Edi Junaidi Abdilah-Uin
Edi Junaidi Abdilah-Uin
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Edi Junaedi Abdilah
106011000083
Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian yang penulis lakukan adalah
penggunaan media audio visual mempunyai tingkat efektifitas yang signifikan
terhadap keberhasilan belajar siswa. Hal ini diketahui dari hasil jawaban siswa
kelas X AP2 sebagai kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 77,90. Dan hasil
wawancara menunjukkan bahwa siswa menyukai dan termotivasi ketika proses
pembelajaran menggunakan media audio visual berbentuk VCD, karena menurut
hasil wawancara siswa menyebutkan bahwa media VCD dapat mempermudah
mereka dalam memahami pelajaran.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia, rahmat, hidayah, inayah serta kasih sayang yang berlimpah
dan tiada batas kepada penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dan
besar Muhammad SAW, yang telah menjadi sinar terang dalam perjalanan hidup
umat manusia, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya kelak di hari akhir.
Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ada pihak-pihak yang
1. Bapak Prof. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
ii
3. Bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan
Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Yudhi Munadi, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
6. Bapak dan ibu dosen jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
8. Kepala sekolah, para guru dan staf SMK Al-Hidayah Lebak Bulus yang
kehidupan ini.
iii
10. Ade Nurfajriyah, yang senantiasa memberikan motivasi, dan dukungan
Islam, Ahmad Sidrotul Muntaha, Kak Abdilah, Mahfud Fauzi, dan teman-
12. Teman-teman kosan, Ridwan, Fauzi, Teguh, Akbar, Mansur dan yang
13. Terimakasih juga kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak didalamnya,
kebaikannya mendapatkan balasan yang lebih baik lagi dari Allah SWT. Mudah-
mudahan skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN PENULIS
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Agama Islam ............................................................ 6
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam...................................... 6
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................... 8
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah ..........................11
4. Tugas Pendidikan Agama Islam .............................................13
5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ..............................14
B. Media Audio Visual ....................................................................19
1. Media Pendidikan dan Pembelajaran .....................................20
2. Media Audio Visual ...............................................................24
3. Macam-Macam Media Audio Visual .....................................25
4. Karakteristik Media Audio Visual .........................................25
C. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...........................26
1. Prosedur Umum Pelaksanaan Pembelajaran ..........................26
v
2. Pembelajaran Efektif ..............................................................30
D. Hasil Belajar............................................................................... 40
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................ 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 42
B. Metode Penelitian ...................................................................... 42
C. Objek Penelitian ......................................................................... 44
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 44
E. Teknik Analisis Data ................................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah ......................................... 49
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Al-Hidayah...................... 49
B. Kondisi Informan ....................................................................... 54
C. Hubungan Sosial ........................................................................ 55
D. Proses Belajar Mengajar Berbentuk Media Audio Visual ......... 56
1. Tahap Persiapan.................................................................... 56
2. Tahap Pelaksanaan ............................................................... 56
E. Efektifitas Pembelajaran Media Audio Visual .......................... 64
1. Hasil Uji Efektifitas Pembelajaran ....................................... 65
2. Komunikasi Pembelajaran Berbentuk Media Audio Visual ..73
3. Pengamatan Terhadap Siswa Melalui Rekaman Handycam ..73
F. Upaya SMK Al-Hidayah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 76
B. Saran-Saran ................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sarana dan Prasarana ........................................................................... 51
Tabel 2. Daftar Pengajar SMK Al-Hidayah Lestari ........................................... 52
Tabel 3. Daftar Jumlah Siswa SMK A-Hidayah Lestari .................................... 53
Tabel 4. Data Informan ...................................................................................... 55
Tabel 5 Hasil Belajar Siswa ............................................................................... 66
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Pembagian Haji ............................................................................... 61
Diagram 2. Rukun Haji........................................................................................... 61
Diagram 3. Wajib Haji ....................................................................................... 62
Diagram 4. Bentuk Komunikasi Dua Arah ........................................................ 73
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1
Nasution, Teknologi Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara, 1994). hal. 2
3
2
TB. Wahyudi. Media Komunikasi Massa Television (Bandung: Alumni 1980). hal. 2.
4
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan ini lebih terarah dan tidak meluas, maka penelitian ini
dibatasi dengan tiga aspek yaitu:
1. Kurang efektifnya penggunaan metode pembelajaran PAI
2. Kurang menariknya penggunaan metode ceramah.
3. Setelah menggunakan media audio visual, apakah prestasi siswa
meningkat atau menurun?
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah ” bagaimana efektifitas keberhasilan siswa
setelah menggunakan media audio visual?”
KAJIAN TEORI
1
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), Cet.
I, h. 10.
2
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), Cet.
I, h. 11.
3
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), h. 3.
6
7
adalah usaha sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk memberi bimbingan
kepada yang terdidik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju
arah kehidupan yang lebih baik, baik bersifat formal, informal maupun nonformal.
Pendidikan agama sendiri adalah “pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik
dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis
pendidikan”.4 Dengan kata lain, pendidikan agama merupakan “pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama
dan mengamalkan ajaran agamanya”.5
Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Darajat adalah “Suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.6
Hasan Langgulung mendefinisikan Pendidikan Agama Islam sebagai
“Proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan
pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk
7
beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat”. Sedangkan Endang
Syaifuddin Anshari memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai
“proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap
perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi) dan raga obyek didik
dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke
arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam”. 8
Pendidikan Agama Islam juga diartikan sebagai: Pendidikan dengan melalui
jaran-ajaran agama Islam, yakni berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
4
http://www.depdiknas.co.id, 20 Mei 2010.
5
http://www.depag.co.id, 20 Mei 2010.
6
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 130.
7
http://www.wonk-educationnetwork.blogspot,com, 22 Mei 2010.
8
http://www.wonk-educationnetwork.blogspot,com, 22 Mei 2010.
8
9
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta: A.H. Ba’adillah Press, 2002),
Cet. I, h. 37.
10
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat
Press, 2002, Cet. I, h. 15.
11
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat
Press, 2002, Cet. I, h. 16.
9
12
kependidikan yang berdasarkan kepada ajaran Islam secara bertahap”. Terkait
dengan hal ini, adapun tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah
sendiri adalah:
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan dan pengamalan serta pengalaman peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.13
Menurut al-Syaibani tujuan tertinngi Pendidikan Agama Islam adalah
“Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. Sementara tujuan akhir yang
hendak dicapai adalah mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh, fisik,
kemauan dan akalnya secara dinamis, sehingga akan terbentuk pribadi yang utuh
dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai khalifah fi al-ardh”.14
Sedangkan Muhammad Athiyah al-Abrasyi menyimpulkan bahwa tujuan
Pendidikan Agama Islam terdiri dari lima sasaran, yakni: “1.) membentuk akhlak
mulia, 2.) mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, 3.) persiapan untuk
mencari rezeki dan memelihara segi kemanfaatannya, 4.) menumbuhkan semangat
ilmiah dikalangan siswa, dan 5.) mempersiapkan tenaga profesional yang
15
terampil”.
Secara terperinci, tujuan Pendidikan Agama Islam dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Memahami ajaran agama
Memahami ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits
serta menyimpulkan hukum dari ayat-ayatnya untuk keperluan Negara,
masyarakat dan pribadi. Ajaran ini dinyatakan dalam Qs. At-Taubah (9) ayat 122:
12
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat
Press, 2002, Cet. I, h. 19.
13
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 135.
14
Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,
Teoritis dan Praktis, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), Cet. II, h. 36.
15
Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,
Teoritis dan Praktis, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), Cet. II, h. 39.
10
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya”.16
16
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Syaamil Cipta Media),
h. 206.
17
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Syaamil Cipta
Media), h. 145.
11
18
http://www.depdiknas.co.id, 23 Mei 2010.
12
19
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 134-
135.
13
20
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h.
135.
14
manusia di dunia ini dan di akhirat nanti, maka PAI sebenarnya harus berarti
pendidikan tentang tata hidup yang berisi pedoman pokok yang akan
dipergunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini untuk
menyiapkan kehidupan yang sejahtera di akhirat. Dengan demikian, berarti ruang
lingkup PAI secara umum itu luas sekali meliputi seluruh aspek kehidupan, yakni:
a. Keimanan (Ilmu Tauhid)
Pengajaran dan pendidikan keimanan berarti proses belajar mengajar
tentang berbagai aspek kepercayaan. Dalam mata pelajaran keimanan, inti
pembahasan adalah tentang ke-Esaan Allah SWT. Oleh karena itu, ilmu
tentang keimanan ini disebut juga Tauhid. Ruang lingkup pengajaran
keimanan itu meliputi rukun Iman yang enam, yakni percaya kepada
Allah SWT, kepada para Rasul Allah SWT, kepada para Malaikat, kepada
Kitab-kitab Suci yang diturunkan kepada para Rasul Allah SWT, kepada
Hari Kiamat, kepada Qadha’ dan Qadar.23
b. Ibadah (Ilmu Fiqih)
Dalam pengertian yang luas, ibadah itu adalah segala bentuk pengabdian
yang ditujukan kepada Allah SWT semata yang diawali oleh niat. Materi
pelajaran ibadah ini seluruhnya dimuat dalam ilmu Fiqih. Selain
membicarakan ibadah, juga membicarakan kehidupan sosial, seperti
perdagangan (jual-beli), perkawinan, perceraian, kekeluargaan, warisan,
pelanggaran, hukuman, perjuangan (jihad), politik (pemerintahan),
makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya.24
c. Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca buku atau kitab suci
lain. Membaca Al-Qur’an adalah ibadah. Membaca Al-Qur’an juga
merupakan suatu ilmu yang mengandung seni, yakni seni baca Al-Qur’an.
Isi pengajaran Al-Qur’an diantaranya adalah pengenalan huruf hijaiyah,
cara membunyikannya, bentuk dan fungsi tanda baca dan tanda berhenti,
23
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 84.
24
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 86.
16
25
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 90.
26
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 98.
27
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 102.
17
pertama dalam ajaran agama Islam. Ilmu ini membicarakan mulai dari
hukum pertama dalam Islam sampai kepada berbagai hukum dalam
kehidupan manusia sehari-hari.28
g. Tarikh (Ilmu Sejarah)
Tarikh Islam disebut juga Sejarah Islam. Pengajaran tarikh Islam
sebenarnya pengajaran sejarah, yakni sejarah yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan umat Islam, seperti kerajaan besar yang
berkuasa di luar tanah Arab sebelum datangnya Islam, peperangan yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dan para sahabat melawan orang
kafir, pemerintahan pada zaman Nabi Saw dan para sahabat, riwayat
hidup Nabi Muhammad Saw dan masih banyak lagi yang lainnya. 29
28
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 108.
29
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 112.
30
Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. II, h. 80.
18
Allah SWT, Rasul-rasulNya dan tentang hari kiamat, menumbuhkan rasa syukur
dan taat beribadah dalam diri siswa. membantu siswa agar mereka berusaha
memahami berbagai hakikat seperti Allah SWT berkuasa serta mengetahui segala
sesuatu dan sebagainya. Adapun contoh subyek dalam pengajaran akidah ini
yakni:
a. Kaidah-kaidah (rukun) Islam
b. Beriman kepada Allah SWT
c. Beriman kepada Malaikat, Kitab-kitab Allah SWT dan Rasul-rasulNya
d. Beriman kepada hari akhir
e. Beriman kepada takdir Allah SWT
f. Beriman kepada sifat-sifat Allah SWT
g. Taat kepada Allah SWT dan RasulNya
h. Cinta kepada Allah SWT dan RasulNya.31
3. Ibadah
Ibadah adalah mengikuti segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala
laranganNya. Hubungan antara manusia dengan Allah SWT diatur dalam ibadah
secara khas yang mencakup thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji. sedangkan
dalam hubungannya dengan sesama manusia dan lainnya diatur dalam muamalat
secara luas. Tujuan pengajaran ibadah di SMK adalah agar siswa mengetahui
hukum-hukum agamanya dalam bidang ibadah, menumbuhkan hubungan erat
dengan Allah SWT, menambah kepatuhan padaNya melalui ibadah shalat, puasa,
zakat, haji dan ibadah lainnya.32
4. Akhlak
Pendidikan akhlak berkisar mengenai persoalan kebaikan dan kesopanan,
tingkah laku yang terpuji serta berbagai persoalan yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari dan bagaimana seharusnya seorang siswa bertingkah laku. Akhlak juga
bisa dipahami sebagai sikap hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma
31
Muh. Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Terj. dari
Thuruqu Ta’limi Al-Tarbiyah Al-Islamiyah oleh Murni Djamal, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.
116.
32
Muh. Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Terj. dari
Thuruqu Ta’limi Al-Tarbiyah Al-Islamiyah oleh Murni Djamal, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.
150.
19
yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia
dengan sesamanya menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam
menjalankan sistem kehidupannya (ekonomi, sosial, pendidikan, iptek, seni dan
sebagainya).33
5. Tarikh (Sejarah)
Tarikh (sejarah kebudayaan) Islam merupakan perkembangan perjalanan
hidup manusia muslim dari masa ke masa. Tarikh juga dapat dipahami sebagai
studi tentang riwayat hidup Nabi Muhammad Saw, para sahabat dan Imam-imam
pemberi petunjuk yang diceritakan kepada siswa sebagai contoh tealadan yang
utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi
maupun kehidupan sosial. Tujuan pengajaran tarikh di SMK yakni
mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotisme dan
mendorong siswa untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya, melatih
siswa mengikuti tingkah laku para Nabi dan orang-orang shaleh dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam menghadapi kesulitan hidup.34
33
Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. II, h. 80.
34
Muh. Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Terj. dari
Thuruqu Ta’limi Al-Tarbiyah Al-Islamiyah oleh Murni Djamal, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.
164.
35
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), hal. 113-114
20
36
John D. Latuheru, Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta:
Depdikbud, 1982. Hal. 5
37
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), hal. 7-8
21
38
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materil. Jakarta: Prima Karya, 1987. Hal. 14
39
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), hal. 37
40
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), hal. 36
22
41
Mahfudz Sholahudidin, Media Pendidikan Agama. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986. Hal.
18-19
23
42
Arief S. Sudirman, dkk. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta:
Medyatama Saran Perkasa, 1989. Hal. 174-176
24
43
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010) cet.ke-
XIII, hal. 30
25
44
Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Press, 1987. Hal. 104-105
45
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010) cet.ke-
XIII, hal. 31
26
46
Nana Sudjana , Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Mandar Madju 1989), hal. 28
47
Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.3
27
48
Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.3 – 2.4
28
d. Penilaian
Ada dua jenis penilaian yang biasa dilakukan oleh kebanyakan guru, yaitu
pretest dan posttest. Guru harus dapat menentukan secara pasti strategi
apa yang akan ditempuh untuk melakukan penilaian. Strategi seorang
guru mungkin berbeda secara signifikan dengan strategi yang biasa
digunakan oleh para guru dan pelatih yang melaksanakan pembelajaran
secara lengkap.
Dalam rangka melaksanakan tes formal, perancang pembelajaran dapat
mempertimbangkan penggunaan pertanyaan-pertanyaan sikap secara
tersembunyi. Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan apakah siswa
memikirkan pembelajaran pada saat menghadapi kegiatan belajar.
e. Kegiatan-Kegiatan Tindak Lanjut
Sebagai bagian dari pembelajaran, anda perlu mempunyai bahan-bahan
atau setidak-tidaknya rekomendasi tentang apa yang dapat dikerjakan
siswa sebagai hasil dari unjuk kerja pada posttest. Apakah guru akan
memisahkan bahan-bahan remediasi yang disediakan untuk para siswa
yang kurang tingkat pencapaiannya? Jika demikian, jenis strategi apa
yang akan melibatkan para siswa tersebut? Apakah guru akan
memberikan bahan-bahan pengayaan tertentu atau dapat juga
menyarankan kegiatan-kegiatan pembelajaran kepada para siswa yang
sukses berpartisipasi dalam pembelajaran, sedangkakn ada juga siswa
yang hanya sampai pada batas pencapaian yang ditetapkan? Keputusan
ini mempunyai implikasi tidak hanya sebagai bantuan dalm proses
belajar, namun juga diperlukan secara langsung untuk implementasi
pembelajaran guru seperti diuraikan dibawah ini:
1) Mereview strategi untuk ingatan dan transfer
Setelah guru mempertimbangkan remediasi dan pengayaan, langkah
terakhir adalah mereview strategi untuk menentukan apakah ingatan
29
2. Pembelajaran efektif
a. Pengertian Efektifitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektifitas berasal dari kata, efektif
yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesamaannya, manfaatnya,
dapat membawa hasil, berhasil guna, mulai berlaku. 49 Dapat juga didefinisikan
sebagai sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur,
membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan,
dalam hal ini efektifitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan intruksional
khusus yang telah di canangkan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika
tujuan intruksional khusus yang di canangkan lebih banyak tercapai.50
Menurut Steers yang dikutip oleh Ahmad Habibullah, efektifitas adalah
konsistensi kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Adapaun Stoner yang dikutip pula oleh Ahmad Habibullah dkk, memberikan
definisi efektifitas sebagai kemampuan menentukan tercapainya tujuan. 51
Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai
dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa:
“efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
49
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka: 1996), h: 250
50
http//agungprudent.WordPress.com/2009/06/18 efektifitas-pembelajaran
51
Ahmad Habibullah dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: PT pena Citasatria: 2008), cet: 1, h: 6
31
kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektifitasnya”. 52
Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses belajar mengajar, yaitu segala daya upanya guru untuk
membentuk para siswa agar bisa belajar dengan baik. 53
Dapat juga dikatakan efektif belajar menurut Makmun yang dikutip oleh
Saipul Sagala adalah membawa pengaruh atau makna tertentu bagi pelajar itu
(setidak-tidaknya sampai batas tertentu) relaitif tetap dan setiap saat diperlukan
dapat diproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (Problem
Solving) baik ujian ulangan dan sebagainya maupun penyesuaian diri bagi
kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Efektif belajar dapat ditunjukan:
1) Tepat waktu atau efisien waktu,
2) Pertanyaan sederhana dapat informasi lengkap,
3) Cepat menguasai konsep,
4) Metode tepat sesuai dengan kompetensi dasar, standar kompetensi dan
indikator dan
54
5) Irit biaya.
Dalam proses pembelajaran yang dapat dikatakan efektif apabila seorang
guru memiliki kemampuan dalam mengelola materi ajar sehingga siswa dengan
mudah menerima materi yang diajarkan dan dapat merangsang siswa untuk
mengungkapkan gagasannya, adapun perbedaan siswa menjadi lebih kreatif dan
saling menghargai pendapatnya masing-masing.
Secara fundamental Dollar and Miller (1970) menegaskan bahwa belajar
efektif dipengaruhi oleh: adanya motivasi (drivers) yaitu peserta didik harus
menghendaki sesuatu, adanya perhatian dan mengetahui sasaran (Cue) yaitu
peserta didik harus memperhatikan sesuatu, adanya usaha (response) yaitu peserta
52
http://dansite. Wordpress.com/2009/03/28/pengertian efektifitas.
53
Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan
Implementasinya pada KTSP, (Jakartaa: Kencana: 2009), cet: 1, h: 20
54
Dr. H. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,
(Bandung: Alpabeta: 2009), 174
32
didik harus melakukan sesuatu dan adanya evaluasi dan pemanfaatan hasil
(reinforcement) peserta didik harus memperoleh sesuatu yang penuh arti dalam
belajar. Agar belajar efektif, pelajaran dimulai dari apa yang diketahui peserta
didik sedangkan kegiatan belajar berbuat dengan menggunakan bahasa dan istilah
yang dapat dipahami peseta didik.55
Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama
keefektifan pembelajaran, yaitu:
1) Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM)
2) Rata-rata prilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.
3) Ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa
(orientasi keberhasilan belajar) diutamakan.
4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif,
mengembangkan struktur kelas yang mendukung.
Guru yang efektif adalah guru menemukan cara dan selalu berusaha agar
anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan presentase
waktu belajar akademik yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan
teknik yang memaksa, negatif atau hukuman. Selain itu guru yang efektif adalah
orang-orang yang dapat menjalin hubungan yang simpatik dengan para siswa,
menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian, memiliki suatu
rasa cinta belajar, mengusasi sepenuhnya bidang studi mereka dan dapat
memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekedar mencapai suatu prestasi namun
juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih. 56
Dengan begitu, upaya untuk melakukan pengajaran, membiasakan,
bimbingan, pengasuhan dan pengembangan potensi anak didik akan biasa
dilakukan dengan sebaik-baiknya pula dan anak didik tidak hanya memperoleh
pengetahuan kognitif, tetapi juga meresapi nilai-nilai materi yang didapat dengan
hati dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Ciri-Ciri Efektifitas
55
Dr. H. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,
(Bandung: Alpabeta: 2009), 175
56
http://www.uin.suka.ac.id/detail_kabar
33
57
http://agungprodent.wodpress.com/2009/06/18/efektifitas -pembelajaran
34
c. Aspek-Aspek Efektivitas
Berdasarkan pendapat Aswarni Sujud tentang pengantar efektifitas, dapat
dijelaskan bahwa efektifitas suatu program dapat dilihat adrai aspek-aspek
dibawah ini:
1) Aspek tugas dan fungsi
Seseorang atau lembaga dikatakan efektif jika melaksanakan tugas atau
fungsinya. Begitu juga suatu program pengajaran akan efektif jika tugas d
an fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik, dan tugas peserta didik
belajar dengan baik
2) Aspek rencana atau program
Jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program
dikatakan efektif. Yang dimaksud dengan rencana atau program disini
adalah rencana pengajaran yang terprogram, yaitu berupa materi yang
terwujud dalam sebuah kurikulum, yaitu berupa materi yang terwujud
dalam sebuah kurikulum yang telah diterapkan.
3) Aspek ketentuan dan aturan
Efektifitas suatu program juga dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan
yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses
pengajaran. Aspek ini mencakup aturan-aturan baik yang berhubungan
dengan peserta didik. Jika aturan ini dilaksanakan berarti ketentuan atau
aturan telah berlaku secara efektif.
4) Aspek tujuan atau kondisi ideal
Suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atua
kondisi ideal program tersebut dapat dicapai. Penilaian aspek ini dapat
dilihat dari prestasi yang dicapai oleh siswa.
59
Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.15
37
b) Karakteristik Guru
Keputusan perencanaan tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran dipengaruhi
oleh karakteristik guru itu sendiri (Neely & Hansford, 1985). Pertama, banyaknya
pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan perencanaan. Kedua,
60
Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.16 – 2.17
38
61
Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.20
39
D. Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar
merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar.
Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang
guru sebagai pengajar.
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu
dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru.
Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa
mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya
intervensi orang lain sebagai pengajar.
Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari
pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil Belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana
membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan,
(2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita.62
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari
pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan
kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark menyatakan
bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa
62
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Banndung: Rosda: 2004),
Hal.22
41
dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa
yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran 63
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki
oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual),
bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan
faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah
sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang
mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak
pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak
pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
63
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Banndung: Rosda: 2004),
Hal.39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Menurut Mardalis metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang
dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan
sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis
1
untuk mewujudkan kebenaran. Jadi metode penelitian adalah suatu cara atau
upaya untuk memperoleh fakta yang sistematis untuk mewujudkan kebenaran.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha membuat deskripsi
dari fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan dan mengklasifikasikan
atau karakteristik fenomena tersebut secara faktual dan cermat, kemudian
menuangkannya dalam bentuk kesimpulan. Oleh karenanya tujuan utama
penelitian deskriptif adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat
tentang material (fenomena) yang sedang diselidiki. Dengan kata lain, digunakan
untuk menjawab pertanyaan tentang apa, bagimana keadaan sesuatu (fenomena)
dan melaporkannya.
1
Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 3003), cet: VI, h: 24
42
43
2
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta: 1992), cet: VIII, h: 206
3
Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta:PT. Rineka Cipta: 2007), h:
36
4
Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi kasus Desain & Metode (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada: 2004), cet ke-4, h:1
44
5
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi kepustakaan (library reseach, yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara membaca, mempelajari, dan meneliti buku-buku, dan
sumber lain yang berkaitan dengan tema skripsi.
2. Studi lapangan (field reseach), yaitu penelitian ini dilakukan dengan
mengkaji data-data yang diperoleh dari SMK Al-Hidayah Lestari
Lebakbulus Jakarta Selatan.
Dari segi penulisan, penulis berpedoman pada buku Panduan Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh Tim Penyususn UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008.
C. Objek Penelitian
Menurut (Bagdon dan Tayor, 1990), yang dikutip oleh S. Margono bahwa
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data yang
deskirptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang
dapat diamati. Dengan demikian dalam penelitian ini yang menjadi objek
penelitian adalah siswa SMK Al-Hidayah Lestari kelas X AP2 yang berjumlah 33
siswa.
5
Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2007), h:
167
45
6
Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2007), h:
158
46
7
Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2007),
h.170
8
Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2007), h:
165
47
9
Mattew.B, Milles. 1992. Analisa Data Kualitatif: (Tjetjeh Rohendi Rohindi Terjemahan).
Jakarta: UI Press.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Adapun status SMK saat ini telah Diakui dengan status gedung milik
sendiri.
a. Visi dan Misi
Untuk mengadapi persaingan dibidang pendidikan, yayasan Al-Hidayah
dengan kepengurusan yang baru memiliki visi yaitu : "menciptakan Sumber Daya
49
50
1
Manusia yang islami. Trampil dan handal serta Berwawasan Global. Langkah-
langkah yang di tempuh untuk mewujudkan visi yang di maksud antara lain,
sebagai berikut:
1) Sumber daya manusia yang Islami
a). Semua metode pengajaran bernuansa islam yang dapat memperhalus
budi pekerti semua pelajar
b).Mengaktifkan kegiatan rohis
c). Melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan
2) Trampil dan handal
a). Memperbesar jam praktek computer dan mengetik, termasuk bidang
studi produktif
b). Melaksanakan ujian nasional seperti ;
(1) Ujian nasional akuntansi (dasar satu, dasar dua dan terampil)
(2) Ujian nasional bahasa inggris (dasarsatu dan dasar dua)
(3) Ujian nasional mengetik (dasar, trampil dan mahir)
3) Berwawasan
a). Mengikut sertakan siswa dalam pelaksanaan uji kendali
b). Ujian kompetensi
c). Studi komperhensif
d). Ujian nasional produktif
Sedangkan Misi SMK Al-Hidayah adalah menciptakan kepribadian Muslim
yang berakhlak mulia, yang berguna bagi Bangsa dan Negara, yang dijabarkan
dengan:
1) Memotivasi SDM yang religius dan berwawasan
2) Mendidik SDM yang memiliki kualifikasi Unggul
3) Membentuk SDM yang memiliki Keterampilan Standard an
4) Menciptakan SDM yang Akuntabilitas
1
Database SMK AL-Hidayah Lebak Bulus
51
2
Database SMK AL-Hidayah Lebak Bulus
52
sampai dengan S1. untuk guru dengan tingkat pendidikan D3, bejumlah 2 orang,
sedangkan untuk guru dengan tingkat pendidikan Strata Satu (S1) berjumlah 25
orang.adapun nama, pendidikan, bidang studi, kelas dari guru-guru SMK Al-
Hidayah Lestari adalah sebagai berikut:
Tabel. 2
Daftar Pengajar SMK AL- HIDAYAH LESTARI
No Nama Jabatan Bidang Studi
1 Parhanah M. Pd Kepala Sekolah PB Jasa
2 Drs. Fachruddin Wakasek B. Inggris
3 Muhammad Amin S. Ag Kepala TU B. Arab
4 Drs. Basrin Malau Guru Etika Komunikasi
5 Drs. Umum Lingga Guru Siklus Akuntansi
6 Muhyi Chaerudin Guru Agama Islam
7 Dra. Hj. Hazami Guru B. Indonesia
8 Drs. A. Saefudin Guru B. Arab
9 Wardah Hayati S. Pd Guru B. Indonesia
10 Nurlina S. Pd Guru Perbankan/Kewirausahaan
11 Abdul Gafur Guru Administrasi Perkantoran
12 H. Ahmad Syakir, S. Ag Guru Agama Islam
13 Ety P, S. Pd Guru SMI (Indonesia)
14 Tarmudi S. Pd Guru IPS
15 Rini S, S.Pd Guru IPS
16 Anton H, S.Pd Guru Ekonomi & Koperasi
17 Zakiyah Guru Matematika
18 Fadilah S.H Guru BP/BK BK
19 Dadan S.Pd Guru Matematika/Kewirausahaan
20 Dadang S. Kom. Guru TIK
21 Hendiyana S.Kom Guru TIK
20 Faisal SE Bendahara Staf
21 Siti Komariah SE Guru Seni & Budaya
53
2) Siswa
Keadaan siswa SMK Al-Hidayah sekarang adalah berjumlah 462 siswa.
SMK Al-Hidayah mempunyai tiga jurusan yaitu Akuntansi, Penjualan dan
Administrasi Perkantoran.
Tabel. 3
Daftar Jumlah Siswa SMK AL-HIDAYAH LESTARI
Keadaan Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa
X 5 190 siswa
XI 4 169 siswa
XII 3 103 siswa
Total Jumlah Siswa 462 siswa
B. Kondisi Informan
Terlebih dahulu menjelaskan kriteria informan yaitu siswa kelas X AP SMK
AL-Hidayah Lestari Lebak Bulus. Kriteria penentuan informan adalah memilih
beberapa siswa yang memiliki nilai tertinggi, sedang dan terendah pada hasil tes
pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi ibadah haji. Adapun informasi
mengenai informan dengan menggunakan nama asli adalah sebagi berikut:
a. Amriyati, adalah informan siswi kelas X AP berasal dari Cinere. Ia
bersekolah di SMK Al-Hidayah Lestari angkatan 2010. Ia termasuk
siswi yang cukup berprestasi di kelasnya, kepribadiannya yang pendiam,
tepat waktu, sebagai ketua kelas dan bertanggung jawab pada tugas-
tugas yang diberikan guru membawa ia menjadi siswi yang disenangi
guru.
b. Neiza F.M, adalah informan siwa kelas X AP berasal dari Cinere. Ia
bersekolah di SMK Al-Hidayah angkatan 2010, ia termasuk siswa yang
cukup berprestasi di sekolah, sifatnya yang suka bercanda banyak
dikenal oleh para siswa dan guru di sekolah.
c. Adam Renaldi, adalah informan siswi kelas X AP berasal dari Lebak
Bulus. Ia bersekolah di Al-Hidayah Lestari angkatan 2010. Ia termasuk
siswa berprestasi di sekolah, jiwa sosial yang tinggi pada teman-teman
menjadikan ia sebagai ketua kelas dan pribadi yang menyenangkan.
d. M. Afrizal, ia adalah siswa kelas X AP, berasal dari Lebak Bulus. Ia
bersekolah di SMK Al-Hidayah Lestari angkatan 2010. Ia adalah siswa
yang pendiam, prestasi di sekolahnya sedang-sedang saja.
3
Database SMK AL-Hidayah Lebak Bulus
55
Tabel. 4
Data Informan
No. Nama Status Pendidikan Daerah Asal
C. Hubungan Sosial
Yang dimaksud dengan hubungan sosial ini adalah interaksi sosial yang
terjalin antara guru dan siswa di SMK Al-Hidayah. Hubungan sosial ini dibagi
menjadi tiga bagian: hubungan sosial guru dengan sesama guru, hubungan sosial
siswa dengan guru, hubungan sosial siswa dengan siswa atau teman sebaya.
Pertama, hubungan sosial guru dengan guru. Hubungan sosial antara sesama
guru terjalin dengan baik, ini ditunjukkan dengan adanya saling tegur sapa dan
komunikasi antar sesama guru di sisa-sisa waktu mengajar, para guru juga
membesuk apabila ada seorang guru yang sakit atau melahirkan.
Kedua, hubungan sosial siswa dengan guru. Hubungan sosial antara guru
dan siswa terlihat cukup baik, ini terlihat dari sikap hormat siswa terhadap guru
seperti bersalaman bila bertemu dengan salah eorang guru atau menyapa.
56
Hubungan sosial antara guru dan siswa terbagi menjadi dua bagian yakni
hubungan sosial formal yang diwujudkan dalam bentuk pembelajaran didalam
kelas dan hubungan sosial nonformal yakni tegur sapa yang dilakukan guru
terhadap siswa diluar jam pembelajaran.
Ketiga, hubungan sosial siswa dengan siswa atau teman sebaya. Hubungan
sosial terhadap sesama siswa ini trejalin dengan baik, ini ditunjukan dari adanya
tegur sapa dan kegembiraan saat bersama dengan teman-temannya. Hubungan
sosial ini terlihat lebih erat pada waktu kegiatan seperti olahraga, perlombaan dan
study tour.
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran materi yang disampaikan oleh guru adalah
Ibadah Haji sub dari bidang studi fiqh dengan memanafaatkan media audio visual
berbentuk VCD (Ibadah Haji). Sebelum menyampikan materi terlebih dahulu guru
mempersiapkan VCD yang akan diperlihatkan kepada siswa, serta
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman pada
saat pembelajaran. Dengan mempersiapkan kebutuhan pengajaran, pelaksanaan
pembelajaran yang disampaikan guru dapat berjalan efektif, inovatif,
menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Setelah dilakukan observasi pada VCD ibadah haji dan pembuatan RPP
maka guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanan
pembelajaran terlebih dahulu mempersiapkan perlengkapan media yang akan
diajarkan kepada siswa, mengkordinir keadaan siswa agar pembelajaran kreatif,
inopatif dan menyenangkan setelah itu di sela-sela lagkah-langka pembelajaran
guru memanfaatkan media VCD sebagai bahan ajar. Kegiatan proses
pembelajaran bidang studi fiqih dengan materi ibadah haji dimulai dari jam 08.00
sampai jam 08.45. kegiatan belajar ini diawali dengan menerangkan materi ibadah
haji secara garis besar kemudian menayangkan VCD tentang ibadah haji. Selama
dalam proses pembelajaran, siswa sangat antusias dan merespon dengan baik
terhadap tayangan VCD yang diperlihatkan, hal ini dikarenakan dengan
menayangkan VCD ibadah haji merupakan hal yang baru bagi siswa dan siswa
dapat secara langsung melihat proses kegiatan ibadah haji yang benar. Selama ini
guru bidang studi fiqih hanya menjelaskan pembahasan tata cara ibadah haji
sebatas teori dan ceramah sehingga pemahaman siswa sedikit sekali yang di ingat
dan di mengerti, bahkan tidak mampu untuk memperaktekan dengan benar tata
cara pelaksanaan ibadah haji.
Setelah diperlihatkannya VCD (ibadah haji) kemudian guru melakukan
tanya jawab dan diskusi mengenai materi yang suda dipelajari kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam materi ibadah haji dan seberapa
efektif pelakasanaan pembelajaran menggunakan media VCD (ibadah haji). Dari
hasil tanya jawab dan diskusi yang dilakukan terhadap siswa, peneliti
mengetahui atau memperoleh pakta bahwasannya terdapat keefektifan
penggunaan media VCD (ibadah haji) terhadap pemahan siswa tentang materi
ibadah haji.
Durasi VCD ini selama 15 menit. VCD ini menjelaskan tentang tata cara
pelaksanaan ibadah haji yang dimulai dari pengertian dan sejarah tentang ka’bah,
59
hukum ibadah haji, serta rukun dan wajib haji. Secara garis besar materi ibadah
haji dalam VCD ini adalah:
Baitullah tidak pernah sepi dikunjungi jutaan manusia dari seantero bumi
sejak permulaan sejarah itu sendiri. Ka’bah berasal dari ka’bun yang artinya segi
empat, ka’bah telah beberapa kali mengalami perubahan dan perbaikan untuk
diperbesarkan, namun falsafah dan peranannya tidak pernah berubah sejak
semula.
Kawasan sa’i anatara safa dan marwah menyimpan sejarah tersendiri. Sa’i
adalah rukun haji ke-empat setelah thawaf di baitullah. Sa’i adalah manifestasi
cinta dari perasaan seorang ibu kepada anaknya. Anak adalah amanah Allah SWT,
perasaan Siti Hajar istri nabi Ibrahim A.S resah gelisah melihat anaknya Ismail
A.S yang kehausan. Bumi Mekkah yang kering kerontang ditelusuri berulang kali
antara safa dan marwah mencari-cari air untuk anakny. Maha suci Allah, tidak
disangka-sangka ketukan anak kecil yang menangis kehausan, terbit mata air yang
berlimpah-limpah, air itu adalah air zam-zam.
Arafah memang bersejarah dan banyak menyaksikan peristiwa penting
dalam sejarah islam. Arafah juga tempat wukuf bagi umat islam yang
mengerjakan ibadah haji.
b. Hukum Ibadah Haji ( 1 menit : 48 detik )
Hukum ibadah haji adalah wajib bagi umat islam yang mampu. Hal ini
sesuai dengan perintah Allah SWT dalam firman-Nya yang berbunyi:
60
Dalam firman Allah SWT yang lain yaitu dalam Surat Al-Hajj ayat 27-29
yang berbunyi:
28. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya
mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang
Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah
sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-
orang yang sengsara dan fakir.
Diagram 1.
Pembagian Haji
HAJI
Rukun Wajib
Rukun
1) Niat
Pada tanggal 8 Dzulhijjah sebelum berangkat ke Arafah
yaitu sewaktu berada di pusat pemukiman boleh berniat ihram haji.
Afdhal niat dilakuka di pintu pusat pemukiman setelah
sembahyang sunah ihram.
62
2) Wukuf di Arafah
Wukuf adalah berada di bumi Arafah walau seketika mulai
tanggal 9 Dzulhijjah sehingga subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Semasa
wukuf jamaah disunahkan berdzikir dan berwirid
3) Thawaf di Baitullah
Setelah berwukuf di Arafah, jamaah wajiblah melakukan
thawaf rukun atau thawaf ifadah setelah kembali dari arafah.
4) Sa’i
Sa’I adalah berjalan diantara safa dan marwah sebanyak 7x
pulang pergi antara keduanya. Bagi yang tidak mampu, sa’I boleh
dilakukan dengan menggunakan kereta dorong. Ketika
melaksanakan sa’I jamaah haji tidak wajib bermudhu, hanya sunah
dilakujkan
5) Bercukur/tahalul
Yaitu menggunting sedikit rambut sekurang-kurangnya 3 helai
6) Tertib.
Tertib pada kebanyakan rukun, maksudnya adalah rukun haji
harus dilakukan mengikut urutan.
d. Wajib Haji ( 5 menit : 10 detik )
Perkara wajib haji ialah:
Diagram 3.
Wajib Haji
Wajib Haji
6) Melontar jumroh.
Pada hari tasyrik diwajibkan pula melempar ketiga jumroh, dimulai
dengan jumroh ula, wustha dan diakhiri dengan jumroh aqobah.
Dari hasil observasi VCD tentang ibadah haji ini penulis dapat
menyimpulkan bahwa mengerjakan ibadah haji memerlukan kekuatan fisik dan
mental. Persiapan kedua aspek ini perlu ada sejak mendaftar untuk menunaikan
ibadah haji. Setiap tahun berjuta-juta umat islam melaksanakannya tetapi belum
tentu semuanya dapat melakukan dengan sempurna dan penuh ketakwaan.
Haji adalah ibadah praktikal, semua perkara, semua perkara yang
diwajibkan sewaktu sewaktu menyempurnakannya berbentuk perbuatan, umat
islam perlu menyelami hakikat dibalik perbuatan tersebut. Jika ada kesempatan
sementara menunggu tiba hari wukuf jamaah boleh membuat lawatan (kunjungan)
ke Arafah, Mina dan kawasan haji lain untuk melihat suasana dan kawasan
tersebut untuk menambah semangat melaksanakan haji dengan sempurna.
sound ), tempat duduk, ruangan, pencahayaan, dan suhu udara yang baik dan
mendukung untuk pemanfaatan media pembelajaran.
Waktu. Waktu penayangan media audio visual juga harus diperhatikan,
waktu yang terlalu lama atau sebentar akan mempengaruhi tehadap hasil
penggunaan media audio visual. Waktu penayangan yang terlalu lama akan
menghabiskan banyak waktu, sehingga waktu pembelajaran sudah habis hanya
untuk melihat video, selain itu penayangan yang terlalu lama juga akan
mempengaruhi konsentrasi belajar siswa.
Tipe mengajar guru. Gaya mengajar guru juga mempengaruhi dalam
keberhasilan belajar media pembelajaran, seperti guru yang otoriter, demokratis,
apatis. Bila gaya mengajar guru yang otoriter, komunikasi hanya akan terjadi satu
arah yaitu hanya dari guru saja. Bila gaya mengajar guru demokrasi maka
komunikasi akan menjadi dua arah, baik siswa ataupun guru sama-sama dapat
menyampaikan pendapatnya sehingga suasana belajar menjadi menarik.
Sedangkan gaya apatis akan menyebabkan siswa menjadi tidak terkontrol
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka efektifitas
penggunaan media audio visual terhadap keberhasilan siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari indikator yang akan disebutkan pada
pembahasan dibawah ini.
Table 5
1. Dwi Sabtomo L 20 67
Hadi
2 Kanah P 23 77
3 Anisa Sri P 21 70
Madani
4 M. Afrizal L 18 60
5 Riansyah L 22 73
6 Neiza F.M P 25 83
7 Saeful Bahri L 20 67
8 Tajudin L 23 77
9 Setiatin P 26 87
Amalia
10 Pudji Yulianti P 24 80
11 Adam Renaldi L 25 83
12 Rizki L 21 70
Irwansyah
67
13 Ferdyanto L 26 87
14 Rega Hadi L 23 77
15 Apriliani P 22 73
16 M. Iqbal L 27 90
17 Kartika P 24 80
18 Emma Aprilia P 24 80
19 Putri P 24 80
Rahmawati
20 Iksan Safe’i L 29 97
21 Yani Ariska P 23 73
22 Hemaditha I.F P 19 63
23 M. Teguh L 24 80
Imam
24 Lulu Lutfiyanti P 24 80
25 Sintia P 24 80
Rahmawati
26 Siti Hafshah P 17 57
27 Lisdiah P 27 90
Anggraini
28 Siti P 21 70
Nurkhasanah
29 Ella Wati P 26 87
68
30 Lisa Aprilia P 22 73
Nurhayati
31 Amriyati P 29 97
32 Selvira P 27 90
Anggraini
33 Angger Evita P 22 73
materi yang disampaikan melalui media VCD dirasakan sangat mudah ditangkap
oleh siswa. Berikut penuturan informan dalam wawancara yang dilakukan oleh
penulis.
“...Dengan menggunakan media VCD penjelasannya dapat diingat dan
mudah dipahami...”(Wawancara dengan informan IV, M. Afrijal)
Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh para informan, dapat
diketahui bahwa pemanfaatan media VCD harus disesuaikan dengan kemampuan
para siswa agar lebih memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
d. Memberikan pengalaman belajar yang efektif dan melibatkan siswa
secara aktif
Media VCD sangat tepat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar,
apalagi materi yang disampaikan adalah ibadah haji, dimana terdapat tuntunan
yang sifatnya praktis, membutuhkan contoh riil untuk dipraktekkan oleh siswa.
Siswa juga terlibat aktif dalam pembelajaran materi ibadah haji dengan
mempraktekkan beberapa hal dalam tuntunan ibadah haji, seperti thawaf, sa’i
maupun melempar jumroh. Setelah dilakukan wawancara, ternyata hal ini serupa
dengan jawaban yang dilontarkan informan III.
“...Saya pribadi senang sekali ketika belajar guru menggunakan media
VCD pada materi ibadah haji karena saya dapat melihat langsung bagaimana
tata cara ihram, thawaf, sai, tahalul, melempar jumroh dan lain-lain...”
(Wawancara dengan informan IV, M. Afrijal)
Adapun jawaban dari pertanyaan penulis terhadap informan III Adam
Renaldi adalah sebagai berikut.
“...Saya memperhatikan dan mencatat materi yang saya anggap penting dan
menanyakan hal-hal yang belum saya mengerti...” (Wawancara dengan informan
III, Adam Renaldi)
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa media VCD
mampu memberikan pengalaman langsung terhadap siswa sehingga memudahkan
siswa dalam mempraktekkan pelaksanaan kegiatan ibadah haji serta mampu
membuat siswa lebih aktif dan termotivasi untuk belajar.
71
Guru
Proses pembelajaran tatap muka antara guru dan siswa biasanya dilakukan
di dalam kelas (ruangan), guru dalam prose situ lebih berfungsi sebagai sumber
pesan dan siswa penerimanya. Meskipun komunikasi antar guru dan siswa dalam
pross pembelajaran termasuk komunikasi publik atau kelompok, guru sewaktu-
waktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi antar personal; hal ini bisa
dilakukan karena proses komunikasi tatap muka di kelas mempunyai kelompok
yang relatif kecil. Terjadinya komunikasi dua arah atau dialog dimana siswa
4
menjadi komunikan sekaligus sebagai komunikator, demikian pula guru.
mengikuti kegiatan pembelajaran melalui media audio visual. Hal ini ditunjukan
dengan besarnya rasa antusias, rasa ingin tahu, dan ketertarikan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kedua fase konsentrasi, berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan
terhadap rekaman handycam menunjukan bahwa siswa tampak berkonsentrasi
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran melalui media audio visual. Hal ini
ditunjukan melalui tingkah laku siswa dalam memfokuskan penglihatannya pada
tayangan VCD ibadah haji.
Ketiga fase pengolahan informasi, berdasarkan pengamatan yang penulis
lakukan terhadap rekaman handycam menunjukan bahwa siswa tampak
melakukan pengolahan informasi. Hal ini ditunjukan oleh tingkahlaku siswa yang
memperhatikan penayangan VCD ibadah haji, kemudian mencatatnya, berfikir
sebelum menjawab pertanyaan, dan kemampuan siswa dalam menyimpulkan
pembelajaran ibadah haji.
Keempat fase umpan balik, berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan
terhadap rekaman handycam menunjukan bahwa siswa mampu memberikan
umpan balik. Hal ini ditunjukkan ketenangan siswa saat mengerjakan soal yang
diberikan, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
dan fasilitas dari tahun ke tahun demi kemajuan sekolah tersebut. Hal ini dapat
terlihat dari segi peningkatan pembangunan sarana dan prasarana sekolah seperti
penambahan kelas, pelebaran ruang lab, penambahan peralatan media.
Dari segi kualitas guru, hampir semua guru memiliki jenjang pendidikan SI.
Dalam upaya meningkatkan para guru, sekolah sering mengikutsertakan para guru
pada seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan, dengan diikut sertakannya para
guru diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan
pengetahuan siswa.
Untuk mengisi waktu luang siswa, sekolah mengadakan kegiatan
ekstrakulikuler, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
bakat yang dimiliki siswa. Kegiatan ekstrakulikuler yang dimiliki sekolah antara
lain paskibra, futsal, follyball, dan band. Kegiatan ini untuk menyalurkan
kemampuan yang dimiliki siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan perumusan masalah “Bagaimana Efektifitas Penggunaan Media
Audio Visual Terhadap Keberhasilan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam (Ibadah Haji)” dan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan bantuan media audio visual sangat efektif, hal ini
terbukti dengan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah penulis tetapkan
dalam rencana program pengajaran dan mencukupinya waktu yang
disediakan untuk proses pembelajarn. Tercapainya tujuan pembelajaran
dapat dibuktikan melalui hasil uji berupa soal materi ibadah haji dan
wawancara terhadap siswa tersebut.
3. Tes materi ibadah haji yang diujikan pada siswa menunjukkan hasil belajar
yang memuaskan. Nilai yang diperoleh siswa dalam materi ini menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar yang dievaluasikan oleh guru mata pelajaran
fiqh dengan memanfaatkan media VCD (ibadah haji) menunjukan
76
77
Rata-Rata Ketepatan
Jumlah siswa Nilai Rata-rata
Menjawab (30 soal)
33 siswa 25,7 77,90
Sifatnya yang praktis atau ringan dan persiapan yang maksimal memudahkan
guru menggunakan media VCD (ibadah haji) tanpa mendapatkan kendala,
membebankan bahkan menyulitkan guru dalam proses belajar mengajar, hal itu dapat
dirasakan siswa dengan pembelajarannya memanfaatkan media tidak membosankan
dan menjenuhan, serta persiapan perencanaan pembelajaran yang maksimal
membawa pengaruh keberhasilan belajar.
78
B. Saran-Saran
Secara garis besar disimpulkan bahwa media audio visual sangat baik
digunakan dalam pembelajaran, namun dalam penggunaan media pembelajaran ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu: kesesuaian antara media
pembelajaran dengan materi pembelajaran, efisiensi waktu yang dibutuhkan dalam
pemutaran media pembelajaran dan persiapan siswa dalam menerima pelajaran.
Selanjutnya, untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam penggunaan media
pembelajaran di sekolah, penulis juga menyarankan kepada pihak sekolah, guru
maupun siswa, diantaranya yaitu:
1. Sekolah
Kepada pihak sekolah hendaknya meningkatkan kompetensi para guru
khususnya dalam memanfaatkan fungsi media pembelajaran, mengingat
dalam penelitian ini telah membuktikan bahwa penggunaan media audio
visual sangat efektif terhadap keberhasilan belajar siswa.
2. Guru
a. Kepada para guru, khususnya guru Pendidikan Agama Islam hendaknya
menggunakan berbagai macam metode dan media pembelajaran agar
siswa lebih mudah menerima dan memahami pelajaran yang
disampaikan.
b. Guru harus meningkatkan pemahamannya tentang pemanfaatan media
pembelajaran agar dalam proses pembelajaran pemanfaatan media bisa
optimal.
79
3. Siswa
a. Siswa hendaknya lebih kreatif dalam mencari ilmu pengetahuan dengan
memanfaatkan berbagai sumber yang ada seperti buku bacaan, internet
dan VCD pengetahuan, tidak hanya mengandalkan materi yang
disampaikan oleh guru saja.
b. Siswa harus memiliki motivasi dan keinginan belajar yang tinggi, agar
proses menerima materi pelajaran di kelas pun akan terasa mudah.
80
Daftar Pustaka
19. John D. Latuheru, Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar Masa
Kini. Jakarta: Depdikbud, 1982
22. Mardalis, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, Cet: VI, 3003
25. Nana Sudjana , Proses Belajar Mengajar, Bandung: Mandar Madju 1989
27. Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi kasus Desain & Metode (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, Cet ke-4, 2004
30. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
36. Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta:
PT. Bumi Aksara, Cet. I, 1995
37. Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: A.H.
Ba’adillah Press, Cet. I, 2002.