Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

TIMBANG TERIMA PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN


KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATN BEDAH CI
RUMKITAL Dr. RAMELAN
SURABAYA

Oleh:

Kelompok Manajemen Gerbong 2

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

TIMBANG TERIMA PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG PERAWATN BEDAH CI
RUMKITAL Dr. RAMELAN
SURABAYA

Penanggung jawab

ARYUNI ARSAL
1730018

Mengetahui,

Surabaya, Maret 2018

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional didukung
dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu, standart pelayanan, termasuk
pelayanan yang berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat.
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya
pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi, komunikasi
yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai
tujuan (Setiadi, 2016). Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat
dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan
fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui
komunikasi yang efektif antara perawat maupun dengan tim kesehatan lain. Salah
satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan keefektifitasannya adalah saat
pergantian shift (timbang terima pasien).
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan
pasien. timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien
saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan
oleh perawat primer penanggung jawab dinas pagi, dinas sore atau malam secara
lisan maupun tulisan (Setiadi, 2016).
Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang
terima yang dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnose medis,
program terapi yang sudah dilakukan dan rencana tindakan yang akan dilakukan.
Timbang terima dilakukan secara lisan dan tertulis kemudian keliling ke semua
pasien. timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya
karena timbang terima merupakan bagian penting dalam memberikan informasi
permasalahn pasien sehari-hari. Keakuratan data yang diberikan saat timbang
terima sangat penting karena dengan timbang terima ini maka pelayanan
pelayanan asuhan keoperawatan yang diberikan akan dapat dilaksanakan secara
berkelanjutan dan mewujudkan tanggung jawab dan tanggung gugat dari seorang
perawat. Bila timbang terima tidak dapat dilakukan dengan baik maka akan
muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya
informasi yang bisa dilakukan sebagai dasar pemberian tindakan keperawsatan.
Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan
tingkat kepuasan pasien. kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu
dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa Program Pendidikan
Profesi Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya akan melaksanakan timbang
terima pasien berdasarkan konsep model praktek keperawatan profesional metode
tim di ruang C1 RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat mampu
memberikan komunikasi keperawatan yang efektif sehingga menghasilkan
pelaksanaan asuhan keperawatan pasien secara optimal dengan berkesinambungan
informasi mengenai keadaan pasien dapat dipertahankan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada pasien.
3. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
5. Mendokumentasikan timbang terima.
1.3 Manfaat
1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar
perawat.
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
2. Bagi Pasien
a. Pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
b. Pasien dapat menyampaikan masalah sacara langsung bila ada yang
belum terungkap.
3. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara komprehensif
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Timbang terima (operan) adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keaadaan pasien. timbang terima
pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat,
jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan/belum, dan perkembanganan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer
keperawatan kepada perawat primer (penganggung jawab) dinas sore atau dinas
malam secara terlutis dan lisan (Nursalam 2015).
Rushton (2010), mengatakan timbang terima pasien dirancang sebagai
salah satu metode komunikasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantiaan
sift, sebagai petunjung praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini
pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta mennentuakan prioritas
pelayanan. sedangkan friesen (2008) menyebutkan timbang terima adalah transfer
tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggunggugat) selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan ysng mencakup peluang tentang
pertanyaan, klarifikasi dan informasi tentang pasein. Timbang terima akan
berjalan dengan lancar jika perawat dapat berkomunikas secara efektif.
2.2 Tujuan
Tujuan timbang terima/operan pasien menurut Setiadi (2016) :
1. Menyampaikan kondisi atau keaadan klien (data focus)
2. Menyampaikan diagnosis keperawatan klien
3. Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang
dilakukan pada klien
4. Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratiof yang
belum dilakukan kepada klien.
5. Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
6. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
7. Mendokumentasikan timbang terima.
2.3 Tahapan Timbang Terima
1. Tahap persiapan
Persiapan alat
a. Menyiapkan status pasien/ rekam medic
b. Format timbang terima
c. Log book
2. Prosedur pelaksaan
a. Persiapan
1) Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di nurse station
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan/work sheet, PP
yang akan mengoperkan menyiapkan lembar timbang terima.
3) Kepala ruangan membukla acara timang terima dilanjutkan dengan
doa bersama dan membacakan visi misi dan moto.
b. Pelaksanaan
1) PP dinas malam melakukan timbang terima pada PP dinas pagi,
hal-hal yang perlu disampaikan saat timbang terima :
a) Identitas pasien dan diagnose medis
b) Masalah keperawtan yang muncul
c) Data focus (keluhan subjektif dan objektif)
d) Rencana keperawatan yang sudah/ belum dilaksanakan
e) Tindakan kolaboratif
f) Persiapan rencana umum yang perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan
tertentu), perlu disampaikan dan ditindak lanjuti
2) PP dinas pagi melakukan klarifikasi terhadap data yang
disampaikan.
3) Menyupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
4) Lama timbang terima setiap paien kurang lebih 5 menit, kecuali
kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci.
5) Karu diikuti semua perawat keliling ke tiap klien. PP dinas pagi
melakukan validasi data.
3. Penutup
a. perawat kembali ke nurse station, lanjut diskusi tentang hasil
validasi.
b. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP
menandatangani laporan timbang terima di ketahui oleh karu
c. Karu menutup timbang terima, karu member reward, kepada PP
dinas malam dan mengucapakan selamat bekerja kepada PP dinas
pagi
Adapun al-hal yang perlu diperhatikan keadaan timbang terima antara lain
adalah :
1. Dilaksanakan tepat waktu setiap pergantian sift
2. Dipimpin oleh karu atau perawat associate/ perawat pelaksana yang telah
diberi wewenang atau delegasi
3. Diikuti oleh setiap perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggungjawab
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat sistematis dan
menggambarkan kondisi klien saat serta menjaga kerahasian klien
6. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan klien
7. Saat timbang terima dikamar klien menggunakan volume suara yang
cukup sehingga klien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang privasi
bagi klien. Semua yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan
secra langsung dihadapan paien
8. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya dibicarakan di
nurse station (Setiadi, 2016)
Isi materi tembang terima
Hal-hal penting pemberian asuhan keperawatan pasien misalnya untuk
pasien baru dimulai dari identitas pasien alasan MRS, keadaan umum pasien,
diagnose keperawatan, tindakan yang perlu dilakukan baik independen maupun
kolaboras. Selain itu, tindakan yang perlu dilakukan untuk pasien lama, informasi
perkembangan baru dan perubahan kondisi pasien disertai tindak lanjut yang
diharapkan.
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Hari / tanggal : Rabu, 7 Maret 2018
Pukul : 07.30 WIB
Pelaksana : Kepala Ruangan, Ketua Tim, Perawat Pelaksana
Topik : Timbang terima dengan Shift Pagi
Tempat : Nurse station
Sasaran : Perawat dan pasien

3.2 Pengorganisasian

KARU

Aryuni Arsal, S.Kep


KATIM 1 KATIM 2

Ahmad Ahsan Taqwim, S. Kep Christina Hardiana Putri, S.Kep

Perawat Pelaksana
Insiyah Irdianti S.Kep

Ghanim Mardiyanti , S.Kep

Annisa Nur rahayu, S.Kep


Eisti Imairoh, S.Kep
Fickuara Yudha S.kep

3.3 Metode dan Media


Metode :
1. Proses operan dilakukan pada setiap pergantian dinas (shift) yaitu pukul 08.00
dan 14.00 serta pukul 21.00.
2. Timbang terima/operan pagi merupakan pre conference untuk dinas pagi dan
post conference untuk perawat yang dinas malam. Operan ini dipimpin oleh
penanggung jawab shift dinas malam.
3. Timbang terima/operan siang merupakan pre conference untuk perawat dinas
sore dan post conference untuk perawat yang dinas pagi. Operan ini dipimpin
oleh KARU
4. Timbang terima/operan malam merupakan pre conference untuk perawat
yang dinas malam dan post conference untuk perawat yang dinas sore.
Operan ini dipimpin oleh penanggung jawab shift dinas sore.
Media :
1. Materi disampaikan secara lisan
2. Dokumentasi pasien (status)
3. Buku Timbang Terima

3.4 Alur Timbang Terima


1. Mekanisme timbang terima
Pasien

Diagnosis medis Diagnosis


masalah kolaboratif Keperawatan
Rencana
Tindakan

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan

Perkembangan
keadaan pasien

Perencanaan teratasi seluruhnya, sebagian, belum teratasi dan terdapat masalah baru

3.5 Instrumen
1. Status pasien/ Rekam Medik
2. Catatan timbang terima

3.6 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima


Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Pra 1. Karu mengecek kesiapan 10 menit Nurse 1. Kepala
Timbang timbang terima pada Station Ruangan
Terima setiap PP 2. PP
2. Kelompok yang akan 3. PA
bertugas menyiapkan
catatan (Work Sheet), PP
yang akan mengoperkan,
menyiapkan buku
timbang terima &
nursing kit
3. Kepala ruangan
membuka acara timbang
terima dilanjutkan
dengan doa

Pelaksanaan 1. PP dinas malam 20 menit Nurse 1. Kepala


Timbang melakukan timbang Station Ruangan
terima terima kepada PP dinas Bed 2. PP
pagi. Hal-hal yang perlu Pasien 3. PA
disampaikan pada saat
timbang terima :
a. Identitas pasien dan
diagnosa medis
termasuk hari rawat
keberapa atau post
op hari keberapa
b. Masalah
keperawatan
c. Data yang
mendukung
d. Tindakan
keperawatan yang
sudah/belum
dilaksanakan
e. Rencana umum
yang perlu
dilakukan :
Pemeriksaan
penunjang, konsul,
prosedur tindakan
tertentu
2. Kepala ruangan
membuka dan memberi
salam kepada pasien, PP
malam menjelaskan
tentang pasien, PP pagi
mengenalkan anggota
timnya dan melakukan
validasi data
3. Lama timbang terima
setiap pasien kurang lebih
5 menit, kecuali kondisi
khusus yang memerlukan
keterangan lebih rinci.

Post 1. Klarifikasi hasil validasi 5 menit Nurse 1. Kepala


Timbang data oleh PP pagi Station Ruangan
Terima 2. Penyampaian alat- alat 2. PP
kesehatan 3. PA
3. Laporan timbang terima
ditandatangani oleh
kedua PP dan mengetahui
Kepala Ruangan
4. Reward Kepala Ruangan
terhadap perawat yang
akan dan selesai bertugas
5. Penutup oleh Kepala
Ruangan

3.7 Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: Catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift timbang
terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan
pada pergantian shift yaitu malam ke pagi. Sedangkan kegiatan timbang terima
pada shift pagi ke sore dipimpin oleh kepala tim.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. PP malam
menyerahkan ke PP pagi yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama
dilakukan di nurse station kemudian ke bed pasien dan kembali lagi ke nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus
bila ada. Setiap pasien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi ke pasien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. (2016). Manajemen & Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Yogyakarta:


Indomedia Putaka.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Rushton H. C. (2010). Ethnics Of Nursing Shift Report. AACN: Advanced Critical
Care: Ethnic And Critical Care.

Anda mungkin juga menyukai