Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengaendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Salah satu usaha dalam melaksanakan pendidikan adalah adanya sekolah
dan dalam hal ini adalah SMK.
Sekolah Menengah Kejuruan adalah sebuah Lembaga Pendidikan Menengah
Atas yang memiliki kegiatan-kegiatan dibidang pendidikan yang mengarah kepada
keterampilan dan penguaasaan ilmu pengetahuan dibidang kejuruan yang bertujuan
agar siswa dapat memiliki keterampilan dan keahlian untuk memasuki dunia usaha
atau dunia industri.
Maka dari itu, setiap SMK dianjurkan untuk melakukan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) sebagai sarana memperkenalkan siswa pada dunia kerja yang nyata, juga
untuk mempersiapkan siswa agar dapat bersaing di dunia industri. Karena kegiatan
prakerin merupakan salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron
antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu.
Dunia kerja yang sekarang tengah berkembang adalah dunia industri dibidang
otomotif seperti bidang jasa perbaikan dan perawatan (servis) pada kendaraan. Oleh
karena itu, siswa-siswa lulusan SMK jurusan TKR sangatlah dibutuhkan oleh dunia
industri.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri


1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan ketrampilan yang
membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan
kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing
2. Meningkatkan pengalaman siswa pada aspek-aspek usaha yang potensial
dalam lapangan kerja antara lain : Struktur organisasi usaha, jenjang karier,
asosiasi usaha yang potensial dalam lapangan kerja antara lain : struktur
organisasi usaha, jenjang karier, asosiasi usaha, manajemen usaha dan
sebagainya.

1
3. Meningkatkan, memperluas serta memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah.
4. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap proesionalisme yang
diperlakukan oleh siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan
jurusan atau bidangnya.
5. Memberikan kesempatan siswa untuk memasyarakatkan baik sebagai
pekerja penerima upah (emplove) maupun pekerja mandiri (enteremer)
terutama yang berkenaan dengan disiplin kerja lapangan yang sedang
dilaksanakan.
6. Memperoleh pendidikan dari sekolahan yang akan diterapkan di lapangan
kerja industri kerja atau dunia industri atau sebaliknya.
7. Meningkatkan kemampuan ketrampilan di dalam pelaksanaan praktek kerja
lapangan dan maupun mengembangkan ide-ide yang bagus.
8. Memperoleh masukan dari dunia usaha yang belum diberikan dibangku
sekolah tentang ketrampilan dalam bekerja maupun berorganisasi dalam
berusaha.
9. Dapat menerapkan ajaran yang diberikan oleh Bapak / Ibu Guru waktu di
bangku sekolah di dunia industri / waktu bekerja di lapangan.
10. Mampu menyesuaikan diri dan bersikap baik atau disiplin dalam bekerja
waktu masuk dan sebagainya.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Industri


1. Manfaat bagi Siswa
Manfaat Praktek Kerja Industri bagi siswa yakni terbentuknya
kemitraan selama mengikuti program Praktek Kerja Industri itu sendiri,
sehingga menjadi modal peluang dimasa depan sebagai persiapan
membangun karir dibidangnya. Selain itu juga sebagai media penyalur ide,
aspirasi dan menunjukkan prestasi pada perusahaan tempat melaksanakan
Praktek Kerja Industri. Manfaat yang bias didapat juga sebagai pengenalan,
pemahaman berbagai aspek suatu perusahaan, seperti standar kerja, budaya
perusahaan dan hal positif lainnya yang bermanfaat.
2. Manfaat bagi Perusahaan
Manfaat Praktek Kerja Industri bagi perusahaan adalah terbentuknya
jaringan antara para siswa, sekolah dan perusahaan untuk maju dan saling
sinergis dengan tujuan institusi masing-masing. Serta sebagai media
pertukaran informasi dibidang teknologi dan aplikasi keilmuan antara

2
perusahaan sebagai pengguna teknologi dengan sekolah sebagai
pengembang studi ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Manfaat bagi Sekolah
Manfaat Praktek Kerja Industri bagi sekolah adalah sebagai
perwujudan program keterkaitan dan kesepadanan antara sekolah dengan
pihak industri. Juga sebagai umpan balik penyempurnaan program Praktek
Kerja Industri, sistem pembelajaran, menyelaraskan kesepadanan dengan
kebutuhan pemakai atau pengguna lulusan dengan sistem Praktek Kerja
Industri. Manfaat lainnya yakni sebagai referensi bagi pihak sekolah untuk
menelaah efektivitas program pembelajaran yang dijalankan kepada siswa.

1.4 Tujuan Penulisan Laporan


1. Siswa mampu memahami dan mengembangkan pelajaran.
2. Menambah perbendaharaan perpusatakan sekolah dan menunjuang
peningkatan pengetahuan siswa angkatan selanjutnya.
3. Mengumpulkan data guna keperluan sekolah dan diri sendiri.
4. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UAS dan UAN pada tingkat
akhir.
5. Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai
dengan program study dipilihnya dari karya tulis yang disusun.
6. Siswa mampu meringkas dan mencatatnya di dalam penyusunan karena
adanya ringkasan dan catatan materi dan dunia industri membuat kita lebih
tahu dan sewaktu – waktu lupa dapat membukanya kembali.

1.5 Metode Yang Digunakan


Untuk menyusun laporan ini, kami berusya mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan Otomotif. Data-data yang diperoleh dari hasil prakerin terhadap
pembimbing dan staf karyawan, baik berupa informasi maupun hal-hal yang
berhubungan dengan otomotif.

1.6 Landasan Hukum Praktek Kerja Industri


1. UU No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan menengah nasional.
2. PP NO. 29 Tahun 1990 tentang pendidikan menengah.
3. PP No. 39 Tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam sistem
pendidikan nasional.
4. Keputusan Mendikbud No. 323/U/1997 tentang penyelenggaraan prakerin
pada sekolah menengah kejuruan.

3
1.7 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaannya dimulai dari tanggal 02 Maret Hingga 29 Mei 2018 Dari
pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB. Adapun tempat prakerin di AGUNG JAYA
MOTOR yang beralamatkan di AJIBARANG.

1.8 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara membedakan Brake Pads pada rem cakram yang masih
bagus dan tidak?
2. Bagaimana cara mengetahui gejala plat kopling yang telah aus?
3. Bagaimana langkah kerja cara mengganti ring gear differential?

1.9 Sistematika Penulisan


Untuk sistematika penulisan penyusunan laporan prakerin ini, penulis
deskripsikan berdasarkan bagian-bagian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, metode penulisan, dasar hokum,
waktu dan tempat pelaksanaan, rumusan masalah dan sistematika penulisan
laporan.

BAB II KAJIAN TEORI


Meliputi materi bahasan dan gangguan-gangguan pada komponen.

BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN


Meliputi kegiatan prakerin.

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan dan saran.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Rem Cakram


Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri pada cakram yang terbuat dari
besi tuang (disc rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal ini disc
pad) yang mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh
adanya gesekan antara disc pad dan cakram (disc).

Gambar 2.1. Rem Cakram

Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self
energizing action), daya pengreman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktualisi koefisien
gesek yang manghasilkan kesetabil tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek
selalu terkena udara, radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat mempengaruhi dan
menjamin dari tekanan air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukuranya.
Ukuran disc tambahkan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya
pengereman yang efisien, juga pad akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem pada
rem tromol. Tetapi konstruksi yang sederhana mudah pada perawatannya penggantian
pad.
Adapun kelebihan rem cakram yaitu : (1) Memiliki bentuk yang ringkas
sehingga cocok untuk kendaraan kecil; (2) Dengan model yang terbuka, membuat
pelepasan panas menjadi lebih baik sehingga rem tidak gampang panas; (3) Daya
pengereman mencapai 100% karena metode yang digunakan adalah jepitan; (4)
Durabilitas juga cukup baik meski kondisi rem basah. Sedangkan kekurangan
peggunaan rem cakram ini adalah : (1) Memiliki luas kampas yang lebih kecil
sehingga daya pengereman tidak sekuat rem tromol; (2) Lebih cepat aus karena
metode "jepitan" pada rem cakram membuat penekanan kampas menjadi besar; (3)
Dengan model terbuka, kaliper berpotensi kemasukan kotoran yang bisa merusak

5
caliper; (4) Pada beberapa jenis, velg pada roda yang menggunakan rem cakram akan
lebih kotor.
Secara umum, komponen rem cakram ada tiga, yaitu :
2.1.1 Piringan Rem (Disc Brake)
Disc brake atau piringan rem adalah komponen berbentuk lingkaran pipih
mirip piringan yang dihubungkan dengan roda kendaraan. Piringan ini terbuat dari
besi solid sehingga kuat digunakan untuk bergesekan dengan kampas rem.

Gambar 2.2 Piringan Rem (Disc Brake)

2.1.2 Pad Rem (Kampas Rem)

Gambar 2.3 Pad Rem (Kampas Rem)


Kampas rem adalah bahan organik yang di tempatkan pada kedua sisi piringan
rem. Fungsi kampas rem adalah sebagai media gesek yang akan menghentikan
putaran piringan. Sebagai komponen yang bergesekan, maka kampas rem dibuat dari
bahan yang memiliki ketahanan panas baik. Dalam artian, bukan bahan yang bersifat
konduktor, ini karena gesekan antara kampas rem dan piringan akan menghasilkan
panas.

2.1.3 Jenis-Jenis Kaliper


Kaliper rem merupakan bagian sistem rem yang berfungsi mencengkram
piringan cakram yang menyatu roda sehingga putaran roda melambat atau berhenti.
Kaliper juga disebut dengan silinder body, memanggang piston-piston dan dilengkapi

6
dengan saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder. Caliper dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Type Fixed Caliper (Kaliper Tetap double piston)
Fixed caliper adalah dasar desain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja
lebih akurat. Namun demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada
antara cakram dan velg, menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini
membutuhkan penambahan komponen yang banyak.
Sebuah tipe fixed caliper mempunyai sepasang piston untuk mendorong rotor
rem cakram pada kedua sisinya. Caliper dipasangkan tepat pada excel dan strut,
pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat
apabila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung pirigan atau cakram.
Untuk caliper jenis ini sudah jarang sekali digunakan pada kendaraan sekarang.

Gambar 2.4 Type Fixed Caliper


Cara Kerja Kaliper Tetap :
a. Pada saat pedal rem di injak tekanan hidrolis kan menekan kedua pad atau
kanvas yang akan menjepit cakram.
b. Pada saat pedal dilepaskan dua torak akan kembali ke posisi semula namun
masih bergesek.

2. Type Floating Caliper (Kaliper luncur single piston)

Gambar 2.5 Type Floating Caliper

7
Sebuah tipe floating caliper tertempel pada piston hanya pada satu sisi dari
caliper. Piston berperan sebagai pembuat tekanan hidrolik, dan apabila bantalan rem
cakram ditekan, caliper akan bergerak ke arah yang berbeda dari piston, dan
mendorong rotor rem cakram dari kedua sisinya. Akibatnya, caliper akan
menghentikan perputaran roda. Ada beberapa jenis floating caliper, tergantung dari
metode menempelkan caliper ke piringan putar. Jenis yang pertama adalah full
floating caliper. dan yang kedua adalah semi floating caliper.
Cara Kerja :
a. Tekanan minyak rem dalam silinder akan menekan piston dn dasar silinder.
b. Torak bergerak kekiri mendorong balok rem sampai kanvas menempel pada
permukaan gesek cakram.
c. Selanjutnya tekanan hidrolis di samping menekan torak juga menekan dasar
silinder dan akhirnya unit silinder bergerak kekanan mendorong balok rem 2
dengn arah berlawanan dengan balok rem 2.
d. balok rem 1 di dorong kekiri oleh torak dan balok rem 2 didorong kekanan oleh
unit silinder, kearah permukaan gesek cakram.
e. gerakan kedua balok rem dengan arah berlawanan selanjutnya menjepit
permukaan gesek cakram dan akhirnya terjadilah pengereman.

3. Type Semi Floating (Kaliper luncur double piston)

Gambar 2.6 Type Semi Floating


Cara kerja :
a. Tekanan cairan rem menekan piston no 1 dan nomer 2.
b. Piston 1 bergerak kekiri mendorong balok rem kearah permukaan gesek cakram.
c. Torak 2 bergerak kekanan mendorong unit rangka luncur dan balok rem 2
terdesak ke arah permukaan gesek cakram pada sisi yang satunya.
d. Balok rem 1di dorong keluar oleh torak no 1 dan balok rem 2 di dorong kekanan
oleh unit rangka luncur ke arah permukaan gesek cakram.

8
e. Gerakan kedua balok rem dengan arah berlawanan akhirnya mencepit cakram
dan akhirnya terjadi pengereman.
Kaliper dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pad torque plate. Apabila
rem bekerja maka body bergerak masuk dengan adanya gerak piston. Tekanan
pengereman yang berlaku pada pad bagian luar diterima oleh caliper dan meneruskan
momen kepada arah putaran. Kekuatan reaksi pada bagian dalam diterima langsung
oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe caliper ini memenuhi syarat semua
perawatan dan memiliki kemampuan pengereman. Tipe ini sering digunakan pada
cakram belakang yang rem parkirnya terpasang didalamnya.

2.2 Kopling
Kopling (clutch) terletak diantara mesin dan transmisi, dan berfungsi untuk
menghubungkan dan melepaskan tenaga dari mesin ke transmisi melalui kerja pedal
selama perakitan roda gigi. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh kopling adalah : (1)
Harus dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut; (2) Harus
dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip; (3) Harus dapat
memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.

Gambar 2.7 Kopling


1. Kontruksi Kopling
a. Tutup Kopling (Cluth Cover)

Gambar 2.8 Tutup Kopling (Cluth Cover)

9
Clutch cover terikat pada flywheel. Ini berarti bahwa saat mesin berputar
clutch cover juga berputar. Syarat utama yang harus dimiliki oleh clutch cover
adalah balance dan mampu memindahkan panas dengan baik.
b. Plat Kopling (Disc Cluth)

Gambar 2.9 Plat Kopling (Disc Cluth)

Plat kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga dari mesin ke transmisi


dengan lembut tanpa terjadi slip. Plat kopling terdiri dari facing yang berfungsi
sebagai bidang gesek yang dikeling pada cushion plate yang berfungsi untuk
memperlembut saat kopling berhubungan dengan cushion plate dikeling pada
disc plate. Pada plat kopling juga terdapat torsion damper yang berfungsi untuk
meredam kejutan saat kopling berhubungan.
2. Mekanisme Penggerak
a. Kopling Mekanis (Mechanical Clutch)

Gambar 2.10 Kopling Mekanis (Mechanical Clutch)


Seperti telah dijelaskan di atas kopling berfungsi untuk memutus dan
menghubungkan penyaluran tenaga mesin ke roda penggerak. Untuk
mengoperasikan fungsi tersebut, pada kendaraan ada dua macam yaitu sistem
mekanik dan sistem hidrolik. Sistem mekanik untuk memindahkan tenaga kaki
melalui pedal kopling disalurkan kabel baja ke pengungkit (Throw out lever).
b. Kopling Hidrolis (Hydraulic Clutch)

10
Gambar 2.11 Kopling Hidrolis (Hydraulic Clutch)
Pada tipe ini gerakan pedal kopling diubah menjadi tekanan hidrolis oleh
master cylinder yang kemudian diteruskan ke release fork melalui release
cylinder.
1) Master Silinder Kopling

Gambar 2.12 Master Silinder Kopling


Master silinder kopling berfungsi untuk menghasilkan tekanan hidrolis.
Adapun cara kerjanya yaitu :
a) Saat Pedal Kopling Ditekan, Connecting rod bergerak ke kiri karena tenaga
dari conical spring dan mengakibatkan reservoir tertutup oleh inlet
valve.Gambar A terpisah dari gambar B, tekanan hidrolis pada gambar A
naik, kemudian tekanan diteruskan ke pipa dan release cylinder
b) Saat Pedal Kopling Dilepas, Piston akan kembali ke kanan oleh tekanan
compression spring, connecting rod tertarik ke kanan oleh spring retainer
melawan tekanan conical spring, sehingga inlet valve terbuka dan camber A
berhubungan dengan camber B.

11
2) Silinder Pembebas Kopling

Gmbar 2.13 Silinder Pembebas Kopling


Silinder Pembebas kopling berfungsi untuk mendorong release fork
(meneruskan tekanan hidrolis dari master cylinder). Silinder Pembebas Kopling
dibagi dalam dua tipe, yaitu : -Silinder pembebas tipe yang dapat distel dan
Silinder pembebas tipe menyetel sendiri (self adjusting release cylinder).

2.3 Differential
Gardan (Differential) merupakan salah satu komponen penting pada sebuah
kendaraan yang lebih dari dua roda, karena gardan memiliki beberapa fungsi
diantaranya :
1. Menyesuaikan putaran roda kiri dan kanan (roda penggerak) pada saat membelok
atau beban roda kiri dan kanan tidak sama (misal salah satu roda dijalan lumpur).
Hal itu dimaksudkan agar mobil dapat membelok dengan baik tanpa membuat
kedua ban menjadi slip atau tergelincir.
2. Mereduksi kecepatan yang diterima dari propeller shaft untuk menghasilkan
momen yg besar.
3. Merubah arah putaran dari propeler shaft 90 derajat, selanjutnya putaran ini
diteruskan ke roda-roda belakang melalui rear axle shaft secara terpisah. Untuk
merubah arah putaran ini diperlukan perkaitan gigi-gigi (seperti gabar dibawah
ini)

Gambar 2.14 Sistem Differential (Gardan)

12
Selain fungsi-fungsi diatas, gardan (differential) mempunyai banyak
komponen-komponen utama yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.15 Komponen-Komponen Gardan (Differential)


1. Pinion Penggerak (Drive Pinion), berfungsi untuk meneruskan putaran dari
proppeler shaft ke ring gear.
2. Roda Gigi Ring (Ring Gear), berfungsi untuk meneruskan putaran dari drive
pinion ke differential case.
3. Bak Differential (Differential Case), berfungsi sebagai dudukan tempat
berdiamnya pinion gear, pin pinion dan side gear.
4. Roda Gigi Pinion (Pinion Gear), berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri
dan kanan pada saat kendaraan berbelok.
5. Pin Pinion, berfungsi untuk mengunci pinion gear pada differential case.
6. Roda Gigi Samping (Side Gear), berfungsi untuk meneruskan putaran dari
differential ke as roda.
7. Bearing, berfungsi sebagai bantalan.
8. Tutup Bantalan (Bearing Cap), berfungsi untuk mengunci bantalan, dan untuk
mengunci differential case ke differential carier.
9. Mur penetel (Adjusting Nut), berfungsi untuk menyetel keregangan antara gear
drive pinion dengan ring gear.
10. Plate Pengunci, berfungsi sebagai plate pengunci baut ring gear pada differential
case.
11. Differential Carier (Rumah Gardan) berfungsi untuk berddiamnya semua
komponen garden.
Ukuran dari sebuah gardan atau differential menggambarkan bobot atau berat
kendaraan, mobil bertenaga diesel yang memiliki tubuh yang kekar memiliki gardan
yang kuat dan bandel. Sedangkan untuk mobil non komersial yang bertubuh lebih
dinamis seperti minibus dan sedan memiliki gardan yang lebih kecil dan imut nmun

13
dalam proses pembagian putaran side gear kiri maupun side gear kanan, keduanya
memiliki kemampuan yang sama baiknya.
Langkah kerja differential pada waktu mobil atau kendaraan berjalan yaitu
sebagai berikut :
1. Pada saat kendaraan berjalan lurus
Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan
sama - sama dalam kecepatan putaran yang sama. Dan juga beban yang
ditanggung roda kiri dan roda kanan adalah sama. Sehingga urutan perpindahan
putaran dari propeller shaft akan diteruskan untuk memutar drive pinion. Drive
pinion akan memutar ring gear, dan ring gear bersama - sama dengan differential
case akan berputar. Dengan berputarnya differential case, maka pinion gear akan
terbawa berputar bersama dengan differential case karena antara differential case
dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft. Karena beban antara roda kiri
dan roda kanan adalah sama saat jalan lurus, maka pinion gear akan membawa
side gear kanan dan side gear kiri untuk berputar dalam satu kesatuan. Jadi dalam
keadaan jalan lurus sebenarnya pinion gear tidak berputar, pinion gear hanaya
membawa side gear untuk berputar bersama - sama dengan differential case
dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential case berputar satu kali,
maka side gear juga berputar satu kali juga, demikian seterusnya dalam keadaan
lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan as
roda dan kemudian menggerakkan roda.
2. Pada saat kendaran membelok
Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda
bagian dalam adalah lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian
luar . Misalkan sebuah mobil sedang belok ke kiri, maka beban pada roda kiri
akan lebih besar daripada beban roda kanan. Dengan demikian urutan
perpindahan tenaganya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.16 Komponen Gardan


Putaran dari propeller shaft akan diteruskan untuk memutar drive pinion.
Drive pinion akan memutar ring gear. Dengan berputarnya ring gear maka
differential case akan terbawa juga untuk berputar. Karena beban roda kiri lebih

14
besar dari roda kanan saat belok ke kiri, maka side gear sebelah kiri akan
memberi perlawanan terhadap pinion gear untuk tidak berputar. Gaya
perlawanan dari side gear kiri ini akan membuat pinion gear menjadi berputar
mengitari side gear kiri. Dengan berputarnya pininon gear, maka side gear kanan
akan diputar oleh pinion gear. Sehingga side gear kanan akan berputar lebih
cepat dari side gear kiri. Gerakan side gear ini akan diteruskan ke as roda
kemudian ke roda. Untuk roda kanan akan berputar lebih cepat daripada roda kiri
karena side gear kanan berputar lebih cepat.

15
BAB III
KERJA PRAKTIK

3.1 Mengganti Kanvas Rem Cakram Avanza


1. Alat dan Bahan
a. Alat
 Kunci Roda
 Kunci Ring
 Dongkrak
 Jackstand
b. Bahan
 Brake Pads

2. Keselamatan Kerja
a. Keselamatan Alat
 Gunakanlah alat-alat kerja dengan benar dan hati-hati, sesuai dengan
SOP (Standard Operational Procedure).
 Jangan sampai alat kerja berserakan.
b. Keselamatan Bahan
 Hindari kerusakan pada bahan kerja.
 Pisahkan part-part yang telah rusak dan yang masih bagus.
 Jangan biarkan baut-baut dan mur berserakan ditempat kerja.
3. Proses Kerja
a. Buka kap mesin
b. Tari rem tangan supaya kendaraan tidak bergerak pada waktu di
dongkrak.
c. Pastikan mobil dingin. Jika baru saja kendaraan digunakan, komponen
rem yang amat panas, kaliper dan rotor. Pastikan komponen ini aman
untuk disentuh sebelum anda lanjutkan.
d. Kendorkan baut roda. Dengan menggunakan kunci roda, kendorkan baut
roda sampai sekitar dua pertiga jalan.
e. Jangan lepaskan roda semuanya sekaligus. Biasanya anda akan
mengganti dua kanvas rem depan dan dua di belakang, tergantung
kondisinya dan berapa aus kanvas rem nya. Jadi mulailah bagian depan
atau belakang terlebih dahulu.

16
f. Letakkan jackstand atau balok dibawah chassis mobil. Jangan hanya
gunakan dongkrak untuk menahan mobil. Ulangi proses yang sama di
sisi roda yang lain hingga kedua sisinya tertahan dengan kuat dan aman.
g. Lepaskan roda. Selesaikan pelepasan baut roda hingga tuntas saat mobil
sudah dinaikkan. Tarik roda ke arah anda untuk melepaskannya.
h. Buka mur kaliper menggunakan kunci sok atau kunci ring yang cocok.
Kaliper melekat erat pada rotor rem seperti klem, yang tugasnya adalah
memperlembat putaran roda sebelum kanvas rem mulai bekerja, dengan
menggunakan tekanan hidrolis untuk menimbulkan gesekan pada rotor.
Kaliper biasanya berbentuk satu atau dua keping, diperkuat dengan dua
sampai empat baut di dalam rumah as roda, dimana roda berpegangan.
Semprot baut-baut ini dengen WD 40 atau penetran PB untuk
mempermudah pelepasannya.
i. Periksa tekanan kaliper. Kaliper harus dapat bergerak maju mundur
sedikit. Jika tidak, artinya kaliper sedang dalam tekanan dan bisa
terloncat saat anda membuka bautnya. Hati hati saat memeriksanya, dan
jangan berada di tempat dimana anda bisa terkena lemparannya jika
terlepas.
j. Periksa apakah ada ring atau penguat terpasang antara baut dudukan
kaliper dan permuakaannya. Jika ada, anda buka dan simpan untuk
dipasang kembali nantinya. Anda akan perlu memasang kaliper tanpa
kanvas rem untuk mengukur jarak antara permukaan agar dapat
menggantinya dengan benar.
k. Gantung kaliper dengan hati hati menggunakan kawat kecil. Kaliper
akan teap terhubung ke selang rem, jadi gangunglah dengan kawat kecil
atau besi bekas, sehingga kaliper tidak tergantung dam membebani
selang
l. Lepaskan kanvas lama. Akhirnya! Perhatikan bagaimana posisi kanvas
terpasang, Akan butuh sedikit paksaan untuk melepasnya, maka berhati–
hatilah jangan sampai merusak kaliper saat membukanya.
m. Periksa rotor rem untuk mengetahui adanya lengkungan, kerusakan
akibat panas, ataupun retakan di permukaannya, dan gantilah jika
diperlukan. Rotor rem dianjurkan untuk diganti atau dilapisi kembali
(resurface) pada saat kanvas rem diganti.
n. Pasang kanvas rem baru. Saat ini, anda bisa menyemprotkan caran anti
karat pada titik kontak logam bada bagian belakang kanvas rem. Ini
akan mengurangi suara mendecit. Namun jangan sampai cairan itu

17
mengenai bagian dalam kanvas rem. Ini akan membuat licin dan kanvas
rem tidak dapat menghentikan putaran roda. Pasang kanvas baru persis
sama posisinya dengan kanvas lama.
o. Periksa oli rem. Periksa jumlah oli rem anda dan tambahkan jika perlu.
Tutup kembali penutupnya setelah selesai.
p. Pasang kembali kaliper. Selipkan kaliper perlahan kembali pada rotor,
sehingga tidak merusak apapun. PAsang dan kencangkan kembali
kalipernya.
q. Pasang kembali roda. Masukkan roda kembali dan kencangkan mur nya
sebelum menurunkan kembali mobilnya.
r. Kencangkan mur roda. Pada saat mobil kembali di atas tanah,
kencangkan roda dalam pola seperti bintang. Kencangkan satu baut, dan
kemudian baut diseberangnya, sampai akhirnya semua baut
dikencangkan.
s. Periksa dan sesuaikan tekanan ban depan dan ban belakang
menggunakan tire pressure tester hingga sesuai standar.
 Tekanan Udara ban depan adalah 30 Psi
 Tekanan Udara ban belakang adalah 32 Psi

3.2 Mengganti Clutch Disk dan Rumah Kopling


1. Alat dan Bahan
a. Alat
 Kunci Ring 12-14 dan kunci ring 14-17
 Handle dan sambungannya
 Kunci sock 12, 14 dan 17
 Rachet handle
 Kunci pas 12-14
 Tang lancip
b. Bahan
 Satu set kopling (Clutch cover dan clutch disk)
2. Keselamatan Kerja
a. Keselamatan Mekanik
 Gunakanlah baju praktik yang sesuai dengan tubuh kita (nyaman)
 Gunakanlah sepatu pelindung untuk melindungi kaki
b. Keselamatan Alat
 Gunakanlah peralatan kerja dengan benar menurut SOP
 Jangan biarkan alat berserakan dilantai

18
 Simpan kembali alat kerja ketempatnya apabila telah digunakan
c. Keselamatan Bahan
 Pisahkan bahan kerja yang masih bagus dengan yang tidak (lama dan
baru)
 Simpan trnsmisi dan propeller shaft ditempat yang telah diberi alas
untuk menghindari kotoran dan kerusakan.
3. Proses Kerja
a. Persiapan
 Buka kap mesin
 Lepaskan terminal negative baterai
 Angkat kendaraan menggunakan dongkrak
 Pasang jackstand dibawah kendaraan yang sudah didongkrak.
b. Pembongkaran
 Lepas bagian – bagian yang menghalangi untuk membongkar kopling
 Lepaskan kabel yang menempel pada tranmissi dan lepas As roda,
Steering linkage yang menempel pada roda, Stabilizer- bar
 Apabila plat koplingnya ada didepan harus membuka rem cakram
yang sebelah kiri.
 Buka baud yang mempel pada tranmissi
 Setelah terbuka pisahkan tranmissi dan kopling
 Periksa cluth dish dan cluth cover apakah layak atau tidak untuk di
pakai
 Apabila plat kopling dan cluth cover sudah aus .di wajibkan harus
diganti
 Bersihkan bagian kopling yang kotor dengan menggunakan kuas
c. Pemasangan
 Pasang plat kopling dan cluth cover dengan lurus menggunakan
senter kopling .
 Apabila sudah lurus kencangkan dengan baut menggunakan kunci
yang pas
 Pasang tranmissi kembali dengan rapih apabila sudah bersih dari
debu
 Pasang kembali komponen- komponen yang di lepas dengan rapih
seperti kabel yang menempel di tranmissi, As roda ,Stabilizer bar dan
lain sebagainya.
 Pasang roda / ban dengan menggunkan kunci roda

19
3.3 Mengganti Gear Differential
1. Alat dan Bahan
a. Alat
 Dial Indikator
 Kunci sock 24
 Kunci ring 12-14
 Kunci pas 12-14
 Palu plastik
 Obeng (-)
b. Bahan
 1 unit kendaraan L300
2. Keselamatan Kerja
a. Sebelum melakukan pekerjaan sebaiknya memakai pakaian kerja atau
wearpack.
b. Jangan menaruh kunci atu alat-alat disaku pakaian kerja sehingga
membahayakan diri kita dan orang lain.
c. Gunakanla alat sesuai dengan fungsinya.
d. Lakukan pekerjaan dengan teliti dan hati-hati.
3. Proses Kerja
a. Pembongkaran
 Angkutan kendaraan
 Mengeluarkan oli pelumas aksel
 Melepas poros penggerak

Gambar 3.1 Melepas Poros Penggerak


 Melepas roda dan tromol

Gambar 3.2 Melepas Roda dan Tromol


 Melepas poros-poros penggerak aksel

20
1) Melepas bagian-bagian yang menghilangkan keluarnya poros
penggerak aksel
2) Melepas mur penahan poros penggerak aksel
3) Tarik keluar poros penggerak aksel dengan palu luncur
4) Lepas mur dan turunkan penggerak aksel dan dudukannya
 Membongkar penggerak aksel
1) Sebelum dibongkar telebih dahulu periksa/ mengukur celah
kebebasan kontak gigi pinion dengan gigi korona
2) Beri tanda pada tutup bantalan.
3) Lepas plat pengunci buat penyetel.
4) Lepas baut pengikat tutup bantalan.
5) Angkat keluar rumah differensial

Gambar 3.3 Membongkar penggerak aksel


 Mengukur tinggi pinion dengan mistar dalam ukuran ini penting
untuk control dalam pemasangan agar pinion dapat dipasang dengan
baik / seperti semula
 Membongkar rumah differensial
 Melepas bantalan rumah differensial dan beri tanda / bantalan tidak
boleh tertukar
 Beri tanda lepas baut pengikat gigi
 Korona sedikit demi sedikit dan menyilang
 Melepas gigi korona (jangan memukul di satu tempat hingga lepas)
 Lepas pasak dan keluarkan poros gigi planet
 Mengeluarkan gigi planet dan gigi satelit, susun sesuai pemasangan
hingga tak terjadi kesalahan
b. Melepas Poros Pinion
 Bebaskan pasak pengunci, lepas mur pengikat poros kemudian
gunakan baler untuk melepas sil poros ponion

21
 Melepas bantalan poros ponion, perhatian kedudukan poros harus
tegak lurus terhadap alat pres, perhatian cincin pembatas pada
bantalan jangan sampai hilang
 Lepas cicin bantalan poros ponion perhatian saat mengepres batang
penumbuk harus tegak lurus jangan menghilangkan cicin pembatas
bila ada

Gambar 3.4 Melepas Poros Pinion


c. Pemeriksaan
 Bersih semua penggerak aksel yang telah dibongkar
 Bagian pasak mur pengikat flens
 Kebebasan radial flens terhadap poros pinion
 Setiap overhaul penggerak aksel sil poros pinion harus diganti baru
 Keausan / permukaan kedudukan bantalan poros pinion
 Keausan dudukan bantalan poros pinion
 Keausan permukaan gerak bantalan
 Keausan duduk bantalan rumah differensial
 Keausan poros gigi planet
 Keausan gigi planet dan gigi satelit
 Kerusakan pasak poros gigi planet harus diganti
 Keausan ring pembatas gigi planet dan ring pembatas gigi satelit

Gambar 3.5 Komponen Gardan

22
d. Pemasangan
 Memberikan oli pelumas penggerak aksel pada semua bagian yang
akan dipasang
 Setiap pekerjaan overhaulsil dan paking diganti baru
 Dalam tahap-tahap pemasangan tanda harus kembali pada posisi
semula
e. Memasang Poros Pinion
 Memasang cincin luar bantalan poros pinion
 Memasang sil poros pinion
 Memasang bantalan poros pinion dengan ring pembatas sisi miring
menghadap ke gigi pinion
 Memasang poros pinion dengan pengencangan 130-200 Nm, dan
jangan lupa memasang pipa pembatas control momen putar poros,
jika
 Memakai : Pipa pembatas baru 0,7-1,5 Nm, pipa pembatas lama 0,5
Nm
 Mengukur / control pinion harus sama dengan semula
f. Memasang Differential (Gardan)

Gambar 3.6 Differential


 Perhatikan pemasangan ring pembatas bagian yang terdapat alur oli
mengahadap ke gigi planet dan satelit
 Memasang gigi differensial, control celah antara gigi planet dengan
rumah differensial : 0,1 - 0,2 mm dan gigi-gigi harus dapat berputar
halus
 Memasang gigi korona dengan dipanaskan terlebih terdahulu, momen
pengencangan 70-80 Nm.
 Perhatikan ! jangan lupa pengunci baut harus terpasang
 Sebelum dipasang tutup bantalan, baut penyetel harus dapat berputar
dengan baik
 Pasang tutup bantalan dan keraskan buat pengikat 2/3 dari moment
pengerasan

23
 Menyetel celah kebebasan antara gigi korona dengan gigi ponion 0,5-
0,02 mm atau dilihat di buku data
 Baut dudukan bantalan dikencangkan dengan moment pengencangan
70-90 Nm.kontrol pre-load keseluruhan = 1,7-2,5 Nm
 Control keolengan pada gigi korona 0,07-0,03 mm
 Memeriksa permukaan kontak, oleskan cairan pewarna / spidol non
permanen pada gigi korona kemudian di putar hingga tampak bekas
kontak permukaan gigi
 Mengontrol sekali lagi celah kebebasan antara gigi pinion dan gigi
korona
 Memasang plat pengunci baut penyetel
g. Memasang Penggerak Aksel
 Bersihkan permukaan dudukan penggerak aksel
 Bersihkan aksel biasanya pada bagian bawah terdapat bram
 Pasang penggerak aksel, jangan lupa paking momen pengerasaan 16-
22.Nm
 Pasang poros aksel
 Pasang poros penggerak aksel dan memeriksa kebebasan aksial poros
 Mengisi oli penggerak aksel SAE 90 (Hipoid-oli)

Gambar 2.7 Pemasangan Penggerak Aksel

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Praktik kerja industri merupakan program sekolah yang harus dilakukan oleh
seluruh siswa / siswi SMK. Dengan kegiatan ini dimaksud supaya kita lebih mantap
lagi pada pendidikan, terutama praktik yang diperoleh. Dari uraian diatas yang
penulis sajikan maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Kesimpulan kerusakan
Pada job yang telah kami praktekan, kami mendapatkan data-data yang
mana data tersebut sangat membantu kami dalam melaksanakan perbaikan,
sehingga kami menjadi paham dan selanjutnya kami dapat menganalisa
gangguan dan bisa menentukan kerusakan, dan setelah kami mengadakan
perbaikan dan di uji coba kendaraan yang mengalami kerusakan sudah bisa
kembali bekerja dengan baik.
2. Relevansi pelajaran disekaolah dengan dunia kerja
Sebenarnya semua alas an yang berkaitan dengan dunia otomotif sama,
hana nama dan caranya yang berbeda. Di Sekolah penanganan trouble dengan
teori yang teknis sedangkan pada bengkel penanganan trouble denga cara lain,
karena mungkin untuk mempersingkat waktu dan juga sudah banyak pengalaman
yang dialaminya.
3. Sikap kerja yang baik agas di peroleh ketepatan dan efisisensi kerja.
Sikap kerja yang di tetapkan pelanggan atau pengemudi harus ramah,
sabar, tenang dan cakap dalam berbicara, begitu mobil datang dan langsung
menyambutnya dan menanyakan pada bagian mana yang rusak dan gejala-gejala
yang ditimbulkan, kemudian di analisa dan dicari kemungkinan kerusakan dan
apabila benar langusng di lakukan langkah-langkah pembongkaran, pemeriksaan,
penggantian, perbaikan dan bila langkah ini dilakukan dalam pekerjaan maka
akan dibutuhkan waktu yang reatif singkat dan hasil yang baik, cepat, sehingga
pelanggan akan merasa puas.

4.2 Saran
Adapun saran-saran selama kami melakukan praktik kerja industri di
Perusahaan yaitu antara lain :
1. Saran Untuk Sekolah
a. Sekolah yang berstandar nasional sebaiknya alat dan bahan disesuaikan
dengan perkembangan jaman walaupun langkah-langkah perbaikan pada
kerusakan hamper sama seperti dibengkel.

25
b. Pembekalan prakerin juga harus denga pembekalan kedisiplinan siswa
melaksanakan prakerin.
c. Teknis penulisan prakerin dan penyusunan tata letak harus diterangkan pada
pembekalan prakerin sehingga pada saat konsultasi prakerin bisa lebih cepat.
2. Saran Untuk Tempat Prakerin
a. Bila ada siswa yang prakerin mohon diberi saran dan bimbingan yang lebih
cepat agas setelah selesai prakerin pengetahuan bisa bertambah
b. Pada waktu selesai prakerin mohon para siswa di uji kemampuannya supaya
memudahkan siswa dalam penilaian dan juga nama bengkel akan lebih baik
karena telah mencetak siswa-siswa prakerin yang terampil.

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai