ABSTRACT ABSTRAK
Background: End Stage Renal Diseases (ESRD) becomes a Latar belakang: Gagal Ginjal Terminal membutuhkan Terapi
serious healthcare problem bec ause of the increasing Pengganti Ginjal (TPG). Gagal Ginjal Kronis (GGK) menjadi
prevalence of RRT andhealthcare costs. ESRD patients need masalah kesehatan karena prevalensi yang terus naik dan
Renal Replacement Therapy (RRT). There are two types of menyerapan biaya kesehatan yang sangat tinggi.
RRT: Hemodialysis (HD) and Continuous Ambulatory Peritoneal Terdapat dua macam TPG yang sering dipakai yaitu Hemodialisa
Dialysis (CAPD). Several previous studies showed that CAPD (HD) dan Peritoneal Dialisis Mandiri Berkesinambungan (PDMB).
has more advantage than HD, but it was stilldebated.The Pada beberapa penelitian PDMB memiliki keunggulan yang lebih
background of the country and the healthcare cost system banyak dari pada HD. Namun hasil penelitian tersebut masih
influenced the treatment results CAPD and HD. banyak kontroversi karena hasilnya sangat dipengaruhi oleh
Aims: The aim of the study wasto comparebetween HD costs latar belakang negara dan sistem pembayaran pelayanan
and CAPD cost covered by PT Askes (Persero) or known as kesehatan.
the insurance medical cost and out of pocket cost from the Tujuan: Mendiskripsikan biaya rata-rata rawat jalan yang
patients. dikeluarkan penjamin (asuransi) dan pasien pada terapi HD
Methods: This study was an observational comparative study rutin dibandingkan dengan PDMB pada model pembiayaan tarif
with descriptive analytical design. The data of insurance cost paket di PT Askes (Persero) Divisi Regional VI.
was obtained from Askes database, whereas the patient cost Metode: Penelitian ini penelitian observasional komparatif
was taken by questionnaires. The subjects were 59 patients dengan rancangan diskriptif analitik. Data biaya diambil
undergoing HD and 50 patients undergoing CAPD in the center retrospektif melalui aplikasi Askes dan kuesioner. Rekam Medis
of HD provided by PT Askes (Persero) Regional Division VI. dipakai untuk melacak penyebab GGK. Penelitian dilakukan pada
Random sampling was conducted with consecutive sampling 59 pasien HD dan 50 pasien PDMB di tiga pusat dialisis RS
system. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) PT Askes (Persero) Divisi
Results: The medianof HD insurance medical cost was Rp Regional VI. Sampling dilakukan secara acak dengan sistem
5.949.234,00/person/month, while CAPD was Rp5.023.792,00/ sampling konsekutif.
person/month. There were also medical and non-medical Hasil:Median biaya medis asuransi HD Rp5.949.234,00/pasien/
costspaid by the patients. these median were Rp287.208,00/ bulan sementara PDMB Rp5.023.792,00/pasien/bulan. Median
person/month for HD patients and Rp323.000,00/person/month biaya medis dan non medis yang dikeluarkan oleh pasien HD
for CAPD patients.30,5% of HD patients and 22% of CAPD adalah Rp. 287.208,00/pasien/bulan sementara pada pasien
patients got their income decreased, whereasthe patient family PDMB adalah Rp. 323.000,00/pasien/bulan. Hanya 30,5% pa-
that got decreased their income were 10% of HD patient family sien HD dan 22% pasien PDMB yang mengalami penurunan
and 6% of CAPD patient family. The median of the income penghasilan. Hanya 10% pendamping pasien HD dan 6%
reduction among HD patients and HD patient family was pendamping PDMB yang mengalami penurunan penghasilan.
Rp2.250.000,00/person/month, whereas CAPD patients and Median penurunan penghasilan pasien dan pendamping pasien
CAPD patient family was Rp2.125.000,00/person/month. HD adalah Rp2.250.000,00/pasien/bulan sedangkan PDMB
Conclusion: The HD insurance medical expenseswere higher Rp2.125.000,00/pasien/bulan.
than that of CAPD. Compared to CAPD, thepatient Kesimpulan: Biaya medis asuransi pasien HD lebih tinggi dari
expenses(medical and non-medical) werelower in HD. The PDMB. Pengeluaran biaya pasien lebih rendah pada HD dari
income deduction among HD patients and HD patient family pada PDMB. Pada kelompok pasien dan pendamping pasien
was bigger than the one in CAPD patient andCAPD patient yang mengalami penurunan penghasilan, penurunan pengha-
family. silan pasien dan pendamping pasien HD lebih tinggi dari pada
PDMB.
Keywords: hemodialysis, continuous ambulatory perytoneal
dialysis, healthcare costs, cost-minimization analyses. Kata kunci: hemodialisis, peritoneal dialisis mandiri berkesi-
nambungan, biaya pelayanan kesehatan, analisis biaya kese-
hatan
Tabel 2 menunjukkan median total biaya medis PDMB (Rp97.900,00/pasien/bulan). Biaya eritro-
asuransi kelompok HD lebih tinggi dari kelompok poetin adalah komponen penting yang menyebabkan
PDMB. Median biaya total yang ditanggung asuransi tingginya biaya HD. Biaya dialisa pada kelompok
pasien HD (Rp5.949.234,00/pasien/bulan) lebih tinggi HD terdiri atas biaya paket tindakan HD di RS (meli-
dibandingkan PDMB (Rp5.023.792,00/pasien/bulan). puti jasa sarana dan prasarana RS dan bahan/alat
Jika dihitung biaya satu tahun, rata-rata biaya pada habis pakai BAHP ringan), HD Set, dan renalin.
pasien HD Rp71.449.641,00/pasien/tahunsedangkan Sementara biaya dialisis pada kelompok PDMB
PDMB Rp. 63.884.876,00/pasien/tahun. Rata-rata adalah biaya paket PDMB saja.Biaya dialisa pada
unit cost pertindakan HD adalah Rp. 763.683,00. kelompok HD sedikit lebih tinggi daripada PDMB.
Biaya tersebut sudah meliputi jasa, sarana, prasa- Tiga sampel PDMB yang memiliki stastus anak.
rana, bahan/alat habis pakai, obat rutin (termasuk Jika data PDMB dipisah berdasar status anak dan
obat penyakit komplikasi dan komorbid), dan eritro- dewasa maka median total biaya medis asuransi
poetin. Rata-rata dialiser dilakukan pengulangan PDMB dewasa adalah Rp5.031.092,00/pasien/bulan
enam kali. Median biaya eritropoetin HD (Rp sementara PDMB anak Rp4.951.602,00/pasien/
962.108,00/pasien/bulan) hampir sepuluh kali lipat bulan. Komponen yang membuat median biaya to-
tal PDMB dewasa lebih tinggi antara lain biaya dialisis biaya PDMB lebih tinggi.7 Di Swedia biaya HD lebih
(PDMB dewasa: Rp4.588.987,00/pasien/bulan; tinggi dari PDMB8 dan di India biaya PDMB dua kali
PDMB anak: Rp4.327.387,00/pasien/bulan) dan lipat dari biaya HD namun penelitian ini belum
biaya eritropoetin (PDMB dewasa:Rp97.900,00/ menghitung biaya eritropoetin.9
pasien/bulan; PDMB anak: Rp32.633,00/pasien/ Komponen biaya terbesar pertama adalah biaya
bulan). Namun saat melihat komponen biaya obat dialisis, sedangkan komponen biaya terbesar ke dua
non-eritropoetin lebih tinggi pada PDMB anak (PDMB adalah biaya obat eritropoetin yaitu 15,72% pada
dewasa: Rp187.755,00/pasien/bulan; PDMB anak: HD dan 6,19% pada PDMB. Biaya obat eritropoetin
Rp. 328.644,-/pasien/bulan). yang jauh lebih tinggi pada kelompok HD ini juga
dipaparkan dalam penelitian di Spanyol7 dan Malay-
b. Biaya LangsungMedis dan Non Medis yang sia.6 Sedangkan biaya terbesar ketiga adalah obat
Ditanggung Peserta noneritropoetin yaitu 10,71% pada HD dan 5,69%
Median biaya total yang dikeluarkan pasien pada PDMB. Biaya ini sangat berhubungan dengan
PDMB (Rp323.000,00/pasien/bulan) lebih tinggi penyebab GGT dan atau penyakit yang menyertai
dibandingkan HD (Rp287.208,00/pasien/bulan). penyakit GGT.
Median biaya transportasi lebih tinggi pada Biaya obat eritropoetin dan non eritropoetin ke-
kelompok HD dibanding PDMB. Namun median lompok HD jauh lebih tinggi dari PDMB. Hal serupa
biaya medis lain lebih tinggi pada kelompok PDMB terjadi juga pada penelitian di Swedia.8 Urutan besar-
dibanding HD. nya biaya tersebut sama dengan hasil penelitiandi
Sebanyak Pada 41% responden pada kelompok Jerman, bahwa komponen terbesar dalam total biaya
HD mengeluarkan biaya medis. namun 59% sama dialisa adalah biaya dialisis (55%), obat termasuk
sekali tidak megeluarkan biaya medis. Biaya medis obat eritropoetin (22%), biaya rawat inap (14%), dan
yang dan paling tertinggi dikeluarkan adalahyaitu Rp biaya transportasi (8%).10
6.228.333,00/pasien/bulan. Sementara pada kelom- Biaya medis pasien baik pada kelompok HD
pok PDMB 100% pasien mengeluarkan biaya medis. dan PDMB mempunyai rentang yang lebar. Beberapa
Median penurunan pasien dan pendamping pa- hal yang menyebabkan rentang biaya medis pasien
sien maka median penurunan pasien dan pengantar lebarsangat tinggi, antara lain terdapattujuh pasien
pasien HD (Rp2.250.000,00. 000,00/pasien/bulan) HD dan delapan pasien PDMB yang mengkonsumsi
lebih tinggi dari pada PDMB (Rp2.125.000,00/ suplemen bebas lebih dari Rp500.000,00/pasien/
pasien/bulan). bulan. Dua pasien PDMB dan dua pasien HD
membutuhkan oksigen rutin di rumah setiap minggu,
PEMBAHASAN dari empat pasien tersebut rata-rata biaya oksigen
Median biaya total yang ditanggung oleh penja- perminggu adalah Rp1.363.000,00/pasien/bulan.
min untuk kelompok HD lebih tinggi dari kelompok Empat pasien HD dan tiga pasien PDMB tidak mau
PDMB. Biaya ini sudah termasuk eritropoetin sesuai memakai obat Askes karena telah terbiasa minum
dengan kebutuhan medis pasien serta penggunaan obat branded tertentu (walaupun terdapat obat
dialiser (Hallow Fiber) yang diulang rata-rata pengu- dengan kandungan yang sama dalam DPHO.Rata-
langan enam kali.Hasil ini sama dengan hasil pene- rata pengeluaran obat non DPHO tersebut adalah
litian di malaysia yang dilakukan tahun 2005 yang Rp814.286,00/pasien/bulan. Jika data-data tersebut
menyimpulkan bahwa biaya pasien rawat jalan HD dikeluarkan maka rata-rata pengeluaran medis pa-
dan PDMB tidak signifikan secara statistik, namun sien HD Rp121.902,00 (untuk biaya suplemen
penelitian tersebut tidak menghitung biaya eritro- kurang dari Rp500.000,00) sementara pada PDMB
poetin.6 Berbeda dengan hasil penelitiandi spanyol, Rp248.225,00 (untuk biaya bahan/alat habis pakai
BAHP medikasi dan suplemen dengan harga kurang pekerjaan.Pada pasien dan pengantar pasien yang
dari Rp500.000,00). Hal meraknir yang menarik 27 memiliki pekerjaan tetap tanpa potongan penghasilan
(54%) pasien PDMB dan 39 (66%) pasien HD tidak jika izin, seperti PNS, maka pengurangan pengha-
memakai suplemen apapun. silan tidak ada. Namun pada pasien yang penghasil-
Sama halnya dengan biaya medis pasien, Pe- annya tergantung jam kerja maka akan mengalami
ngurangan penghasilan dalam penelitian ini adalah penurunan penghasilan.
pengurangan yang dialami pasien atau pengantar Pada tahun 2014 pola pembayaran di Indone-
dalam menerima upah/gaji/honor dari pekerjaannya. sia akanberubah menjadi tarif case mix (INA-CBG’s)
Penelitian ini tidak menghitung biaya waktu yang dari mayoritas pola pembayaran saat ini tarif fee for
harus diluangkan, tetapi hanya menghitung pengu- service. Manajemen rumah sakit perlu mempertim-
rangan penghasilan saja. Pengukuran berkurangnya bangkan tindakan yang akan dikembangkan kede-
penghasilan pada penelitian ini adalah berkurangnya pan dengan melihat efisiensi biaya pelayanan kese-
penghasilan yang dibawa ke rumah (take home pay). hatannya. Penelitian dari dua belas negara maju
Berkurangnya penghasilan pasien dan pengantar mendapatkan kesimpulan bahwa negara yang reali-
tersebut tidak bergantung pada jenis tindakan dialisis sasi biaya medis untuk pasien GGT paling tinggi
maupun jarak rumah, namun lebih pada jenis peker- bukan negara yang memiliki tingkat kesehatan GGT
jaan. Pada pasien dan pengantar pasien yang memi- paling baik. Hal ini terjadi karena biaya pelayanan
liki pekerjaan tetap tanpa potongan penghasilan jika kesehatan dipengaruhi banyak hal, salah satunya
izin, seperti PNS, maka pengurangan penghasilan adalahteknik efisiensi pelayanan kesehatan yang
tidak ada. Namun pada pasien yang penghasilannya diterapkan. Dalam penelitian tersebut dinyatakan
tergantung jam kerja maka akan mengalami penurun- bahwa metode pembayaran dan metode pemberian
an penghasilan.Jika penurunan penghasilan pasein insentif tidak memiliki hubungan yang erat dengan
dan pengantar pasein dijumlah, median penurunan hasil terapi.11
pasien dan pendamping pasien maka median penu- PDMB dapat menjadi alternatif terapi pilihan TPG
runan pasien dan pengantar pasien HD (Rp yang dikembangkan karena biaya lebih rendah dan
2.250.000,00/pasien/bulan) lebih tinggi dari pada hasil lebih baik. Hal ini juga menjadi solusi masalah
PDMB(Rp2.125.000,00/pasien/bulan). Rentang dari tidak berimbangnya pertambahan pasien GGT
pengurangan penghasilan cukup besar sangat jauh, dengan pertambahan mesin HD. Namun demikian
hal tersebut karena beberapa pasien dan pendamping jika rumah sakit akan mempertahankan pusat HD
pasien harus berhenti dari pekerjaan mereka karena maka perlu dilihat pada biaya yang komponennya
proses dialisis ini. Hal tersebut terjadi pada tiga pa- besar, yaitu pada HD Set, obat non-eritropoetin, serta
sien PDMB (pegawai tambang, karyawan swasta, obat eritropoetin. Namun demikian, masih terdapat
buruh pabrik) dan delapan pasien HD (tiga orang biaya yang ditanggung oleh pasien PDMB setiap
pedagang, pelatih senam, trainer, makelar tanah, bulan, yaitu bahan/alat habis pakaiyang digunakan
pemilik katering, petani). Ada beberapa yang masih untuk membersihkan tempat cairan masuk, karena
tetap bisa bekerja namun mengalami penurunan hal tersebut merupakan kebutuhan medis rutin.
penghasilan. Jika data pasien yang berhenti bekerja Seluruh responden pada pasien PDMB menge-
dikeluarkan maka rata-rata penurunan penghasilan luarkan biaya medis tambahan, terutama untuk mem-
pada pasien yang pengalami penurunan penghasilan beli suplemen, oksigen, obat non DPHO. Macam
pada PDMB adalah Rp1.806.250,00/pasien/bulan suplemen yang dikonsumsi pasien beraneka ragam
dan pada kelompok HD Rp1.250.000,00/pasien/ dari yang isinya protein, madu, serta multivitamin
bulan. Sementara pada pendamping pasien, dua biasa yang dijual di apotek atau toko-toko obat.
pendamping PDMB (pegawai tambang dan peda- Pasien dengan PDMB harus membeli bahan/alat
gang) dan dua pendamping HD (pemulasara jena- habis pakai tersebut karena ada komponen biaya
zah dan karyawan swasta). Jika data keempat pen- medis lain yang masih harus dibeli oleh semua
damping dialisis ini dihilangkan maka rata-rata penu- pasien PDMB yaitu BAHP yang diperlukan pasien
runan penghasilan pendamping di antara yang meng- saat mengganti cairan. Data tersebut diambil melalui
alami penurunan penghasilan pada HD adalah Rp kuesioner dengan wawancara langsung. Di sini
762.500,00/pendamping pasien/bulan sementara terdapat kesulitan dalam memperkirakan biaya yang
PDMB Rp500.000,00/pendamping pasien/bulan. dikeluarkan dalam satu bulan. Pada awalnya seba-
Berkurangnya penghasilan pasien dan pengan- gian besar pasien atau pendamping pasien sering
tar tersebut tidak bergantung pada jenis tindakan kali menjawab dengan biaya terbesar yang mereka
dialisis maupun jarak rumah, namun lebih pada jenis keluarkan dalam satu bulan. Untuk menghindari
kesalahan angka, pewawancara akan mengulang GGT. Hal ini penting untuk pasien saat memutus-
dengan menanyakan biaya terkecil yang dikeluarkan kan perlu atau tidak menggunakan suplemen terse-
pasien lalu menanyakan ulang rata-rata pengeluaran but.
perbulan dari setiap komponen biaya. Dengan
demikian bias jawaban yang cenderung membesar REFERENSI
akan terkendali. 1. Prodjosudjadi WS. End Stage Renal Disease
in Indonesia/ : Treatment Development.
KSESIMPULAN 2009;19:33-6.
Median biaya medis asuransi kelompok HD le- 2. Thabrany H. Asuransi Kesehatan Nasional Edisi
bih tinggi dibandingkan kelompok PDMB, namun me- 2005, PAMJAKI. Jakarta,2005.
dian biaya langsung yang masih dikeluarkan kelom- 3. Grassmann A, Gioberge S, Moeller S, Brown
pok pasien HD lebih rendah dibandingkan kelompok G. Editorial Comments ESRD patients in 2004/
PDMB.Median penurunan penghasilan kelompok pa- : global overview of patient numbers, treatment
sien dan pendamping pasien HD lebih tinggi diban- modalities and associated trends.
dingkan kelompok pasien dan pendamping pasien 2005;October:2587-93.
PDMB. 4. Moeller S, Gioberge S, Brown G. Invited
Bagi praktisi kesehatan perlu dibuat standar pro- Comment ESRD patients in 2001/ : global
sedur mutu dan evaluasi medis pelayanan kesehatan overview of patients, treatment modalities and
pasien GGT oleh klinisi sehingga variasi pelayanan development trends. 2002:2071-6.
kesehatan tidak banyak dan hal tersebut akan berim- 5. Kutner NG, Zang R, Barnhart H, Collins, AJ.
bas pada mutu klinis yang dihasilkan. Selanjutnya Health status and quality of life reported by
perlu optimalisasi fungsi badan mutu dalam evaluasi incident patients after 1 year on haemodialysis
pelayanan kesehatan GGT. Di sisi lain RS perlu or peritoneal dialysis. 2005;July:2159-67.
membuat kajian efisiensi biaya pelayanan kesehatan 6. Hooi LS, Lim TO, Goh A, Wong HS, Tan CC,et
GGT. al.,Economic evaluation of centre haemodialysis
Pada pihak yang berhubungan dengan pembia- and continuous ambulatory peritoneal dialysis
yaan, pihak yang menetapkan tarif, diharapkan mem- in Ministry of Health hospitals , Malaysia
buat tarif dengan mempertimbangkan prosedur mutu Summary.2005:25-32.
dan evaluasi pelayanan kesehatan pasien GGT. Se- 7. Carmona R, FontAn M, Bouza P, Gracia T,
mentara PT Askes (Persero) perlu menambah pen- Valdes F,. 6_The Economic Cost of
jaminan bahan/alat habis pakai untuk premedikasi Dialysis.1994. Av ailable at: http://
pada pasien PDMB yang dibutuhkan saat ganti www.advancesinpd.com/adv96/pt2cost20-
cairan. 96.html.
Masih bayak hal yang perlu diperbaiki, antara 8. Sennf alt K, Magnussun M. Carlsson P.
lain perlu meluaskan area penelitian sehingga men- Comparison of Hemodialysis and Peritoneal
dapat sampel yang dapat diikuti biaya pelayanan Dialysis-A Cost Utility Analysis, at Peritonial
beberapa tahun (minimal lima tahun). Perlu melaku- Dialysis International.2002;22:39-47.
kan penelitian yang juga mencatat hasil keluaran 9. Kher V. End-stage renal disease in developing
medis dari tindakan dialisis, sehingga penelitian tidak countries.2002;62: 350-62.
hanya membandingkan biaya namun juga memban- 10. Icks A, Haastert B, Gandjour A, et al. Cost of
dingkan kualitas hidup pasien tersebut.Terdapat ren- Dialysis-A Regional Population-Based Analysis.
tang pengeluaran biaya yang cukup jauh, sehingga Nephrol DialTransplan,2009;25.
dibutuhkan penelitian kualitatif untuk menggali pe- 11. Dor A, Pauly MV, Eichleay MA, Held PJ, End-
ngeluaran besar yang masih ditanggung oleh pasien stage renal disease and economic incentives/ :
HD dan PDMB, mengingat PT Askes (Persero) men- the International Study of Health Care
jamin seluruh biaya indikasi medis untuk penyakit Organization and Financing ( ISHCOF ).2012.