Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Ca Bronchogenik
Dan Cuci Tangan Bersih
Di Ruang 23 I RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya


Dan STIKES Insan Cendekia Medika (ICME) Jombang
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Ca Bronchogenik
Di Ruang 23 I RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Oleh:
Kelompok 2

Ayu Meida Kartikasari (170070301111061)


Putri Perdana Sari (170070301111095)
Ni Luh Putu Saptya Widyatmi (170070301111033)

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Brawijaya
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Ca Bronchogenik

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Medikal


di Ruang 23 I Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang

Oleh :
Kelompok 2

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

______________________________ ____________________________

Mengetahui
Kepala Ruangan 23 I RSSA

__________________________________
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Kanker saluran pernafasan dan kebersihan lingkungan


2. Pokok Bahasan : Ca Bronchogenik dan cuci tangan bersih
3. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruang 23 I RSSA Malang
4. Waktu dan Tempat
 Tempat : Ruang 23 I Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang
 Waktu :
5. Alokasi Waktu : 30 menit
6. Pemberi Materi : Mahasiswa
7. Metode : Ceramah dan diskusi
8. Media : LCD , leaflet,
9. Latar Belakang
Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker
pada pria dan wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar
pada wanita dibandingkan pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai
penyebab paling umum kematian akibat kanker pada wanita. Menurut hasil
penelitian, hampir 70% pasien kanker paru mengalami penyebaran ketempat limfatik
regional dan tempat lain pada saat didiagnosis. Beberapa bukti menunjukkan bahwa
karsinoma cenderung untuk timbul di tempat jaringan perut sebelumnya
(tuberculosis fibrosis ) di dalam paru . Kanker paru mengacu pada lapisan epithelium
saluran napas. Kanker paru dapat timbul dimana saja di paru dan kebanyakan kasus
kanker paru dapat dicegah jika kebiasaan merokok dihilangkan. Selama 50 tahun
terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru - paru yang mengejutkan.
America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus baru dalam
tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat
tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di Inggris 40.000/tahun,
sedangkan di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak.
10. Tujuan instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga pasien dapat memahami
mengenai kanker bronko
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan,audiens dapat:
1. Menjelaskan pengertian kanker bronko
2. Menjelaskan penyebab kanker bronko
3. Menjelaskan tanda dan gejala kanker bronko
4. Menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk kanker bronko
5. Menjelaskan penatalaksanaan kanker bronko
6. Pencegahan kanker bronko
7. Menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan
8. Menjelaskan tentang tujuan mencuci tangan
9. Menjelaskan tentang 5 waktu yang tepat mencuci tangan
10. Menjelaskan tentang langkah mencuci tangan yang baik dan benar

11. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian kanker bronko
2. Penyebab kanker bronko
3. Tanda dan gejala pada kanker bronko
4. Pemeriksaan penunjang kanker bronko
5. Penatalaksanaan pada kanker bronko
6. Pencegahan kanker bronko
7. Pengertian cuci tangan
8. Tujuan cuci tangan
9. 5 waktu cuci tangan
10. Langkah cuci tangan

12. Kegiatan Penyuluhan


Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah -
2. Memperkenalkan diri dan salam dan
menjelaskan kontrak waktu 2. Mendengarkan Tanya
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan Jawab
dan pokok materi yang akan memperhatikan
disampaikan 3. Menjawab
4. Menggali pengetahuan audiens pertanyaan
tentang fraktur
Penyajian 11 Menjelaskan materi: 1. Mendengarkan Ceramah LCD
menit 1. Pengertian kanker bronko dan dan dan
2. Penyebab kanker bronko memperhatikan Tanya leaflet
3. Tanda dan gejala pada 2. Mengajukan Jawab
kanker bronko pertanyaan
4. Pemeriksaan penunjang
kanker bronko
5. Penatalaksanaan pada
kanker bronko
6. Pencegahan kanker bronko
7. Pengertian cuci tangan
8. Tujuan cuci tangan
9. 5 waktu cuci tangan
10. Langkah cuci tangan

Penutup 10 1. Penegasan materi 1. Menjawab Diskusi


menit 2. Meminta peserta untuk pertanyaan tanya
menjelaskan kembali materi yang diberikan jawab
yang telah disampaikan dengan oleh penyuluh
singkat menggunakan bahasa 2. Membalas
peserta sendiri salam
3. Memberikan pertanyaan
kepada peserta tentang materi
yang telah disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam

13. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
o Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan minimal 5 orang
o Penyuluhan menggunakan LCD dan leaflet
o Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang 23 I RSSA Malang
o Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya
b. Evaluasi proses
o Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan
o Peserta mendengarkan ceramah dengan baik dan berkonsentrasi terhadap
materi yang disampaikan oleh pemberi penyuluhan
o Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai
dilaksanakan
c. Evaluasi hasil
o Post penyuluhan
Sebanyak lebih dari 75% peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyaji
14. Materi
(terlampir)
15. Pengorganisasian
Moderator& Fasilitator :
Penyaji :
Observer :
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
CA BRONCHOGENIC

A. PENGERTIAN
Karsinoma bronkogenik adalah tumor malignan yang timbul dari bronkus
(brunner&suddarth.buku ajar keperawatan medikal bedah.) Carsinoma bronkogenik
tumor maligna yang timbul dari bronkus. Tumor seperti ini adalah epidermoid, biasanya
terletak dalam bronki yang besar, atau mungkin adenokarsinoma, yang timbul jauh di
luar paru (smeltzer,suzanne c. Buku ajar keperawatan medikal bedah.2002
B. PENYEBAB
Meskipun etiologi karsinoma bronkogenik yang sebenarnya belum diketahui,
tetapi ada 3 faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan isidensi
penyakit ini: merokok, bahaya industri, dan polusi udara.
1. Rokok
a. Perokok Aktif
Dari faktor-faktor ini, merokok agaknya berperan paling penting, yaitu
85% dari seluruh kasus (van houtten, 2001). Banyak bukti statistik yang
menunjukkan adanya hubungan antara perokok kretek berat dengan timbulnya
kanker paru. tiga penilaian prospektif yang melibatkan hampir 200.000 laki-laki
berusia 50-69 tahun yang diteliti selama 44 bulan menyatakan bahwa angka
kematian akibat kanker paru per 100.000 orang adalah 2.4 diantara laki-laki
yang tidak merokok, 59,3 diantara mereka yang merokok 10-20 batang sehari,
dan 217,3 diantara mereka yang merokok 40 batang atau lebih dalam sehari.
Mereka yang berhenti merokok untuk seterusnya akan memiliki risiko kanker
paru yang sama dengan mereka yang tidak merokok, yaitu setelah orang
tersebut berhenti merokok selama 15 tahun.
b. Perokok Pasif
Semakin banyak orang yang terkait dengan hubungan antara perokok
pasif, atau menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh orang lain di dalam
ruangan tertutup, dengan resiko terjadinya kanker paru. beberapa penelitian
menunjukkan orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain,
resiko mendapatkan kanker melipat dua kali. Kematian akibat kanker paru juga
berkaitan dengan polusi udara, tetapi pegaruhnya kecil jika dibandingkan
dengan merokok kretek.
Kematian akibat kanker paru jumlahnya meningkat 2 kali lebih banyak
di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Sebagian juga
ditemukan bahwa kelompik sosial ekonomi yang lebih rendah cendrung hidup
lebih dekat dengan tempat kerja mereka, dimana tempat udara lebih besar
kemungkinan tercemar oleh polusi. Suatu bahan karsinogen (bahan yang
dapat menimbulkan kanker) yang ditemukan dalam udara polusi (juga
ditemukan dalam asap rokok) adalah 3,4 benzpiren.
2. Radon Gas
Radon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah
suatu pemecahan produk uranium alami (Produk radio aktif). Ia pecah/hancur
membentuk produk-produk yang mengemisi suatu tipe radiasi yang mengionisasi.
Radon gas adalah suatu penyebab kanker paru yang dikenal, dengan suatu
estimasi 12% dari kematian-kematian kanker paru diakibatkan oleh radon gas, atau
15,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang berhubungan dengan kanker paru
setiap tahun di Amerika, membuat radon penyebab utama kedua dari kanker paru
di Amerika. Seperti dengan paparan pada asbes, merokok yang serentak
meningkatkan sangat besar risiko kanker paru dengan paparan pada radon. Radon
gas dapat bergerak melalui tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah
diantara fondasi-fondasi, pipa-pipa, saluran-saluran, atau tempat-tempat terbuka
lainnya. The U.S. Environmental Protection Agency memperkirakan bahwa satu
dari setiap 15 rumah-rumah di Amerika mengandung tingkat-tingkat radon gas yang
berbahaya. Radon gas tidak terlihat dan tidak berbau, namun ia dapat terdeteksi
dengan kotak-kotak tes yang sederhana.
3. Kecenderungan Keluarga
Ketika mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan menghisap
tembakau, fakta bahwa tidak semua perokok akhirnya mengembangkan kanker
paru menyarankan bahwa faktor-faktor lain, seperti kepekaan genetik individu,
mungkin memainkan suatu peran dalam menyebabkan kanker paru. Banyak studi-
studi telah menunjukkan bahwa kanker paru kemungkinan terjadi pada saudara-
saudara baik yang merokok maupun yang tidak merokok yang telah mempunyai
kanker paru daripada populasi umum. Penelitian akhir-akhir ini telah melokalisir
suatu daerah pada lengan panjang dari kromosom manusia nomor 6 yang
kemungkinan mengandung suatu gen yang memberikan suatu kepekaan yang
meningkat mengembangkan kanker paru pada perokok-perokok.
4. Penyakit-Penyakit Paru
Kehadiran penyakit-penyakit paru tertentu, khususnya chronic obstructive
pulmonary disease (COPD), dikaitkan dengan suatu risiko yang meningkat sedikit
(empat sampai enam kali risiko dari seorang bukan perokok) untuk
mengembangkan kanker paru bahkan setelah efek-efek dari menghisap rokok
serentak telah ditiadakan.
5. Sejarah Kanker Paru sebelumnya
Orang-orang yang selamat dari kanker paru mempunyai suatu risiko yang
lebih besar daripada populasi umum mengembangkan suatu kanker paru kedua.
Orang-orang yang selamat dari non-small cell lung cancers (NSCLCs, lihat
dibawah) mempunyai suatu risiko tambahan dari 1%-2% per tahun
mengembangkan suatu kanker paru kedua. Pada orang-orang yang selamat dari
small cell lung cancers (SCLCs), risiko mengembangkan kanker-kanker kedua
mendekati 6% per tahun.
6. Polusi Udara
Polusi udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat
pembangkit tenaga (listrik) dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan
kanker paru pada individu-individu yang terpapar. Sampai 1% dari kematian-
kematian kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-
ahli percaya bahwa paparan yang memanjang (lama) pada udara yang terpolusi
sangat tinggi dapat membawa suatu risiko serupa dengan yang dari merokok pasif
untuk mengembangkan kanker paru. Merokok merupakan penyebab utama dari
sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita.
Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar risiko untuk menderita kanker
paru-paru. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan
5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat
bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas
mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun
biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Peranan polusi udara
sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus terjadi
karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Kadang kanker paru
(terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang
paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya,
seperti tuberkulosis dan fibrosis.
Kanker paru paling banyak ditemukan pada laki-laki dewasa dan perokok.
Lebih dari 80% kanker paru berhubungan dengan perokok. Bagaimanapun, tidak
semua perokok akhirnya menderita kanker paru. Berhenti dari merokok akan
mengurangi dengan sangat berarti risiko seseorang terkena kanker paru. Risiko
pada bekas perokok lebih besar daripada orang-orang yang tidak pernah merokok.
Faktor lain yang dapat menjadi faktor risiko terutama berkaitan dengan udara yang
dihirup.
7. Kekurangan Vitamin A dan C
Suatu penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara betakaroten
dan vitamin A dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner
dan kanker. Hal ini terkait dengan fungsi betakaroten dari vitamin A sebagai
antioksidan yang mampu melawan radikal bebas. Pencegahan kanker.
Kemampuan retinoid dalam memengaruhi perkembangan sel epitel dan
meningkatkan aktivitas sistem kekebalan, berpengaruh terhadap pencegahan
kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantong kemih. Betakaroten
bersama dengan vitamin E dan C telah berperan aktif sebagai antioksidan untuk
mencegah berbagai kanker.
Fakta bahwa hasil kerja NIDDK menunjukkan bahwa vitamin C dosis tinggi
telah terbukti menjadi toksik (racun) bagi sel kanker, tetapi membiarkan sel itu
sendiri tetap normal. Kualitas ini, dengan jelas, sangat dibutuhkan jika kita sedang
berusaha memerangi kanker namun menginginkan tubuh yang normal tidak me-
ngalami cedera. Frie dan Lawson berdiskusi seberapa tinggi dosis vitamin C dapat
meningkatkan produksi hydrogen peroksida, yang diperkirakan merupakan zat
utama yang menentukan sifat anti kanker dari vitamin C.
8. Faktor Risiko Kanker Paru
a. Laki-laki
b. Usia lebih dari 40 tahun
c. Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)
d. Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif)
e. Radon dan asbes
f. Lingkungan industri tertentu
g. Zat kimia, seperti arsenic
h. Beberapa zat kimia organic
i. Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan
j. Polusi udara
k. Kekurangan vitamin A dan C
Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan
napas (gangguan respirasi) seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera
meneriksakan diri dan dirujuk ke dokter spesialis paru
C. PATOFISIOLOGI
Kanker paru primer biasanya diklasifikasika menurut jenis histologinya, semua
memiliki riwayat alami dan respons terhadap pengobatan yang berbeda-beda.
Walaupun terdapat lebih dari satulusin jenis kanker paru primer, namun kanker
bronkogenik (termasuk keempat tipe sel yang pertama) merupakan 95% dari seluruh
kanker paru.
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan
cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia.
Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus
ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan
korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan
supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,
dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat
seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
D. TANDA DAN GEJALA
Karsinoma bronkogenik menyerupai banyak penyakin paru lain dan tidak
mempunyai awitan yang khas. Karsinoma bronkogenik sering kali menyerupai
pneumonitis yang tidak dapat ditanggulangi. Batuk merupakan gejala umum yang
sering kali diabaikan oleh pasien sebagai akibat merokok atau bronkitis. Bila karsinoma
bronkus berkembang pada pasien bronkitis kronik, maka batuk timbul lebih sering, atau
volume sputum bertambah. Hemoptisis merupakan gejala umum lainnya. Gejala-gejala
awal adalah mengi lokal dan dispnea ringan yang mungkin diakibatkan oleh obstruksi
bronkus. Nyeri dada dapat timbul dalam berbagai bentuk tetapi biasanya dialami
sebagai perasaan sakit atau tidak enak akibat penyebaran neoplastik ke mediastinum.
Nyeri pleuritik dapat pula timbul bila terjadi serangan sekunder pada pleura akibat
penyebaran neoplastik ke mediastinum. Nyeri pleuritik dapat pula timbul bila terjadi
serangan skunder pada pleura akibat penyebaran neoplastik atau pneumonia.
Pembengkakan jari yang timbul cepat merupakan penanda yang penting karena dapat
dikaitkan dengan karsinoma bronkogenik (30% kasus, biasanya NSCLC). Gejala-gejala
umum seperti anoreksia, lelah dan penurunan berat badan merupakan gejala-
gejala lanjut.
Gejala penyebaran intratoraks atau ekstratoraks dapat juga ditemukan pada saat
pasien diperiksa oleh dokter untuk pertama kalinya. Penyebaran lokal tumor ke struktur
mediastinum dapat menimbulkan suara serak akibat terserangnya saraf laringeus
rekuren, disfagia akibat keterlibatan esofagus, dan paralisis hemidiagfragma akibat
keterlibatan saraf frebikus. Penekana vena cava superior menyebabkan sindrom vena
cava (pelebaran vena-vena di leher dan edema pada wajah, leher, dan lengan
atas).nyeri dada atau tamponade jantung dapat terjadi akibat penyebaran ke dinding
dada atau ke perikardium secara terpisah. Tumor-tumor yang berkembang pada apeks
paru (tumor pancoast) dapat melibatkan plekus brachialis, menyebabkan nyeri dan
kelemahan pada bahu dan lengan pada bagian yang terkena; ganglion simpatikus dapat
terkena, menyebabkan sindrom Horner unilateral (ptosis dan kantriksi pupil unilateral
serta tidak adanya produksi keringat pada bagian yang sama dengan wajah).
Gejala penyebaran ekstratoraks bergantung pada metastatis. Struktur yang
sering terserang adalah kelenjer getah bening skalenus (terutama pada tumor paru
perifer), kelenjer adrenalin (50%), hati (30%), otak (20%), tulang (20%), dan ginjal
(15%).
Sindrom paraneoplastik seringkali berkaitan dengan kanker paru. sindrom
endokrin terlihat pada 12% pasien. Tumor sel oat menghasilkan hampir seluruh hormon
polipeptida, seperti hormon paratiroid (PTH), hormon adrenokortikotropik (ACTH), atau
hormon antidiuretik (ADH) yang menimbulkan gejala hiperparatiroid, sindrom Cushing,
sindrom ketidak tepatan sekresi ADH (SIADH) berhubungan dengan retensi cairan dan
hiponatremia. Sindrom jaringan ikat rangka termasuk jari tubuh (biasanya pada NSCLC)
tibul pada 30% kasus dan osteoartropati hipertrofik (HOA) hingga 10% kasus (biasanya
pada adenokarsinoma). Gejala sistemik seperti anoreksia, penurunan berat badan, dan
kekaksia pada 30% kasus adalah sindrom paraneoplastik yang tidak diketahui asalnya.
E. PENATALAKSANAAN
Pengobatan pasien kanker paru-paru biasanya mempertimbangkan aspek
riwayat pasien, stadium kanker, dan kondisi kesehatan umum pasien. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa pengobatan yang umumnya dilakukan pada penderita kanker paru-
paru.
1. Pembedahan
Pembedahan dalam kanker paru-paru adalah tindakan pengangkatan
jaringan tumor dan kelenjar getah bening disekitarnya. Tindakan pembedahan
biasanya dilakukan untuk kanker yang belum menyebar hingga ke jaringan lain
diluar paru-paru. Pembedahan biasanya hanya merupakan salah satu pilihan
tindakan pengobatan pada NSCLC dan dibatasi pada satu bagian paru-paru
hingga stadium IIIA. Berikut beberapa jenis pembedahan yang mungkin dilakukan
untuk mengobati NSCLC.
a. Reseksi baji, yaitu pengangkatan sebagian kecil lobus dari paru-paru.
b. Lobektomi, yaitu pengangkatan beberapa lobus dari paru-paru.
c. Pneumonectomi, yaitu pengangkatan seluruh bagian paru-paru.
2. Kemoterapi
Penderita SCLC terutama diobati dengan kemoterapi dan radiasi karena
tindakan pembedahan biasanya tidak terpengaruh besar terhadap survival
(kelangsungan hidup). Kemoterapi primer biasanya juga diberikan paada kasus
NSCLC yang sudah bermetastasis atau menyebar.
Penggunaan kombinasi obat-obatan kemoterapi pada jenis tumor yang
diderita. Pada penderita NSCLC biasanya diobati dengan cisplatin atau
carboplatin yang dikombinasikan dengan gemcitabine, paclitaxel, docetaxel,
etoposide, atau vinorelbine. Sedangkan pada penderita SCLC, sering digunakan
obat cisplatin dan etoposide. Ataupun dikombinasikan dengan carboplatin,
gemcitabine, paclitaxel, vinorelbine, topotecan, dan irinotecan juga digunakan.
3. Radioterapi
Radiasi kadang-kadang digunakan sebagai pengobatan utama kanker
paru-paru. Mungkin digunakan untuk orang yang tidak cukup sehat untuk
menjalani operasi. Untuk pasien kanker lainnya, radiasi dilakukan untuk
mengecilkan kankernya (dilakukan sebelum operasi). Pada kasus kanker
stadium lanjut, radiasi juga dapat digunakan untuk meredakan gejala seperti
nyeri, perdarahan, dan kesulitan menelan. Seringkali dilakukan terapi
Fotodinamik (PDT) untuk mengobati kanker paru-paru yang dapat dioperasi.
Dan berpotensi untuk mengobati tumor yang tersembunyi dan tidak terlihat pada
pemeriksaan X—ray dada.
Efek samping radiasi, termasuk diantaranya: problem kulit, mual, muntah,
dan kelelahan. Radiasi pada dada dapat juga menyebabkan kerusakan paru-
paru dan kesulitan bernapas atau menelan. Efek samping dari terapi radiasi
pada (kanker paru yang telah menyebar ke) otak biasanya menjadi serius
setelah1 atau 2 tahun pengobatan, yang mencakup: kehilangan memori, sakit
kepala, masalah dengan pemikiran, dan kurang gairah seksual.
4. Target Terapi
Target terapi biasanya dilakuka untuk pengobatan kanker paru-paru pada
stadium III dan IV yang tidak merespon pengobatan lain. Ada dua macam target
terapi yang paling umum digunakan, sebagai berikut :
a. Erlotinib (Tarceva)
Sel-sel kanker ditutupi oleh protein yang disebut EGFR (Epidermal
Growth Factor Receptor) yang membantu sel-sel kanker untuk membelah.
Tarceva bekerja dengan tidak mengizinkan EGFR untuk menginstruksikan
sel-sel kanker untuk tumbuh. Tarceva dapat diberikan pada pasien NSCLC
untuk memperpanjang harapan hidupnya. Tarceva bekerja lebih baik pada
pasien bukan perokok atau wanita usia lebih muda (sebelum menopause).
Dan mudah dikonsumsi setiap hari karena berbentuk pil.
b. Bevacizumab (Avastin)
Bevacizumad merupakan antibodi yang ditujukan untuk melawan
protein untuk membantu sel tumor membentuk pembuluh darah baru. Obat
ini mampu memperpanjang kelangsungan hidup pasien NSCLC stadium
lanjut, dan biasanya diberikan sebagai kombinasi dengan kemoterapi
kombinasi carboplatin & paclitaxel. Bevacizumab biasa diberikan melalui
intravena infus dan umumnya memiliki efek samping berupa perdarahan
pada paru-paru.

F. PENCEGAHAN
Bagi seseorang yang tidak di diagnosa menderita penyakit ini sebaiknya tetap
waspada, karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja, dan
sebaiknya anda melakukan beberapa langkah antisipasi dan pencegahan, diantaranya:

1. Jangan merokok, jika anda seorang perokok maka lebih baik hentikan kebiasaan
buruk anda, karena 80% penyebab kanker paru-paru adalah rokok, dan 15% dari
para perokok adalah penderita kanker paru-paru
2. Hindari konsumsi alkohol, konsumsi alcohol yang berlebihan juga dapat memicu
timbulnya kanker
3. Hindari asap rokok, bagi perokok pasif memiliki resiko yang cukup besar juga
mangidap penyakit ini. Untuk menghindari asap rokok di tempat-tempat umum
mungkin menggunakan masker bisa menjadi pilihan anda
4. Hindari paparan zat-zat kimia berbahaya dan zat radioaktif, meskipun hanya 15%,
tetapi zat kimia dan radioaktif tetap beresiko menjadi pemicu kanker
5. Hindari makanan yang mengandung zat-zat karsinogenik, makanan yang dibakar,
dll.
6. Olahraga dan istirahan teratur juga dapat mengurangi resiko kanker paru-paru
menyerang kita
7. Terapkan pola hidup sehat, pola hidup sehat merupakan langkah pencegahan utama
untuk semua jenis penyakit
8. Mengkonsumsi makanan bergizi dan suplemen alami, makanan yang mengandung
vitamin D dan Fe memberi dampak yang baik bagi para penderita kanker paru-paru.
Selain itu makanan yang banyak mengandung antioksidan juga dapat mencegah sel-
sel kanker
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn, dkk, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I
Made Kariasa dan Ni Made S, EGC, Jakarta

Engram, Barbara, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa
Suharyati S, volume 1, EGC, Jakarta

Tucker, Martin dkk, (1999), Standar Perawatan Pasient,alih bahasa Yasmin Aih dkk, volume
4, edisi V, EGC, Jakarta

Alsagaff, Hood, dkk. (1993), Pengantar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press,
Surabaya.

Lab/UPF Ilmu Penyakit Paru, (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dokter
Soetomo, Surabaya

E. Mulyokusumo, Sudigdo. 1982. “Sehat Jiwa Raga dan Lingkungan. “ Bandung : Terater.

Stam, H.N.C. 1989. “ Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja”. Bandung : PT


Intergrafika.

P. Eckholm, Erik. 1985. “ Masalah Kesehatan Lingkungan sebagai sumber penyakit”.


Jakarta : PT. Gramedia.
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
CUCI TANGAN BERSIH
Pengertian
Cuci tangan adalah membersihkan tangan dengan menggunakan sabun den air beresih
yang mengalir atau yang disiramkan. Mencuci tangan dengan air dan sabun akan banyak
mengurangi jumlah mikroorganisma dari kulit dan tangan. Cuci Tangan sebagai dasar
perawatan kesehatan tubuh adalah suatu judul yang diambil yang memiliki makna luas dan
penting sekali dalam hal hidup sehat dan merupakan awal yang sangat menentukan arah
kesehatan tubuh kita.

Tujuan Mencuci Tangan

1. Menjaga Kebersihan diri


2. Mencegah infeksi silang
3. Sebagai pelindung diri

Manfaat Cuci Tangan


Banyak sekali manfaat dari mencuci tangan yang kita semua bias rasakan antara lain :

1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan (makanan).


2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.
4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain

Cara mencuci tangan, yaitu :


1. Bila memakai cincin, arloji atau sejenisnya harus dilepas.
2. Jangan hanya mencuci ujung?ujung jari saja, tetapi cuci merata sampai pergelangan
tangan dengan menggosok dan menggunakan sabun serta air.
3. Tangan kemudian dibilas dengan air bersih yang mengalir dan dilap sampai kering.
Langkah – langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar
Adapun langkah – langkah mencuci tangan adalah sebagai berikut :
1. LANGKAH 1: Basahi tangan seluruhnya
2. LANGKAH 2: Pakai sabun (sabun biasapun cukup memadai
3. LANGKAH 3: Gosok benar-benar semua bagian tangan dan jari selama 10-15 detik,
terutama untuk membersihkan bagian-bagian bawah kuku, antara jari, dan punggung
tangan.
4. LANGKAH 4: Bilas tangan dengan air bersih mengalir.
5. LANGKAH 5:Keringkan tangan dengan handuk (lap) kertas dan gunakan handuk
untuk menutup keran. Bila handuk tidak tersedia, keringkan dengan
udara/dianginkan
Apabila memakai anti septik tangan Tuangkan gel secukupnya untuk membasahi
seluruh permukaan tangan dan jari.Gosok benar-benar pada tangan, diantara jari, dan
bawah kuku sampai kering.
Ada beberapa produk yang dikemaskan dalam botol kecil untuk mencuci tangan bila
tidak tersedia air mengalir yang bersih. Cari yang mengandung etil alkohol, dan yang tidak
mengandung triklosan, bahan antibakteri yang juga dapat membunuh sel kulit manusia.
Alkohol dapat menyebabkan kulit kering, dan produk yang mengandung gliserin dapat
mengurangi masalah ini. Bahan ini mudah dibuat sendiri dengan bahan yang dapat dibeli di
apotek. Campurkan 100 ml alkohol isopropyl atau etil 60-90% dengan 2 ml gliserin,
propylene glycol atau sorbitol. Cara memakai produk ini: Tuangkan bahan secukupnya untuk
membasahi seluruh permukaan tangan dan jari. Gosok benar-benar pada tangan di antara
jari, dan bawah kuku sampai kering.

Kapan Waktu Yang tepat untuk cuci tangan


1. Setiap kali sesudah Buang Air Besar (BAB)
2. Setiap kali mau menyentuh makanan.
3. Sebelum dan sesudah makan.
4. Sewaktu mau menyuapi/memberikan maka anak.
5. Sesudah bekerja.dan beraktifitas

Anda mungkin juga menyukai