Anda di halaman 1dari 15

LAYANAN KLINIS YANG MENJAMIN

KESINAMBUNGAN LAYANAN
No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/133

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman :½

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon DTP Plumbon
dr. H. Edi Susanto
NIP.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan adalah


pelayanan klinis yang dilakukan untuk pasien mencakup
kebutuhan biopsikososial spiritual dengan melibatkan seluruh tim
kesehatan yang sesuai dengan masalah kesehatan / kebutuhan
pasien.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam memberikan pelayanan klinis
yang bisa menjamin kesinambungan layanan.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon Nomor
C/VII/SK/2016/526 tentang Layanan Klinis Yang Menjamin
Kesinambungan Layanan
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan masalah
kesehatan pasien.
2. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang, bila ada indikasi.
3. Petugas merujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi atau
laboratorium di luar Puskesmas, bila pasien memerlukan
pemeriksaan penunjang yang tidak bisa dilakukan di
Puskesmas.
4. Petugas melakukan rujukan internal, bila ada indikasi pasien
memerlukan penanganan lain yang bisa ditangani di
Puskesmas dan melibatkan unit lain.
5. Petugas melakukan tindakan medis, bila ada indikasi.
6. Petugas melakukan rujukan eksternal ke sarana kesehatan
yang lebih tinggi, bila ada indikasi pasien memerlukan
penanganan yang tidak bisa ditangani di Puskesmas.
7. Petugas melakukan evaluasi terhadap penanganan yang telah
dilakukan.
8. Petugas menyusun rencana tindak lanjut, bila masalah
kesehatan pasien belum teratasi.
9. Petugas memberi pesan kepada pasien untuk melakukan
kunjungan ulang ( kontrol ) sesuai kriteria waktu yang
ditentukan.
6. Unit Terkait Unit BP-Umum, Unit BP Gigi, Unit Gizi, Unit Anak / MTBS, Unit
KIA-KB, Unit Farmasi, Unit Laboratorium, Promosi Kesehatan
Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan
LAYANAN KLINIS YANG MENJAMIN
KESINAMBUNGAN LAYANAN
No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/133
UPT Puskesmas
No. Revisi :0 dr. H. Edi Susanto
DTP Plumbon
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 2/2

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/126

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman :½

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon DTP Plumbon
dr. H. Edi Susanto
NIP.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Penanganan pasien gawat darurat adalah proses penilaian dan


pengelolaan pasien yang membutuhkan pertolongan segera atas
kondisinya yang mengancam jiwa.
2. Tujuan Menyusun langkah-langkah bagi petugas dalam melakukan
penanganan kasus gawat darurat.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon Nomor
C/VII/SK/2016/520 tentang Penanganan Pasien Darurat dan
Gawat Darurat.
4. Referensi 1. Departemen Kesehatan RI. Pelayanan Keperawatan Gawat
Darurat di RS. 2005.
2. Palang merah Indonesia. Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat. Jawa Barat. 2012
3. Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
5. Prosedur 1. Petugas menerima pasien.
2. Petugas mencuci tangan.
3. Petugas memakai Alat Pelindung Diri ( APD ) sesuai kebutuhan
( seperti : handscoon, masker ).
4. Petugas menempatkan pasien pada tempat yang disediakan.
5. Jika pasien lebih dari satu, petugas mengidentifikasi pasien
berdasarkan prioritas penanganan ( pasien gawat darurat,
pasien darurat tidak gawat, pasien tidak darurat ).
6. Petugas menilai kesadaran pasien.
7. Petugas mengecek airway ( kelancaran jalan nafas ) dan
melakukan tindakan bila terjadi sumbatan jalan nafas.
8. Petugas memastikan pernafasan tidak terganggu, apabila
terjadi gangguan, petugas memberikan bantuan nafas.
9. Petugas mengecek adanya perdarahan, jika ada perdarahan,
petugas melakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan.
10. Jika terjadi tanda-tanda kekurangan cairan, petugas memasang
IV line.
11. Jika terjadi henti jantung, petugas melakukan resusutasi jantung
paru pada usia ≥ 1 tahun rasio pijat : nafas = 30 : 2, bayi < 1
tahun rasio pijat : nafas = 15 : 2, setelah tiga siklus pijat nafas,
evaluasi sirkulasi.
12. Petugas memeriksa pada seluruh tubuh penderita untuk melihat
tanda-tanda kegawatan yang mungkin tidak terlihat.
13. Petugas memberi obat sesuai kebutuhan pasien.
14. Petugas memastikan pasien dalam kondisi stabil.
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/126


UPT Puskesmas
No. Revisi :0 dr. H. Edi Susanto
DTP Plumbon
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 2/2

15. Petugas melakukan rujukan ke fasilitas kesehatanyang lebih


tinggi, apabila diperlukan.
16. Petugas mendokumentasikan alat dan bahan habis pakai yang
digunakan.
17. Petugas mendokumentasikan kegiatan dalam Rekam Medis.
6. Unit Terkait 1. Unit BP-Umum
2. Unit Gigi
3. Unit KIA/KB
4. Unit gizi

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENANGANAN PASIEN BERESIKO TINGGI

No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/127

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman :½

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon DTP Plumbon
dr. H. Edi Susanto
NIP.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Penanganan pasien beresiko tinggi adalah upaya penanganan


pasien dengan memperhatikan kondisi pasien, umur, atau
kebutuhan yang bersifat kritis sehingga memberi respon yang
cermat, kompeten dan dengan cara yang seragam
2. Tujuan Membuat acuan bagi petugas untuk memberi pelayanan pada
pasien yang beresiko tinggi.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon Nomor
C/VII/SK/2016/521 tentang Penanganan Pasien Beresiko Tinggi.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur 1. Kepala Puskesmas mengidentifikasikan pasien dan pelayanan
beresiko tinggi.
2. Kepala Puskesmas menentukan kebijakan untuk pasien dan
pelayanan beresiko tinggi.
3. Petugas memanggil nomor antrian selain dengan panggilan
suara juga terdapat tulisan yang terlihat dilayar monitor.
4. Petugas memberikan pelayanan khusus tanpa antrian untuk
kasus emergensi ( darurat ).
5. Petugas memberi pelayanan khusus tanpa antrian untuk pasien
dengan penyakit menular ( TBC )
6. Petugas memisahkan pelayanan pasien untuk usia lanjut
dengan pelayanan dewasa dan anak-anak.
7. Petugas memisahkan pelayanan pasien anak-anak dengan
pelayanan dewasa dan usia lanjut.
8. Petugas memisahkan pelayanan imunisasi balita dengan
pelayanan balita sakit.
9. Petugas memisahkan pelayanan ibu hamil dengan pelayanan
pasien sakit
10. Petugas laboratorium mendatangani pasien untuk pasien yang
tidak mampu berjalan ke laboratorium, jika memerlukan
pemeriksaan laboratorium.
11. Petugas menyediakan kursi roda untuk pasien yang mengalami
kesulitan untuk berjalan.
12. Petugas farmasi memberikan obat atau vitamin pada loket yang
berbeda untuk pasien sakit dengan pasien ibu hamil dan balita
sehat
6. Unit Terkait Unit Pendaftaran dan Rekam Medis, Unit BP-Umum, Unit BP Gigi,
Unit Anak / MTBS, Unit KIA-KB, Unit Farmasi, Unit Laboratorium.
PENANGANAN PASIEN BERESIKO TINGGI

No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/127


UPT Puskesmas
No. Revisi :0 dr. H. Edi Susanto
DTP Plumbon
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 2/2

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
KEWASPADAAN UNIVERSAL

No. Dokumen : A/VII/SOP/01/16/128

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 1/1

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon DTP Plumbon
dr. H. Edi Susanto
NIP.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Kewaspadaan universal adalah upaya untuk melindungi petugas


layanan kesehatan dan pasien lain terhadap penularan berbagai
infeksi yang ditularkan lewat darah dan cairan tubuh lainnya.
2. Tujuan Membuat acuan bagi petugas untuk melakukan kewaspadaan
universal.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Plumbon Nomor… tentang Sasaran
Keselamatan Pasien Puskesmas Plumbon
4. Referensi Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan
Universal di Pelayanan Kesehatan. Cetak III. 2010
5. Prosedur 1. Petugas melakukan cuci tangan dengan benar untuk mencegah
infeksi silang.
2. Petugas memakai Alat Pelindung Diri ( APD ) yang sesuai
( seperti : sarung tangan, masker, apron, sepatu boot ).
3. Petugas melakukan pengelolaan alat kesehatan
( dekontaminasi, disinfeksi, sterilisasi ).
4. Petugas melakukan pengelolaan jarum dan alat tajam.
5. Petugas melakukan pengelolaan limbah.
6. Petugas melakukan pengelolaan linen
6. Unit Terkait Semua unit pelayanan

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAYANAN KLINIS

No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/125

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman :½

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon DTP Plumbon
dr. H. Edi Susanto
NIP.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Pelayanan klinis adalah proses pemberian pelayanan kepada


pasien sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien.
2. Tujuan Membuat langkah-langkah bagi petugas didalam melakukan
Pelayanan Klinis.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon Nomor
C/VII/SK/2016/066 tentang Pelayanan Klinis.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur 1. Petugas menerima Rekam Medis dari petugas pendaftaran.
2. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
3. Petugas mencocokan identitas pasien dengan identitas dalam
rekam medis pasien.
4. Bila tidak sesuai, petugas konfirmasi ulang ke bagian
pendaftaran sampai terjadi kesesuaian.
5. Petugas melakukan anamnesa penyakit ( keluhan utama ), bila
identitas sudah sesuai dengan rekam medis.
6. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
7. Petugas memberikan rekam medis ke ruang periksa.
8. Pemeriksa memanggil pasien ke ruang periksa.
9. Pemeriksa melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan / yang
sesuai
10. Pemeriksa menegakkan diagnosa dan atau differential
diagnosis berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan vital sign
dan pemeriksaan fisik.
11. Pemeriksa dapat merujuk untuk pemeriksaan penunjang atau
konsultasi ke sub unit lain, bila ada indikasi.
12. Pemeriksa dapat memberikan tindakan medis kepada pasien,
bila ada indikasi.
13. Petugas meminta pasien ( bagi yang tidak memiliki jaminan
kesehatan ) ke kasir untuk membayar biaya tindakan, bila
pasien mendapatkan tindakan medis.
14. Pemeriksa dapat memberikan rujukan ke pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi, bila ada indikasi.
15. Bila diperlukan pemeriksa dapat mengkaji ulang anamnesis,
vital sign dan pemeriksaan fisik pasien untuk mendiagnosa
ulang penyakit pasien berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang / hasil konsultasi sub unit lain / hasil tindakan yang
telah diberikan.
16. Pemeriksa memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang
ditegakkan sesuai standar.
PELAYANAN KLINIS

No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/125


UPT Puskesmas
No. Revisi :0 dr. H. Edi Susanto
DTP Plumbon
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 2/2

17. Pemeriksa memberikan resep kepada pasien untuk mengambil


obat ke unit farmasi.
Petugas memberitahu kepada pemeriksa jika terjadi
pengulangan yang tidak perlu pemeriksaan penunjang
diagnostik, tindakan, atau pemberian obat
18. Petugas mendokumentasikan dalam rekam medis semua hasil
pemeriksaan diagnose, tindakan dan terapi / rujukan yang telah
dilakukan.
19. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan
terapi yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus
6. Unit Terkait 1. Unit Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Unit BP Umum
3. Unit BP Gigi
4. Unit KIA-KB
5. Unit Farmasi
6. Unit Gizi

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENOLAKAN PASIEN UNTUK MENOLAK
ATAU TIDAK MELANJUTKAN PENGOBATAN
No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/134

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 1/1

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon DTP Plumbon
dr. H. Edi Susanto
NIP.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Hak menolak tindakan, rujukan dan tidak melanjutkan pengobatan


adalah hak pasien atau mereka yang membuat keputusan atas
nama pasien, dapat memutuskan untuk tidak melakukan tindakan,
rujukan atau tidak melanjutkan pengobatan terencana.
2. Tujuan Menetapkan langkah-langkah bagi petugas untuk menatalaksana
pasien yang menolak tindakan, rujukan, dan tidak melanjutkan
pengobatan.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon nomor
C/VII/SK/2016/527 tentang Hak Pasien Menolak atau Tidak
Melanjutkan Pengobatan.
4. Referensi 1. Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
2. Undang-undang RI Nomor 29 pasal 52 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran.
5. Prosedur 1. Petugas memberitahukan kepada pasien atau keluarganya
tentang hak pasien untuk bisa menolak tindakan atau rujukan
atau tidak melanjutkan pengobatan.
2. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang
konsekuensi dari keputusan mereka.
3. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang
tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan mereka.
4. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang
tersedianya alternatif tindakan, pelayanan atau pengobatan.
5. Petugas mempersiapkan formulir penolakan tindakan atau
penolakan rujukan.
6. Petugas mengisi formulir penolakan tindakan atau penolakan
rujukan.
7. Peugas mempersilakan pasien atau keluarganya untuk
menandatangani formulir penolakan tindakan atau penolakan
rujukan.
6. Unit Terkait 1. Unit BP-Umum
2. Unit KIA / KB
3. BP Gigi
4. Unit Gizi

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN
KELUHAN
No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/130

No. Revisi :1
SOP
Tanggal Terbit : 28 April 2016

Halaman : 1/1

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon DTP Plumbon
dr. HIJRAH
NIP.19770817 200502 2 003

1. Pengertian Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengidentifikasi dan menangani keluhan pasien.
Penanganan keluhan pelanggan dilaksanakan berdasarkan
keluhan yang masuk melalui kotak saran maupun survey kepuasan
pelanggan.
2. Tujuan Menyusun langkah-langkah bagi petugas dalam melaksanakan
identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon nomor
C/VII/SK/2016/524 tentang Identifikasi dan Penanganan Keluhan
Pasien.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur 1. Petugas mempersiapkan blanko keluhan pelanggan.
2. Petugas memantau kotak saran setiap 1 minggu sekali pada
hari sabtu.
3. Petugas mencatat keluhan pelanggan dalam buku register
keluhan pelanggan.
4. Petugas juga mencatat keluhan pelanggan yang yang berasal
dari survey kepuasan pelanggan 2 kali dalam setahun.
5. Petugas menganalisa keluhan pelanggan dan membuat tindak
lanjut.
6. Petugas membuat LKP ( laporan keluhan pelanggan ) diberikan
kepada unit terkait.
7. Petugas melakukan evaluasi, tindak lanjut dan verifikasi kepada
unit terkait bahwa keluhan sudah ditangani.
8. Petugas menuliskan keluhan pelanggan dan tindak lanjut di
papan keluhan pelanggan.
6. Unit Terkait  Petugas UKM
 Petugas UKP

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT DAN
/ CAIRAN INTRAVENA
No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/129

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman :½

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon DTP Plumbon
dr. H. Edi Susanto
NIP.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Pemberian cairan intravena ( infus ) adalah memasukan cairan


atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah
dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
2. Tujuan Menyusun langkah-langkah bagi petugas dalam pemberian cairan
intravena kepada pasien yang membutuhkan bantuan tambahan
cairan atau obat karena penyakitnya.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon Nomor
C/VII/SK/01/16/523 tentang Penggunaan dan Pemberian obat dan
atau Cairan Intravena.
4. Referensi Potter dan perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Vol 2.
EGC. Jakarta. 2006
5. Prosedur PERSIAPAN :
1. Petugas mempersipkan alat-alat yang diperlukan :
a. IV catheter ( Abocath ) sesuai ukuran yang dibutuhkan.
b. Infus set / blood set.
c. Cairan infus sesuai kebutuhan.
d. Standar infus.
e. Tali pembendung ( Torniquet ).
f. Kapas alkhol 70% dalam tempat.
g. Betadine dalam tempatnya.
h. Kassa steril.
i. Sarung tangan steril.
j. Plester.
k. Bengkok.
l. Gunting verband.
m. Pengalas.
n. Spalk bila perlu ( untuk anak-anak ).
2. Petugas membawa alat-alat yang diperlukan.
PELAKSANAAN :
1. Petugas melakukan identifikasi pasien.
2. Petugas mempersiapkan psikologi pasien.
3. Petugas menjelaskan tujuan tindakan, tindakan yang akan
dilakukan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien
atau keluarganya.
4. Petugas memberikan formulir persetujuan tindakan untuk
ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien.
5. Petugas mengatur cahaya agar penerangan baik.
6. Petugas memasang infus set ke cairan dengan cara :
a. Petugas membuka infus set dan mengeser bagian klem
hingga 10 cm dari bagian ruang tetesan dan tutup klem
dengan cara digeser ke bawah.
PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT DAN
/ CAIRAN INTRAVENA
No. Dokumen : C/VII/SOP/01/16/129
UPT Puskesmas
No. Revisi :0 dr. H. Edi Susanto
DTP Plumbon
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 2/2

b. Petugas menghubungkan infus set dengan botol cairan


infus kemudian menggantungkan.
c. Petugas mengisi cairan pada infus dengan menekan
bagian ruang tetesan hingga ruang tetesan terisi sebagian,
kemudian membuka klem dan mengalirkan cairan hingga
slang terisi dan udaranya keluar.
7. Petugas memilih vena yang akan dilakukan penusukan.
8. Petugas meletakan pengalas.
9. Petugas menyiapkan plester.
10. Petugas melakukan pembendungan dengan tourniquet di atas
vena yang akan ditusuk
11. Petugas cuci tangan.
12. Petugas memakai sarung tangan steril.
13. Petugas mendesinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan
kapas alkohol.
14. Petugas menusukan IV catheter kedalam vena secara
perlahan dengan lubang jarum menghadap ke atas
15. Bila berhasil darah akan keluar dan terlihat melalui indukator.
Petugas memasukan seluruh catheter dan menarik bagian
jarumnya, kemudian menyambungkan pada selang infus.
16. Petugas membuka tourniquet, membuka klem selang infus
untuk melihat kelancaran tetesan.
17. Bila lancar, petugas mengamankan IV catheter dengan cara di
plester.
18. Petugas meletakan kassa steril yang sudah dioles dengan
betadine, lalu menempelkan pada vena yang ditusuk
kemudian merekatkan dengan plester.
19. Petugas memasang plester berikutnya untuk mengamankan
selang infus.
20. Petugas memasang spalk bila perlu.
21. Petugas mengatur tetesan infus sesuai intruksi dokter /
kebutuhan.
22. Petugas merapikan klien dan membereskan alat-alat.
23. Petugas melepas sarung tangan.
24. Petugas mencuci tangan.
6. Unit Terkait  UGD
 Rawat inap

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAYANAN KLINIS
No.
: A/VII/DT/2016/032
Dokumen
No. Revisi :0
DAFTAR
TILIK Tanggal
: 02 Januari 2016
Terbit
Halaman :1/2

Umur :…………………………………………………
Nama Petugas :…………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan :…………………………………………………

TIDAK
NO KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1 Apakah petugas menerima Rekam Medis dari
petugas pendaftaran?
2 Apakah Petugas memanggil pasien sesuai
nomor urut.?
3 Apakah Petugas mencocokan identitas pasien
dengan identitas dalam rekam medis pasien?
4 Apakah Bila tidak sesuai, petugas konfirmasi
ulang ke bagian pendaftaran sampai terjadi
kesesuaian?
5 Apakah petugas melakukan anamnesa
penyakit ( keluhan utama ), bila identitas sudah
sesuai dengan rekam medis?
6 Apakah petugas melakukan pemeriksaan vital
sign yang diperlukan?
7 Apakah Petugas memberikan rekam medis ke
ruang periksa?
8 Apakah Pemeriksa memanggil pasien ke
ruang periksa?
9 Apakah Pemeriksa melakukan pemeriksaan
fisik yang diperlukan / yang sesuai?
10 Apakah Pemeriksa menegakkan diagnosa dan
atau differential diagnosis berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan vital sign dan
pemeriksaan fisik?
11 Apakah Pemeriksa merujuk untuk
pemeriksaan penunjang atau konsultasi ke sub
unit lain, bila ada indikasi?
12 Apakah pemeriksa dapat memberikan tindakan
medis kepada pasien, bila ada indikasi?
13 Apakah petugas meminta pasien ( bagi yang
tidak memiliki jaminan kesehatan ) ke kasir
untuk membayar biaya tindakan, bila pasien
mendapatkan tindakan medis
14 Apakah pemeriksa dapat memberikan rujukan
ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, bila
ada indikasi?
PELAYANAN KLINIS
No.
: A/VII/DT/2016/032
Dokumen
UPT
No.
PUSKESMAS :0 dr. H. Edi Susanto
DTP PLUMBON
DAFTAR Revisi
TILIK Tanggal
: 02 Januari 2016
Terbit
Halaman :2/2

15 Apakah bila diperlukan, pemeriksa dapat


mengkaji ulang anamnesis, vital sign dan
pemeriksaan fisik pasien untuk mendiagnosa
ulang penyakit pasien berdasarkan hasil
pemeriksaan penunjang / hasil konsultasi sub
unit lain / hasil tindakan yang telah diberikan?
16 Apakah pemeriksa memberikan terapi sesuai
dengan diagnosa yang ditegakkan sesuai
standar?

CR = [ YA / ( YA + TIDAK )] X 100% =

Anda mungkin juga menyukai