Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kanker ovarium adalah penyakit yang membuat frustasi bagi pasien dan pemberi
perawatan kesehatan karena awitannya yang tersembunyi. Dan tidak ada gejala peringatan adalah
penyebab mengapa penyakit ini telah mencapai tahap lanjut ketika didiagnosa. Kondisi ini
merupakan penyebab kematian utama diantara malignansi ginekologis. Penyakit ini mempunyai
angka kejadian sekitar 13,8 wanita per 100.000. Sayang sekali, sekitar 75% dari kasus dideteksi
pada tahap lanjut. Amatlah sulit untuk mendiagnosa dan adalah unik sehingga kemungkinan
kondisi ini merupakan awal dari banyak kanker primer dan mungkin menjadi tempat metastasis
dari kanker lainnya. Kondisi ini membawa angka kematian 14.500 setiap tahunnya dan
merupakan penyebab prevalen keenam dari kematian akibat kanker pada wanita (Wingo et al.,
1995). Sebagian kasus mengenai wanita antara usia 50 sampai 59 tahun. Insiden tertingginya
adalah di negara-negara industri, kecuali Jepang, yang insidennya rendah.

Hereditas dapat berperan dalam menimbulkan penyakit ini, dan banyak dokter
menyarankan pemeriksaan pelvis bimanual bagi wanita yang mempunyai satu atau dua orang
saudara dengan kanker ovarium. Meskipun dengan pemeriksaan yang cermat, tumor ovarium
biasanya terdapat jauh di dalam dan sulit untuk dideteksi. Belum ada skrining dini yang tersedia
saat ini meskipun penanda tumor sedang dalam penelitian.

1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tentang asuhan keperawatan klien dengan kanker ovarium.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Dapat melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan kanker ovarium.


2. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan klien dengan kanker ovarium.
3. Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker ovarium.

1
4. Dapat melakukan implementasi kepada berupa pemenuhan kebutuhan dasar klien
dengan kanker ovarium.

1.3. Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang asuhan keperawatan klien dengan


kanker ovarium.
2. Untuk memberikan masukan kepada tenaga kesehatan, khususnya perawat ruangan
dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan kanker ovarium.

2
BAB 2
Tinjauan Teoritis
2.1. Defenisi
Kanker ovarium adalah kumpulan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam,
dapat berasal dari ketiga dermoblast (endoderma, mesoderma, ektoderma) dengan sifat-sifat
histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Kanker ovarium adalah penyakit yang
membuat frustasi bagi pasien dan pemberi perawatan kesehatan karena awitannya yang
tersembunyi dan tidak ada gejala. Kanker ovarium ini dapat berupa kistik, padat, kecil, besar dan
bisa pula jinak atau ganas. (Sinopsis obstetri, 2001).

2.2. Etiologi dan Faktor Resiko


Etiologi pasti dari kanker ovarium belum ditemukan, namun beberapa faktor resiko
diduga dapat menginduksi terjadinya penyakit ini pada wanita.
Wanita dengan kanker ovarium mempunyai faktor resiko mengidap kanker payudara 3
sampai 4 kali lipat pada wanita dan wanita dengan kanker payudara mempunyai resiko yang
meningkat terhadap kanker ovarium. Tak ada faktor penyebab defenitif yang telah ditetapkan,
tetapi kontrasepsi oral tampak memberikan efek protektif. Hereditas dapat berperan dalam
menimbulkan penyakit ini.
Faktor resiko : - Diet tinggi lemak. - Penggunaan bedak talk perineal
- Merokok - Infertilitas
- Alkohol - Riwayat kanker payudara, kolon
endometrium
- Nullipara

2.3. Klasifikasi Tumor


Klasifikasi tumor berdasarkan sistem TNM
T = Tumor primer
Tx = Tumor primer tidak dapat ditaksir.
Ta = Tidak terdapat bukti adanya tumor primer
Tis = Carsinoma in situ
T1, T2, T3 = Dari T1 sampai T3 tumor primer makin besar dan makin jauh infiltrasi di
jaringan dan alat berdampingan.

3
Nodus = N1 = Kelenjar limfe regional
Nx = Kelenjar limfe tidak dapat ditaksir/diperiksa.
No = Tidak adanya bukti penyebaran ke kelenjar limfe regional
N1, N2, N3, N4 = Menunjukkan banyaknya kelenjar regional yang
dihinggapi dan ada tidaknya infiltrasi di alat dan struktur
berdampingan.

Metastasis = M = Anak sebar jauh (distant metastasis)


Mx = Tidak dapat diperkirakan adanya anak sebar
Mo = Tidak ada buktinya metastasis jauh.
M1 = Ada metastasis jauh.

2.4. Manifestasi Klinis


Tanda-tanda dan gejala termasuk haid tidak teratur, ketegangan menstrual yang terus
meningkat, darah menstruasi yang banyak (menorhagi) dengan nyeri tekan pada payudara,
menopause dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dispepsia, tekanan pelvis dan sering
berkemih.
Gejala-gejala ini biasanya samar, tetapi setiap wanita dengan gejala-gejala gastroistestinal
dan tanpa diagnosis yang diketahui harus dievaluasi dengan menduga kanker ovarium. Flatulens,
rasa begah setelah makan makanan kecil, dan lingkar abdomen yang terus meningkat merupakan
gejala-gejala signifikan.

Tahap-tahap kanker ovarium :


1. Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
2. Pertumbuhan mencakup satu atau dua ovarium dengan perluasan pelvis.
3. Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastatis di luar pelvis atau
nodul inguinal atau retroperitoneal positif.
4. Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastatis jauh.

Pengaruh kanker ovarium terhadap kehamilan dan persalinan:

4
 Kanker yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga menyebabkan
abortus, partus prematurus.
 Kanker yang bertangkaian, karena pembesaran atau pengecilan uterus setelah partus,
terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis dan infeksi yang disebut abdomen
akut.
 Dapat menyebabkan kelainan-kelainan letak janin.
 Kanker kistik dapat pecah karena trauma luar atau trauma persalinan.
 Kanker besar berlokasi di bawah, dapat menghalangi persalinan.
Kanker ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar pada aorta, mediastinal dan supra
klavikular, dan seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh terutama paru, hati dan otak.
Obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita kanker
ovarium.

2.5. Diagnosis

Setiap pembesaran ovarium harus diselidiki. Pemeriksaan pelvis tidak akan mendeteksi
diri karena ovarium dan teknik pencitraan pelvis tidak selalu definitif. Sekitar 75% dari kanker
ovarium telah bermetastasis ketika didiagnosis; sekitar 60% telah menyebar keluar pelvis.
Dari banyak tipe sel kanker ovarium yang berbeda, tumor epitel menempati 90% dari semua
jenis. Tumor sel germinal dan tumor stromal menempati 10% dari kondisi ini.

2.6. Komplikasi

Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus tindakan lanjut
yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa kali untuk membuat by pass
bila kondisi penderita mengizinkan (Brunner dan Suddart, 2001).
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur yang berdekatan
pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke
rongga abdomen dan rongga panggul. Asites dapat terjadi dan cairan yang mengundang sel-sel
panas melalui saluran tipe limfe menuju pleura dan akhirnya menyebabkan efusi pleura.

5
2.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan berdasarkan hal-hal berikut:
- Kemungkinan adanya keganasan.
- Kemungkinan torsi dan abdomen akut.
- Kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetrik, maka:
 Kanker ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa harus
dikeluarkan.
 Waktu yang tepat untuk operasi adalah antara kehamilan 16-20 minggu.
 Operasi yang dilakukan di bawah umur kehamilan 20 minggu harus diberikan
substitusi progresteron beberapa hari sebelum operasi dan beberapa hari setelah
operasi (sebab ditakutkan korpus luteum terangkat bersama kanker yang bisa
menyebabkan abortus).
 Operasi darurat apabila terjadi torsi dan abdomen akut.
 Bila kanker agak besar dan lokasinya di bagian bawah akan menghalangi
persalinan dapat ditempuh: reposisi, bila tidak bisa persalinan diselesaikan dengan
seksio cesaria dan jangan lupa sekaligus kanker diangkat.

Pengangkatan melalui tindakan bedah adalah pengobatan pilihan dengan pemeriksaan


praoperatif termasuk barium enema, pemeriksaan GIT atas, rontgen dada dan urografi intravena
(IVU). Histerektomi abdomen total dengan pengangkatan tuba fallopi dan ovarium serta
omentum (salphingoovarektomi bilateral dan omentektomi) adalah prosedur standar untuk
penyakit tahap dini. Kemudian terhadap radiasi dan implementasi fosfor (32p) intraperitoneal,
isotopradioaktif dapat dilakukan setelah pembedahan. Kemoterapi dengan preparat tunggal atau
multipel biasanya termasuk sisplantin, siklofosfamid atau karboplatin juga digunakan.

Terapi Tumor Ganas Ovarium


Pada tingkat awal prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP. Luas pembedahan
ditentukan oleh insidensi metastase dan invasi terhadap korpus uteri. Biopsi seperti omentum,
kelenjar limfe penting. Pembedahan juga penting sebagai tindakan primer dengan mengangkat

6
sebagian besar jaringan tumor, meskipun tidak semua dapat diangkat, hal ini memungkinkan
tindakan Kemoterapi dan Radioterapi lebih efektif.
Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor ovarium saja: oophorektomi atau
oophorokistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik terbatas pada satu ovarium tanpa
asites, wanita masih muda, belum punya anak, derajat keganasan tumor rendah.

Radioterapi
Umumnya digunakan pada tingkat klinik kanker yang terbatas pada ovarium atau yang
sudah mengalami perluasan sampai panggul. Pemberiannya bisa ke panggul saja atau seluruh
rongga perut. Akhir-akhir ini radiotherapi diberikan bersamaan dengan kemotherapi. Namun,
radiasi hanya efektif pada jenis tumor yang peka terhadap sinar (radiosensitif).

Kemoterapi
Beberapa jenis obat sitostatuka yang digunakan adalah agen alkylating (seperti
cyclophosphamide, chlorambusil), antimetabolik {seperti mtx (metothexata) dan S.flourouracil},
antibiotik (seperti andriamicin). Berbagai kombinasi dari agen di atas menunjukkan efek yang
cukup berarti dalam penanganan kanker ovarium.
Asites terjadi pada kanker ini dapat dikendalikan dengan kemoterapi intraperitoneal
sekarang sedang dikembangkan teknik shunting cairan asites kedalam vena jugularis melalui
plastik tube yang berkatup searah. Sedangkan penanganan paliatif kanker ovarium digunakan
preparat hormon progestativa.

7
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal/ Jam Pengkajian : 07 Februari 2016/ 15.30WIB
Tanggal Masuk :05 Februari 2016 / 14.00 WIB
No.RM : 46-xx-xx
Diagnosa : Ca Ovarium stadium 3c
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Alamat :Surabaya
Tanggal lahir : 05 Desember 1970
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status : Menikah

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn.M
Umur : 26 Tahun
Hubungan dengan Pasien : Anak
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Surabaya

8
3.2 RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh mengalami keputihan dan mengeluarkan flek- flek hitam selama 2
bulan, nyeri abdomen bagian bawah
P: Pasien mengatakan nyeri bertambah ketika Pasien melakukan aktivitas berlebih seperti
ketika mengubah posisi
Q : nyeri tajam, linu
R : nyeri menyebar sampai ke area pinggang seperti orang mau melahirkan
S : Pasien mengatakan skala nyeri 7 dari (0-10)
T: nyeri terjadi setiap saat
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. S mengatakan sebelum masuk rumah sakit Pasien mengalami keputihan dan
mengeluarkan flek- flek hitam selama 2 bulan disertai nyeri perut bagian bawah yang
menjalar sampai ke pinggang. Sebelum masuk rumah sakit Ny.S memeriksakan dirinya
ke bidan akan tetapi setelah menjalani rawat jalan tidak mengalami perubahan. Akhirnya
Ny.S memeriksakan dirinya ke Poli kandungan Rumkital Dr. Ramelan Surabaya dan
disarankan untuk menjalani rawat inap.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny.S mengatakan tidak memiliki riwayat DM, sejak 1 bulan yang lalu Pasien mengatakan mengalami
Hipertensi, tidak memiliki riwayat HIV, Hepatitis dan tidak pernah mengalami abortus.
4. Riwayat Reproduksi
Ny.S mengatakan sudah tidak haid sejak 3 tahun yang lalu. Ny.S mengatakan sebelum sakit siklus haid
lancar 1 bulan sekali dengan lama waktu 10 hari, tidak terdapat nyeri/ disminorhea, ganti pembalut 2-3 kali/
hari.
5. Riwayat Obstetri
Ny.S mengatakan menikah ketika usia 16 tahun dan jarak 2 tahun Ny.S memiliki anak. Ny.S mengatakan
memiliki 2 anak dengan proses persalinan vaginal (spontan). Selama hamil Ny.S memiliki pola makan yang
baik. Ny.S mengatakan tidak pernah mengalami abortus dan perdarahan ketika hamil. Ny. S mengatakan
setelah melahirkan anak ke 2 Ny.S menggunakan KB IUD akan tetapi mengalami pendarahan. Akhirnya
KB dilepas.
6. Pernah Operasi
- Ny. S mengatakan tidak pernah menjalani operasi
7. Alergi Obat
- Ny. S mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ny. S mengatakan Ayahnya sudah meninggal disebabkan penyakit komplikasi ginjal, katarak, kencing
manis dan DM. Ibu Ny.S masih hidup dan sehat.

9
 Genogram

4
2

Keterangan:
:Laki-laki

:Laki-laki

:Perempuan

:Pasien dengan Ca Ovarium

:Tinggal Serumah

: Meninggal

3.3 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


1. Oksigenasi
Pasien bernafas tidak menggunakan bantuan alat nafas
RR : 18 x/menit, regular
2. Nutrisi dan cairan
Pasien makan sehari 3X sehari dengan menu nasi, lauk dan sayuran tetapi tidak habis.
Pasien minum 1,5 liter per hari, Pasien mendapatkan terapi IV NaCl 20 tetes per
menit.Pasien mengatakan merasa mual ketika diisi oleh makanan.

10
Status nutrisi :
Sebelum masuk rumah sakit, BB : 45kg, TB : 150 cm
Saat di rumahsakit BB: 40 kg dan TB: 147cm
Ny.S mengalami penurunan berat badan 5 kg dalam kurun waktu 3 bulan
Perhitungan :
BB ideal = (TB - 100) ± 10% (TB - 100)
= (150 - 100) ± 10% (150 - 100)
= 50±5.0 Nilai standar:
= ±55.0 Nilai Kategori
IMT (Indeks Massa Tubuh) < 20 Underweight
20 - 25 BB normal
25 - 30 Overweight
> 30 Obesitas
= 40/ (1.50)2
= 17.77(underweight)
3. Eliminasi
Pasien terpasang selang DC, rata- rata urin per hari 200cc, BAB 1 kali sehari setiap pagi.
Tidak ada keluhan nyeri apapun selama eliminasi urin maupun fekal.
4. Termoregulasi
Suhu : 36.4oC
Pasien sering mengaku kepanasan dan memakai pakaian yang tipis dan menyerap
keringat.

5. Aktifitas dan latihan


Semua aktifitas Pasien seperti aktifitas mandi, berpakaian, makan, menyisir rambut,
toileting dibantu oleh keluarganya
6. Seksualitas
Pasien sudah berkeluarga dan sudah mempunyai 2 orang anak. Selama dirawat di rumah
sakit Pasien ditemani anak dan suaminya. Pasien sudah tidak melakukan hubungan
seksual sejak Pasien mengalami keluhan
7. Psikososial
Pasien mengatakan sering merasakan kecemasan karena sakit yang dideritanya Pasien
bersemangat untuk menjalani pengobatan sehingga dapat segera kembali ke
lingkungannya.
8. Rasa aman dan nyaman
Pasien mengatakan percaya akan pengobatan yang dilakukannya dank lien percaya akan kesembuhan
karena Pasien sudah memasrahkan semuanya pada Sang Kuasa.
9. Spiritual
Pasien seorang muslim dan mangatakan tidak shalat karena mengeluarkan flek- flek
hitam. Sholatdiganti dengan berdoa sepanjang waktu di tempat tidur.
10. Higiene

11
Pasien mengatakan sibinsehari 1 kali/hari setiap pagi.
11. Istirahat dan tidur
Pasien mangatakan dapat tidur dengan nyenyak akan tetapi sering terbangun karena
tindakan medikasi dan lingkungan yang panas dan ramai. Pasien mengatakan dalam
sehari Pasien tidur kurang lebih 6-7jam.
12. Aktualisasi diri
Pasien mengatakan malu dengan kondisi karena Pasien hanya bisa terbaring ditempat
tidur
13. Rekreasi
Pasien mengatakan hanya berada di dalam ruang rawat selama sakit, jarang keluar
ruangan. Ketika bosan Pasien lebih memilih untuk tidur.
14. Kebutuhan belajar
Pasien tampak kooperatif untuk mengikuti instruksi selama perawatan dan bersedia
mendengarkan dan melaksanakan apa yang diinstruksikan dalam prosedur pengobatan.

3.4 PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)


1. Keadaan Umum
Pasien terlihat lemas
Tingkat Kesadaran :Composmentis dengan GCS E4 V5 M6
2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
TD :170/90 mmHg
Nadi :86x/menit ; irama teratur
RR :18x/menit ; regular, pendek.
Suhu : 36,40C
3. Pengukuran antropometri
BB : 40 kg
TB : 150 cm

=40/ (1.50)2
= 17.77 (underweightt)

Nilai Kategori
< 20 Underweight
20 - 25 BB normal
25 - 30 Overweight
> 30 Obesitas

4. Pemeriksaan Kulit dan Rambut


a. Kulit : sedikit kering, sedikit kotor, warna sawo matang, turgor kulit <3 detik

12
b. Rambut : hitam kecoklatan, ikal, sedikit kotor, distribusi tidak rata dan beruban, tidak
mudah di cabut dan tidak rontok.

5. Pemeriksaan Kepala dan Leher


a. Kepala : tidak terdapat benjolan di kepala, bentuk mesosephal
Raut wajah : sayu
b. Mata : simetris kanan dan kiri, anemis, skelera tidak ikterik, reflex pupil terhadap
cahaya positif, Pasien tidak memakai kacamata, Pasien mengatakan pandangan normal,
kornea tidak terlalu jernih, tidak ada nistagmus
c. Telinga : sedikit serumen, fungsi pendengaran baik, tidak ada nyeri tekan
d. Hidung : tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada cuping hidung, tidak ada
penyumbatan hidung, fungsi pembauan baik, tidak terdapat nyeri tekan
e. Mulut : mukosa bibir kering, gusi merah muda dan tidak ada keluhan, lidah sedikit
kotor, faring berwarna merah muda
f. Leher : tidak terdapat deviasi trakea, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Pemeriksaan Dada
a. Paru-paru
- I : pengembangan dada simetris, tidak ada lesi, ekspansi maksimal, nafas teratur.
- Au: Suara dasar vesikuler
- Pa : taktil fremitus kanan = kiri
- Pe : Sonor kedua lapang paru
b. Jantung
- I : Ictus cordis tidak tampak
- Au : Bunyi Jantung S1-S2 murni
- Pa : Ictus cordis teraba di SIC IV midclavicula sinistra
- Pe : Pekak
7. Pemeriksaan Abdomen
- I : cembung
- Au: bising usus 19 x/menit
- Pa : hepar, ginjal dan limfa tak teraba, supel, terdapat distensi abdomen dan nyeri
tekan diarea abdomen simpisis pubis, terdapat massa, terdapat benjolan pada perut
bagian bawah, kandung kemih tidak teraba
- Pe : redup
8. Genetalia : jenis kelamin perempuan , massa tumor tampak di vagina, keluar flek
hitam dari vagina.
Portio: berbenjol rapuh
9. Neurologis :

Fungsi Motorik
reflek babinski : 5 5
5 5
Reflek fisiologis : +2 +2

13
+2 +2

- -
Reflek patologis :
- -

10. Ekstrimitas :
3.5 Atas: tangan sebelah kanan terpasang infus, akral hangat, tidak ada lesi, tidak ada
edema,tangan sebelah kiri akral hangat, tidak ada lesi, tidak ada edema, turgor kulit <3
detik, kapilari refil time < 2 detik
3.6 Bawah: kanan dan kiri tidak ada edema, akral hangat, tidak terdapat lesi, tidak ada
parastesis, tidak ada varises, turgor kulit elastis, kapilari refil time < 2 detik
Kekuatan otot : 5555 5555
4444 4444

3.5 DATA PENUNJANG


1. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Pemeriksaan tanggal 30 Februari 2016
KOMPONEN
a. Makroskopis
Diterima jaringan uterus 14.5x 15x 6 cm
a) Serviks 1 coupe
b) Endometrium da miometrium 1 coupe
c) Massa hamper memenuhi miometrium 1 coupe
d) Adnexa 1 coupe
e) Adnexa 1 coupe
f) KGB pelvis kanan 1cc kuning
g) KGB pelvis kiri 2 cc coklat kekuningan 1 coupe
h) Omentum 27x 3x 1 kuning 1 coupe
i) Ovarium kanan 5.5x 4x 2 1 coupe
j) Uterus 2x 1.5x 0.5
k) Appendix panjang 3 cm diameter 0.3 cm 1 coupe
b. Mikroskopis
Sediaan uterus terdiri atas:
a) Servik: dilapisi epitel gepeng berlapis dalam batas normal dengan metaplasia
skuamousa kelenjar endoservik disertai radang kronis
b) Jaringan B,C,D,E,I,J menunjukkan gambaran serupa, tumor ganas adeno
carcinoma papilar dengan diferensiasi jelek
c) Jaringan F: sediaan KGB pelvis kanan terdiri dari jaringan lemah yang sembab
d) Jaringan G: Sediaan KGB pelvis kiri terdiri atas jaringan limfoid dengan sarang-
sarang tumor ganas tersebut diatas
e) Jaringan H: sediaan omentum menunjukkan jaringan lemak sembab berserbukan
massif sel radang

14
f) Jaringan K : Sediaan appendicitis kronis
Kesan: Adeno carcinoma ovarii serosum berdiferensiasi jelek bilateral yang menyebar ke
endometrium, seluruh miometrium dan kelenjar getah bening pelvis kiri.

2. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 7 Februari 2016
Pemeriksaan Hasil satuan rujukan Keterangan
Hb 10.0 g/dl 12.0-15.6 Menurun
Ht 32 % 33-45 Menurun
Leukosit 9.6 Ribu/ul 4.5-11.0 Normal
Trombosit 305 Ribu/ul 150-450 Normal
Eritrosit 4.04 Juta/ul 4.10-5.10 Menurun
Creatinin 6.3 Mg/dl 0.6-1.1 Meningkat
Ureum 62 Mg/dl <50 Meningkat
Natrium 136 Mmol/L 136-145 Normal
Kalium 4.4 Mmol/l 3.3-5.1 Normal
Klorida 105 Mmol/ L 98-106 Normal

3. Terapi obat
Terapi
Tanggal Medikasi Cairan IV
Oral Injeksi
lainnya

7-02- 2016 Asam folat 3x4 NaCl 0.9% 16 tpm

B compleks EAS 30 tpm

Clodin

8-02-2016 Asam folat 3x4 NaCl 0.9% 16 tpm

B compleks EAS 30 tpm

Clodin

9-02-2016 NaCl 0.9% 16 tpm

EAS

15
Asam folat

CaCO3

Captopril

3.6 ANLISA DATA


No. Data Fokus Etilogi Masalah
1 DS: ketidakmampuan fisik- Nyeri Kronis
Pasien mengatakan nyeri di area
psikososial kronis
abdomen bawah yang menyebar sampai
(metastase
ke pinggang belakang.
kanker,peradangan)
P: Pasien mengatakan nyeri bertambah
ketika Pasien melakukan aktivitas
berlebih seperti ke kamar mandi
Q : nyeri tajam, linu
R : area pinggang seperti orang mau
melahirkan
S : Pasien mengatakan skala nyeri 7 (0-
10)
T: nyeri terjadi setiap saat

DO:
Pasien tampak menyeringai ketika area
perut bawah di palpasi, terdapat
distensi abdomen, terdapat massa pada
perut bagian bawah saat di palpasi,
hasil laboratorium PA: Adeno
carcinoma ovarii serosum
berdiferensiasi jelek bilateral yang
menyebar ke endometrium, seluruh

16
miometrium dan kelenjar getah bening
pelvis kiri.

2 DS: perubahan struktur atau Disfungsi seksual


Pasien mengatakan sudah tidak
fungsi tubuh, perubahan
melakukan hubungan seksual sejak
kadar hormone
Ny.S mengalami keluhan keputiah dan
flek hitam yang keluar terus menerus,
Ny.S mengatakan mengalami
pendarahan setelah menggunakan KB
IUD
DO:
Pasien tampak gelisah dengan
kondisinya, terdapat massa tumor di
vagina, porsio berbenjol rapuh

3 DS: Krisis situasional, Stress, Ansietas


Pasien mengatakan cemas dengan
perubahan status
kondisinya, Pasien takut tidak mampu
kesehatan, ancaman
melakukan kewajibannya sebagai ibu
kematian, perubahan
rumah tangga, Pasien mengatakan takut
konsep diri, kurang
jika sakitnya tak kunjung sembuh dan
pengetahuan dan
tambah parah
hospitalisasi
DO:
Pasien menangis, merintih,
mengungkapkan ketakutan dan
kecemasannya, Pasien tidak focus,
fokus terhadap dirinya sendiri

3.7 PRIORITAS MASALAH


Paraf
Tanggal (nama)
No Masalah
ditemukan Teratasi
1 Nyeri Kronis berhubungan dengan 07-02-2016 Putra
ketidakmampuan fisik-psikososial

17
kronis (metastase kanker, injuri
Putra
neurologis, artritis)
2
Disfungsi seksualberhubungan
07-02-2016
dengan perubahan struktur atau
fungsi tubuh, perubahan kadar
hormone
Putra
Ansietas berhubungan dengan 07-02-2016
Faktor keturunan, Krisis
3
situasional, Stress, perubahan status
kesehatan, ancaman kematian,
perubahan konsep diri, kurang
pengetahuan dan hospitalisasi

18
3.8 INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi keperawatan


1 Nyeri Kronis berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajement nyeri
1. Kaji nyeri (PQRST)
dengan ketidakmampuan fisik- 2x24 jam Nyeri teratasi atau berkurang dengan
2. Monitor tanda vital dan nyeri secara
psikososial kronis (metastase criteria hasil:
teratur
1. Tidak ada kluhan nyeri
kanker, injuri neurologis, 3. Observasi reaksi non verbal
2. Ekspresi wajah rileks
4. Jelaskan penyebab nyeri
artritis) 3. Bebas nyeri saat aktivitas
5. Ajarkan teknik relaksasi atau distraksi
4. TD 100/70-120/80
6. Jelaskan aktivitas yang dapat dilakukan
5. HR 60-100x/menit
6. Skala nyeri 0 atau berkurang selama periode nyeri
7. Tidak ada gangguan tidur 7. Batasi pengunjung terutama saat nyeri akut
8. Tidak ada gangguan konsentrasi 8. Tingkatkan istirahat
9. Tidak ada gangguan hubungan interpersonal 9. Jelaskan pada keluarga peran yang dapat
10. Tidak ada ekspresi menahan nyeri dan
dilakukan saat periode nyeri (massage,
ungkapan secara verbal
kompres hangat atu dingin
11. Tidak ada tegangan otot
10. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
derajad nyeri sebelum pemberian analgesic
11. Monitor tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
12. Edukasi sebelum pemberian analgesic
13. Cek riwayat alergi analgesik

2 Disfungsi seksual Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam 1. Bantu pasien untuk mengekspresikan
berhubungan dengan Pasien dapat menerima perubahan struktur tubuh perubahan fungsi tubuh termasuk organ
perubahan struktur atau fungsi terutama pada fungsi seksual yang dialaminya seksual seiring dengan bertambahnya usia.
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang
tubuh, perubahan kadar dengan Kriteria hasil:
penurunan fungsi seksual.
hormone 1. Mengekspresikan kenyamanan
19
2. Mengekspresikan kepercayaan diri 3. Motivasi Pasien untuk mengkonsumsi
makanan yang rendah lemak, rendah
kolestrol, dan berupa diet vegetarian
4. Anjurkan Pasien untuk menggunakan krim
vagina dan gel

3 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan selama 3X24 jam Pasien 1. Gunakan pendekatan yang
Faktor keturunan, Krisis kecemasan teratasi dgn kriteria hasil: menenangkan
situasional, Stress, perubahan 1. Pasien mampu mengidentifikasi 2. Nyatakan dengan jelas harapan
status kesehatan, ancaman dan mengungkapkan gejala cemas terhadap pelaku pasien
kematian, perubahan konsep 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
diri, kurang pengetahuan dan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol dirasakan selama prosedur
hospitalisasi cemas 4. Temani pasien untuk memberikan
3. Vital sign dalam batas normal keamanan dan mengurangi takut
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, 5. Berikan informasi faktual mengenai
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan diagnosis, tindakan prognosis
berkurangnya kecemasan 6. Libatkan keluarga untuk mendampingi
Pasien
7. Instruksikan pada pasien untuk
menggunakan tehnik relaksasi
8. Dengarkan dengan penuh perhatian
9. Identifikasi tingkat kecemasan

20
10. Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
12. Kelola pemberian obat anti
cemas:........

3.9 IMPLEMENTASI

No. Hari/Tanggal No. Dx Implementasi SOAP TTD

1 07-02-2016 Dx:1
15.30.00 WIB 1 S: Pasien mengatakan nyeri di area Putra
Mengkaji nyeri (PQRST)
perut bagian bawah
P: Pasien mengatakan nyeri
O: Pasien tampak menyeringai
bertambah ketika Pasien
ketika area perut bawah di tekan,
melakukan aktivitas berlebih
focus pada diri sendiri
seperti ke kamar mandi A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Q : nyeri tajam, linu
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
19.00 WIB
R: nyeri menyebar sampai ke area
21
pinggang seperti orang mau Putra
Dx.2
melahirkan
1,3 S : Pasien mengatakan skala nyeri S: Pasien mengatakan sudah tidak
19.45 WIB
7 (0-10) melakukan hubungan suami istri
20.00 WIB T: nyeri terjadi setiap saat sejak mengalami keluhan Putra

20.15 WIB O: terdapat massa tumor yang


Mengukur tanda vital dan nyeri tampak di vagina, porsio
1,4
secara teratur berbenjol rapuh
21.00 WIB
TD: 170/90 mmHg A: masalah belum teratasi
1,4
Nadi: 86 x/menit P: Lanjutkan intervensi:
RR: 18 x/ menit 1,2,3,4
4
T: 36.4° C
Dx.3

Mengajarkan teknik relaksasi atau


S: Pasien mengatakan cemas
3 distraksi tarik napas dalam
dengan kondisinya, Pasien
mengatakan takut dengan
Menjelaskan aktivitas yang dapat
penyakitnya
dilakukan selama periode nyeri
O: Pasien tampak menangis,
merintih, tidak focus dan sering
Membantu Pasien mengenal
menyebut nama Allah
situasi yang dapat menimbulkan
A: masalah belum teratasi
kecemasan
P: ulangi intervensi:

22
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12
Memonitor status hidrasi Pasien
(urin output, kelembaban, turgor
kulit), memposisikan semi fowler

1 07-02-2016 Dx:1
15.30.00 WIB 1 S: Pasien mengatakan nyeri di area Putra
Mengkaji nyeri (PQRST)
perut bagian bawah
P: Pasien mengatakan nyeri
O: Pasien tampak menyeringai
bertambah ketika Pasien
ketika area perut bawah di tekan,
melakukan aktivitas berlebih
focus pada diri sendiri
seperti ke kamar mandi A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Q : nyeri tajam, linu
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
19.00 WIB Putra
R: nyeri menyebar sampai ke area
Dx.2
pinggang seperti orang mau
melahirkan S: Pasien mengatakan sudah tidak
1,3
19.45 WIB S : Pasien mengatakan skala nyeri melakukan hubungan suami istri
7 (0-10) Putra
20.00 WIB sejak mengalami keluhan
T: nyeri terjadi setiap saat O: terdapat massa tumor yang
20.15 WIB
tampak di vagina, porsio
1,4 Mengukur tanda vital dan nyeri berbenjol rapuh
21.00 WIB
secara teratur A: masalah belum teratasi
1,4 TD: 170/90 mmHg P: Lanjutkan intervensi:
Nadi: 86 x/menit 1,2,3,4
4 RR: 18 x/ menit
23
T: 36.4° C
Dx.3

Mengajarkan teknik relaksasi atau S: Pasien mengatakan cemas


3
distraksi tarik napas dalam dengan kondisinya, Pasien
mengatakan takut dengan
Menjelaskan aktivitas yang dapat penyakitnya
dilakukan selama periode nyeri O: Pasien tampak menangis,
merintih, tidak focus dan sering
Membantu Pasien mengenal menyebut nama Allah
situasi yang dapat menimbulkan A: masalah belum teratasi
kecemasan P: ulangi intervensi:
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12
Memonitor status hidrasi Pasien
(urin output, kelembaban, turgor
kulit), memposisikan semi fowler

24
BAB 4
Penutup

5.1. Kesimpulan
Kanker ovarium adalah kumpulan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam,
dapat berasal dari ketiga dermoblast (endoderma, mesoderma, ektoderma) dengan sifat-sifat
histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Kanker ovarium adalah penyakit yang
membuat frustasi bagi pasien dan pemberi perawatan kesehatan karena awitannya yang
tersembunyi dan tidak ada gejala

5.2. Saran
Usaha penatalaksanaan yang tepat pada klien dengan kanker ovarium sangat diperlukan
untuk mengurangi angka kesakitan dan komplikasi yang ditimbulkannya

DAFTAR PUSTAKA

25
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Hanifa Winkjosastro. (1999). Ilmu Kebidanan. Edisi 3 Cetakan ke 5. Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Harahap, Rustam E. (1984). Kanker Ginekologik. Jakarta, Media

Doenges Et.al. (2000). Rencana Asuhan Perawatan. Edisi 2 Cetakan ke 1. Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Llewellyn D, Jone. (2000). Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Jakarta, Hippolerates.

26
27
WOC Ca Ovarium

Diet tinggi lemak, merokok, alkohol,


Pecah saat persalinan Klasik bedak talk peritoneal, riwayat Ca Hiperplasia endometrium
- Hambat pertumbuhan janin mamme/ovarium, nullipara dan
- Kelainan letak janin infertilitas
Mk: Estrogen naik
Hambat Kadar endrogen meningkat
Resti Titik dibawah Bumil Perubahan sel-sel ovarium dengan histogenesis abn
persalinan Tumor besar
cidera Abortus/partus prematurus
pada ibu Efek maskulinisasi Stimulasi jar duct
Pendarahan mamme
haid abn
Std. I : Pertumbuhan tumor terbatas terbatas pada ovarium
dan janin Tumor tangkai
Limfogen kel melibatkan para aorta Mk: gangguan citra tubuh Pem>>
Mk: mamme
kecemasan Resti
torsi mediastinal, supraklavikular atau hematogen Std II : Pertumbuhan ½ ovarium dengan perluasan kurang vol cairan
kerongga panggul Nyeri tekan
infark Std IV: pertumbuhan melibatkan ½ ovarium
metostasis jauh ke parenkim hati, otak dan paru Std III : Metastasis intraperitoneal keluar pinggul kelj Mk: Gangguan rasa
nekrosis retroperitoneal & perluasan ke u.halus & nyaman nyeri
omentum
Abd akut Stasis vena
Transudasi Pleura Otak Hepar
Penekanan GIT Penekanan VU Penekanan rektum Penekanan ureterRadiasi/kemotherapi
- Operasi
Op. emergensi Asites Pelbrn sal limfe Gangguan hepatomegali - Historektomi
transdiafragma mielinisasi dispepsia Frek BAK meningkat obstruksi obstruksi total
Mk: Lingkar abd naik alopesia
Mual muntah
- Salphinga ova
- Resti infeksi Hidrothorak Pertumbuhan jar Mk: Obstra usus Nafsu makan menurun
Mk : - Perubahan eliminasi rektomi bilateral
Ca di otak Nyeri
- Resti cidera pada Penekanan pada paru Urin dan bowel Mk: Mk:
ibu dan janin Op. Reseksi kakeksia - nyeri gangguan
- Resti krg vol
- kecemasan Mk: usus/ by pass HDR cairan
Mk: Gangguan Proses - Kekurangan
Mk:
- Pola nafas tak efektif berpikir Mk: Resti infeksi nutrisi
Ketidaknyamanan
- kekurangan volume cairan kecemasan
perubahan nutrisi

28

Anda mungkin juga menyukai