Anda di halaman 1dari 11

.OPEN ACCESS.

Jurnal Pengembangan Kota (2016)


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Volume 4 No. 1 (29–39)
DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN Tersedia online di:
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk
KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DOI: 10.14710/jpk.4.1.29-39
TAMBARANA KECAMATAN POSO PESISIR
UTARA KABUPATEN POSO
Muh. Ryman Napirah, Abd. Rahman, Agustina Tony
Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

Abstrak. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya. Pemanfaatan pelayanan Puskesmas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain persepsi masyarakat tentang kesehatan,
persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan, pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
persepsi masyarakat tentang kesehatan, persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan, pendapatan keluarga, dan tingkat pendidikan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 69 responden yang diambil menggunakan
rumus Standley Lameshow yang populasinya diketahui. Data dianalisis secara deskriptif yaitu analisis univariat dan bivariat, pada taraf kepercayaan
95% (p<0,05). Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa persepsi masyarakat tentang kesehatan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan (ρ=0,000), persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan (ρ=0,213),
pendapatan keluarga berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan (ρ=0,004), dan terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan (ρ=0,000). Tidak adanya hubungan persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati.

Factors that Corresponded with Health Service Utilization in The Working Area of Community Health Center Tambarana North Coastal of Poso
Sub-District, Poso District. Community Health Center is a health service facility that organizes public health efforts and the efforts of individual
health at the first level, with more prioritizes promotive and preventive efforts, to achieve the highest public health status in its working area.
Utilization of Community Health Center service is influenced by several factors like the public perception of health, public perception of the quality
of service, family income and level of education. This study aimed to determine the relationship of the public perception of health, public
perception of the quality of service, family income and education level with Health Service Utilization in the working area of Community Health
Center Tambarana North Coastal of Poso sub-district, Poso district. This type of research was analytical survey research with cross sectional
approach. The total of the sample were 69 respondents which was drawn by using Standley Lameshow formula which the population was known.
Data was analyzed descriptively which was known as univariate and bivariate analysis, on the credibility degree of 95% (p <0.05). Chi Square test
results showed that the public perception of health related to health service utilization (ρ = 0.000), public perception of the quality of service was
not related to health service utilization (ρ = 0.213), family income relatedto health service utilization (ρ = 0.004), and there was a relationship
between the education level with health service utilization (ρ = 0.000). The relation absence of public perception of service quality with health
service utilizationmay be affected by physical evidence, reliability, responsiveness, assurance and empathy.

Keywords : Persepsi Masyarakat tentang Kesehatan, Persepsi Masyarakat tentang Kualitas Pelayanan, Pendapatan Keluarga, Tingkat Pendidikan,
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

Cara mengutip: Napirah, Muh. Ryman; Rahman, Abd.; Tony, Agustina (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di WIlayah Kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso. Jurnal Pengembangan Kota. Vol 4 (1): 29-39. DOI:
10.14710/jpk.4.1.29-39

1. PENDAHULUAN meningkatkan derajat kesehatan. Untuk


mewujudkan kota sehat diperlukan pelayanan
Dalam suatu negara, sebuah daerah merupakan kesehatan yang prima. Sifat organisasi pelayanan
suatu unit terorganisir dari pemerintah setempat, kesehatan mencakup aksesibilitas yang lengkap
dan suatu subsistem kesehatan daerah kurang dan menyeluruh, penitikberatan pada penyuluhan
lebih merupakan segmen mandiri dari sistem
ISSN: 2337-7062 (Print), 2503-0361 (Online) © 2016
kesehatan nasional. Subsistem ini terdiri dari This is an open access article under the CC-BY-NC-ND license
populasi yang terdefinisikan dengan baik yang (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/). – lihat
tinggal dalam batas administratif dan geografis halaman depan © 2016
yang jelas, baik di kota maupun desa. Subsistem ini
*Email: ryman_smart@yahoo.com
mencakup di dalamnya semua orang, lembaga, dan
sektor yang kegiatannya bertujuan untuk Diterima 10 Maret 2016, disetujui 16 Juni 2016
kesehatan dan pencegahan penyakit dan 4.548 orang dan tahun 2013 sebanyak 3.832 orang.
kecacatan, kerja sama lintas sektoral, Jumlah kunjungan Puskesmas Tambarana
keikutsertaan masyarakat, serta desentralisasi dan mengalami fluktuasi pada tahun 2012 menurun.
koordinasi dari seluruh pelayanan atau sistem Penurunan jumlah kunjungan ini mengakibatkan
kesehatan (Kumala, 1995). peningkatan angka kesakitan diwilayah kerja
Puskesmas Tambarana.
Pelayanan prima perlu diwujudkan dalam
pelayanan kesehatan. Jika ditinjau dari sistem Hasil wawancara awal dengan 3 orang masyarakat
pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan yang tinggal diwilayah kerja Puskesmas
dan kedudukan Puskesmas adalah sebagai ujung Tambarana, 1 dari 3 orang menyatakan bahwa
tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas
Hal ini disebabkan karena peranan dan kedudukan Tambarana belum maksimal dalam memberikan
Puskesmas di Indonesia amat unik, sebagai sarana pelayanan kesehatan dari segi biaya pengobatan
pelayanan kesehatan primer yang bertanggung yang tidak mampu dibayarkan oleh masyarakat itu
jawab dalam menyelenggarakan pelayanan sendiri.
kesehatan masyarakat sebagai upaya preventif.
Tujuan utama Puskesmas adalah untuk Berdasarkan studi pendahuluan, Kepala Puskesmas
meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit Tambarana mengatakan bahwa jumlah kunjungan
dengan sasaran utamanya adalah masyarakat masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tambarana
(Azwar, 2010). Kecamatan Poso Pesisir Utara memang masih
kurang. Hal ini dikarenakan persepsi masyarakat
Menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, Pusat tentang kesehatan masih belum sesuai dengan
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut konsep yang sebenarnya. Persepsi sehat
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya
yang menyelenggarakan upaya kesehatan sehat meskipun secara medis belum tentu mereka
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan betul-betul sehat. Sedangkan, masyarakat
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan mengganggap dirinya sakit pada saat mereka
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai sudah tidak mampu lagi untuk melakukan aktivitas
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- dan terbaring lemah. Pada saat masyarakat tidak
tingginya di wilayah kerjanya. dapat lagi melakukan aktivitas yang menggangga
dirinya sakit disaat itulah masyarakat baru
Puskesmas Tambarana merupakan salah satu memanfaatkan Puskesmas Tambarana. Selain itu,
Puskesmas yang terletak di Kecamatan Poso Pesisir saya melakukan wawancara kepada 3 orang
Utara. Puskesmas Tambarana memiliki tenaga masyarakat yang tinggal diwilayah kerja Puskesmas
kerja berjumlah 50 orang dengan rincian berstatus Tambarana yang belum memanfaatkan Puskesmas
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 36 orang dan Tambarana. Masyarakat mengatakan bahwa
Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebanyak 14 orang. mereka tidak memanfaatkan Puskesmas
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tambarana ketika mereka sakit karena mereka
Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara adalah tidak memiliki cukup biaya untuk berobat dan
sebanyak 16.967 orang yang tersebar di sembilan bukan karena fasilitas atau bahkan pemberi
desa. Untuk jumlah kunjungan di wilayah kerja pelayanan di Puskesmas Tambarana yang kurang
Puskesmas Tambarana pada tahun 2011 jumlah baik.
kunjungan sebesar 7551 orang, tahun 2012
mengalami penurunan jumlah kunjungan menjadi Berdasarkan data dari Profil Puskesmas Tambarana
6371 orang, dan tahun 2013 mengalami tahun 2013, jenis pekerjaan dari penduduk di
peningkatan jumah kunjungan sebesar 7890 orang. wilayah kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan
Adapun data angka kesakitan diwiliyah kerja Poso Pesisir Utara, yaitu petani sebanyak 46,7%,
Puskesmas Tambarana diambil data 10 besar buruh sebanyak 10,56%, nelayan sebanyak 3,63%,
kejadian penyakit terbanyak. Angka kesakitan pegawai negeri sipil sebanyak 2,94%, pedagang
diwilayah kerja Puskesmas Tambarana pada tahun sebanyak 2,64%, peternak sebanyak 0,7% dan
2011 sebesar 4.470 orang, tahun 2012 sebanyak TNI/POLRI sebanyak 0,39%. Selain itu, pendapatan

30 M. R. Napirah, A. Rahman, A. Tony/ JPK Vol. 4 No. 1 (2016) 29 - 39


keluarga di wilayah kerja Puskesmas Tambarana di Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.
atas UMK sebanyak 78,4% dan yang berada di Sampel diambil dengan menggunakan rumus
bawah UMK sebanyak 22,6%. Dari data diatas Standley Lameshow yang populasinya diketahui,
menunjukkan banyak masyarakat di wilayah kerja sehingga jumlah sampel sebesar 69 orang.
Puskesmas Tambarana yang memiliki pendapatan
di atas UMK, tetapi masyarakat di wilayah kerja 3. HASIL PENELITIAN
Puskesmas Tambarana yang memiliki pendapatan
di bawah upah minimum regional juga cukup Puskesmas Perawatan Tambarana terletak di Desa
banyak. Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara, dimana
sebagian besar wilayah kerja terletak di pesisir
Selain itu, pendidikan masyarakat di wilayah kerja pantai dan jalur Jalan Trans Sulawesi. Batas
Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir wilayah kerja Puskesmas Tambarana, yaitu sebelah
Utara yaitu tidak bersekolah sebanyak 17,6%, Utara berbatasan dengan Desa Maleali Kecamatan
menamatkan pendidikan sekolah dasar sebanyak Sausu Kabupaten Parimo, sebelah Timur
32,9%, menamatkan pendidikan sekolah berbatasan dengan Teluk Tomini, sebelah Selatan
menengah pertama sebanyak 26,8%, menamatkan berbatasan dengan Desa Tiwaa, dan sebelah Barat
pendidikan sekolah menengah atas sebanyak berbatasan dengan Kecamatan Lore
12,3% dan perguruan tinggi sebanyak 10,4%. Data Utara.Puskesmas Tambarana mempunyai luas
ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah wilayah 621,47 km2.
kerja Puskesmas Tambarana masih banyak yang
memiliki tingkat pendidikan yang rendah karena 1. Analisis Univariat
sebagian besar hanya menamatkan pendidikan a. Jenis Kelamin. Distribusi responden menurut
sekolah dasar. jenis kelamin pada penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 1 berikut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tabel 1.
“Faktor-faktor yang berhubungan dengan Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Laki-laki 18 26,1
Utara Kabupaten Poso”. Perempuan 51 73,9
Total 69 100
2. METODE PENELITIAN
Tabel 1. menunjukkan bahwa jenis kelamin
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey responden tertinggi adalah perempuan sebanyak
analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu 51 orang (73,9%), sedangkan laki-laki sebanyak 18
untuk mengetahui hubungan persepsi masyarakat orang (26,1%).
tentang kesehatan, persepsi masyarakat tentang
kualitas pelayanan, pendapatan keluarga, dan b. Kelompok Umur. Distribusi responden menurut
tingkat pendidikan dengan pemanfaatan kelompok umur dalam penelitian ini dapat dilihat
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas pada tabel 2 berikut.
Tambarana. Penelitian cross sectional merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui Tabel 2.
hubungan atau pengaruh variabel independen Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur
terhadap dependen (Martono, 2010). Penelitian ini Kelompok Umur
Frekuensi Persentase (%)
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas (Tahun)
Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara 16-20 2 2,9
21-25 9 13,0
Kabupaten Poso pada mulai dari tanggal 10 sampai
26-30 19 27,5
28 April 2015. Populasi pada penelitian ini yaitu
31-35 10 14,5
jumlah penduduk sebanyak 16967 orang yang
36-40 3 4,3
berada di wilayah kerja Puskesmas Tambarana 41-45 3 4,3

M. R. Napirah, A. Rahman, A. Tony/ JPK Vol. 4 No. 1 (2016) 29 - 39 31


46-50 1 1,4 Tabel 4. menunjukkan bahwa persepsi responden
51-55 2 2,9 tentang kesehatan yang kurang baik lebih banyak
56-60 10 14,5 tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
>60 10 14,5 93,3% dibandingkan dengan yang memanfaatkan
Jumlah 69 100 pelayanan kesehatan sebesar 6,1%, sedangkan
persepsi responden tentang kesehatan yang baik
Tabel 2. menunjukkan bahwa distribusi responden lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan
menurut kelompok umur terbanyak adalah sebesar 80,5% dibandingkan dengan yang tidak
kelompok umur 26-30 tahun sebanyak 19 orang memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
(27,5%), sedangkan yang terendah adalah 19,5%.
kelompok umur 46-50 tahun sebanyak 1 orang
(1,6%). Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi
Square yang dilakukan terhadap persepsi
c. Kriteria Sampel. Distribusi responden menurut masyarakat tentang kesehatan dengan
kriteria sampel dalam penelitian ini bervariasi, pemanfaatan pelayanan kesehatan, didapatkan
seperti yang dilihat pada tabel 3 berikut. hasil nilai ρ = 0,000 sehingga ρ ≤ 0,05 maka Ho
pada penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada
Tabel 3. hubungan persepsi masyarakat tentang kesehatan
Distribusi Responden Menurut Kriteria Sampel dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Kriteria Sampel Frekuensi Persentase (%) wilayah kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan
Ibu Balita 21 30,4 Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.
Ibu Hamil 24 34,8
Lansia 24 34,8
b. Hubungan Persepsi Masyarakat tentang
Total 69 100
Kualitas Pelayanan dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan. Untuk mengetahui
Tabel 3. menunjukkan bahwa kriteria sampel
hubungan antara persepsi masyarakat tentang
responden tertinggi adalah ibu hamil dan lansia
kualitas pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan
sebanyak 24 orang (34,8%), sedangkan terendah
kesehatan dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
adalah ibu balita sebanyak 21 orang (30,4%).
Tabel 5.
2. Analisis Bivariat
Hubungan Persepsi Masyarakat tentang Kualitas
a. Hubungan Persepsi Masyarakat tentang
Pelayanan dengan Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan dengan Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan
Kesehatan. Untuk mengetahui hubungan persepsi
Pemanfaatan Pelayanan
masyarakat tentang kesehatan dengan Persepsi
Kesehatan
pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat dilihat Masyarakat
Total
tentang Tidak ρ
pada tabel 4 berikut. Memanfaat
Kualitas Memanfaat
kan
Pelayanan kan
n % n % n %
Tabel 4. Kurang
5 83,3 1 16,7 6 100
Hubungan Persepsi Masyarakat tentang Kesehatan Baik
0,213
dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Baik 33 52,4 30 47,6 63 100
Pemanfaatan Pelayanan Total 38 55,1 31 44,9 69 100
Persepsi Kesehatan
Masyarakat Tidak Total ρ
tentang Memanfaat
Memanfaat Tabel 5. menunjukkan bahwa persepsi responden
kan tentang kualitas pelayanan yang kurang baik lebih
Kesehatan kan
n % n % n % banyak tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan
Kurang Baik 31 93,9 2 80,5 33 100 0, sebesar 83,3% dibandingkan dengan yang
00 memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
Baik 7 19,5 29 6,1 36 100 0
16,7%, sedangkan persepsi responden tentang
Total 38 55,1 31 44,9 69 100
kualitas pelayanan yang baik lebih banyak tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar

32 M. R. Napirah, A. Rahman, A. Tony/ JPK Vol. 4 No. 1 (2016) 29 - 39


52,4% dibandingkan dengan yang memanfaatkan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana
pelayanan kesehatan sebesar 47,6%. Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi d. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
Square yang dilakukan terhadap persepsi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan. Untuk
masyarakat tentang kualitas pelayanan dengan mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan, didapatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat dilihat
hasil nilai ρ = 0,213 sehingga ρ > 0,05 maka Ho pada tabel 7 berikut.
pada penelitian ini diterima, artinya bahwa tidak
ada hubungan persepsi masyarakat tentang Tabel 7.
kualitas pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana Pemanfaatan Pelayanan kesehatan
Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso. Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan
Tingkat Tidak Total Ρ
Memanfaatk
c. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Pendidikan Memanfaa
an
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan. Untuk tkan
n % n % n %
mengetahui hubungan pendapatan keluarga Rendah 34 73,9 12 26,1 46 100
0,000
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat Tinggi 4 17,4 19 82,6 23 100
dilihat pada tabel 6 berikut. Total 38 55,1 31 44,9 69 100

Tabel 6. Tabel 7. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan


Hubungan Pendapatan Keluarga dengan responden yang rendah lebih banyak tidak
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
Pemanfaatan Pelayanan 73,9% dibandingkan dengan yang memanfaatkan
Pendapat Kesehatan
Total ρ
pelayanan kesehatan sebesar 26,1%, sedangkan
an Tidak Memanfaatk tingkat pendidikan responden yang tinggi lebih
Keluarga Memanfaatkan an
banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan
n % n % n %
Rendah 36 72,0 14 28,0 50 100 sebesar 82,6% dibandingkan dengan yang tidak
0,004 memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
Tinggi 2 10,5 17 89,5 19 100
Total 38 55,1 31 44,9 69 100 17,4%.

Tabel 6. menunjukkan bahwa responden yang Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi
memiliki pendapatan keluarga yang rendah lebih Square yang dilakukan terhadap tingkat pendidikan
banyak tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan,
sebesar 72,0% dibandingkan dengan yang didapatkan hasil nilai ρ = 0,000 sehinggaρ ≤ 0,05
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar maka Ho pada penelitian ini ditolak, artinya bahwa
28,0%, sedangkan responden yang memiliki ada hubungan tingkat pendidikan dengan
pendapatan keluarga yang tinggi lebih banyak pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir
89,5% dibandingkan dengan yang tidak Utara Kabupaten Poso.
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
10,5%. PEMBAHASAN
1. Hubungan Persepsi Masyarakat tentang
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi Kesehatan dengan Pemanfaatan Pelayanan
Square yang dilakukan terhadap pendapatan Kesehatan
keluarga dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan, didapatkan hasil nilai ρ = 0,004 Menurut Twoddle, apa yang dirasakan sehat bagi
sehingga ρ ≤ 0,05 maka Ho pada penelitian ini seseorang bisa saja tidak dirasakan sehat bagi
ditolak, artinya bahwa ada hubungan pendapatan orang lain, karena adanya perbedaan persepsi.
keluarga dengan pemanfaatan pelayanan Selain itu, ada perbedaan konsep dan persepsi
sehat-sakit di dalam masyarakat. Secara objektif

M. R. Napirah, A. Rahman, A. Tony/ JPK Vol. 4 No. 1 (2016) 29 - 39 33


seseorang terkena penyakit, salah satu organ yang dirasakan, semakin besar kemungkinan
tubuhnya terganggu fungsinya, namun dia tidak terlibat dalam perilaku untuk mengurangi risiko.
merasa sakit. Atau sebaliknya, seseorang merasa Untuk mengurangi risiko tersebut masyarakat
sakit bila merasakan sesuatu di dalam tubuhnya, memanfaatkan pelayanan Puskesmas sebagai
tetapi dari pemeriksaan klinis tidak diperoleh bukti pemberi pelayanan kesehatan yang dipercaya
bahwa ia sakit (Notoatmodjo, 2007). mampu mengatasi masalah kesehatan yang
mereka alami.
Tabel 4 menunjukkan bahwa persepsi responden
tentang kesehatan yang kurang baik lebih banyak Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi
tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar responden tentang kesehatan yang baik dan tidak
93,3%. Hal ini terjadi karena persepsi masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
tentang kesehatan masih belum sesuai dengan 19,5%. Hal ini diberkaitan dengan perceived barrier
konsep sehat ataupun sakit yang sebenarnya. (hambatan yang dirasakan) dimana perubahan
Dimana mereka merasa dirinya sakit ketika tubuh perilaku bukan sesuatu yang dapat terjadi dengan
mereka tidak dapat lagi menjalankan aktivitas. mudah bagi kebanyakan orang. Persepsi
Ketika masyarakat tidak dapat lagi menjalankan masyarakat tentang kesehatan sudah sesuai
aktivitas, barulah mereka memanfaatkan dengan konsep sehat-sakit yang sebenarnya, tetapi
pelayanan Puskesmas. Hasil penelitian ini masyarakat belum melakukan kunjungan ke
berkaitan dengan perceived benefit atau manfaat Puskesmas dalam rangka mendapatkan pelayanan
yang akan dirasakan jika mengadopsi perilaku yang kesehatan. Beberapa individu lebih memilih
dianjurkan. Dengan kata lain perceived benefit melakukan pengobatan sendiri ataupun mencari
merupakan persepsi seseorang tentang nilai atau pengobatan yang dianggap lebih baik daripada
kegunaan dari suatu perilaku baru dalam harus berkunjung ke Puskesmas.
mengurangi risiko terkena penyakit. Orang-orang
cenderung mengadopsi perilaku sehat ketika Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi
mereka percaya perilaku baru akan mengurangi Square yang dilakukan terhadap persepsi
risiko mereka untuk berkembangnya suatu masyarakat tentang kesehatan dengan
penyakit. pemanfaatan pelayanan kesehatan, didapatkan
hasil nilai ρ = 0,000 sehingga ρ ≤ 0,05 maka Ho
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi pada penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada
responden tentang kesehatan yang kurang baik hubungan persepsi masyarakat tentang kesehatan
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
6,1%. Hal ini terjadi karena sebagian dari wilayah kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan
masyarakat mendapatkan dipengaruhi oleh isyarat Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.
untuk bertindak. Isyarat untuk bertindak dapat
menggerakkan orang untuk mengubah perilaku Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
mereka dalam mengambil keputusan. Isyarat dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010), rendahnya
untuk bertindak ini dapat berasal dari informasi utilisasi (penggunaan) fasilitas kesehatan seperti
dari media massa, nasihat dari orang-orang sekitar, Puskesmas, rumah sakit, balai pengobatan, dan
pengalaman pribadi atau keluarga untuk sebagainya seringkali kesalahan atau penyebabnya
melakukan kunjungan ke Puskesmas sebagai ditudingkan kepada faktor jarak antara fasilitas
pemberi pelayanan kesehatan. tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik
jarak secara fisik maupun secara sosial), tarif yang
Persepsi responden tentang kesehatan yang baik tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan
lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan sebagainya. Kita sering melupakan faktor
sebesar 80,5%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat itu sendiri, di antaranya persepsi atau
masyarakat dengan persepsi sehat-sakit yang konsep masyarakat tentang sakit.
sebenarnya dapat merasakan risiko pribadi atau
kerentanan yang merupakan salah satu persepsi Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
yang lebih kuat dalam mendorong orang untuk dilakukan oleh Mujahidah (2013), menyatakan
mengadopsi perilaku sehat. Semakin besar risiko bahwa persepsi memiliki hubungan yang signifikan

34 M. R. Napirah, A. Rahman, A. Tony/ JPK Vol. 4 No. 1 (2016) 29 - 39


dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan karena Persepsi responden tentang kualitas pelayanan
ρ = 0,042. Pada kenyataanya, di dalam masyarakat yang baik lebih banyak tidak memanfaatkan
terdapat beraneka ragam konsep sehat-sakit yang pelayanan kesehatan sebesar 52,4%. Hal ini
tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan dikarenakan masyarakat merasa bahwa pelayanan
konsep sehat-sakit yang diberikan oleh pihak yang diberikan Puskesmas Tambarana sudah baik,
provider atau penyelenggara pelayanan kesehatan. tetapi mereka membutuhkan pelayanan kesehatan
Masyarakat (customer) dan pemberi pelayanan hanya pada saat mereka merasa sakit dan
kesehatan (provider) cenderung memiliki terbaring lemah. Selain itu, pendapatan keluarga
perbedaan konsep sehat-sakit. Pada dasarnya dan tingkat pendidikan masyarakat yang rendah
terdapat perbedaan persepsi pada konsep cenderung kurang memanfaatkan pelayanan
penyakit (disease) dengan rasa sakit (illness), kesehatan. karena masyarakat yang pendapatan
dimana biasanya orang yang sebenarnya terkena keluarganya rendah tidak memiliki biaya yang
penyakit, namun tidak merasa sakit. Masyarakat cukup untuk melakukan pengobatan khususnya
mengganggap dirinya sakit hanya pada saat yang belum memiliki kartu jaminan kesehatan
mereka terbaring lemah dan tidak dapat nasional dan masyarakat yang memiliki tingkat
menjalankan aktivitas. pengetahuan rendah tidak mengganggap penting
kesehatannya.
2. Hubungan Persepsi Masyarakat tentang
Kualitas Pelayanan dengan Pemanfaatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi
Pelayanan Kesehatan responden tentang kualitas pelayanan yang baik
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
Untuk mengukur sebuah kualitas pelayanan adalah 47,6%. Hal ini disebabkan oleh persepsi
dengan mengetahui persepsi tentang pelayanan masyarakat yang baik tentang kualitas pelayanan
tersebut dari kaca mata seorang konsumen atau dapat meningkatkan minat masyarakat untuk
pelanggan. Begitu juga dalam menilai kualitas memanfaatkan pelayanan Puskesmas. Masyarakat
pelayanan kesehatan dengan mengetahui percaya bahwa dengan melakukan kunjungan rutin
penilaian atau persepsi pelayanan tersebut oleh tiap bulannya dapat meningkatkan derajat
pasien. Persepsi pasien ini sangat penting karena kesehatannya.
pasien yang puas akan mematuhi pengobatan dan
mau datang berobat kembali (Apriyanto, Kuntjoro, Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi
& Lazuardi, 2013). Square yang dilakukan terhadap persepsi
masyarakat tentang kualitas pelayanan dengan
Tabel 5 menunjukkan bahwa persepsi responden pemanfaatan pelayanan kesehatan, didapatkan
tentang kualitas pelayanan yang kurang baik lebih hasil nilai ρ=0,213 sehingga ρ > 0,05 maka Ho pada
banyak tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan penelitian ini diterima, artinya bahwa tidak ada
sebesar 83,3%. Hal ini sebabkan oleh kurangnya hubungan persepsi masyarakat tentang kualitas
masyarakat melakukan kunjungan ke Puskesmas pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan
Tambarana sehingga masyarakat mengganggap kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana
bahwa pelayanan yang diberikan Puskesmas Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.
Tambarana belum maksimal.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi dilakukan oleh Hamidiyah (2015), terdapat adanya
responden tentang kualitas pelayanan yang kurang hubungan persepsi pasien tentang kualitas
baik dan memanfaatkan pelayanan kesehatan pelayanan dengan minat kunjungan ulang di Klinik
sebesar 16,7%. Setiap orang memerlukan Umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Kota
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat Tangerang Selatan. Apabila jasa dalam hal ini
kesehatannya. Ketika mengalami keadaan yang pelayanan yang dirasakan sesuai dengan
darurat dan harus segera mendapatkan diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan
pertolongan dari petugas kesehatan yang terdekat, baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima
meskipun pelayanan kesehatan tersebut melampaui harapan pelanggan, maka kualitas
kualitasnya dianggap belum maksimal. pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang

M. R. Napirah, A. Rahman, A. Tony/ JPK Vol. 4 No. 1 (2016) 29 - 39 35


ideal. Begitupula sebaliknya, dengan demikian baik memenuhi kebutuhannya dalam mendapatkan
tidaknya kualitas tergantung kemampuan pada pelayanan kesehatan, seperti kebutuhan akan
penyedia pelayanan dalam memenuhi harapan biaya transportasi ke sarana pelayanan kesehatan,
pemakaiannya secara konsisten. ataupun biaya kebutuhan lain saat menjalani
perawatan di Puskesmas. Selain itu, masih
Pada penelitian ini tidak terdapatnya hubungan terdapat masyarakat dengan golongan pendapatan
persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan rendah yang belum mengurus kartu jaminan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di kesehatan nasional.
wilayah kerja Puskesmas. Hal ini dikarenakan
kualitas pelayanan Puskesmas Tambarana sudah Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
dianggap baik oleh masyarakat. Akan tetapi, responden yang memiliki pendapatan keluarga
masyarakat baru akan memanfaatkan pelayanan yang rendah dan memanfaatkan pelayanan
Puskesmas hanya ketika mereka merasa dirinya kesehatan sebesar 28,0%. Hal tersebut terjadi
sakit. Sakit yang dipersepsikan masyarakat belum karena masyarakat menyadari bahwa kesehatan
sesuai dengan konsep sehat-sakit yang merupakan hal yang sangat penting dan harus
sebenarnya. Konsep sehat-sakit yang dimaksudkan dijaga.Kesadaran masyarakat ini yang mendorong
adalah secara fisik masyarakat mengalami mereka untuk memanfaatkan subsidi yang
gangguan pada salah satu organ tubuhnya, namun diberikan oleh pemerintah secara gratis dalam
dia tidak merasa sakit. Selain itu, pendapatan bentuk program jaminan kesehatan nasional (JKN)
keluarga mempengaruhi minat masyarakat dalam yang diterbitkan pada 1 Januari 2014.
melakukan kunjungan karena masyarakat yang
pendapatan keluarganya rendah tidak memiliki Pendapatan keluarga responden yang tinggi lebih
biaya yang cukup untuk melakukan pengobatan banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan
khususnya yang belum memiliki kartu jaminan sebesar 89,5%. Hal ini menunjukkan masyarakat
kesehatan nasional dan tingkat pendidikan dengan pendapatan keluarga yang tinggi akan
masyarakat ikut mempengaruhi dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja dalam mencari pelayanan kesehatan yang lebih
Puskesmas Tambarana. baik dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatannya.
3. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden
Menurut Saeed, Abdul-Aziz, dan XicangZhao yang memiliki pendapatan keluarga yang tinggi dan
(2013), pendapatan keluarga memiliki pengaruh tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
yang signifikan terhadap keputusan mencari 10,5%. Hal ini disebabkan masyarakat mengetahui
pelayanan kesehatan di Ghana. Meskipun ada bahwa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
subsisdi pemerintah, namun masyarakat yang yang bermutu dengan cara membayar. Masyarakat
berpendapatan rendah tetap memiliki kesulitan menilai tentang pelayanan kesehatan gratis masih
untuk dapat mengakses pelayanan kesehatan di kurang baik akan berdampak pada pemanfaatan
Puskesmas atau rumah sakit dikarenakan biaya pelayanan yang rendah. Oleh sebab itu,
transportasi maupun biaya lainnya saat menjalani masyarakat yang memiliki pendapatan keluarga
perawatan yang harus dibayar sendiri (Pratiwi, tinggi lebih memilih untuk berkunjung ke tempat
2012). pelayanan kesehatan yang mereka anggap lebih
baik, seperti rumah sakit atau dokter praktek yang
Tabel 6 menunjukkan bahwa pendapatan keluarga jaraknya lebih jauh dari Puskesmas Tambarana
responden yang rendah lebih banyak tidak yang terletak di desa tempat mereka tinggal.
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
72,0%. Hal ini disebabkan oleh subsidi yang Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi
diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat Square yang dilakukan terhadap pendapatan
secara gratis dalam bentuk program jaminan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan nasional bagi masyarakat dengan kesehatan, didapatkan hasil nilai ρ = 0,004
golongan yang berpendapatan rendah tetap belum sehingga ρ ≤ 0,05 maka Ho pada penelitian ini

36 M. R. Napirah, A. Rahman, A. Tony/ JPK Vol. 4 No. 1 (2016) 29 - 39


ditolak, artinya bahwa ada hubungan pendapatan 26,1%. Hal ini dikarenakan masyarakat dengan
keluarga dengan pemanfaatan pelayanan tingkat pendidikan rendah tetapi menyadari akan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana pentingnnya kesehatan akan berpengaruh
Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso. terhadap pemanfaatan pelayanan Puskesmas.
Masyarakat yang memiliki kesadaran akan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang kesehatannya akan memahami tentang manfaat
dilakukan oleh Saeed, dkk. (2013), menyatakan pelayanan, tanda-tanda bahaya atau kegawatan
bahwa pendapatan merupakan gradien penting yang memerlukan pelayanan Puskesmas.
untuk penggunaan pelayanan kesehatan di Ghana.
Pendapatan keluarga adalah jumlah nominal uang Tingkat pendidikan responden yang tinggi lebih
yang diterima responden dan keluarga dalam satu banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan
bulan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sebesar 82,6%. Hal ini dikarenakan seseorang yang
hidup. Ada hubungan (asosiasi) antara tingginya memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung
pendapatan dengan besarnya permintaan akan mengurangi pemanfaatan pelayanan kesehatan
pemeliharaan kesehatan, terutama dalam hal informal (dukun) dan meningkatkan penggunaan
pelayanan kesehatan modern. Meskipun pelayanan kesehatan modern (dokter dan
pemerintah telah menyediakan subsidi untuk paramedis). Tingkat pendidikan terkait dengan
pengobatan secara gratis dalam bentuk program kemampuan seseorang menyerap informasi serta
jaminan kesehatan nasional, tetapi masyarakat mengenali gejala penyakit sehingga memiliki
juga masih memerlukan biaya seperti kebutuhan keinginan untuk memanfaatkan pelayanan
akan biaya transportasi ke sarana pelayanan kesehatan dan aktif berperan mengatasi masalah
kesehatan, ataupun biaya kebutuhan lain saat kesehatannya. Dengan kata lain, orang
menjalani perawatan di Puskesmas. berpendidikan tinggi lebih menghargai sehat
sebagai suatu investasi dan memanfaatkan
4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan pelayanan Puskesmas.
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
Status pendidikan sangat erat kaitannya dengan pendidikan responden yang tinggi dan tidak
kesadaran dan pengetahuan seseorang, sehingga memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar
status pendidikan memiliki pengaruh yang 17,4%. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang
signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan memiliki status pendidikan tinggi, tetapi tidak
kesehatan. Biasanya masyarakat yang memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang
berpendidikan rendah, kurang memiliki kesadaran kesehatan yang menyebabkan kurangnya
dan pengetahuan yang baik tentang manfaat pemanfaatan pelayanan Puskesmas. Masyarakat
pelayanan pelayanan kesehatan (Rumengan, menyadari akan pentingnya kesehatan pada saat
Umboh, & Kandou, 2015). mereka terbaring lemah dan tidak dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari.
Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
responden yang rendah lebih banyak tidak Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar Square yang dilakukan terhadap tingkat pendidikan
73,9%. Hal ini dikarenakan pendidikan masyarakat dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan,
yang rendah cenderung menyebabkan didapatkan hasil nilai ρ = 0,000 sehingga ρ ≤ 0,05
pengetahuan yang rendah pula tentang pentingnya maka Ho pada penelitian ini ditolak, artinya bahwa
kesehatan. Mereka kurang memahami tentang ada hubungan tingkat pendidikan dengan
manfaat pelayanan kesehatan dan kondisi yang pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
ada pada dirinya yang mengharuskan agar dia Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir
segera mengakses pelayanan kesehatan. Utara Kabupaten Poso.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
pendidikan responden yang rendah dan dilakukan oleh Yusniar (2012), menyatakan bahwa
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar ada hubungan yang signifikan antara pendidikan

M. R. Napirah, A. Rahman, A. Tony/ JPK Vol. 4 No. 1 (2016) 29 - 39 37


dengan pemanfaatan pelayanan Puskesmas Liudi 3. Bagi Pemerintah Kabupaten Poso diharapkan
Desa Bila Kecamatan Sabbangparu Kabupaten lebih memperhatikan kesehatan masyarakat yang
Wajo karena nilai ρ = 0,000. Tingkat pendidikan memiliki pendapatan keluarga di bawah UMK agar
memiliki relevansi terhadap pengetahuan masyarakat mampu meningkatkan derajat
seseorang, sehingga hal tersebut berkontribusi kesehatannya.
pada persepsi masyarakat terhadap pentingnya 4. Bagi masyarakat yang memiliki tingkat
kesehatan. Masyarakat yang berpendidikan tinggi pendidikan yang rendah diharapkan mampu
cenderung menganggap kesehatan sebagai suatu menyerap informasi serta mengenali gejala
hal yang penting, sehingga kecenderungan untuk penyakit sehingga memiliki keinginan untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan lebih besar memanfaatkan pelayanan kesehatan di wilayah
dibandingkan masyarakat yang berpendidikan kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso
rendah. Pesisir Kabupaten Poso.
5. Diharapkan jika ada penelitian selanjutnya
4. KESIMPULAN mengenai faktor yang berhubungan dengan
pemanfaatan pelayanan Puskesmas Tambarana
Dari hasil penelitian yang dilakukan di wilayah Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso untuk
kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso lebih menambahkan variasi yang lebih baik
Pesisir Utara Kabupaten Poso, didapatkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kesimpulan sebagai berikut : pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
1. Ada hubungan persepsi masyarakat tentang Puskesmas.
kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana Daftar Pustaka
Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.
2. Tidak ada hubungan antara persepsi Apriyanto, R. H., Kuntjoro, T., & Lazuardi, L. (2013).
Implementasi kebijakan subsidi pelayanan
masyarakat tentang kualitas pelayanan dengan
kesehatan dasar terhadap kualitas pelayanan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
puskesmas di Kota Singkawang. Jurnal
Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Kebijakan Kesehatan Indonesia, 2(4), 180-188.
Utara Kabupaten Poso. Retrieved from
3. Ada hubungan antara pendapatan keluarga http://www.jurnal.ugm.ac.id/index.php/jkki/ar
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di ticle/viewFile/3202/2811
wilayah kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Azwar, A. (2010). Pengantar administrasi kesehatan.
Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso. Jakarta: Binarupa Aksara.
4. Ada hubungan antara tingkat pendidikan Hamidiyah, A. (2015). Hubungan Persepsi Pasien
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di tentang Kualitas Pelayanan dengan Minat
Kunjungan Ulang di Klinik Umum Rumah Sakit
wilayah kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan
Bhineka Bakti Husada Kota Tangerang Selatan
Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.
Tahun 2013. (Skripsi), UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
SARAN Kumala, P. (1995). Manajemen Pelayanan Kesehatan
Adapun saran yang diberikan berdasarkan hasil Primer. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
penelitian ini adalah : Martono, N. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif.
1. Bagi masyarakat diharapkan agar mampu Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
meningkatkan kesadaran akan kesehatannya agar Mujahidah, M. (2013). Faktor Yang Berhubungan
lebih aktif lagi memanfaatkan pelayanan Dengan Perilaku Konsumen Dalam
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di
Puskesmas Marusu Kab. Maros Tahun 2013.
Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso.
Universitas Hassanuddin, Makassar.
2. Bagi Puskesmas diharapkan lebih meningkatkan
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu &
kualitas pelayanan Puskesmas Tambarana Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso agar Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.
dapat menjadi lebih baik lagi bagi masyarakat Jakarta: Rineka Cipta.
sekitar.

38 M. R. Napirah, A. Rahman, A. Tony/ JPK Vol. 4 No. 1 (2016) 29 - 39


Pratiwi, A. E. (2012). Minat pemanfaatan pelayanan Saeed, B. I. I., Abdul-Aziz, A. R., & XicangZhao. (2013).
kesehatan bagi peserta program jaminan Assessing the influential factors on the use of
kesehatan Bali Mandara studi di Kabupaten healthcare: Evidence from Ghana. International
Karangasem dan Kabupaten Badung. Journal of Business and Social Science, 4(1).
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Yusniar, S., Ashari. (2012). Faktor-faktor yang
Rumengan, D. S. S., Umboh, J. M. L., & Kandou, G. D. Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan
(2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan Puskesmas Liu Di Desa Bila Kecamatan
dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Sabbangparu Kabupaten Wajo. STIKES Nani
Pada Peserta BPJS Kesehatan di Puskesmas Hasanuddin, Makassar.
Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota
Manado. JIKMU, 5(1), 88-100. Retrieved from
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/a
rticle/view/7180

M. R. Napirah, A. Rahman, A. Tony/ JPK Vol. 4 No. 1 (2016) 29 - 39 39

Anda mungkin juga menyukai