowongan jalan

PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN


TEROWONGAN JALAN
(GENERAL GUIDELINEFOR ROAD TUNNELING)

PERENCANAAN UMUM TEROWONGAN PERENCANAAN RINCI TEROWONGAN PELAKSANAAN TEROWONGAN PEMELIHARAAN


JALAN JALAN JALAN TEROWONGAN JALAN
(TUNNEL PLANNING) (TUNNEL DESIGN) (TUNNEL CONSTRUCTION) (TUNNEL MAINTENANCE)

Pengambilan keputusan
Perencanaan terowongan Pelaksanaan terowongan jalan Pemeliharaan terowongan
antara terowongan jalan dan
jalan pada media batuan pada media batuan jalan
galian tinggi atau jalan
pegunungan
Perencanaan terowongan Pelaksanaan terowongan jalan
jalan pada media tanah lunak Perbaikan terowongan jalan
Pra kelayakan dan kelayakan pada media tanah lunak
terowongan jalan
Perencanaan terowongan Pelaksanaan terowongan jalan
Penilaian resiko (risk jalan pada media campuran pada media campuran
assessment) terowongan jalan
Perencanaan dinding Kesehatan dan keselamatan
Pengadaan (procurement) terowongan jalan kerja pada pekerjaan
terowongan jalan terowongan jalan
Perencanaan pencahayaan
Kriteria perencanaan terowongan jalan
terowongan jalan
Perencanaan ventilasi
terowongan jalan

Perencanaan fasilitas darurat


terowongan jalan
KERJA SAMA DENGAN NILIM dan PWRI (2011-2014), DIDUKUNG NARA SUMBER INTERNAL DAN EKSTERNAL
Perencanaan pengendalian air KERJA SAMA DENGAN NPRA DAN NTN (2013-2014), DIDUKUNG NARA SUMBER INTERNAL DAN EKSTERNAL
untuk pembangunan
LITBANG, DIDUKUNG NARA SUMBER INTERNAL DAN EKSTERNAL (2012-2018)
terowongan Jalan
Kerjasama Litbang
Puslitbang Jalan & Jembatan, bekerjasama dengan pihak-pihak
luar negeri untuk:

1. Menyusun Standar, Pedoman, Manual


2. Memberikan dukungan langsung pada Direktorat Jenderal Bina Marga
KERJA SAMA LITBANG

PUSJATAN DAN NILIM PUSJATAN DAN NPRA (NORWEGIA)


(JEPANG) Usulan, sedang dalam proses MoU

ADVIS TEKNIS PADA DIRJEN BINA ADVIS TEKNIS PADA DIRJEN BINA
TECHNICAL GUIDELINE ON AUXILIARY TECHNICAL GUIDELINE
MARGA UNTUK PROYEK MARGA UNTUK PROYEK KRITERIA DESAIN
METHOD FOR ROAD TUNNEL ON ROCK TUNNELING
TEROWONGAN CISUMDAWU TEROWONGAN BALINGKA-NGARAI TEROWONGAN JALAN
SIANOK

Keterangan :
Input untuk TOR FS dan DED
Dukungan langsung ke Dirjen Bina Marga Terowongan Balingka-Ngarai Sianok

Produk Litbang
TOR standar Bina Marga
Status Luaran Balai Geoteknik Jalan, Puslitbang Jalan dan Jembatan
NO Judul Rujukan Status Tahun
1 Final Draft General guideline of road tunnel Road tunnel standard, Norwegian 2002
(kerjasama dengan Belanda) Public Works Administrations

2 R1 Pedoman Geometri Terowongan Jalan Road tunnel standard, Norwegian Pembahasan internal di Bidang 2012
Public Works Administrations, 2004 Standar dan Diseminasi
dan Permen PU No 19/PRT/M/2011

3 R0 Pedoman Perencanaan Underpasss Dengan Standard Specification for cut and Diajukan ke Bidang Standar dan 2013
Metode Gali-Tutup cover tunneling, JSCE, 2006 Diseminasi

4 R0 Pedoman manajemen resiko pada kegiatan Draft pedoman perencanaan Sudah dibahas 1x di gugus kerja 2012
pembangunan terowongan jalan manajemen resiko pada kegiatan Balai Geoteknik Jalan
bangunan jalan, Ditjen Bina Marga,
2011 dan Guideline for tunneling risk
management, ITA, 2004
5 R0 Spesifikasi khusus pengendalian air untuk Specification for tunneling British Sudah dibahas 1x di gugus kerja 2012
terowongan jalan Tunneling Association, 2010, dan Balai Geoteknik Jalan
Standard Specification for Mountain
Tunnels, JSCE, 2007
4 R0 Pedoman perencanaan terowongan pada Standard Specification for Mountain Disusun di gugus kerja Balai 2013
campuran tanah-batuan Tunnels, JSCE, 2007 Geoteknik Jalan

5 Technical guideline on auxiliary method for Standard Specification for Mountain Disusun dengan kerjasama antara 2013
road tunnel Tunnels, JSCE, 2007 dan Specification Tunnel Research Team, Public
for Auxiliary method , PWRI, Works Research Institute JAPAN &
Geotechnical Division Research
and Development Center for Road
and Bridge, Indonesia)
Keterangan:
= Employer Main Design = Contract Award for Contractor = Testing Commissionong
= Contractor Main Design = Eng. Design Completed = Hand Over
= Tendering = Prod. Design & Workshop
Design

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Keterangan:
= Employer Main Design = Contract Award for Contractor = Testing Commissionong
= Contractor Main Design = Eng. Design Completed = Hand Over
= Tendering = Prod. Design & Workshop
Design

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Keterangan:
= Employer Main Design = Contract Award for Contractor = Testing Commissionong
= Contractor Main Design = Eng. Design Completed = Hand Over
= Tendering = Prod. Design & Workshop
Design

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Kerjasama dengan Public Works Research Institute (PWRI, Japan)
International Seminar on Long Span Bridge and Tunnel
Batam 5-7 Juni 2012
(ARD RDCRB(IRE) / INDONESIA and NILIM & PWRI/ JAPAN)
Kerjasama dengan The Norwegian Public Roads Administration
Terima Kasih
http://www.pusjatan.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai