1. Pestisida adalah bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik berupa
tumbuhan, serangga, maupun hewan lain dilingkungan kita. Berdasarkan jenis hama yang akan
diberantas, pestisida digolongkan menjadi empat macam, diantaranya : Insektisida, Herbisida,
Nematisida, Fungisida dan Rodentisida.
- Nematisida
Sasaran : Cacing
- Rodentisida
Sasaran : Binatang pengerat / tikus.
- Herbisida
Sasaran : Gulma pengganggu tanaman
- Fungisida
Sasaran : Fungi atau jamur.
- Bakterisida
Sasaran : Bakteri patogen.
- Moluskisida
Sasaran : Siput atau bekicot.
- Motor Sprayer
Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dalam tangki.
Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong
di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan
sebagainya.
- CDA Sprayer
Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara
untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya
grafitasi dan putaran piringan. Cara kerjanya adalah : larutan mengalir dari tangki melalui selang
menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke arah
bidang sasaran.
- Knapsack Sprayer
Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran,
atau diperkebunan.
Cara penggunaannya yaitu larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara
melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang
pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam
tabung meningkat.
5. Langkah-langkah dalam kalibrasi :
- Isilah tangki dengan air bersih, pilih nozel yang akan digunakan, catat kodenya.
- Ukurlah berapa debit nozel yang dikeluarkan. Cara Pengukurannya dengan menampung cairan
yang keluar dari nozel dalam waktu tertentu dan tekanan tertentu. Misal waktu 1 menit pada
tekanan 5 bad, catatlah berapa volume yang telah dikeluarkan.
- Dengan debit nozel 0.5 m/menit, maka 10liter pestisida akan habis setelah disemprotkan selama
10/0.5 = 20 menit.
- Untuk total panjang jalur 1250 m, maka kecepatan jalan yang diperlukan seorang penyemprot
1250𝑚
adalah = 62.5 m/menit = 1.041,66 km/jam.
20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
7. Waktu terbaik dalam teknik aplikasi pestisida adalah pada pagi menjelang siang hari sekitar antara
pukul 07.30 - 08.30 wib.
8. - Prosedur praktikum I :
a. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan praktikum.
b. Perhatikan, analisa, dan catat masing-masing jenis pestisida yang telah anda bawa, meliputi :
- Nama dagang (merek dagang), formulasi, nama umum, nama kimia, serta kadar bahan aktif.
- Nomor pendaftaran, nama dan alat pemegang pendaftaran
- Macam bahaya yang dapat ditimbulkan pestisida tersebut
- Petunjuk penggunaan, meliputi jenis komoditi dan jasad pengganggu yang dapat
dikendalikan, dosis, dan waktu aplikasi
- Gejala dini keracunan, petunjuk pertolongan pertama, dan petunjuk perawatan medis
- Waktu produksi maupun waktu kadaluarsa
- Pembuangan yang aman sisa pestisida
c. Hasil dari catatn pengamatan diatas dibuat dalam laporan umum dalam bentuk tabel.
- Prosedur praktikum II :
a. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan praktikum.
b. Perhatikan, analisa, dan catat masing-masing jenis pestisida yang telah anda bawa, meliputi :
- Nama dagang (merek dagang), formulasi, nama umum, nama kimia, serta kadar bahan aktif.
- Nomor pendaftaran, nama dan alat pemegang pendaftaran
- Macam bahaya yang dapat ditimbulkan pestisida tersebut
- Petunjuk penggunaan, meliputi jenis komoditi dan jasad pengganggu yang dapat
dikendalikan, dosis, dan waktu aplikasi
- Gejala dini keracunan, petunjuk pertolongan pertama, dan petunjuk perawatan medis
- Waktu produksi maupun waktu kadaluarsa
- Pembuangan yang aman sisa pestisida
c. Hasil dari catatn pengamatan diatas dibuat dalam laporan umum dalam bentuk tabel.
- Prosedur praktikum IV :
a. Amati dan catat masing-masing jenis aplikasi yang telah ditentukan, meliputi :
Nama alat
Merek alat
Volume tangki
Dan bagian-bagian dar alat-alat tersebut serta fungsinya masing-masing.
b. Hasil dari pencatatan dibuat dalam laporan umum dalam bentuk tabel.
- Prosedur praktikum V :
a. Isilah tangki dengan air bersih, pilih nozel yang akan digunakan, catat kodenya.
b. Ukurlah berapa debit nozel yang dikeluarkan, cara pengukurannya dengan menampung
cairan yang keluar dari nozel dalam waktu tertentu dan tekanan tertentu, misal waktu 1
menit pada tekanan 5 bad, catatlah berapa volume yang telah dikeluarkan.
- Prosedur praktikum VI :
a. Areal tanaman kelapa sawit yang terserang dibagi dua, sebagian diaplikasikan dengan
insektisida nabati dan sebagian lainnya diaplikasikan dengan insektisida kimia.
- Prosedur praktikum IX :
a. Semua bahan-bahan dicampurkan satu persatu, mulai dari bensin dan solar dalam satu
wadah
b. Pada wadah yang lain kemudian garam dan pupuk UREA serta sabun serbuk dicampur
c. Wadah satu yang berisi campuran bensin dan solar dicampurkan sedikit demi sedikit sambil
terus diaduk-aduk dituangkan pada wadah kedua yang berisi campuran garam, pupuk UREA
dan sabun colek/serbuk
d. Pengadukan dilakukan terus-menerus sampai campuran tadi menjadi larutan yang menyatu
e. Bahan racun rumput (FIO) Five In One alias GUS Bensol 11 siap digunakan. Simpanlah
pada wadah yang aman dan tertutup jauhkan dan hindarkan dari nyala api karena bahan ini
mudah terbakar
f. Cara penggunaan sama dengan penggunaan racun rumput liar lainnya. Yaitu kalau kita ingin
menyemprot dengan pompa sprayer berisi 15liter air campurkan sekitar 50cc obat racun
rumput FIO Gus Bensol 11 ini. Kalau dirasa kurang hebat ditambah sedikit dosisnya juga
bisa sampai sekitar 200 cc ( atau satu gelas wadah aqua ) dalam tangki sprayer 15 liter ( ada
juga tangki yang 16 sampai 18 liter).
- Prosedur praktikum X
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Parut/blender semua bahan yang akan digunakan
c. Setelah semua bahan sudah diparut, campurkan semua bahan menjadi satu dan tambahkan
air sebanyak 5liter.
d. Peras semua bahan dengan serbet serta secara perlahan agar bisa kita ambil sarinya
e. Setelah selesai pemerasan, maka bakterisida ini telah selesai dan dapat disimpan
f. Untuk pengaplikasian ambil 20ml bakterisida ini dan masukkan kedalam sprayer 15liter,
kemudian ditambahkan air. Maka pestisidapun siap untuk diaplikasikan.
- Prosedur praktikum XI :
a. Botol dilubangi sebanyak 3 atau 4 lubang, dengan diameter lubang 5 mm
b. Buatlah lubang pada tutup botol untuk memasukkan kawat
c. Pada ujung kawat yang berada pada luar botol dibengkokkan sebagai pengait
d. Bungkus buah pisang matang dengan kain secukupnya, dengan ukurannya disesuaikan
dengan mulut botol
e. Buah pisang yang sudah dibungkus tadi dikaitkan pada ujung kawat yang berada dalam
botol
f. Isi botol dengan air secukupnya, dan air jangan sampai menyentuh buah pisang.
Contoh lebar areal 10m, dengan lebar kerja 40m, maka jumlah jalur = 1000 cm / 40 cm = 25
jalur. Jika panjang 1 jalur 50 m, maka total panjang jalur yang akan dilalui penyemprotan =- 25
x 50 m = 1250 m .
1. Pengendalian hayati adalah penggunaan musuh alami ( pemangsa,parasitoid, dan patogen) untuk
mengendalikan populasi hama.
2. Pengelolaan habitat adalah cara manusia untuk mempengaruhi perkembangan hama menjadi rendah
dengan cara alami yaitu menumbuhakan tanaman lain atau bahan – bahan alami yang tidak disukai.
3. Manfaat bunga pukul delapan selain sebagai estetika yaitu memiliki manfaat medis, dinegara
asalnya, bunga pukul delapan dijadikan obat herbal untuk batuk, gangguan pencernaan, dan
penyakit kulit.
4. - Praktikum I : Pengelolaan Habitat 1
Tujuan : Untuk mengetahui daya tarik dan daya tolak hama
Prosedur praktikum II :
a. Siapkan grup praktikum untuk membuat plot seluas 1 m x 5 m, dengan perlakuan masing-
masing plot sebagai berikut :
Perlakuan I : Seluruh areal dikikis
Perlakuan II : Seluruh areal dikikis kemudian dilakukan penyemprotan herbisida preplanting
Perlakuan III : Seluruh areal dibabat kemudian dilakukan pengolahan tanah satu kali
Perlakuan IV : Seluruh areal dibabat kemudian dilakukan pengolahan tanah dua kali
Perlakuan V : Seluruh areal disemprot dengan herbisida sistematik
Perlakuan VI : Seluruh areal disempro dengan herbisida kontak
b. Setelah masing-masing perlakuan dilakukan, maka buatlah bedengan yang baik dan benar
c. Tanam benih tanaman hortikultura setelah 1 minggu pengolahan lahan
Prosedur praktikum IV :
a. Sediakan 1 buah toples kaca/plastik
b. Lapisi bagian dalam bawah toples dengan kapas yang telah diberi/direndam air
c. Masukkan hama kutu beserta daun tanaman kacang panjang sebanyak 25 ekor kedalam toples
beserta predator Coccinella arcuata F sebanyak ekor.
6. – PRAKTIKUM I :Di dalam praktikum I yang kami laksanakan kami mempelajari tentang
pengolahan habitat 1 untuk mengetahui bagaimana daya tolak dan tarik
hama menggunakan bahan bahan alami yaitu menggunakan tanaman sereh
yan terbuti dapat memberi daya tolak pada hama akibat aroma yang di
berikan oleh tanaman ini.
– PRAKTIKUM III : Di dalam praktikum III yang kami laksanakan kami mempelajari tentang
identifikasi parasitoid dan penyakit untuk mengetahui apa saja penyebab
penyakit pada tanaman dan hama yang dilakukan pada sebuah toples.
7. Cara memanipulasi lingkungan dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan
pengolahan lahan yang baik dan penambahan pupuk juga pengaturan jarak tanam dan bedengan
agar gulma sulit untuk tumbuh juga bisa menjadi sebuah manipulasi dan juga penambahan tanaman
– tanaman yang memiliki aroma atau rasa bahkan warna yang tidak di sukai hama dapat
mempengaruhi lingkungan karena dengan penanaman tersebut banyak hama yang akan terkecoh
dan tidak kembali lagi ke lahan.
8. Perlunya dilakukan pengelolaan habitat agar memanipulasi perkembangan hama di lapangan dengan
cara cara alami seperti penanaman sereh dan mengolahan lahan yang baik juga penambahan pagar
serta jaring” burung di sekitar lahan yang dapat membuat hama terkecoh.
9. Perbedaan phatogen penyakit dan juga predator adalah bagaimana cara mereka memangsa dan
menghancurkan hama. Jika phatogen membunuh hama dengan cara memasukkan telurnya pada
tubuh serangga atau hama lainnya dan membunuh secara perlahan di dalam tubuh, berbeda dengan
penyakit yang menyerang tubuh serangga juga namun di sebabkan oleh bakteri dan jamur atau
makanan serangga tersebut yang mengandung racun sedangkan predator adalah serangga yang
memakan langsung hama yang lebih kecil dari tubuhnya.