PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam dunia industri terutama yang bergerak di bidang garmen, setiap produk selalu
menggunakan mesin jahit dalam proses produksi. Di Indonesia, pekerjaan menjahit
merupakan pekerjaan yang cukup banyak menyerap tenaga kerja. Banyak sekali
perusahaan-perusahaan industri tekstil yang didirikan. Dalam industri ini, kuantitas yang
besar serta kecepatan produksi dari pekerja sangat didorong untuk menghasilkan produk.
Tuntutan tinggi ini membuat pekerja harus melakukan pekerjaan berulang-ulang dalam
waktu cukup lama.
Seiring dengan perkembangan zaman terjadi pengembangan teknologi pada berbagai
mesin industri tekstil. mesin jahit juga mengalami proses pengembangan dari tahun ke
tahun. Awal kali mesin jahit menggunakan tenaga penggerak manusia dengan hingga mesin
jahit otomatis menggunakan motor listrik. Perkembangan teknologi mesin jahit bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi dalam melakukan pekerjaan menjahit, sehingga peluang
meningkatkan kapasitas produksi sangat terbuka lebar. Selain itu pekerja juga merasakan
kemudahan dalam melakukan pekerjaan dengan hasil yang lebih baik. Dalam pembuatan
pakaian di industri pakaian jadi, dewasa ini telah menggunakan mesin jahit yang
mempunyai kecepatan tinggi atau mesin industri atau mesin jahit high speed. Pada awalnya,
industri pakaian jadi, konveksi atau garmen hanya menggunakan mesin jahit biasa (mesin
rumah tangga) atau mesin high speed dan mesin obras (over lock), maka kini mesin-mesin
penjahitan yang digunakan sebagai mesin utama dalam industri konveksi maupun garmen
bermacam-macam jenisnya.
Adanya perkembangan teknologi mesin jahit, belum dapat merubah kategori bahwa
menjahit merupakan salah satu pekerjaan duduk yang berat. Perkejaan yang dilakukan
berulang terus-menurus selama jam kerja berlangsung, pergerakan tangan dan kaki pekerja
dalam melakukan proses menjahit menjadi tantangan utama. Tuntutan untuk pekerja
biasanya cukup tinggi, yang membuat pekerja harus mengalami keadaan postur yang kaku,
beban otot yang statis dan pekerjaan yang berulang-ulang. Beban kerja ini dapat
memunculkan keluhan dan bahkan resiko cedera bagi pekerja.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang tersebut maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sejarah perkembangan mesin jahit?
2. Bagaimana analisis ergonomi penjahit dengan perkembangan teknologi mesin jahit?
C. Tujuan
Dengan adanya makalah ini, bertujuan:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan mesin jahit
2. Untuk mengetahui ergonomi penjahit dengan perkembangan teknologi mesin jahit
D. Tujuan
Adapun manfaat dari makalah ini, antara lain:
1. Penulis sendiri, dimana dengan makalah ini, penulis dapat menambah wawasan tentang
analisis ergonomi pada perkembangan mesin jahit
2. Mahasiswa atau pembaca sebagai bahan pertimbangan dalam menyelesaikan hal yang
sama dengan isi makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
B. Analisis ergonomi
Analisis ergonomi ialah aplikasi sistematis dari segala informasi yang releven yang
berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perancangan peralatan, fasilitas
dan lingkungan kerja yang dipakai. Analisis dan kajian ergonomi meliputi hal-hal yang
berkaitan, yaitu:
1. Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya), dan antropometri (ukuran) tubuh manusia.
2. Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan
dalam tingkah laku manusia.
3. Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek maupun
panjang ataupun membuat celaka manusia dan sebaliknya kondisi-kondisi kerja yang
membuat nyaman kerja manusia.
Ergonomi mempunyai peran yang sangat besar dalam lingkungan kerja. Hal ini
dibuktikan dengan semua bidang pekerjaan selalu menerapkan konsep ergonomi. Ergonomi
ini diterapkan pada dunia kerja agar pekerja merasa nyaman dan aman dalam melakukan
pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman dan aman tersebut maka produktivitas kerja
akan menjadi meningkat. Secara umum ergonomi dalam dunia kerja akan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Metode/cara pekerja mengerjakan pekerjaannya,
2. Posisi dan gerakan tubuh yang digunakan ketika bekerja,
3. Peralatan apa yang digunakan, dan
4. Efek dari faktor-faktor diatas bagi kesehatan dan kenyamanan pekerja.
Pekerjaan di industri garmen menuntut ketelitian yang cukup tinggi dengan
karakteristik pekerjaan umumnya adalah proses material handling (angkat-angkut), posisi
kerja duduk dan berdiri, tingkat pengulangan kerja tinggi pada satu jenis otot, berinteraksi
dengan benda tajam (jarum, gunting dan pisau potong) dan aroma kain, kebisingan, getaran
dan lainnya. Permasalahan ergonomi kerja di industri garmen terutama sangat terkait dengan
posisi postur tubuh dan pergelangan tangan yang tidak baik dan harus melakukan pekerjaan
yang berulang-ulang pada hanya satu jenis otot sehingga sangat berpotensi menimbulkan
gangguan muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal meliputi gangguan inflamasi dan
kondisi degeneratif yang mempengaruhi otot, syaraf, tendon, ligamen, sendi, dan tulang
belakang manusia. Keluhan ini sering juga dinamakan RSI (Repetitive Strain Injuries), CTD
(Cumulative Trauma Disorders) dan RMI (Repetitive Motion Injury). Terdapat empat faktor
yang dapat meningkatkan timbulnya gangguan muskuloskeletal yaitu: postur yang tidak
alamiah, tenaga yang berlebihan, pengulangan berkali-kali, dan lamanya waktu kerja.
Munculnya keluhan muskuloskeletal dari yang paling ringan hingga yang berat akan
menggangu konsentrasi dalam bekerja, menimbulkan kelelahan dan pada akhirnya akan
menurunkan produktivitas kerja seseorang
Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis ergonomi perkerjaan menjahit sehingga
proses pekerjaan berlangsung dengan baik tanpa menimbulkan efek negatif terhadap tubuh
pekerja yakni posisi kerja menjahit yang ergonomis, dan pedal kaki mesin jahit. Selain itu
juga terdapat dimensi kritis pekerjaan menjahit, antara lain:
1. Tinggi kursi
Pekerja melakukan pekerjaan menjahit dengan posisi duduk, sehingga dimensi dari kursi
menjadi sangat penting. Tinggi kursi menjadi dimensi kritis karena mempengaruhi posisi
kaki dari pekerja. Apabila tinggi kursi terlalu pendek, maka pekerja akan menekukkan
kakinya.
2. Lebar Kursi
Lebar kursi menjadi penting karena pekerja akan duduk selama dia menjahit. Dengan
waktu kerja yang cukup lama, maka posisi kerja sangat menentukan. Bila lebar kursi
lebih kecil dari yang seharusnya, maka pekerja akan lebih cepat merasa pegal dan fatigue.
3. Tinggi meja
Tinggi meja merupakan dimensi kritis karena pekerja melakukan penjahitan di atas meja.
Jika tinggi meja terlalu tinggi, maka tangan pekerja akan terlalu menekuk ke atas,
sedangkan jika terlalu pendek, maka pekerja akan terlalu menunduk untuk melihat
jahitannya.
4. Tinggi pedal penggerak mesin
Dimensi ini akan menentukan apakah pekerja akan terlalu menekuk saat menggerakkan
mesin. Kaki kanan pekerja yang dominan menggunakannya. Apabila kaki pekerja terlalu
menekuk saat menggerakan mesin jahit, maka pekerja akan cepat mengalami fatigue.
5. Tinggi dudukan meja
Tinggi dudukan meja merupakan tempat kaki pekerja bersandar saat tidak melakukan
pekerjaan. Kaki kiri pekerja yang dominan menggunakannya. Apabila terlalu tinggi,
maka kaki pekerja akan terlalu menekuk ke atas, dan akan cepat mengalami kelelahan
dan pegal
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Mesin jahit adalah adalah peralatan mekanis atau elektromekanis yang berfungsi untuk
menghasilkan jahitan yang rapi dan kuat.
2. Faktor yang menjadi analisis ergonomi dalam pekerjaan menjahit adalah posisi kerja
menjahit yang ergonomis, dan pedal kaki mesin jahit.
3. Peningkatan teknologi mesin dapat membantu perkerja untuk meningkatkan nilai
ergonomi pekerjaan yang berdampak pada meningkatnya nilai efisiensi dan produktivitas
kerja.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_jahit
https://deasaraswati.wordpress.com/2015/07/08/perkembangan-dan-kemajuan-teknologi-
mesin-jahit/
http://dindaasani.blogspot.co.id/
http://www.academia.edu/11667032/Perancangan_Meja_Jahit_Ergonomis
http://www.mikirbae.com/2016/08/bagian-bagian-mesin-high-speed.html
Adisurya, Mikael. - . Perancangan Meja Kerja Jahit John T-Shirt. Bandung: Institut
Teknologi Bandung
Muslim, Erlinda. Nurtjahyo, Boy dan Ardi, Romadhani. - . Analisis Ergonomi Industri
Garmen Dengan Posture Evaluation Index Pada Virtual Environment. Depok: Universitas
Indonesia