BAB II - K3 Fix
BAB II - K3 Fix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sosialisasi
2.1.1 Definisi
Sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara-
cara berpikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat berperan serta secara
efektif dalam masyarakat.8
Tanpa mengalami proses sosialisasi yang memadai tidak mungkin seorang
warga masyarakat akan dapat hidup normal tanpa menjumpai kesulitan dalam
masyarakat. jelas, bahwa hanya dengan menjalani proses sosialisasi yang cukup
banyak sajalah seorang individu warga masyarakat akan dapat meyesuaikan
segala tingkah pekertinya dengan segala keharusan norma-norma sosial.8
a. Media cetak
9
c. Media papan
Papan atau billboard yang dipasang di tempat umum dapat
diisi dengan pesan atau informasi kesehatan. Media papan
ini juga mencakup pesan – pesan yang ditulis pada
lembaran seng ditempel pada kendaraan – kendaraan
umum.
Kelebihan:
- Dapat dilihat dimana saja.
- Merangsang perhatian orang.
11
A. Kolesterol
Kolesterol adalah senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh
untuk bermacam-macam fungsi, antara lain berfungsi untuk membantu
menghantarkan konduksi dan transmisi tanda-tanda elektrik, memproduksi
empedu, hormon steroid, dan vitamin D. Hati merupakan organ penghasil
kolesterol.13
Jenis lemak antara lain adalah: Low Density Lipoprotein (LDL),
High Density Lipoprotein (HDL), Very Low Density Lipoprotein (VLDL),
dan trigliserida. Kolesterol selain dihasilkan oleh tubuh, juga berasal dari
makanan yang dimakan. Faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi
kadar kolesterol darah adalah keturunan, umur, jenis kelamin, stress,
alkohol, dan exercise. Kelebihan kolesterol akan menimbulkan reaksi
dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh darah arteri
sehingga menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang dikenal sebagai
atherosclerosis. 13,14
B. Merokok
Rokok mengandung 4.000 senyawa dalam bentuk partikel atau gas
nikotin, tar, dan karbon monoksida termasuk di dalamnya menjadi faktor
terjadinya penyakit kardiovaskuler. Asap rokok mengandung nikotin yang
memacu pengeluaran zat-zat seperti andrenalin. Zat ini merangsang
denyutan jantung dan tekanan darah meningkat.15
Efek rokok adalah menyebabkan beban miokard bertambah karena
rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi O2 akibat inhalasi
CO sehingga menyebabkan takikardi, vasokonstriksi pembuluh darah,
merubah permeabilitas dinding pembuluh darah dan merubah 5-10% Hb
menjadi carboksi-Hb. Merokok dapat meningkatkan :12
a. Risiko 2x lipat terkena risiko stroke, PJK, dan impoten.
b. Risiko 3x lipat meninggal karena PJK yang tidak terdiagnosis.
c. Lebih dari 3x lipat meningkatkan risiko terkena penyakit pembuluh
darah perifer (PDP).
13
C. Obesitas
Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori di dalam
tubuh, yakni kalori yang masuk melebihi kalori yang keluar dalam bentuk
lemak. Untuk menilai kegemukan dilakukan pengukuran kandungan lemak
tubuh dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) atau mengukur
lingkar pinggang pinggul.16
Menurut A Esmaillzadeh dkk, rasio lingkar pinggang pinggul
menjadi prediktor yang lebih baik untuk faktor risiko kardiovaskular
daripada lingkar pinggang dan BMI. Suatu studi prospektif juga
menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan dengan penyakit
kardiovaskular.16
D. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang kurang sering diakaitkan dengan kegemukan
dalam arti sedikitnya tenaga yang dikeluarkan dibandingkan dengan
masukan sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan dan
tertumpuk dalam tubuh sebagai lemak. Kegemukan mendorong timbulnya
faktor risiko yang lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, yang pada taraf
selanjutnya meningkatkan PJK. 14
E. Usia
Kelainan awal di pembuluh darah dan plak aterosklerotik yang ada
pada usia lebih dari 20 tahun sebenarnya sudah bermula sejak kanak-kanak
dan remaja yang disebabkan oleh pola hidup seperti : merokok, pola
makan, perilaku olahraga. Selain itu, pendaat lain, Young juga
mengemukakan bahwa jantung mengalami perubahan yang hampir tidak
kentara walaupun tanpa kehadiran penyakit. Perubahan fisiologis pada
jantung yang terjadi seiring dengan peningkatan umur antara lain :17
1. Ventrikel jantung menjadi kaku dan bekerja kurang efisien,
terutama jika terdapat penyakit jantung.
2. Kurangnya responsif terhadap adrenalin dan tidak meningkatkan
kekuatan atau kecepatan kontriksi sepanjang berolahraga.
3. Dinding jantung menebal.
14
F. Jenis kelamin
15
G. Genetik
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan)
juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi
primer (esensial). Tentunya faktor geneti ini juga mempengaruhi faktor-
faktor lingkungan lain, yang kemudian menyebabkan seorang menderita
hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan
garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua orangtuanya
menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan
bila salah satu orangtuanya yang menderita hipertensi maka sekita 30%
akan turun ke anak-anaknya.15
Dalam seminar “Waspadai Hipertensi dan Penyakit penyertanya
sebagai Ancaman Terbesar di Dunia“ yang diselenggarakan oleh
Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH) tahub 2008, adanya faktor
genetik pada keluarga tertentu yang menyebabkan keluarga itu mempunyai
resiko menderita hipertensi berhubungan dengan peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara pottasium terhadap sodium.
Seseorang dengan orangtua penderita hipertensi mempunyai risiko dua kali
lebih besar untuk menderita hipertensi daripada yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi.15
16