Ada tiga pilar yang menyokong keseimbangan sistem lalu-lintas di wilayah kota,
yaitu: perencanaan guna lahan, pembatasan lalu-lintas mobil pribadi, dan pengembangan
transportasi umum. Ketiga pilar ini harus seimbang, karena hanya dengan kombinasi yang
seimbang sistem dapat berhasil. Dari ketiga pilar tersebut, yang pertama, perencanaan
guna lahan, khususnya yang menyangkut kebijakan kepadatan kota (urban density),
merupakan kajian yang menarik. Kebijakan tentang kepadatan kota bukan merupakan
kebijakan transportasi, tetapi kebijakan ini mempunyai dampak, langsung dan tak-
langsung, terhadap sistem transportasi kota. Masalahnya menjadi menarik bukan
sematamata karena hubungannya dengan sistem transportasi saja, tetapi lebih karena
dampaknya terhadap sistem pembangunan berkelanjutan secara umum. Walaupun konsep
kota yang padat dianggap sebagai kesadaran baru ke arah pembangunan yang
berkelanjutan, untuk mengakhiri kecenderungan pemekaran kota yang tak terkendali
(urban sprawl) yang dianggap tidak lestari (unsustainable), bukan berarti konsep tersebut
tidak mendapat tantangan.
1
Seluruh konsep perencanaan tentang sistem transportasi akan mengarah pada suatu
kebijakan yamg menjadi keputusan pemerintah terkait sebagai pemimpin suatu negara
atau wilayah dan memberikan perubahan yang apik bagi tatanan moda transportasi yang
telah ada sebelumnya. Sekalipun kebijakan tersebut mengarah pada suatu perubahan yang
positif tanpa adanya sanksi yang tegas dan real tidak akan memberikan perubahan yang
berarti untuk menjawab segala permasalahan yang ada dan menjadi momok yang terus
membayangi sistem tranportasi yang ada. Kebijakan transportasi haruslah didasari oleh
visi sistem lalu lintas dan angkutan umum berkelanjutan. Sistem transportasi haruslah
berjalan baik sepanjang waktu. Pengertian berjalan baik adalah proses perpindahan
berjalan lancar, aman, nyaman dan juga harus efisien. Dengan kata lain permintaan akan
kebutuhan transportasi harus diimbangi dengan penyediaan prasarana transportasi secara
proposional.
3
Fokus hanya pada perencanaan transport Lebih holistik, termasuk disiplin perkotaan
dan lalu lintas dari segi keteknik-an dan linkungan, juga ahli transportasi
Berorientasi pada lalu lintas dan terutama Berorientasi pada masyarakat (berkendara
pada mobil maupun berjalan kaki)
Fokus pada jalan sebagai urat nadi Konsen yang lebih luas terhadap jalan
pergerakan sebagai fungsi ruang umum yang
digunakan untuk berbagai aktivitas dan dan
berbagai tujuan lebih dari hanya fungsi
pergerakan.
Desain berdasar efisiensi lalu lintas dan Desain berdasar peredaan lalu lintas,
mefasilitasi arus lalu lintas melemahkan lalu lintas saat dibutuhkan
Pemisahan antara pedestrian dan kendaraan Integrasi antara pedestrian dan ruang
berkendara yang tepat
Evaluasi di pusatkan pada kriteria ekonomi Evaluasi di pusatkan pada kriteria sosial
dan lingkungan
Pembangunan sistem transportasi berada pada jalur dan arah yang benar jika telah
dilakukan pendekatan-pendekatan berorientasi pembangunan berkelanjutan. Maka
seelanjutnya kebijakan -kebijakan yang dapat mendukung keberlanjutan sistem
4
transportasi perlu dipikirkan. Kebijakan tersebut tidak selamanya berukuran teknik, tetapi
juga harus memasukkan kemungkinan-kemungkinan politik, pilihan konsumen, realita
keinginan melanjutkan mobilitas dan pertumbuhan ekonomi yang cenderung berlari
berlawanan dengan arah keberlanjutan.
Kebijakan-kebijakan pendukung tersebut terdiri dari 3 bagian, yaitu dengan
mengganti moda perjalanan, dapat mengganti pola spasial perjalanan, mengganti
kebutuhan untuk melakukan perjalanan.
c. Modifikasi bahan bakar seperti unleaded fuel (BBM tanpa timbal), fuel extenders
sebagai penggantian timbal pada BBM dengan komponen beroktan tinggi, seperti
MTBE (methyl tertiary butyl alcohol), TBA (tertiary butyl alcohol), jenis
alkohol/ether lainnya, alternatif bahan bakar seperti alkohol, LPG, CNG (Compressed
Natural Gas).
d. Jenis kendaraan baru atau alternatif sumber tenaga yang penggunaannya dapat berupa
turbin gas (brayton) yang bersifat hemat bahan bakar, emisi rendah, adaptasi terhadap
5
beberapa jenis bahan bakar; stirling yang bersifat efisiensi bahan bakar tinggi,
adaptasi terhadap beberapa jenis bahan bakar; mesin uap (rankine) yang mempunyai
sifat emisi rendah, adaptasi terhadap beberapa jenis bahan bakar, tapi tidak hemat
BBM. Selain itu, penggunaan tenaga listrik dan tenaga matahari juga dapat dilakukan.
Di bawah ini di sajikan beberapa pilihan kebijakan yang dapat mendukung
penggunaan moda yang lebih ramah lingkungan
Tabel 2. Kebijakan-kebijakan transportasi dalam kontribusi terhadap moda ramah lingkungan
Kebijakan Transportasi Potensi Kontribusi Terhadap
Pembangunan berkelanjutan
Menggencarkan Moda Berjalan kaki Dapat mengurangi perjalanan kendaraan
(pedestrianisasi) bermotor dan penggunaan energi
Menggencarkan Bersepeda ( membuat jalur Dapat mengurangi perjalanan kendaraan
khusus bersepeda, subsidi perusahaan bermotor dan penggunaan energi
sepeda)
Menggencarkan Transportasi publik Dapat mengakomodasi lebih banyak
(prioritas terhadap transportasi publik, jalan perjalanan penumpang dengan lebih sedikit
khusus untuk bus, taman dan area bersepeda kendaraan pribadi, lebih sedikit energy dan
yang terintegrasi) lebih sedikit ruang
Mengenakan Biaya parkir yang tinggi dan Dapat mengurangi permintaan dan keinginan
pembatasan kapasitas parkir akan perjalanan
Pajak bahan bakar Dapat mengurangi kendaraan pribadi dan
menggencarkan kendaraan yang lebih bersih
dan efisien
Teknologi kendaraan ramah lingkungan Dapat mereduksi emisi dan konsumsi energi
Teknologi bahan bakar ramah lingkungan Dapat mereduksi emisi dan konsumsi energi
Sumber: Marshall, 2001. The Challenge of Sustainable Transportation
6
Dibawah ini beberapa kebijakan Tata guna lahan potensial berkontribusi terhadap
pembangunan berkelanjutan
Tabel 3. Kebijakan-kebijakan transportasi dalam kontribusi terhadap moda ramah lingkungan
Compact City atau pemadatan dan Dapat mengurangi jarak perjalanan, jika telah
pengkonsentrasian segala aktivitas dan ada pengurangan jarak ini,maka bersepeda
fasilitas pada area yang terbatas dan berjalan kaki menjadi pilihan alternatif
yang memungkinkan penggantian mobil.
Penggunaan lahan bercampur Dapat memungkinkan jarak perjalanan
dikurangi misalnya perjalanan untuk bekerja.
7
Tabel 4. Kebijakan-kebijakan transportasi lain untuk mengurangi tingkat perjalanan
Terkait dengan alternatif pilihan lain di atas, memasuki era telekomunikasi yang
semakin canggih, ada harapan yang memungkinkan berkurangnya tingkat perjalanan yang
menjadi sumber permasalahan transportasi. Sektor ini berpeluang lewat komunikasi
elektronik yang dapat mensubtitusi perjalanan fisik. Pada sektor ini pula harapan
pertumbuhan ekonomi masih ada, karena kegiatan bisnis, transaksi perdagangan, pendikan
masih dapat dilakukan, segaligus mereduksi jumlah arus perjalanan fisik.