Anda di halaman 1dari 12

Universitas Asahan

LABORATORIUM AGRO BIO-OPT


FAKULTAS PERTANIAN
Jl. Jend. Ahmad Yani, Telp. (0623) 347213
Kisaran - 21224

Nama :Hasbi Fatullah Lubis


NIM :15021066
Kelas :VI B

SOAL PESTISIDA & TEKNIK APLIKASI

1. Apa yang dimaksud dengan pestisida?


2. Tuliskan judul dan tujuan dari praktikum pertama sampai dengan selesai
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
4. Jelaskan macam-macam pestisida berdasarkan sasarannya
5. Jelaskan macam-macam jenis sprayer
6. Jelaskan langkah-langkah dalam kaliberasi
7. Jelaskan bagaimana perhitungan dalam kaliberasi
8. Jelaskan waktu-waktu yang terbaik dalam teknik aplikasi pestisida
9. Tuliskan prosedur dari masing-masing praktikum yang telah anda lakukan
10. Jelaskan hasil praktikum yang telah anda kerjakan

JAWABAN PESTISIDA & TEKNIK APLIKASI

1. Pestisida adalah bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik berupa
tumbuhan, serangga, maupun hewan lain dilingkungan kita. Berdasarkan jenis hama yang akan
diberantas, pestisida digolongkan menjadi empat macam, diantaranya : Insektisida, Herbisida,
Nematisida, Fungisida dan Rodentisida.

2. - Praktikum I : Pengenalan Jenis-jenis Pestisida 1.


Tujuan : Untuk mengetahui dan mengenal berbagai macam pestisida dan jenis-jenis
pestisida.

- Praktikum II : Pengenalan Jenis-jenis Pestisida 2


Tujuan : Untuk mengetahui dan mengenal berbagai macam spesifikasi pestisida serta
jenis-jenis pestisida.

- Praktikum III : Efektifitas Insektisida Butiran dan Cairan


Tujuan : Untuk mengetahui perbandingan pengaruh insektisida butiran dan cairan.

- Praktikum IV : Pengenalan Alat-alat Aplikasi dari Mekanisme Kerja Alat Semprot.


Tujuan : Mengenal dan mengetahui jenis-jenis dari alat-alat aplikasi dan mekanisme
kerja alat

- Praktikum V : Kalibrasi Alat Semprot


Tujuan : Untuk meminimalkan resiko pencemaran lingkungan melalui kalibrasi atau
perhitungan pestisida yang tepat dan penggunaan alat semprot yang sesuai.

- Praktikum VI : Uji Insektisida Nabati dan Kimia


Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas antara insektisida nabati dan kimia dalam
pengendalian hama.

- Praktikum VII : Uji Herbisida Nabati dan Kimia


Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas antara herbisida nabati dengan kimia dalam
pengendalian hama.

- Praktikum VIII : Pembuatan Insektisida


Tujuan : Mengetahui dan membuat insektisida secara sederhana.

- Praktikum IX : Pembuatan Herbisida GUS BENSOL 11 (FIO)


Tujuan : Mengetahui dan membuat herbisida secara sederhana.

- Praktikum X : Pembuatan Bakterisida


Tujuan : Mengetahui dan membuat bakterisida secara alami, sederhana, murah, dan
aman.

- Praktikum XI : Pembuatan Feromon


Tujuan : Mengetahui dan membuat Feromon secara alami, sederhana, murah dan
aman.
3. - Insektisida
Sasaran : Serangga

- Nematisida
Sasaran : Cacing

- Rodentisida
Sasaran : Binatang pengerat / tikus.

- Herbisida
Sasaran : Gulma pengganggu tanaman

- Fungisida
Sasaran : Fungi atau jamur.

- Bakterisida
Sasaran : Bakteri patogen.

- Moluskisida
Sasaran : Siput atau bekicot.

4. Macam-macam jenis Sprayer :

- Motor Sprayer
Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dalam tangki.
Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong
di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan
sebagainya.
- CDA Sprayer

Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara
untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya
grafitasi dan putaran piringan. Cara kerjanya adalah : larutan mengalir dari tangki melalui selang
menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke arah
bidang sasaran.

- Knapsack Sprayer
Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran,
atau diperkebunan.
Cara penggunaannya yaitu larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara
melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang
pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam
tabung meningkat.
5. Langkah-langkah dalam kalibrasi :
- Isilah tangki dengan air bersih, pilih nozel yang akan digunakan, catat kodenya.
- Ukurlah berapa debit nozel yang dikeluarkan. Cara Pengukurannya dengan menampung cairan
yang keluar dari nozel dalam waktu tertentu dan tekanan tertentu. Misal waktu 1 menit pada
tekanan 5 bad, catatlah berapa volume yang telah dikeluarkan.

6. Perhitungan dalam kalibrasi :


- Dik dosis perhektar 200liter, luas lahan 10 x 50 = 500 m2 , maka keperluasan pestisida
500 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑡
= 10.000 𝑥 200 = 10𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟. Pestisida yang diperlukan = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠/ℎ𝑎.
𝑙𝑢𝑎𝑠 1 ℎ𝑎

- Dengan debit nozel 0.5 m/menit, maka 10liter pestisida akan habis setelah disemprotkan selama
10/0.5 = 20 menit.
- Untuk total panjang jalur 1250 m, maka kecepatan jalan yang diperlukan seorang penyemprot
1250𝑚
adalah = 62.5 m/menit = 1.041,66 km/jam.
20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

7. Waktu terbaik dalam teknik aplikasi pestisida adalah pada pagi menjelang siang hari sekitar antara
pukul 07.30 - 08.30 wib.

8. - Prosedur praktikum I :
a. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan praktikum.
b. Perhatikan, analisa, dan catat masing-masing jenis pestisida yang telah anda bawa, meliputi :
- Nama dagang (merek dagang), formulasi, nama umum, nama kimia, serta kadar bahan aktif.
- Nomor pendaftaran, nama dan alat pemegang pendaftaran
- Macam bahaya yang dapat ditimbulkan pestisida tersebut
- Petunjuk penggunaan, meliputi jenis komoditi dan jasad pengganggu yang dapat
dikendalikan, dosis, dan waktu aplikasi
- Gejala dini keracunan, petunjuk pertolongan pertama, dan petunjuk perawatan medis
- Waktu produksi maupun waktu kadaluarsa
- Pembuangan yang aman sisa pestisida
c. Hasil dari catatn pengamatan diatas dibuat dalam laporan umum dalam bentuk tabel.

- Prosedur praktikum II :
a. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan praktikum.
b. Perhatikan, analisa, dan catat masing-masing jenis pestisida yang telah anda bawa, meliputi :
- Nama dagang (merek dagang), formulasi, nama umum, nama kimia, serta kadar bahan aktif.
- Nomor pendaftaran, nama dan alat pemegang pendaftaran
- Macam bahaya yang dapat ditimbulkan pestisida tersebut
- Petunjuk penggunaan, meliputi jenis komoditi dan jasad pengganggu yang dapat
dikendalikan, dosis, dan waktu aplikasi
- Gejala dini keracunan, petunjuk pertolongan pertama, dan petunjuk perawatan medis
- Waktu produksi maupun waktu kadaluarsa
- Pembuangan yang aman sisa pestisida
c. Hasil dari catatn pengamatan diatas dibuat dalam laporan umum dalam bentuk tabel.

- Prosedur praktikum III :


a. Larutkan insektisida formulasi cairan dengan konsentrasi sesuai aturan yang ada pada tabel
kemasan insektisida.
b. Timbang insektisida butiran sesuai yang dibutuhkan untuk tiap perlakuan
c. Masukkan larva kumbang tanduk ke dalam toples, masing-masing stoples 5 ekor.
d. Aplikasikan insektisida cair dengan cara menyiram larutan insektisida tersebut pada larva yang
ada didalam stoples tetapi tidak tergenang.
e. Sedangkan untuk insektisida butrian aplikasikan kedalam stoples yang satunya lagi, dengan cara
ditaburkan sesuai dengan dosis yang telah ditentukan ( 3g/toples ).
f. Setelah selesai aplikasi amati perubahan yang terjadi pada serangga mulai dari 1-7 hari setelah
aplikasi dan catat hasilnya setiap hari.
g. Laporan dibuat dalam bentuk tabel.

- Prosedur praktikum IV :
a. Amati dan catat masing-masing jenis aplikasi yang telah ditentukan, meliputi :
 Nama alat
 Merek alat
 Volume tangki
 Dan bagian-bagian dar alat-alat tersebut serta fungsinya masing-masing.
b. Hasil dari pencatatan dibuat dalam laporan umum dalam bentuk tabel.

- Prosedur praktikum V :
a. Isilah tangki dengan air bersih, pilih nozel yang akan digunakan, catat kodenya.
b. Ukurlah berapa debit nozel yang dikeluarkan, cara pengukurannya dengan menampung
cairan yang keluar dari nozel dalam waktu tertentu dan tekanan tertentu, misal waktu 1
menit pada tekanan 5 bad, catatlah berapa volume yang telah dikeluarkan.
- Prosedur praktikum VI :
a. Areal tanaman kelapa sawit yang terserang dibagi dua, sebagian diaplikasikan dengan
insektisida nabati dan sebagian lainnya diaplikasikan dengan insektisida kimia.

- Prosedur praktikum VII :


a. Masing-masing kelompok membuat plot percobaan dengan ukuran 1 x 1 m sebanyak 2 plot.
b. Larutkan masing-masing herbisida sesuai dosisnya.
c. Aplikasikan masing-masing herbisida tadi pada masing-masing plot.
d. Amati tingkat kematian gulma yang terjadi.
- Prosedur praktikum VIII :
a. Rajang 250g ( empat genggam ) daun tembakau dan rendam dalam 8 liter air selama
semalam.
b. Ambil daun tembakau dan tambahan 2 sendok the detergen kedalam larutan hasil rendaman
c. Aduk larutan secara merata kemudian saring
d. Semprotkan larutan hasil penyaringan ketanaman.

- Prosedur praktikum IX :
a. Semua bahan-bahan dicampurkan satu persatu, mulai dari bensin dan solar dalam satu
wadah
b. Pada wadah yang lain kemudian garam dan pupuk UREA serta sabun serbuk dicampur
c. Wadah satu yang berisi campuran bensin dan solar dicampurkan sedikit demi sedikit sambil
terus diaduk-aduk dituangkan pada wadah kedua yang berisi campuran garam, pupuk UREA
dan sabun colek/serbuk
d. Pengadukan dilakukan terus-menerus sampai campuran tadi menjadi larutan yang menyatu
e. Bahan racun rumput (FIO) Five In One alias GUS Bensol 11 siap digunakan. Simpanlah
pada wadah yang aman dan tertutup jauhkan dan hindarkan dari nyala api karena bahan ini
mudah terbakar
f. Cara penggunaan sama dengan penggunaan racun rumput liar lainnya. Yaitu kalau kita ingin
menyemprot dengan pompa sprayer berisi 15liter air campurkan sekitar 50cc obat racun
rumput FIO Gus Bensol 11 ini. Kalau dirasa kurang hebat ditambah sedikit dosisnya juga
bisa sampai sekitar 200 cc ( atau satu gelas wadah aqua ) dalam tangki sprayer 15 liter ( ada
juga tangki yang 16 sampai 18 liter).

- Prosedur praktikum X
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Parut/blender semua bahan yang akan digunakan
c. Setelah semua bahan sudah diparut, campurkan semua bahan menjadi satu dan tambahkan
air sebanyak 5liter.
d. Peras semua bahan dengan serbet serta secara perlahan agar bisa kita ambil sarinya
e. Setelah selesai pemerasan, maka bakterisida ini telah selesai dan dapat disimpan
f. Untuk pengaplikasian ambil 20ml bakterisida ini dan masukkan kedalam sprayer 15liter,
kemudian ditambahkan air. Maka pestisidapun siap untuk diaplikasikan.

- Prosedur praktikum XI :
a. Botol dilubangi sebanyak 3 atau 4 lubang, dengan diameter lubang  5 mm
b. Buatlah lubang pada tutup botol untuk memasukkan kawat
c. Pada ujung kawat yang berada pada luar botol dibengkokkan sebagai pengait
d. Bungkus buah pisang matang dengan kain secukupnya, dengan ukurannya disesuaikan
dengan mulut botol
e. Buah pisang yang sudah dibungkus tadi dikaitkan pada ujung kawat yang berada dalam
botol
f. Isi botol dengan air secukupnya, dan air jangan sampai menyentuh buah pisang.

9. Penjelasan dari hasil praktikum I :


- Telah diketahui pada kemasan Insektisida memiliki beberapa kriteria yang harus diperhatikan
sebelum diaplikasikan diantaranya : nama dagang, formulasi, nama umum, nama kimia, kadar
bahan aktif, nomor pendaftaran, macam bahaya yang dapat ditimbulkan,,jenis komoditi, jasad
pengganggu yang dapat dikendalikan, dosism waktu aplikasi, gejala dini keracunan, petunjuk
pertolongan pertama, petunjuk perawatan medis, waktu produksi,waktu kadaluarsa, dan
pembuangan yang aman sisa pestisida.

Penjelasan dari hasil praktikum II :


- Telah diketahui pada kemasan Insektisida, Rodentisida dan Feromon memiliki beberapa kriteria
yang harus diperhatikan sebelum diaplikasikan diantaranya : nama dagang, formulasi, nama
umum, nama kimia, kadar bahan aktif, nomor pendaftaran, macam bahaya yang dapat
ditimbulkan,,jenis komoditi, jasad pengganggu yang dapat dikendalikan, dosism waktu aplikasi,
gejala dini keracunan, petunjuk pertolongan pertama, petunjuk perawatan medis, waktu
produksi,waktu kadaluarsa, dan pembuangan yang aman sisa pestisida.
Penjelasan dari hasil praktikum III :
- Insektisida butiran dapat membunuh hama larva secara perlahan, sedangkan pada insektisida
cairan dapat mebunuh larva secara langsung karena mudah terserap.

Penjelasan dari hasil praktikum IV :


- Semi automatic sprayer memiliki prinsip kerja memecah cairan menjadi butiran partikel halus
yang menyerupai kabut. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan
menggunakan tekanan proses pembentukan partikel dengan menggunakan Hydraulic atomization,
yaitu tekanan dalam tabung khusus dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan
akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut bersama dengan cairan.
- Automatic sprayer memiliki prinsip kerja penyemprotan yaitu memecah cairan menjadi butiran
partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian
pestisida akan efektif dan merata keseluruh permukaan daun atau tajuk tanaman.
- Mist duster, alat ini digunakan untuk aplikasi pestisida padat atau serbuk. Dalam pengaplikasian
pestisida, diperlukan pengetahuan yang baik agar penggunaan pestisida tidak menyebabkan
kerugian atau dalam kata lain boros. Dalam hal ini, dosis yang digunakan baiknya tepat atau
mendekati tepat dalam pengaplikasiannya.
- Micron ulva merupakan alat semprot pestisida yang sangat efektif dan efisien dalam
mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Dengan teknologi CDA ( controller droplet
apllicator ) maka alat ini mampu menyemprot pestisida dengan volume semprot pestisida dengan
volume semprot berkisar antara 20 s/d 40 liter/ha.
- Swing fog adalah pengasapan insektisida kedalam bangunan rumah atau lingkungan sekitar rumah
diharapkan nyamuk yang berada dihalaman maupun didalam rumah terpapar dengan insektisida
dan dapat dibasmi.

Penjelasan dari hasil praktikum V :


- Menentuka jalur penyemprotan
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑎𝑟𝑒𝑎𝑙
Jika arah penyemprotan meliputi panjang, maka untuk menentukan banyaknya jalur .
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Contoh lebar areal 10m, dengan lebar kerja 40m, maka jumlah jalur = 1000 cm / 40 cm = 25
jalur. Jika panjang 1 jalur 50 m, maka total panjang jalur yang akan dilalui penyemprotan =- 25
x 50 m = 1250 m .

Penjelasan dari hasil praktikum VI :


- Pada pengaplikasian insektisida Kima, insektisida kima membunuh serangga lebih cepat yaitu
dihari ke-1 dan ke-2 , sedangkan pada insektisida nabati, insektisida nabati membunuh lebih
lambat yaitu mulai hari ke-4 hingga hari ke-7.
Penjelasan dari hasil praktikum VII :
- Pada pengaplikasian herbisida Kima, herbisida kima membunuh gulma lebih cepat yaitu dihari ke-
1 kematian sebanyak 3 gulma dan ke-2 sebanyak 1 gulma , sedangkan pada herbisida nabati,
herbisida nabati membunuh lebih lambat yaitu mulai hari ke-4 hingga hari ke-7 dengan tingkat
kematian sama yaitu sebanyak 1 gulma.

Penjelasan dari hasil praktikum VIII :


- Dengan menggunakan bahan-bahan sederhana sekalipun, insektisida ini dapat membunuh hama
serangga penganggu tanaman dengan baik.

Penjelasan dari hasil praktikum IX :


- Dengan menggunakan bahan-bahan sederhana sekalipun, herbisida juga sangat ampuh untuk
memberantas gulma. Akan tetapi, herbisida yang kurang baik/buruk dapat membunuh hampir
semua jenis tanaman termasuk tanaman utama.

Penjelasan dari hasil praktikum X :


- Ternyata bakterisida juga dapat dibuat dengan cara yang sederhana. Meskipun begitu, dampak
yang dihasilkan pada penggunaan bakterisida sederhana ini sangatlah ampuh untuk membunuh
bakteri penyakit pada tanaman.

Penjelasan dari hasil praktikum XI :


- Dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, feromon ini sangat ampuh untuk mengurangi
serangga dewasa jantan. Feromon sangat cocok untuk menggantikan atau meminimalisasi
penggunaan pestisida yang dapat merusak dan mencemari lingkungan sekitar.
SOAL PENGENDALIAN HAYATI & PENGELOLAAN HABITAT

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengendalian hayati


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengelolaan habitat
3. Jelaskan manfaat bunga pukul delapan selain sebagai estetika
4. Tuliskan judul dan tujuan yeng telah anda laksanakan dalam kegiatan praktikum
5. Tuliskan prosedur kerja dari masing-masing praktikum
6. Jelaskan hasil praktikum yang telah anda laksanakan
7. Jelaskan teknik atau cara memanipulasi lingkungan pertanian
8. Mengapa perlu dilakukan pengelolaan habitat? dan jelaskan macam-macam teknik pengolahan habitat
9. Jelaskan defenisi dan perbedaan dari pathogen, penyakit dan parasit

JAWABAN PENGENDALIAN HAYATI & PENGELOLAAN HABITAT

1. Pengendalian hayati adalah penggunaan musuh alami ( pemangsa,parasitoid, dan patogen) untuk
mengendalikan populasi hama.
2. Pengelolaan habitat adalah cara manusia untuk mempengaruhi perkembangan hama menjadi rendah
dengan cara alami yaitu menumbuhakan tanaman lain atau bahan – bahan alami yang tidak disukai.
3. Manfaat bunga pukul delapan selain sebagai estetika yaitu memiliki manfaat medis, dinegara
asalnya, bunga pukul delapan dijadikan obat herbal untuk batuk, gangguan pencernaan, dan
penyakit kulit.
4. - Praktikum I : Pengelolaan Habitat 1
Tujuan : Untuk mengetahui daya tarik dan daya tolak hama

- Praktikum II : Pengelolaan Habitat 2


Tujuan : Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman dari manipulasi pengolahan tanah.

- Praktikum III : Identifikasi Parasitoid dan Penyakit


Tujuan : Untuk mengetahui penyebab penyakit pada hama tanaman.

- Praktikum IV : Daya Mangsa Predator


Tujuan : Untuk mengetahui kapasitas predator dalam memangsa.
5. Prosedur praktikum I :
a. Siapkan lahan untuk menanam bibit tanaman dengan ukuran 4 x 4 meter
b. Tanam bibit bunga tahi ayam/bunga pukul delapan disekeliling plot dengan jarak tanam 20 cm
c. Tanam bibit tanaman hortikultura, pangan dan palawija dalam plot yang telah dikelilingi bunga
tahi ayam dan bunga pukul delapan.

Prosedur praktikum II :
a. Siapkan grup praktikum untuk membuat plot seluas 1 m x 5 m, dengan perlakuan masing-
masing plot sebagai berikut :
 Perlakuan I : Seluruh areal dikikis
 Perlakuan II : Seluruh areal dikikis kemudian dilakukan penyemprotan herbisida preplanting
 Perlakuan III : Seluruh areal dibabat kemudian dilakukan pengolahan tanah satu kali
 Perlakuan IV : Seluruh areal dibabat kemudian dilakukan pengolahan tanah dua kali
 Perlakuan V : Seluruh areal disemprot dengan herbisida sistematik
 Perlakuan VI : Seluruh areal disempro dengan herbisida kontak
b. Setelah masing-masing perlakuan dilakukan, maka buatlah bedengan yang baik dan benar
c. Tanam benih tanaman hortikultura setelah 1 minggu pengolahan lahan

Prosedur praktikum III :


a. Sediakan 1 buah toples kaca/plastik, lapisi bagian dalam dinding toples dengan menggunakan
plastik kaca
b. Lapisi bagian dalam bawah toples dengan kapas yang telah diberi/direndam air
c. Masukkan hama-hama tersebut kedalam toples yang teolah tersedia, dan masukkan beberapa
helai daun tanaman kedalam toples
d. Tutup toples yang berisi hama dengan menggunakan kain kassa pada bagian atas toples
e. Amati hama penyakit tersebut secara visual, hingga menunjukkan gejala serangan
parasitoid/penyakit. Kemudia langsung lakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop.

Prosedur praktikum IV :
a. Sediakan 1 buah toples kaca/plastik
b. Lapisi bagian dalam bawah toples dengan kapas yang telah diberi/direndam air
c. Masukkan hama kutu beserta daun tanaman kacang panjang sebanyak 25 ekor kedalam toples
beserta predator Coccinella arcuata F sebanyak ekor.
6. – PRAKTIKUM I :Di dalam praktikum I yang kami laksanakan kami mempelajari tentang
pengolahan habitat 1 untuk mengetahui bagaimana daya tolak dan tarik
hama menggunakan bahan bahan alami yaitu menggunakan tanaman sereh
yan terbuti dapat memberi daya tolak pada hama akibat aroma yang di
berikan oleh tanaman ini.

– PRAKTIKUM II : Di dalam praktikum II yang kami laksanakan kami mempelajari tentang


pengolahan habitat 1 untuk mengetahui bagaimana daya tolak dan tarik
hama menggunakan bahan bahan alami yaitu menggunakan tanaman sereh
yan terbuti dapat memberi daya tolak pada hama akibat aroma yang di
berikan oleh tanaman ini.

– PRAKTIKUM III : Di dalam praktikum III yang kami laksanakan kami mempelajari tentang
identifikasi parasitoid dan penyakit untuk mengetahui apa saja penyebab
penyakit pada tanaman dan hama yang dilakukan pada sebuah toples.

– PRAKTIKUM IV : Di dalam praktikum IV yang kami laksanakan kami mempelajari tentang


daya mangsa predator yaitu tentang kapasitas predator dalam memangsa
makananya dalam ruang tertutup dan diamati berama pala habisnya.

7. Cara memanipulasi lingkungan dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan
pengolahan lahan yang baik dan penambahan pupuk juga pengaturan jarak tanam dan bedengan
agar gulma sulit untuk tumbuh juga bisa menjadi sebuah manipulasi dan juga penambahan tanaman
– tanaman yang memiliki aroma atau rasa bahkan warna yang tidak di sukai hama dapat
mempengaruhi lingkungan karena dengan penanaman tersebut banyak hama yang akan terkecoh
dan tidak kembali lagi ke lahan.

8. Perlunya dilakukan pengelolaan habitat agar memanipulasi perkembangan hama di lapangan dengan
cara cara alami seperti penanaman sereh dan mengolahan lahan yang baik juga penambahan pagar
serta jaring” burung di sekitar lahan yang dapat membuat hama terkecoh.

9. Perbedaan phatogen penyakit dan juga predator adalah bagaimana cara mereka memangsa dan
menghancurkan hama. Jika phatogen membunuh hama dengan cara memasukkan telurnya pada
tubuh serangga atau hama lainnya dan membunuh secara perlahan di dalam tubuh, berbeda dengan
penyakit yang menyerang tubuh serangga juga namun di sebabkan oleh bakteri dan jamur atau
makanan serangga tersebut yang mengandung racun sedangkan predator adalah serangga yang
memakan langsung hama yang lebih kecil dari tubuhnya.

Anda mungkin juga menyukai