Disusun Oleh:
Alhamdulilah segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul: “Laporan Observasi SMKN 2 Depok Yogyakarta” ini
dengan baik.
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajamen Pendidikan yang dibimbing oleh Bapak Ketut Ima
Ismara, M.Pd., M.Kes. Semoga makalah yang disusun oleh penulis dapat
bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Wassalamua’laikum Wr. Wb
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. ii
BAB 1 Pendahuluan..................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................. 1
D. Manfaat............................................................................................... 2
A. POAC.................................................................................................. 3
C. Manajemen Kurikulum....................................................................... 7
B. Man..................................................................................................... 51
C. Money................................................................................................. 56
E. Manajemen Kurikulum....................................................................... 60
F. Memori............................................................................................... 62
iii
G. Market................................................................................................. 62
H. Minute ................................................................................................ 64
I. Place.................................................................................................... 64
BAB 4 Penutup............................................................................................ 64
A. Kesimpulan ........................................................................................ 65
B. Saran................................................................................................... 66
Daftar pustaka.............................................................................................. 67
Lampiran...................................................................................................... 69
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Observasi
1
6. Untuk mengetahui manajemen pembiayaan pendidikan di SMK 2 Depok
Yogyakarta
7. Untuk mengetahui manajemen hubungan lembaga pendidikan di SMK 2
Depok Yogyakarta dengan masyarakat
8. Untuk mengetahui ketatalaksanaan lembaga pendidikan di SMK 2
Depok Yogyakarta
9. Untuk mengetahui kepemimpinan dan supervisi pendidikan di SMK 2
Depok Yogyakarta
D. Manfaat Observasi
2. Bagi Observer
2
BAB 2
KAJIAN TEORI
A. POAC
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Penggerak (actuating)
4. Pengawasan (controling)
3
B. MANAJEMEN ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal
2. Pendidikan Nonformal
4
diperlukan, jangka waktu belajar kurang terikat, tidak punya
efek jenjang dalam lapangan pekerjaan.
3. Pendidikan Informal
1. Pendidikan Dasar
2. Pendidikan Menengah
3. Pendidikan Atas
1. Pendidikan Umum
5
2. Pendidikan Kejuruan
3. Pendidikan Akademik
4. Pendidikan Profesi
5. Pendidikan Vokasi.
6. Pendidikan Keagamaan
7. Pendidikan Khusus
6
Sebuah organisasi membutuhkan kualitas dan integritas supaya
mampu bertahan dan meraih kesuksesan serta kualitasnya. Integritas
yang terdapat di dalam organisasi tergantung pada solidaritas para
anggotanya. Solidaritas ini, menunjukkan pada suatu keadaan hubungan
antar individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral atau
kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat dengan pengalaman
emosional bersama. Ikatan ini lebih mendasar dibandingkan dengan
hubungan kontraktual yang dibuat atas dasar hubungan rasional.
C. MANAJEMEN KURIKULUM
7
c) Fungsi penyesuaian. Kurikulum sebagai alat pendididkan ahrus
mampu mangantarakan siswanya agar memiliki kemapuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan sosialnya.
1. Komponen Tujuan
2) Tujuan Institusional
8
3) Tujuan Kulikuler
4) Tujuan Instruksional
5) Tujuan Pembelajaran
2. Komponen Materi
3. Komponen Metode
Dilihat dari filsafat dan dari segi teori pendidikan yang melandasi
pengembangan kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan
tujuan dan materi pembelajaran. Dengan adanya hal tersebut
tentunya akan memunculkan perbedaan pendekatan, strategi dan
metode pembelajaran yang hendak di kembangkan. Seperti bagi
para pendudkung filsafat klasik dimana tujuan pembelajaran adalah
informasi dan intelektualitas maka pendekatan pembelajaran yang
dikembangkan akan lebih berpusat pada guru, hal ini berbeda
dengan kalangan pendukung progresivisme dimana yang seharusnya
menjadi pusat dari pembelajaran adalah siswa dimana siswa yang
menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan
kebutuhnya.
4. Komponen Evaluasi
9
2. Perencanaan Kurikulum
10
3. Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan
dan pokok bahasan atau standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3. Pengorganisasian Kurikulum
4. Pelaksanaan Kurikulum
11
dalam pelaksanaan supervisi, dan penilaian terhadap personal
sekolah.
12
Supervisi Kurikulum adalah usaha yang dilakukan oleh supervisor
dalam bentuk pemberian bantuan, bimbingan, pergerakan motivasi,
nasihat dan pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
profesional guru dalam proses belajar mengajar, yang pada gilirannya
meningkatkan hasil belajar siswa.
6. Penilaian Kurikulum
7. Pengembangan Kurikulum
13
2. Realistik, artinaya berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada
dimasyarakat/lapangan dimana proses interaksi komunikasi antara
tenaga kependidikan dan peserta didik yang pada gilirannya
membuahkan kesadaran yang tinggi
14
D. MANAJEMEN PESERTA DIDIK
Agar tujuan dan fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya (Tim
Dosen UPI, 2008 : 206), antara lain:
15
memahami, dan saling menghargai. Sehingga setiap peserta didik
memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
2. Buku Klapper
3. Daftar Presensi
16
4. Daftar Mutasi Peserta Didik
6. Daftar Nilai
7. Buku Legger
8. Buku Raport
17
3. Mutasi dan Promosi Peserta Didik
18
4. Perpindahan siswa harus mendapat persetujuan tertulis dari
institusi pengirim.
c) Malas.
19
4. Yang bersumber dari teman sebaya :
b) Adanya konflik.
4. Layanan Khusus
2. Layanan Perpustakaan
6. Layanan Asrama.
20
1. Peserta didik pada SMA/SMK atau bentuk lain yang sederajat
sudah menyelesaikan pendidikannya pada SMP/MTs, Paket B
atau bentuk lain yang sederajat.
21
b) Dapat menunjukkan ijazah atau dokumen lain yang
membuktikan bahwa yang bersangkutan telah
menyelesaikan pendidikan dasar yang memberikan
kompetensi lulusan setara SMP.
10. SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK atau bentuk lain yang sederajat
memberikan bantuan penyesuaian akademik, sosial, dan/atau
mental yang diperlukan oleh peserta didik berkelainan dan
peserta didik pindahan dari satuan pendidikan formal lain atau
jalur pendidikan lain.
22
Sumber: www.siap-psb.com
23
Sumber : www.siap-psb.com
24
E. MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN
pendidik pembimbing
Tenaga kependidikan
supervisor
pendidikan
administrator pendidikan
teknis pendidikan
Keterangan :
a. Tenaga pendidik
Tenaga pendidik adalah personil di lembaga atau organisasi
pelaksanaan pendidikan yang melakukan salah satu aspek atau
seluruh kegiatan (proses) pendidikan, mikro ataupun makro
(mengembangkan daya cipta, rasa, karsa dan karya manusia).
Tenaga pendidik berdasarkan kenyataan sistem yang ada dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu pengajar,
pembimbing dan supervisor pendidikan.
b. Tenaga administrator pendidikan
Administrator pendidikan adalah orang-orang (personil)
yang secara legal-profesional bertugas melaksanakan kegiatan
pengelolaan penyelenggaraan pendidikan, tidak sama dengan
tata usahawan pendidikan. Administrator pendidikan merupakan
orang yang memiliki wawasan pendidikan yang luas dan
mendalam dan kemampuan menejerial atau administratorial
pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Kedalam kelompok
administrator pendidikan ini dapat dimasukkan personil
perencana pendidikan profesional baik perencanaan pendidikan
mikro maupun makro, pengembangan kurikulum pendidikan,
peneliti dan pengembangan pendidikan, serta perancang sarana
dan media pendidikan.
25
c. Tenaga teknisi pendidikan
Tenaga kerja teknisi pendidikan adalah orang-orang
(personil) yang secara legal-profesional bertugas memberikan
layanan pendidikan melalui pendekatan kondisional (fasilitas
dan layanan khusus). Tenaga teknisi pendidikan juga merupakan
personil yang memiliki wawasan pendidikan (falsafah dan ilmu
pendidikan) dan mampu menerapkannya dalam bidang
tugasnya. Kedalam kelompok ini dapat dimasukkan :
a) Tenaga pustakawan pendidikan yang bukan sekedar
pustakawan profesional dalam ilmu perpustakaan,
b) Petugas sumber belajar,
c) Laboran-pendidik.
26
kerja yang harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang baru nanti.
Ruang lingkup kegiatan rekruitmen meliputi :
a. Pengumuman tentang penerimaan calon pegawai tenaga pengajar
atau tenaga pendidikan.
b. Pendaftaran calon pegawai tenaga edukatif atau pendidikan.
c. Melaksanakan ujian saringan.
d. Mengumumkan ujian saringan.
e. Memproses pengusulan untuk diangkat sebagai calon pegawai
tenaga pendidikan.
f. Mengatur penempatan sesuai surat keputusan (Suryosubroto dkk,
2000: 29-30).
27
dan nyaman sehingga membuat pegawai betah dan
menghasilkan kinerja yang tinggi. Tunjangan tersebut dapat
berupa tunjangan yang langsung dibayar dalam bentuk uang
adapula dalam bentuk lain seperti asuransi. Adapun tunjangan
tersebut diperuntukkan sebagai tunjangan keluarga, kesehatan,
tunjangan pangan, jabatan, dan lain-lain. Bagi pegawai negeri
sipil diberikan tunjangan sebagai berikut:
(1) Tunjangan Keluarga
Tunjangan keluarga ini terdiri atas: (a) tunjangan
istri/suami sebesar 5% dari gaji pokok. Bagi suami/ istri
yang kedua-duanya berkedudukan sebagai pegawai negeri
sipil, maka tunjangan hanya diberikan pada pegawai
negeri sipil yang mempunyai gaji pokok yang lebih besar,
(b) tunjangan anak-anak sebesar 2% untuk setiap anak.
Tunjangan anak diberikan sebanyak-banyaknya untuk 3
anak.
(2) Tunjangan Pangan
Tunjangan pangan berupa tunjangan seharga sepuluh
kilogram untuk setiap anggota untuk sebanyak lima orang.
(3) Tunjangan Jabatan
Kepada pegawai negeri sipil yang menjabat jabatan
tertentu diberikan tunjangan jabatan. Jenis jabatan dan
besarnya tunjangan jabatan ditentukan dengan keputusan
presiden. Tunjangan jabatan dapat berbentuk tunjangan
struktural dan tunjangan fungsional.
(4) Tunjangan Lain-lain
Tunjangan lain-lain diberikan sesuai peraturan pemerintah.
(5) Taspen
(6) Asuransi Kesehatan
(7) Koperasi
5) Kenaikan Pangkat.
28
5. Pemberhentian Tenaga Kependidikan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun
2005 Tentang Guru Dan Dosen pasal 30 disebutkan bahwa :
1. Guru dapat diberhentikan dengan hormat dari jabatan sebagai guru
karena:
a. Meninggal dunia;
b. Mencapai batas usia pensiun;
c. Atas permintaan sendiri;
d. Sakit jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
melaksanakan tugas secara terus-menerus selama 12 (dua belas)
bulan; atau
e. Berakhirnya perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama
antara guru dan penyelenggara pendidikan.
2. Guru dapat diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai
guru karena:
a. Melanggar sumpah dan janji jabatan;
b. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama;
atau
c. Melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama 1 (satu)
bulan atau lebih secara terus-menerus.
3. Pemberhentian guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Pemberhentian guru karena batas usia pensiun sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan pada usia 60 (enam
puluh) tahun.
5. Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang
diberhentikan dari jabatan sebagai guru, kecuali sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b, tidak dengan sendirinya
diberhentikan sebagai pegawai negeri sipil.
Pensiun diartikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai balas jasa
terhadap PNS yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada
Negara. Pensiun diberikan kepada PNS sendiri, janda/duda, anak dan
orang tua PNS yang bersangkutan.
Masa kerja digunakan untuk menetapkan besarnya pensiun/pensiun
pokok yaitu gaji pokok terakhirnya yang berhak diterima oleh PNS yang
berkepentingan berdasarkan peraturan gaji yang berlaku gajinya.
1) Besarnya pensiun pegawai sebulan adalah 2,5% dari dasar pensiun
untuk setiap tahun masa kerja, dengan ketentuan bahwa :
a. Pensiun pegawai sebulan adalah maksimal 75% dan minimal 40%
dari pensiun.
b. Bagi PNS yang diberhentikan karena dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi, sebesar 75% dari dasar pensiun.
c. Pensiun pegawai sebulan tidak boleh kurang dari gaji pokok
terendah menurut peraturan yang berlaku bagi pegawai yang
bersangkutan.
29
d. Besarnya pensiun janda/duda sebulan adalah 36% (baik untuk
seorang istri atau lebih). Namun apabila PNS tewas, maka
besarnya pensiun adalah 72% dari dasar pensiun. Jika beristri
lebih dari satu, masing-masing istri mendapat 72% dari dasar
pensiun.
e. Apabila janda/duda penerima pensiun sudah tidak ada, maka
pensiun diberikan kepada anak/anak-anaknya yang seayah-seibu.
Dengan ketentuan :
a) Belum mencapai usia 25 tahun, atau
b) Tidak mempunyai penghasilan, atau
c) Belum menikah atau belum pernah menikah
2) Pensiun pegawai akan diberhentikan setelah tidak ada lagi janda/duda
atau anak yang memenuhi syarat untuk menerimanya.
3) Hak atas pensiun tidak boleh dipindahkan (Suryosubroto dkk, 2000:
68-73).
30
F. MANAJEMEN FASILITAS PENDIDIKAN
31
ditandatanganioleh kepala sekolah sabagai lampiran dalam
pengajuan untuk mendapatkan dana bantuan.
1. Pembelian;
2. Membeli di pabrik
3. Membeli di toko
32
4. Memesan
6. Tukar Menukar;
7. Meminjam
a. Satuan Pendidikan
b. Lahan
33
b. Kebisingan, sesuai dengan Kepmen Negara KLH nomor
94/MENKLH/1992 tcntang Baku Mutu Kebisingan.
c. Bangunan
34
b. Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif
untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan
petir.
35
dilaksanakan, dan diawasi secara profesional.
36
tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sedangkan dengan prinsip efisiensi berarti pemakaian semua
perlengkapan pendidikan di sekolah secara hemat dan dengan hati-hati
sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau
hilang.
37
3) Kepala sekolah mengajukan usulan penghapusan barang dan
pembentukan panitia penghapusan yang dilampiri dengan data
barang yang rusak (yang akan dihapus) ke Kantor Dinas
Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten.
4) Setelah SK penghapusan dari Kantor Dinas Pendidikan
Nasional Kota/Kabupaten terbit, selanjutnya panitia
penghapusan segera bertugas, yaitu memeriksa kembali batang
yang rusak berat, biasanya dengan membuat Berita Acara
Pemeriksaan.
5) Begitu selesai melakukan pemeriksaan, panitia mengusulkan
penghapusan barang-barang yang terdaftar didalam Berita
Acara Pemeriksaan. Dalam rangka itu, biasanya perlu adanya
pengantar dari kepala sekolahnya. Usulan ituu lalu diteruskan
ke kantor pusat Jakarta.
6) Akhirnya begitu surat keputusan penghapusan dari Jakarta
datang, bisa segera dilakukan penghapusan terhadap barang-
barang tersebut. Ada dua kemungkinan penghapusan
perlengkapan sekolah, yaitu dimusnahkan dan dilelang. Apabila
melalu lelang, yang berhak melelang adalah kantor lelang
setempat. Sedangkan hasil lelangnya menjadi milik negara.
38
Keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya
kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan siswa
dalam belajar (cohn, 1979; thomas jane; alan thomas, 1976).
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan
satu sama lain, yaitu:
Sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Anggaran penerimaan
adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun sekolah dari
berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Untuk
sekolah negeri, umumnya memiliki sumber-sumber
anggaran penerimaan, yang terdiri dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah, masyarakat sekitar, orang tua murid,
dan sumber lain.
Sedangkan anggaran dasar pengeluaran adalah jumlah uang
yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Berdasarkan
pendekatan unsur biaya (ingridient approach), pengeluaran
sekolah dapat dikategorikan ke dalam beberapa item
pengeluaran, yaitu:
a. Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran
b. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah
c. Pemeliharaan saran dan prasarana sekolah
d. Kesejahteraan pegawai
e. Administrasi
f. Pembinaan teknis educative, dan
g. Pendataan.
39
Anggaran harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas
dalam system manajemen dan organisasi
- Adanya system akuntansi yang memadai dalam melaksanakan
anggaran
- Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi
- Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai
yang paling bawah
mempersiapkan pembukaan
melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi
membuat perhitungan
mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja yang
berlaku
membuat laporan pertanggung jawaban keuangan :
biasanya dengan membuat analisis akuntansi yang terdidiri dari
bagian perkiraan akun, jurnal, buku besar, buku cek, buku pos,
faktur, buku kas pembayaran uang sekolah, dan buku kas piutang
(E. Mulyasa, Manajemen berbasis sekolah, hal 175)
40
Langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses
pengawasan (Nanang Fattah, 2004: 67) yaitu:
1) Penetapan standar atau patokan yang dipergunakan berupa
ukuran kuantitas, kualitas, biaya, dan waktu.
2) Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang
sebenarnya dengan standar yang telah ditetapkan.
3) Mengidentifikasikan penyimpangan (deviasi);
4) Menentukan tindakan perbaikan atau koreksi yang kemudian
menjadi materi rekomendasi.
Sasaran pemeriksaan (audit)
1. Pemeriksaan kas
2. Pemeriksaan pengurusan barang
3. Tuntutan ganti rugi
4. Pemeriksaan anggaran pre audit
6. Program BOS
41
1. Konsep Dasar Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
Humas adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara
lembaga dan masyarakat dengan tujuan memperoleh pengertian,
kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis serta dukungan secara
sadar dan sukarela. Hubungan sekolah dan masyarakat diartikan sebagai
suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga
masyarakat tentang kebutuhan dan praktik pendidikan serta berupaya
dalam memperbaiki sekolah (Soetopo dan Soemanto;1992:236).
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelengaraan
hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk :
42
Jenis-jenis kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat digolongkan menjadi dua, yakni kegiatann ekternal dan
kegitan internal.
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu dihubungkan dan ditunjukkan kepada
publik atau masyarakat di luar sekolah. Terdapat dua kegiatan
yang dapat dilakukan, yakni kegiatan tidak langsung dan
kegiatan langsung atau tatap muka. Kegiatan tidak langsung
adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui
perantara media tertentu, misalnya melalui televisi, radio, media
cetak, pameran dan penerbitan majalah. Kegiatan langsung
misalnya rapat denga pengurus BP3 (Badan Pembantu
Penyelenggaraan Pendidikan), konsultasi dengan tokoh
masyarakat, dan melayani kunjungan tamu.
2. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam.Sasarannya
adalah warga sekolah, yakni para guru, para tenaga administrasi
dan para siswa.
43
Dengan adanya partisipasi, lembaga pendidikan akan memperoleh
beberapa keuntungan, yaiu:
a. Memungkinkan diperolehnya beberapa keputusan yang benar
karena banyaknya sumbangan fikiran
b. Mengembangkan kemampuan yang dimiliki anggota
c. Membangun komunikasi yang baik di dalam organisasi karena
lebih banyak terjadi komunikasi 2 arah
d. Mendorong sikap orang untuk bertanggung jawab dan
membangun kepentingan bersama.
44
pemeliharaan halaman sekolah, pemeliharaan sarana dan prasarana,
administrasi yang didindingkan dan keuangan sekolah.
45
Supervisi pendidikan adalah usaha-usaha berupa bantuan dan
pelayanan pendidikan yang diberikan oleh supervisor kepada guru-guru
dan staff tata usaha sebagai supervisi, sehingga mereka dapat tumbuh
dan berkembang untuk menjadikan situasi belajar mengajar yang
semakin menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerja dalam mencapai
tujuan pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 0134/0/1997, yang termasuk kategori supervisor
dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penelik sekolah, dan pengawas
ditingkat kabupaten/kotamadya, serta staff di kantor bidang yang ada di
tiap provinsi.
Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada tiga macam supervisi yaitu
(Suharsimi, 2004) :
a. Supervisi Akademik
b. Supervisi Administrasi
c. Supervisi Lembaga
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
46
Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil
membantu dan membimbing siswa mencapai prestasi belajar
dan pribadi sebagaimana diharapkan.
47
Menurut Permendiknas nomor 12 tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/SMK, menyatakan bahwa “untuk dapat diangkat
sebagai pengawas sekolah/ SMK, seseorang wajib memenuhi standar
pengawas sekolah/ SMK yang berlaku secara nasional”.
2)Teknik Kelompok
a. Mengadakan pertemuan/rapat
d. Seminar
48
BAB III
HASIL OBSERVASI
4) Program : 4 Tahun
7) Akreditasi : B
49
2. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta
STM Pembangunan Diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal
29 Juni 1972. Masa pendidikan yang harus ditempuh adalah 4 tahun,
dengan didukung dengan fasilitas penunjang yang lengkap. Setelah lulus,
siswa segera dapat bekerja di sektor Industri sebagai Teknisi Industri.
Pada tanggl 7 Maret 1997 dengan keputusan Mendikbud No. 036/O/1997
nama Sekolah berubah menjadi SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dengan
jenjang pendidikan tetap 4 tahun.
1. Visi
2. Misi
50
3. Tujuan SMK
B) Man
51
6. Memenuhi persyaratan fisik sesuai dengan ciri khusus kejuruan,
yaitu:
d. Tidak bertato,
52
penduduk Kab.Sleman dan menunjukkan aslinya;
53
peserta didik di SMK N 2 Depok (STM Pembangunan) Yogyakarta
sudah bisa berjalan dengan maksimal.
1. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan yang ada di SMK N 2 Depok (STM
Pembangunan) Yogyakarta terdiri dari tenaga pendidik (guru dan
supervisor), tenaga administrator (tim penyusun dan pengembang
kurikulum), dan teknisi pendidikan (pengelola perpustakaan dan
tenaga tata usaha) dan juga penjaga sekolah.
2. Pengadaan Tenaga Kependidikan
54
beberapa guru dalam diklat CTL dan PAKEM. Dan juga sudah
diadakan pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan.
3. Manajemen Organisasi
1. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi di SMK N 2 Depok (STM
Pembangunan) Yogyakarta dapat dilihat pada bagan berikut:
55
Bagan 1. Struktur organisasi
C) Money
4. Manajemen Keuangan
a) Perencanaan Keuangan
56
Menurut bapak Nugroho, Perencanaan Keuangan adalah suatu
cara untuk mendapatkan dana, merealisasikan serta
mempertanggungjawabkannya pada lingkup sekolah.
1. Perencanaan Dana Berdasarkan Sumber-Sumbernya
1.1 Input
Berdasarkan observasi ke SMK 2 Depok Yogyakarta
untuk mengidentifikasi macam-macam sumber dana
berdasarkan neraca anggaran dan pendapatan dan belanja
sekolah.
1.1.1 Fixed
Dana Fixed dalam input bermakna dana yang
sumbernya tetap/konstan yang secara berangsur-angsur
sama namun selalu/kontinuitas.
Yang termasuk dana Fixed:
1. Beasiswa Murid
Beasiswa diperuntukkan bagi siswa yang
berprestasi serta memenuhi syarat yang
diinginkan. Beasiswa biasanya berasal dari suatu
instansi/perusahaan yang bersifat mengikat
(artinya ada suatu kontrak bagi penerimanya).
1.1.2 Variatif
Dana input Variatif memiliki makna dana masuk
yang bersifat berubah-ubah/tidak tetap.
Yang termasuk dana ini:
1. Sumbangan dari orang tua murid
Merupakan dana angsuran yang
diperuntukkan bagi seluruh orang tua/wali
murid secara bulanan/SPP maupun uang
fisik/gedung. Ada berbagai pertimbangan
yang dikenakan pihak sekolah untuk menarik
57
dana, khususnya pertimbangan ekonomi
siswa.
2. Sumbangan Komite
Sumbangan ini berdasarkan beberapa
pertimbangan, seperti pangkat/golongan serta
ada yang bersifat sumbangan atau sukarela.
2.1.2 Variatif
Dana output fixed berarti dana keluar yang
bersifat kira-kira/rancangan bersifat tak tetap. Perlu
penekanan perencanaan yang tepat.
Yang termasuk dana ini:
1. Daftar Isian Kegiatan
a) Alat tulis kantor
b) Tagihan listrik
c) Belanja bahan praktek/percontohan
d) Tagihan telpon
e) Belanja alat listrik
f) Foto kopi/penggandaan
g) Belanja perawatan bangunan sekolah
h) Pemeliharaan mebeler
i) Belanja perawatan alat pendidikan
a) Organisir Keuangan
Merupakan suatu tahap dimana perencanaan keuangan
mulai disusun dan diatur secara rapi.
Pada SMKN 2 Depok organisir keuangan meliputi
pengaturan dari segala rencana yang telah dibentuk pada
RAPBS. Organisir keuangan di sekolah ini mencakup prioritas
penggunaan dana, artinya suatu program yang telah disusun
pada RAPBS dapat dibatalkan untuk dialihkan ke program lain
yang semisal kekurangan dana.
58
Sistem pembayaran SPP di SMK menjadi salah satu sistem
yang di organisir komite sekolah diakibatkan uang yang masuk
termasuk dana variatif (tak menentu) namun bagi siswa yang
tidak mampu membayar akan ditutupi oleh siswa lain yang
sanggup membayar. Disinilah peran organisir sangatlah besar.
b) Actuating Keuangan
Merupakan suatu tahap dimana keuangan mulai
direlisasikan. Aktuating sangat berperan setelah proses pada
manajemen keuangan direalisasikan. Segala macam bentuk
pengaliran keuangan dikelola dengan cermat pada tahap ini.
Keunggulan sekolah dibandingkan Universitas pada
perencanaannya yakni sumbangan dana masuk yang bersifat
tetap akan mengikuti alur perekonomian Nasional. Apabila
harga barang sedang fluktuatif, maka pelaksanaan keuangan
perlu ditekankan.
Jaminan kesehatan warga sekolah pun menjadi sorotan
dalam aktuating. Asuransi misalnya, pada SMKN 2 Depok tidak
lagi berikatan dengan lembaga asuransi diakibatkan kurang
efektifnya sistem asuransi tersebut. Maka sekolah ini melakukan
self controlling dengan cara mengurangi dana yang dianggarkan
ke dana asuransi. Seorang siswa diberi jatah 500.00 per
kecelakaan.
c) Kontrol Keuangan
Merupakan tahap dimana pengawasan mulai berlaku. Pada
SMKN2 Depok, setiap 3 bulan sekali diadakan
pertanggungjawaban dana yang dilaksanakan oleh setiap pejabat
sekolah guna melaporkan keuangan. Selain itu pula dilakukan
evaluasi disetiap awal tahun oleh guru dan karyawan untuk
melakukan perancangan dana setahun kedepan. Disinilah kontrol
keuangan dapat diamati.
1. Fasilitas Pendidikan
59
Ketika penulis mewawancarai Kepala SMK terkait prosedur
pengadaan fasilitas pendidikan di SMK N 2 Depok (STM
Pembangunan) Yogyakarta, beliau menjelaskan bahwa ketika SMK
membutuhkan barang-barang (yang nilainya kecil), pihak SMK
setelah mendapat persetujuan dari Kepala SMK, langsung membeli
barang yang dibutuhkan tersebut.
Akan tetapi, untuk pengadaan sarana gedung perpustakaan,
ruang kantor, dan pengadaan sarana prasarana (yang nilainya besar)
lainnya, Kepala Teknisi membentuk panitia khusus terkait pengadaan
sarana dan prasarana tersebut. Adapun kegiatan panitia pengadaan
sarana prasarana tersebut adalah:
- Menyusun proposal pembangunan/rehabilitasi bangunan yang
sudah ada/terkait pengadaan sarana prasarana lainnya.
- Mengajukan proposal kepada Dinas Pendidikan UPTD-Kota-
Propinsi, donator, atau instansi yang terkait.
- Penghimpunan dana dari luar SMK.
- Proses pembangunan atau perehabilitasian gedung/ruangan.
- Menyusun laporan kegiatan.
- Pelaporan.
E) Manajemen Kurikulum
1. Kurukulum
SMK N 2 Depok (STM Pembangunan) Yogyakarta pada tahun
ajaran 2014/2015 menerapkan kurikulum 2013 dalam perumusan
kurikulum SMK N 2 Depok (STM Pembangunan) Yogyakarta sudah
sangat siap. SMK N 2 Depok (STM Pembangunan) Yogyakarta juga
mempunya draf kurikulum pasangan yaitu kurikulum validasi DU/DI
memberikan masukan apa saja yang dibutuhkan oleh industri, kmudian
60
dari pihak sekolah memasukkan dalam kompetensi. Sehingga sekolah
dapat menciptakan siswa yang sesuai engan kebutuhan industri
2. Pengorganisasian Kurikulum
3. Pelaksanaan kurikulum
61
Gambar : Struktur kurikulum SMK N 2 Depok(STM
Pembangunan)
4. Pengembangan Kurikulum
F) Memori
Segala macam data disimpan pada TU serta bentuk fisik seperti RAPBS
dll disimpan pada ruang kerja yang bersangkutan.
G) Market
b) Organizing
62
c) Actuating
- Industri
a) Planing
b) Organizing
- KI (Kunjungan Industri)
1. Silaturahmi
2. Memonitoring siswa
- Prakerin
c) Actuating
63
Kriteria sebelum sekolah menerjunkan para siswa untuk
melaksanakan prakerin sekolah mempelajari profil DU/DI yang akan
digunakan para siswa untuk prakerin, jangan sampai sekolahan salah
memili tempat untuk prakerin, dikarenakan banyak ditemukan
kejanggalan- kejanggalan yang terjadi dilapangan.
H) Minute
I) Place
64
Manajemen Pelayanan Pembelajaran
m. Lapangan Olahraga
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
65
- Di SMK N 2 Depok (STM Pembangunan) Yogyakarta pada tahun ajaran
2014/2015, Peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk pencatatan
peserta didik di SMK N 2 Depok (STM Pembangunan) Yogyakarta sudah
lengkap, mulai dari Buku Induk Siswa, Daftar Presensi, Daftar Nilai,
Buku Legger, dan Buku Raport. Sedangkan layanan khusus yang tersedia
antara lain perpustakaan dan asrama.
2. Saran
66
- Sebaiknya dilakukan inventarisasi lebih lanjut khususnya pada bagin
perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
67
B. Suryosubroto. dkk. 2000. Manajemen Tenaga Pendidikan. Yogyakarta: Jurusan
Administrasi Pendidikan FIP-UNY.
68
Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. 1984. Kepemimpinan dan Supervisi
Pendidikan. Malang: PT Bina Aksara.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
69
Gambar 1. Foto bersama WKS3
70
Gambar 2. Foto bersama WMM
71
Gambar 3. Contoh foto APBS tahun 2014/2015
72