Anda di halaman 1dari 13

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sosialisasi
2.1.1 Definisi
Sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara-
cara berpikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat berperan serta secara
efektif dalam masyarakat.8
Tanpa mengalami proses sosialisasi yang memadai tidak mungkin seorang
warga masyarakat akan dapat hidup normal tanpa menjumpai kesulitan dalam
masyarakat. jelas, bahwa hanya dengan menjalani proses sosialisasi yang cukup
banyak sajalah seorang individu warga masyarakat akan dapat meyesuaikan
segala tingkah pekertinya dengan segala keharusan norma-norma sosial.8

2.1.2 Tujuan sosialisasi


Menurut Bruce J. Cohen, sosialisasi memiliki beberapa tujuan, yaitu:9
1. Sosialisasi bertujuan agar tiap individu mendapatkan bekal keterampilan
yang kelak akan dibutuhkan untuk kehidupan.
2. Sosialisasi bertujuan agar individu dapat berkomunikasi dengan efektif
sehingga kemampuan membaca, menulis, dan berbicara dapat
berkembang.
3. Sosialisasi bertujuan agar setiap individu dapat membiasakan dirinya
dengan nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
4. Sosialisasi bertujuan agar mengendalikan fungsi organik melalui latihan
latihan mawas diri yang tepat.
5. Membentuk sistem perilaku melalui pengalaman yang dipengaruhi oleh
watak pribadinya.

2.1.3 Manfaat sosialisasi


Manfaat sosialisasi adalah sebagai berikut: 9
1. Membentuk pribadi
2. Mewariskan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya
6

3. Melahirkan masyarakat sosial sesuai dengan budayanya.

2.1.4 Cara-cara sosialisasi


Sosialisasi dapat disosialisaikan dengan menggunakan berbagai media,
baik berupa media komunikasi seperti brosur, poster, leaflet, spanduk, dan
baliho, maupun melalui media elektronik, seperti internet, cakram optik
(compact disk atau DVD), radio dan televisi.8
Leaflet (sering juga disebut pamphlet) merupakan sehelai kertas dari
bahan agak kaku yang mudah dilipat sebagai sarana untuk menginformasi
dan mengkomunikasikan produk, jasa, layanan, proses atau prosedur tertentu.
Leaflet digunakan untuk mengingat kembali tentang hal-hal yang telah pernah
dikomunikasikan atau untuk memperkenalkan ide – ide baru / prosedur (proses)
baru kepada orang banyak. 8
Poster berbeda dengan media komunikasi lainnya yakni bahwa poster
harus dapat dibaca orang yang sedang bergerak (berkendara atau berjalan
kaki) sedangkan brosur, booklet dirancang untuk dibaca secara khusus, duduk atau
diam sesaat sambil berdiri. Oleh karena itu poster harus dapat menarik
perhatian pembacanya seketika, dan dalam hitungan detik, pesannya harus
dimengerti.8

2.1.5 Metode penyuluhan


Menurut Notoatmodjo (2007), di bawah ini diuraikan metode
pendidikan kesehatan yaitu:10
1. Metode pendidikan individual (perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode pendidkan yang bersifat
individual digunakan untuk membina perilaku baru atau membina
seseorang yang tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar
digunakannya pendekatan individu ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan
atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan
tepat serta dapat membantunya maka perlu menggunakan metode untuk
pendekatan ini, antara lain:
a) Bimbingan dan penyuluhan
7

Dengan cara ini kontak antara masyarakat dengan petugas lebih


intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh masyarakat dapat
diteliti dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya orang tersebut
dengan sukarela dan pengertian menerima atau mengubah
perilaku
b) Wawancara
Cara ini merupakan bagian bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dan masyarakat untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima
perubahan. Apakah dia tertarik atau tindakan dengan
perubahan, untuk mengetahui perilaku yang sudah atau yang
akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran
yang kuat. Apabila belum maka penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
2. Metode pendidikan kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus di ingat
besarnya kelompok sasaran dan tingkat pendidikan formal sasaran.
Untuk kelompok yang besar metode nya akan lain dengan metode
kelompok yang kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung
pula pada besarnya sasaran pendidikan, yaitu:
 Kelompok Besar
Kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan itu
lebih dari 15 orang. Metode-metode yang baik untuk
kelompok besar ini antara lain ceramah atau seminar.
 Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang. Metode-
metode yang cocok untuk kelompok kecil ini adalah diskusi
kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok-kelompok
kecil, memainkan peran dan permainan simulasi.

3. Metode Pendidikan Massa


8

Metode pendidikan massa cocok untuk


mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat. Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum,
dalam arti tidak membedakan golongan umur, pekerjaan, status
social ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya. Pendekatan ini
biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat
terhadap suatu inovasi. Pada umumnya, bentuk pendekatan massa
ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui
media massa. Berikut ini dijelaskan beberapa contoh metode yang
cocok untuk pedekatan massa, yaitu:
a. Ceramah Umum
b. Pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media
elektronik, baik televisi maupun radio.
c. Simulasi, yaitu dialog antara dokter atau petugas
kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau suatu
masalah kesehatan di suatu media massa.
d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam
bentuk artikel maupun bentuk konsultasi tentang
kesehatan dan penyakit.
e. Billboard, yang dipasang dipinggir jalan, spanduk atau
lainnya.

2.1.6 Media penyuluhan


Menurut Notoadmodjo (2000), media promosi atau penyuluhan
kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan. Disebut media
penyuluhan kesehatan karena alat – alat tersebut digunakan untuk
menyampaikan informasi kesehatan dan mempermudah penerimaan pesan
– pesan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan fungsinya sebagai
penyalur pesan – pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:10

a. Media cetak
9

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan


pesan – pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain:
 Booklet (bentuk buku berupa isi tulisan dan gambar)
 Leaflet (bentuk lembaran yang dilipat isi berupa
tulisan, gambar maupun kombinasi)
 Flyer (bentuk seperti leaflet tetapi tidak terlipat)
 Flif chart (lembar balik, dimana dalam bentuk buku
tiap lembar berisi gambar peragaan dan kalimat yang
berkaitan dengan gambar tersebut)
 Rubrik atau tulisan – tulisan pada surat kabar atau
majalah
 Poster (biasanya ditempel ditembok – tembok,
ditempat umum, atau di kendaraan umum)
 Foto
Kelebihan :
- Repeatble, dapat dibaca berkali – kali atau
mengklipingnya
- Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar –
benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih
mendalam dan dapat membuat orang berpikir lebih
spesifik tentang isi tulisan.
Kekurangan:
- Lambat. Dari segi waktu media cetak adalah yang
terlambat karena media cetak tidak dapat
menyebarkan langsung berita yang terjasi kepada
masyarakat dan harus menunggu turun cetak.
- Tidak adanya audio, media cetak hanya dalam tulisan
saja tidak dapat didengar.
- Visual yang terbatas. Media cetak hanya dapat
memberikan visual dengan gambar yang terbatas
mewakili keseluruhan isi berita.
10

- Produksi. Biaya produksi yang cukup mahal. Karena


media cetak harus mencetak dan mengirimkannya
sebelum dapat dinikmati masyarakat.
b. Media elektronik, sebagai sasaran untuk menyampaikan
pesan – pesan atau informasi kesehatan berbeda – beda
jenisnya, antara lain:
 Televisi (sandiwara, sinetron, forum diskusi atau
tanya jawab, pidato, TV spot, kuis atau cerdas
cermat)
 Radio (obrolan atau tanya jawab, sandiwara radio,
ceramah, dan radio spot).
 Video.
 Slide.
 Film strip.
Kelebihan:
- Cepat. Dari segi waktu, media elektronik termasuk cepat
dalam menyebarkan berita ke masyarakat.
- Audio visual, media elektronik mempunyai media
audiovisual untuk audiennya memahami berita secara luas.
Kekurangan :
- Tidak ada pengulangan, media elektronik tidak mampu
mengulang apa yang sudah ditayangkan.

c. Media papan
Papan atau billboard yang dipasang di tempat umum dapat
diisi dengan pesan atau informasi kesehatan. Media papan
ini juga mencakup pesan – pesan yang ditulis pada
lembaran seng ditempel pada kendaraan – kendaraan
umum.
Kelebihan:
- Dapat dilihat dimana saja.
- Merangsang perhatian orang.
11

- Menghemat waktu dan membiarkan pembaca untuk belajar


masalah yang ada.
- Merangsang partisipasi.
Kekurangan:
- Biaya produksi yang cukup
mahal.

2.2 Penyakit Kardiovaskuler


2.2.1 Definisi
Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan suatu kelainan yang
terjadi pada organ jantung dengan akibat terjadinya gangguan fungsional,
anatomis serta sistem hemodinamis. Dalam arti luas, penyakit jantung adalah
penyakit yang terdiri dari berbagai macam keadaan sakit jantung. Kejadian
penyakit jantung yang paling sering adalah penyakit jantung koroner, serangan
jantung, dan kondisi sakit jantung lainnya. Penyakit jantung merupakan salah satu
penyakit akibat hubungan kerja.11
Jenis penyakit yang dapat digolongkan ke dalam penyakit jantung dan
pembuluh darah adalah:12
1. Penyakit jantung koroner
2. Penyakit pembuluh darah otak
3. Penyakit jantung hipertensi
4. Penyakit pembuluh darah perifer
5. Penyakit gagal jantung
6. Penyakit jantung rematik
7. Penyakit jantung bawaan
8. Penyakit kardiomiopathy
9. Penyakit katup jantung

2.2.2 Faktor Risiko


Faktor risiko suatu penyakit adalah faktor-faktor yang diyakini
meningkatkan risiko timbulnya penyakit yang bersangkutan.
12

A. Kolesterol
Kolesterol adalah senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh
untuk bermacam-macam fungsi, antara lain berfungsi untuk membantu
menghantarkan konduksi dan transmisi tanda-tanda elektrik, memproduksi
empedu, hormon steroid, dan vitamin D. Hati merupakan organ penghasil
kolesterol.13
Jenis lemak antara lain adalah: Low Density Lipoprotein (LDL),
High Density Lipoprotein (HDL), Very Low Density Lipoprotein (VLDL),
dan trigliserida. Kolesterol selain dihasilkan oleh tubuh, juga berasal dari
makanan yang dimakan. Faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi
kadar kolesterol darah adalah keturunan, umur, jenis kelamin, stress,
alkohol, dan exercise. Kelebihan kolesterol akan menimbulkan reaksi
dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh darah arteri
sehingga menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang dikenal sebagai
atherosclerosis. 13,14

B. Merokok
Rokok mengandung 4.000 senyawa dalam bentuk partikel atau gas
nikotin, tar, dan karbon monoksida termasuk di dalamnya menjadi faktor
terjadinya penyakit kardiovaskuler. Asap rokok mengandung nikotin yang
memacu pengeluaran zat-zat seperti andrenalin. Zat ini merangsang
denyutan jantung dan tekanan darah meningkat.15
Efek rokok adalah menyebabkan beban miokard bertambah karena
rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi O2 akibat inhalasi
CO sehingga menyebabkan takikardi, vasokonstriksi pembuluh darah,
merubah permeabilitas dinding pembuluh darah dan merubah 5-10% Hb
menjadi carboksi-Hb. Merokok dapat meningkatkan :12
a. Risiko 2x lipat terkena risiko stroke, PJK, dan impoten.
b. Risiko 3x lipat meninggal karena PJK yang tidak terdiagnosis.
c. Lebih dari 3x lipat meningkatkan risiko terkena penyakit pembuluh
darah perifer (PDP).
13

C. Obesitas
Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori di dalam
tubuh, yakni kalori yang masuk melebihi kalori yang keluar dalam bentuk
lemak. Untuk menilai kegemukan dilakukan pengukuran kandungan lemak
tubuh dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) atau mengukur
lingkar pinggang pinggul.16
Menurut A Esmaillzadeh dkk, rasio lingkar pinggang pinggul
menjadi prediktor yang lebih baik untuk faktor risiko kardiovaskular
daripada lingkar pinggang dan BMI. Suatu studi prospektif juga
menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan dengan penyakit
kardiovaskular.16

D. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang kurang sering diakaitkan dengan kegemukan
dalam arti sedikitnya tenaga yang dikeluarkan dibandingkan dengan
masukan sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan dan
tertumpuk dalam tubuh sebagai lemak. Kegemukan mendorong timbulnya
faktor risiko yang lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, yang pada taraf
selanjutnya meningkatkan PJK. 14

E. Usia
Kelainan awal di pembuluh darah dan plak aterosklerotik yang ada
pada usia lebih dari 20 tahun sebenarnya sudah bermula sejak kanak-kanak
dan remaja yang disebabkan oleh pola hidup seperti : merokok, pola
makan, perilaku olahraga. Selain itu, pendaat lain, Young juga
mengemukakan bahwa jantung mengalami perubahan yang hampir tidak
kentara walaupun tanpa kehadiran penyakit. Perubahan fisiologis pada
jantung yang terjadi seiring dengan peningkatan umur antara lain :17
1. Ventrikel jantung menjadi kaku dan bekerja kurang efisien,
terutama jika terdapat penyakit jantung.
2. Kurangnya responsif terhadap adrenalin dan tidak meningkatkan
kekuatan atau kecepatan kontriksi sepanjang berolahraga.
3. Dinding jantung menebal.
14

4. Perubahan pada pembuluh darah adalah dinding pembuluh darah


menjadi kurang elastis walaupun tanpa aterosklerosis.
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 200 orang yang diotopsi
oleh bagian kardiologi FKUI, faktor umur berpengaruh 42%
terhadap terjadinya aterosklerosis arteri koronaria. Hasil yang
didapatkan dari penelitian tersebut, umur rata-rata timbulnya
aterosklerosis untuk orang indonesia adalah 28 tahun.17
Peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler mulai terjadi
pada kelompok usia 30-44 tahun semakin bertambah umur maka semakin
beresiko. Kematian pada usia dini yaitu <64 tahun atau 25-64 tahun.
Walaupun kematian karena kardiovaskuler lebih banyak terjadi pada usia
>65 tahun, namun penyebab kematian pada kelompok usia tua atau >65
tahun lebih sulit diinterpretasikan karena adanya berbagai faktor penyebab
penyakit. Sebagian besar kasus kematian pada laki-laki umur 35-44 tahun
dan meningkat dengan bertambahnya umur. Juga didapatkan hubungan
antara umur dan kadar kolesterol yaitu kadar kolesterol total akan
meningkat dengan bertambahnya umur. Di Amerika Serikat kadar
kolesterol pada laki-laki maupun perempuan mulai meningkat pada umur
20 tahun. Pada laki-laki kadar kolesterol akan meningkat sampai umur 50
tahun dan akhirnya akan turun sedikit setelah umur 50 tahun. Kadar
kolesterol perempuan sebelum menopause (45-60tahun ) lebih rendah
daripada laki-laki dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar
kolesterol perempuan biasanya akan meningkat menjadi lebih tinggi
daripada laki-laki.18
Karena risiko PJK terutama meninggi pada akhir dekade
kehidupan, maka menurunkan kadar kolesterol pada usia tua sangat
bermanfaat. Beberapa penelitian membuktikan bahwa penderita dengan
kadar koilesterol yang tinggi bila dapat menurunkan kadar kolesterol total
1% maka terjadi penurunan 2% serangan jantung. Jadi bila kadar
kolesterol dapat diturunkan 15% maka risiko PJK akan berkurang 30%.18

F. Jenis kelamin
15

Laki–laki mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita


kardivaskuler lebih awal. Laki-laki juga mempunyai risiko lebih besar
terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Pada perempuan sudah
menopause, kadar esterogen dalam tubuhnya menurun. Hal inilah yang
kemudian menyebabkan perempuan yang sudah menopause memiliki
risiko lebih tinggi daripada mereka yang belum menopause. Risiko ini
sebanding pada pria, yang kadar esterogen dalam tubuhnya hanya sedikit,
sehingga perlindungan terhadap pembuluh darah menjadi lebih sedikit.
Hormon esterogen ternyata dapat melindungi perempuan dari risiko
terkena penyakit jantung koroner dan stroke karena hormon esterogen
dapat melebarkan pembuluh darah.19

G. Genetik
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan)
juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi
primer (esensial). Tentunya faktor geneti ini juga mempengaruhi faktor-
faktor lingkungan lain, yang kemudian menyebabkan seorang menderita
hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan
garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua orangtuanya
menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan
bila salah satu orangtuanya yang menderita hipertensi maka sekita 30%
akan turun ke anak-anaknya.15
Dalam seminar “Waspadai Hipertensi dan Penyakit penyertanya
sebagai Ancaman Terbesar di Dunia“ yang diselenggarakan oleh
Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH) tahub 2008, adanya faktor
genetik pada keluarga tertentu yang menyebabkan keluarga itu mempunyai
resiko menderita hipertensi berhubungan dengan peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara pottasium terhadap sodium.
Seseorang dengan orangtua penderita hipertensi mempunyai risiko dua kali
lebih besar untuk menderita hipertensi daripada yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi.15
16

2.2.3 Deteksi Dini Kardiovaskuler


Deteksi dini atau skrinning bertujuan untuk identifikasi penyakit
asimptomatik dengan mendiagnosis faktor-faktor risiko. Pencegahan
penyakit kardiovaskuler terbagi menjadi dua yaitu pencegahan primer dan
sekunder. Pencegahan primer merupakan pencegahan dini pada individu
yang memiliki yang memiliki faktor risiko penyakit kardivaskuler atau
belum mengalami kejadian kardivaskuler, sedangkan pencegahan sekunder
adalah pencegahan yang dilakukan pada individu yang telah mengalmi
kejadian kardiovaskuler. 20

2.2.4 Pemeriksaan Fungsi Jantung


Pemeriksaan fungsi jantung dapat digunakan untuk menentukan
status kesehatan seseorang. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa non
invasif atau invasif. Pemeriksaan non invasif meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi. Disamping itu dapat pula dilakukan pemeriksaan
tambahan lain berupa foto rontgen thoraks, elektrokardiografi (EKG), uji
latih jantung (stress test), fonokardiografi, ekokardiografi, dan sebagainya.
Sedangkan yang termasuk pemeriksaan jantung ang invasif adalah
kateterisasi jantung dan elektrofisiologi.21

2.2.5 Pencegahan Penyakit Kardiovaskuler


Pencegahan terhadap penyakit kardiovaskuler lebih tepat dengan
mengendalikan faktor risikonya, kecuali faktor risiko yang tidak dapat
dikendalikan seperti jenis kelamin, umur, dan genetik atau keturunan.
Berikut ini beberapa tips untuk mencegah datangnya penyakit stroke dan
penyakit jantung, yaitu: 22
1. Berhenti merokok sedini mungkin
Nikotin, karbon monoksida (CO) zat lainnya yang
terkandung dalam rokok berpotensi menimbulkan kerusakan
dinding pembuluh darah. Hal ini akan mempermudah kolesterol
untuk melekat pada dinding pembuluh darah yang mengalami
17

kerusakan sehingga membentuk plak. Risiko terkena serangan


jantung akan meningkat 50% jiak menghisap 4 batang setiap hari.
2. Berolahraga secara teratur
Ketika melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut
lebih cepat untuk meningkatkan jumlah darah yang kaya akan
oksigen ke seluruh tubuh sehingga meningkatkan kadar
HDL/kolesterol baik dan menurunkan LDL/kolesterol jahat.selain
itu berolahraga juga membantu mengurangi berat badan.
3. Perbaikan diet
Membatasi komsumsi daging, ikan atau unggas maksimal
150 gram per hari. Tingkatkan asupan makanan tinggi serat, antara
lain roti/ sereal tinggi serat, sayuran serta buah-buahan.
4. Hindari stres yang berlebihan
Stres bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon
epinefrin yang mengakibatkan naiknya tekanan darah dan denyut
jantung sehingga mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh
darah.
5. Hindari pola hidup tidak sehat
Pola hidup yang tidak sehat memicu timbulnya penyakit
diabetes, darah tinggi dan kolesterol tinggi serta obesitas, faktor-
faktor ini merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung.

Anda mungkin juga menyukai