Besi menyusun sekitar 5% berat kulit bumi dan tidak bevariasi dalam semua
tanah. Bagian terbesar Fe tanah terjadi dalam kisi kristal banyak mineral. Fe oksida
primer yang terjadi dalam banyak tanah termasuk hematit (Fe 2O3), Ilmenite
( FeTiO3), dan magnetite (Fe3O4). Dalam Batuan sedimen Fe oksida dan sidererite (Fe
Besi bisa juga ada dalam kisi mineral sekunder dalam tanah dan merupakan
unsur esensial dalam golongan besar mineral clay. Ketika pelapukan berjalan terus,
Fe yang mula-mula ada dalam mineral primer ferromagnesian yang mudah melapuk
nampak dalam mineral clay illitic. Stabilitas yang tinggi Fe oksida primer berarti
bahwa selama pelapukan oksidatif mengakumulasi oksida berair dalam fraksi clay.
Dalam tanahpada tahap lanjut pelapukan oksidatif seperti tanah lateric oksida-
oksida ini bersama Al oksida dan kaolininite ada dalam jumlah predominan.
Fe(OH)2+, Fe(OH)+2, Fe+2 . Dalam tanah yang teraerasi baik, Fe+2 hanya
tanah yang tinggi. Kelarutan besi sangat dikendalikan oleh kelarutan Fe(III) oksida
1
Fe+3 + 3OH⁻ Fe(OH)3 (padat)
tergantung pH, aktivitas Fe+3 turun dengan kenaikan pH. Pada pH yang lebih tinggi
aktivitas Fe+3 dalam larutan turun 1000 kali setiap kenaikan 1 unit pH. Pada kisaran
mencapai minimum pada pH 7,4 – 8,5. Jadi tanah asam relatif mengandung Fe
anorganik terlarut lebih tinggi dari pada tanah berkapur yang bisa mencapai level
dengan kenaikan kelarutan besi. Reduksi ini dilakukan oleh bakteri anaerob yang
dekat antara bakteri dan Fe oksida adalah diperlukan untuk berjalannya proses ini.
Proses reduksi besi ini mempunyai kepentingan kususus dalam sawah yang
ditanami padi dimana konsentrasi Fe+2 bisa agak tinggi. Ini sering mengasilakn efek
keracunan dalam tanaman padi. Dalam tanah anaerob, rasio aktivitas Fe +3/ Fe+2
a Fe⁺³
E = 0,77 + 0,059 log
a Fe⁺²
2
Besi dalam Fisiologi
Sekarang umumnya telah diterima bahwa Fe harus direduksi sebelum dapat diserap
ke dalam sel. Besi dalam ruang bebas bisa ada dalam bentuk ion atau bentuk
Fe+2 yang dapat diserap oleh tanaman. Fe(III) khelat direduksi lebih mudah dari pada
anorganik terlarut dan Fe khelat untuk nutrisi besi. spesies tanaman yang efisien Fe
permukaan akar pada kondisi cekaman besi sedangkan ketersediaan dan absorpsi
Fe oleh akar naik secara drastis. Contohnya tanaman bunga matahari dengan
adanya cekaman besi terjadi perubahan fisiologis dan perubahan morfologis seperti
3
rizodermal dan perkembangan yang intensif bulu akar. Perubahan dalam struktur
akar dari spesies tanaman efisien Fe ini diasosiasikan dengan perkembangan sel
pentransfer. Sel demikian yang terjadi dalam rhizodermis adalah spesifik untuk
serapan besi dan yang terkait dengan kenaikan serapan besi selama cekaman besi.
Spesies ini umumnya rentan terhadap klorosis yang diinduksi kapur. Gramineae
buakn pembentuk protein dari akarnya. Sejumlah asam amino telah diidentifikasi
termasuk asam avenat dan asam nugeneat. Asam- asam ini diturunkan dari
nikotianamine dan mampu membentuk kompleks yang sangat stabil dengan Fe(III)
sel akar berarti bahwa meraka sangat teradaptasi terhadap Fe yang menghilang
serapan besi telah diamati dengan Mn+2, Mn+2, Cu+2 , Ca+2 , Mg+2 , K+ , dan Zn+2 .
4
Efeknya pada serapan bisa menjadi penyebab kemampuan logam berat untuk
membentuk khelat logam berat yang bersesuaian. Ini bisa penting dalam membatasi
serapan dan penggunaan Fe, juga mengurangi translokasi khelat Fe ke akar atau di
dalam tanaman sendiri dengan pengaruh logam berat pada pusat aktivitas fisiologis
untuk Fe. Besarnya gejala kekurangan Fe yang disebabkan oleh logam berat
Besi adalah tidak mudah bergerak di antara organ-organ tanaman yang berbeda.
Tanaman hijau yang sangat kekurangan besi segera klorosis dalam bagian tanaman
yang lebih muda sementara jaringan yang lebih tua tetap hijau. Jaringan yang lebih
muda tergantung pada suplai Fe yang kontinu dalam xylem dengan aplikasi pupuk
daun. Bentuk utama Fe yang dapat ditranslokasikan adalah Ferric citrate. Mn+2
Ketersediaan Besi
ppm di dalam bahan kering. Dalam biji sereal, umbi, dan akar sering lebih rendah.
5
tanaman yang dibudidayakan hanya memerlukan kurang dari 0,5 ppm di dalam
tanah yang diolah, sedangkan level total Fe adalah sekitar 2% atau 20.000 ppm.
oksida. Diduga aliran masa untuk mentransport Fe yang cukup ke akar, total
Kalau pH naik menjadi 4 maka hanya 1% dari kebutuhan dapat diperoleh. Pada pH
tanah normal kontribusi difusi Fe anorganik ada di bawah level yang diperlukan
besi. Sekarang telah diterima bahwa siderophores adalah molekul organik paling
R-C-NHOH
6
Ferricrome merupakan kompleks Fe dengan 3 asam hidroksamat yang merupakan
penggunaan garam besi tidak dapat efektif oleh karena Fe cepat diubah menjadi
bentuk oksida yang tak larut. Perlakuan pada daun dengan garam ferro juga tidak
selalu cocok. Besi khelat lebih efektif dan dapat digunakan sebagai pupuk baik
sebagai bahan aditif untuk tanah maupun sebagai pupuk daun. Dalam aplikasi
dengan pH tanah. Pada pH tinggi, Ca+2 tanah yang ada dengan konsentrasi tinggi
dapat menggantikan Fe+3 dari khelat yang kurang stabil menjadi Ca khelat dan
bahwa respons yang paling baik adalah dari khelat Fe EDDHA ( Etylenediamine (di-o-
hydroxyphenyl acetic acid). Khelat besi ini stabil pada kisaran pH 4 – 10, sedangkan
menurunkan hasil tanaman yang diperoleh. Salah satu alternatif Penggunaan garam
7
besi dengan dicampur bahan organik seperti pupuk kandang, kompos, telah juga
Dalam tanaman jeruk, aplikasi 10 – 20 g Fe dalam bentuk khelat per pohon telah