Anda di halaman 1dari 24

SISTEM REPRODUKSI BETINA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan

Disusun Oleh:

Ani Rohayati

Ariesta Nurani

Fensi Eka Septiandini

Fida Nurlaeli

Irma Priyatna

Khairun Nisa

Prodi:

Pendidikan Biologi 5B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2011
SISTEM REPRODUKSI

Sistem reproduksi pada hewan vertebrata terbagi menjadi 3, yaitu: Ovipar


( bertelur ), ovovivipar ( bertelur melahirkan ), dan vivipar ( melahirkan ). Sedangkan
cara fertilisasinya terbagi menjadi 2, yaitu: fertilisasi internal ( fertilisasi yang terjadi
dalam tubuh hewan betina ) dan fertilisasi eksternal ( fertilisasi yang terjadi di luar
tubuh ). Fertilisasi eksternal adalah penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan
betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan
(pisces) dan amfibi (katak). Sedangkan fertilisasi internal merupakan penyatuan
sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi
karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat
kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial),
misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan Mamalia.
Hewan yang berkembangbiak dengan cara Ovipar (Bertelur), setelah sel
gamet jantan dan betina melakukan fertilisasi, embrio akan berkembang dalam telur
dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan
yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami
hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada ikan, burung dan beberapa jenis
reptil.
Hewan yang berkembangbiak dengan cara Vivipar (Beranak), setelah sel
telur dan sel sperma melakukan fertilisasi, embrio berkembang dan mendapatkan
makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan,
anak akan dikeluarkan melewati vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar
adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
Sedangkan hewan yang berkembnagbiak dengan cara Ovovivipar (Bertelur
dan Beranak), setelah sel telur dan sel sperma melakukan fertilisasi
embrio akan berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di
dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang
berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya
dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah
kelompok reptil (kadal), beberapa jenis ikan pari, dan beberapa jenis ikan hiu.
SISTEM REPRODUKSI BETINA
A. Sistem Reproduksi Pisces

Pada umumnya, ikan merupakan hewan yang berkembangbiak dengan cara


ovipar ( bertelur ), namun ada beberapa golongan ikan yang berkembangbiak dengan
cara ovovivipar ( bertelur melahirkan ) dan vivipar ( melahirkan ). Ikan terbagi
menjadi dua, ada ikan bertulang rawan ( Chondrichthyes ) dan ada ikan yang
bertulang sejati. Ikan bertulang rawan, misalnya Hiu ( Charcharias sp. ) dan pari
pada umumnya berkembangbiak dengan cara vivipar dan ovovivipar walaupun ada
sebagian dari golongan ikan tersebut yang berkembangbiak dengan cara ovipar.
Sedangkan ikan bertulang sejati, misalnya ikan mas berkembangbiak dengan cara
bertelur. Begitu juga dengan cara pembuahannya, ikan bertulang rawan pada
umumnya melakukan pembuahan secara internal, yaitu pembuahan yang terjadi di
dalam tubuh, tepatnya di uterus hewan betina. Sedangkan ikan bertulang sejati,
pembuahannya dilakukan secara eksternal atau di luar tubuh, jadi betina
mengeluarkan sel telurnya dan jantan mengeluarkan sel spermanya yang kemudian
sel sperma tersebut membuahi sel telur di lingkungan luar, bukan dalam uterus
hewan betina.

• Organ Reproduksi Ikan


Organ reproduksi pada ikan terbagi menjadi 2. Yaitu:
1. Alat kelamin luar: Kloaka ( lubang pengeluaran
sel telur )
2. Alat kelamin dalam: Oviduk, ovarium.
Ovarium merupakan tempat dihasilkannya sel telur
( ovum ), Berbentuk longitudinal, letaknya internal
dan berjumlah sepasang.
Tergantung pd bagian atas rongga tubuh dgn
perantaraan mesovaria di
bawah atau di samping gelembung gas (jika ada).
Ukuran dan perkembangannya dlm rongga tubuh bervariasi dgn tingkat
kematangannya. Dalam keadaan matang gonad, ovarium dpt mencapai 70% dr
berat tubuhnya.
Warna: keputih-putihan pd waktu muda dan menjadi kekuningan pd waktu
Matang. Pada ikan terdiri dari
banyak telur. Setiap jenis ikan
memiliki ukuran telur sendiri, ada
yang besar dan ada yang kecil.
Ukuran telur akan menentukan
jumlah telur yang dimiliki oleh
seekor induk. Ikan yang memiliki
ukuran telur besar contohnya ikan
Nila dan Arwana, akan memiliki
jumlah telur yang lebih sedikit
disbanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas.
Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung telur.
Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar
kuning telur makin besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup. Sedangkan
oviduk merupakan saluran pengeluaran sel-sel telur yang akan bermuara pada
kloaka.

• Cara Ikan Bereproduksi


Pada ikan yang pembuahannya secara eksternal, ikan betina tidak
mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak
akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut
dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat
akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun oleh tumbuhan air atau
diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga
mengeluarkan sperma dar testis yang
disalurkan melalui saluran urogenital (saluran
kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar
melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di
dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini
terus berlangsung sampai ratusan ovum yang
dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada
celah-celah batu.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti
bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu
24 – 40 jam.
Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa
kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih
jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat
bertahan hidup.
Sedangkan pada ikan yang pembuahannya secara internal, seperti hiu dan
pari. Sel telur tetap dihasilkan oleh ovarium kemudian menuju oviduk untuk
dibuahi dan selanjutnya akan melekat pada uterus hewan betina.
• Perkembangan Ikan
Awal perkembangan dimulai saat pembuahan (fertilisasi) sebuah sel telur
oleh sel sperma yg membentuk zygot (sigot). Gametogenesis merupakan fase
akhir perkembangan individu dan persiapan utk generasi berikutnya. Proses
perkembangan yg berlangsung dari gametogenesis sampai dgn membentuk sigot
disebut progenesis. Proses selanjutnya disebut embriogenesis (blastogene) yang
mencakup pembelahan sel sigot (cleavage), blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi.
Proses selanjutnya adalah organogenesis , yaitu pembentukan alat-alat (organ)
tubuh. Embriologi mencakup proses perkembangan setelah fertilisasi sampai
dengan organogenesis sebelum menetas atau lahir Urutan periode perkembangan
ikan
Embrio dini (early embrionic):
dimulai saat pembuahan telur oleh sperma dan berakhir saat organ-organ
terbentuk
Embrio transisi (larva):
mencakup transformasi sistem organ dan bentuk badan embrio dini menjadi
mirip seperti yang dewasa.Bentuk tetap (definitif) terbentuk pada akhir atau
menjelang akhir fase tersebut. Selama fase ini terbentuk 2 macam larva, yaitu:
larva yg hidup bebas dan tdk hidup bebas. Larva hidup bebas mempunyai bagian
(alat) pelindung embrio utk hidup di luar.
Pasca embrio:Terdiri dari fase-fase dewasa kelamin dan tua. Pada ikan muda
sistem organ reproduksi telah terbentuk.Bentuk badan spt pada ikan dewasa dan
memiliki ciri-ciri sekunder saat dewasa seksual dan sudah mampu berpijah

B. Sistem Reproduksi Amphibi


Amphibi meliputi katak dan kodok, merupakan hewan yang sistem
reproduksinya dilakukan dengan cara ovipar atau bertelur, dengan pembuahan
yang dilakukan secara eksternal atau di luar tubuh, artinya penyatuan gamet
jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal
biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya
fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal.
Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita
membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan
berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan
ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan.
Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang
berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan
fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus
pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk
memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.
• Organ Reproduksi Katak
Organ reproduksi katak terbagi atas alat kelamin luar dan alat kelamin dalam,
alat kelamin luarnya kloaka sedangkan alat kelamin dalamnya adalah oviduk dan
ovarium yang fungsinya sama seperti oviduk dan ovarium yang terdapat pada
ikan.
• Cara katak bereproduksi
Kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan
induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa
jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah
di pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di
punggung kodok jantan yang lembab, yang akan selalu menjaga dan
membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil.Sekali
bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas
induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.
Telur-telur kodok dan katak menetas menjadi berudu atau kecebong yang
bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama
hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti
dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang
dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai
kodok atau katak kecil.
Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat
bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan
akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah
perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan
kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk ‘grup nyanyi’,
di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-
sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di
sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan
melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang.
Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok
betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok
jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur
yang dikeluarkan si betina.

Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan


yang berair. Disana mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal.
Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan
dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk
tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal
dengan metamorfosis. Tidak seperti telur reptil dan burung, telur katak tidak
memiliki cangkang dan selaput embrio. Sebaliknya telur katak hanya dilindungi
oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus
berkembang di lingkungan yang sangat lembab atau berair.

• Metamorfosis Katak
Pada awalnya, katak betina
dewasa akan bertelur, kemudian telur
tersebut akan menetas setelah 10 hari.
Setelah menetas, telur katak tersebut
menetas menjadi Berudu.berudu hidup
di air Setelah berumur 2 hari, Berudu
mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu
insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang
berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul.
Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk,ingsang tak berfungsi lagi
ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru.maka bentuk dari
muka akan lebih jelas Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak
tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan kmbali berkembang biak.
Ada beberapa hal yang berbeda dari daur amfibi pada umumnya.
Beberapa spesies salamander tidak perlu bermetamorfosis untuk menjadi dewasa
sepenuhnya secara seksual, dan hanya akan bermetamorfosis dalam tekanan
kondisi lingkungan tertentu. Banyak spesies kodok tropis meletakkan telurnya di
darat, di mana kecebong bermetamorfosis di dalam telur. Ketika mereka
menetas, mereka menjadi dewasa yang belum benar-benar matang, kadang-
kadang masih memiliki ekor yang dalam beberapa hari kemudian diserap
kembali.

C. Sistem Reproduksi Reptil


Pada umumnya reptil merupakan hewan yang berkembangbiak dengan
cara ovipar, namun beberapa golongan reptil seperti ular ada yang
berkembangbiak dengan cara ovovivipar, tidak seperti melahirkan pada
umumnya, ular tetap bertelur namun telur tersebut menetas si rahim kemudian
berkembang baru setelah itu dilahirkan. Namun, reptil seperti golongan buaya,
berkembangbiak dengan cara ovipar ( bertelur ). Fertilisasi hewan reptil
dilakukan secara internal. Ovum yang dihasilkan oleh ovarium akan menuju
oviduk untuk dibuahi sel sperma dari hewan jantan.

• Organ Reproduksi
a. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian
permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna
vertebralis.
b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior
terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior
bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior
menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur,
kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan
menghasilkan cangkang kapur.
• Cara reptil bereproduksi
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-
hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat
ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan
menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari
cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di
dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka.
Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di
sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis.
Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di
hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis
yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat
kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang
dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan
pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh
cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur
diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur
ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam
telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta
berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun
mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.

D. Sistem Reproduksi Aves

Kelompok burung merupakan


hewan ovipar. Walaupun kelompok
burung jantan tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara
saling menempelkan kloaka.
1. Sistem Genitalia Betina.
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya
yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,
bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh
mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah
infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom
sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah
magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang
mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland
untuk menghasilkan cangkang kapur.

1. Proses Festilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium
kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium
dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung
oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung
jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di
kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati
kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah
dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan
membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas
dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang
baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta
perlu dibesarkan dalam sarang.

E. Sistem Reproduksi Mammalia


Semua mammalia berkembangbiak dengan cara vivipar dan melakukan
pembuahan secara internal. Mammalia berasal dari kata mammae yang artinya
kelenjar susu. Jadi, semua hewan mammalia memiliki kelenjar susu, kecuali paus
dan lumba-lumba
• Organ Reproduksi Mammalia
Dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
1. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh
bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya
bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan
selaput dara.
2. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi
menjadi 2 bagian yaitu :
○ Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian
luas dan membatasi vulva.
○ Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian
dalam dan membatasi vulva

Organ reproduksi dalam terdiri dari :


1. Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan
terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan.
Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti :
○ Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada
wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
○ Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.
2. Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal
ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap
sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
3. Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk
corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel
ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.
4. Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang
bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan
bantuan silia pada dindingnya.
5. Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi
sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan
silia pada dindingnya.
6. Uterus merupakan organ yang
berongga dan berotot. Berbentuk seperti
buah pir dengan bagian bawah yang
mengecil. Berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada
manusia adalah simpleks yaitu dengan
satu ruangan yang hanya untuk satu
janin. Uterus mempunyai 3 macam
lapisan dinding yaitu :
○ Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung
uterus.
○ Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk
kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula
setiap bulannya.
○ Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah
merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan
meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.
7. Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit
sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran
vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
8. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada
vagina.
9. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva.
• Gametogenesis ( Oogenesis )
Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel
ovum. Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel
folikel sekitar sel ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan sel ovum).
4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan
LH

Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini
telah matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita
hanya dapat menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu
berhentinya seorang wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena
sudah tidak dihasilkannya hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar
usia 45-50 tahun.
Setelah ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2 kemungkinan
yaitu :
a. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI yaitu
luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding
endometrium yang robek. Terjadi secara periodic/sikus. Mempunyai kisaran
waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya.
b. Terjadi FERTILISASI yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang
telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada
dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan
demikian disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari
uterus setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut
dengan kelahiran.

• Siklus Reproduksi
Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem
reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak
hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Siklus reproduksi pada mamalia primata disebut dengan siklus menstruasi,
sedangkan siklus reproduksi pada non primata disebut dengan siklus estrus. Siklus
estrus ditandai dengan adanya estrus (birahi). Pada saat estrus, hewan betin akan
reseftif sebab di dalam ovarium sedang ovulasi dan uterusnya berada pada fase
yang tepat untuk implantasi untuk fase berikutnya disebut dengan satu siklus
estrus. Panjang siklus estrus pada tikus mencit adalah 4-5 hari, pada babi, sapi dan
kuda 21 hari dan pada marmut 15 hari .
Pada mamalia khususnya pada manusia siklus reproduksi yang melibatkan
berbagai organ yaitu uterus, ovarium, mame yang berlangsung dalam suatu waktu
tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan oleh adanya
pengaturan/koordinasi yang disebut dengan hormon (hormon adalah zat kimia
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang langsung dialirkan ke dalam
peredaran darah dan mempengaruhi organ target).
• Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi
terdiri dari 4 fase yaitu :
1. Fase Menstruasi yaitu
peristiwa luruhnya sel
ovum matang yang tidak
dibuahi bersamaan dengan
dinding endometrium yang
robek. Dapat diakibatkan
juga karena berhentinya
sekresi hormone estrogen
dan progresteron sehingga
kandun gan hormon dalam darah menjadi tidak ada.
2. Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang
folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi
kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan
menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari
hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki
dinding endometrium yang robek.
3. Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel
ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan
meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus
luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang
berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh
darah.
4. Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil
dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk
menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif
mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka
penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan
endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.
• Siklus Estrus
Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata, kemauan
menerima hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi.
Selama estrus, hewan-hewan betina, secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan
untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural terjadi
di dalam organ-organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus
menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun sedangkan hewan-hewan poliestrus
menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu
oleh kehamilan
Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu tahap diestrus,
proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-tahap siklus dapat ditentukan dengan
melihat gambaran sitologi apusan vagina. Pada saat estrus, vagina
memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk. Apusan vagina biasanya dibuat
pada hewan hewan laboratorium, umpanya mencit dan tikus, sebelum hewan
jantan dan betina disatukan, penyatuan sebaiknya dilakukan pada saat estrus awal.
Pada saat estrus, vulva hewan betina biasanya merah dan bengkak. Adanya
sumbat vagina setelah penyatuan menandakan bahwa kopulasi telah berlangsung,
dan hari itu ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke nol.
Manivestasi psikologis birahi ditimbulkan oleh hormon seks betina, yakni
estrogen yang dihasilkan oleh folikel-folikel ovarium. Berahi yang jelas dapat
ditimbulkan pemberian estrogen, bahkan dapat diberikan pada betina yang
dioverektomi. Perlu diingat bahwa meskipun berahi disebabkan oleh ovarium,
tetapi dengan pengertian bebas dari aktifitas ovarium. Pada betina yang intak,
estrogen dari luar dapat menimbulkan berahi pada hampir tiap saat selama periode
siklus estrus, oleh sebab itu maka berahi dapat dipisahkan sama sekali dari
peristiwa yang terpenting pada ovarium, yakni ovulasi. Pada terapi dengan
menggunkan estrogen, adanya faktor ini dalam praktek kedokteran hewan sering
dilupakan.
Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia
dan banyak primata lain mampunyai siklus menstruasi (menstrual cycle),
sementara mamalia lain mempunya siklus estrus (estrous cycle). Pada kedua kasus
ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah endometrium mulai
menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan
implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus itu melibatkan nasib kedua
lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus mnestruasi endometrium
akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang
disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus endometrium diserap kembali oleh
uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak.
1. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ovarium selama siklus estrus :
Selama tidak ada aktifitas seksual (diestrus) terlihat terlihat folikel kecil-kecil
(folicle primer).
2. Sebelum estrus folikel_folikel ini akan menjkadi besar tetapi akhirnya hanya
bsatu yang berisi ovum matang.
3. Folikel yangh berisi ovum matang ini akan pecah, telur keluar (ovulasi), saat
disebut waktu estrus.
4. Kalau telur dibuahi, korpus luteum akan dipertahankan selama kehamilan dan
siklus berhenti sampai bayi lahir dan selesai disusui.
5. Kalau telur tidak dibuahi, korpus luteum akan berdegenerasi, folikel baru
akan tumbuh lagi, siklus diulangi.
Pada manusia dan hewan primata lainnya mempunya siklus menstruasi,
pada mamalia lain dikenal adanya siklus estrus (estrous cycle). Pada siklus estrus
lapisan endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi, akan
diserap kembali oleh uterus bila tak terjadi pembuahan, sehingga tidak banyak
terjadi pendarahan. Pada hewan betina periode seputar ovulasi, vagina mengalami
perubahan yang memungkinkan terjadinya perkawinan, periode ini disebut
dengan estrus.
Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia
lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi
pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh,
sedangkan pada siklus uterus jika tidak terjadi pembuahan, endometrium akan
direabsorbsi oleh tubuh. Siklus estrus pada bebagai jenis hewan, berbeda-beda
begitupun dengan jumlah siklus estrusnya dalam setahun berbeda pula.
Siklus estrus ini terjadi secara berkala. Bila dalam satu tahun hanya satu
siklus disebut dengan monoestrus, misalnya menjangan satu kali dalam satu tahun
pada mamalia kecuali primata terjadi berhai pada yang betina disebut estrus
{heat), pada saat itu binatang betina siap untuk kawin. Terlihat keadaan betina
gelisah.
Masa satu periode estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus.
Kalau terjadi perkawinan dan hamil, maka siklus estrus berhenti sampai bayi
lahir. Bila tidak maka siklus jalan terus. Banyak hewan ketika berahi menjadi
sangat aktif. Babi dan sapi pada saat berahi berjalan empat atau lima kali lebih
banyak dibandingkan dengan sisa masa siklusnya. Aktifitas yang tinggi ini di
sebabkan oleh estrogen. Tikus yang berada di dalam kandang berlari secara
spontan jauh lebih banyak ketika berahi dibandingkan selama diestrus. Siklus
estrus berhubungan erat dengan perubahan organ-organ reproduksi yang
berlangsung pada hewan betina.
Hubungan antara siklus vagina , siklus estrus, dan siklus ovarium dalam
kaitannya dengan siklus estrus yaitu :
a. Siklus vagina : Selama fase estrus atau birahi atau perkembngan folikel yang
maksimal, serviks mensekresi lendir dalam jumlah terbesar dan tercair pada
manusia terdapat pada saat ovulasi
b. Siklus uterus : Selama fase estrus atau birahi ukuran atau histologi uterus tidak
pernah statis.
Perubahan yng sangat nyata terjadi di endomterium dan kelenjarnya. Selama fase
folikuler dari siklus estrus, kelenjar uterus sederhana dan lurus dan sedikit cabang.
Penampilan uterus ini menandkn untuk stimulasi estrogen. Selama fase luteal,
yakni saat proegesteron beraksi terhadap uterus, endometrium beratambah tebal
secara mencolok, diameter dan panjang kelenjar meningkat secara cepat menjadi
percabangan dan berkelok-kelok.
c. Siklus ovarium: Puncak peristiwa siklus estrus adalah peristiwa pecahnya
folikel dan terlepasnya ovum dari ovarium. Pada sapi 75 % mengalami ovulasi 12
sampai 14 jam setelah birahi berakhir, yang lain mengalami ovulasi lebih awal,
yaitu 2,5 jam sebelum ovulasi berakhir. Pada wanita akan mengalami ovulasi kira-
kira hari ke 14 dari siklus. Pada beberapa hewan, variasi saat ovulasi tidak jelas.
Hormon-hormon yang berperan dalam mengatur siklus reproduksi pada
manusia dan pengaruhnya yaitu :

a. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)


Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh
hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. LH akan merangsang terjadinya
ovulasi dan FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel dan
pembentukan hormon estrogen. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

b. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi
yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna
untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga
berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina
sehingga sesuai untuk penetrasi sperma selain itu estrogen juga berfungsi
untuk menghambat terbentuknya FSH dan membentuk LH.
c. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester
awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
d. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus
diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating
hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan
memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan
menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
klus reproduksi mammalia ovarium kembali ke level basal
• Tahapan Fertilisasi

Tahapan waktu dalam fertilisasi :


1. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2
sel, 4, 8, 16 sel.
2. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan
berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi
dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass.
Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk
menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan
bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding
uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone
Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan
menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah
menstruasi.
4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang
dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding
embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh
akan berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.

Hormon-hormon yang berperan dalam proses kehamilan:


1. Progesteron dan estrogen, merupakan hormon yang berperanan dalam masa
kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih
oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan
bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi
uterus. Sedangkan hormon progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang
menghambat kontraksi uterus.
2. Prolaktin merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk
memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur
metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi.
3. HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi
adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke-8 pada masa
kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan.
4. Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus
menjelang persalianan.

• Tipe Uterus Mamalia


Ada 4 macam tipe uterus:
1. Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke
vagina. Uterus ini dimiliki oleh golongan hewan pengerat seperti tikus.
2. Bipartit; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui
lubang.
3. Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke
vagina dengan satu lubang. Uterus ini dimiliki oleh golongan hewan ungulata.
4. Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.

DAFTAR PUSTAKA

http://patology.wordpress.com/2009/05/23/sistem-reproduksi-pada-ikan-pisces/
http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-reproduksi/
http://decyntyapm-tgs-tik-kls98.yolasite.com/science.php
http://al-haromain-al-haromain.blogspot.com/2010/01/sistem-reproduksi-
amphibi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kodok_dan_katak
http://id.wikipedia.org/wiki/Metamorfosis
http://biologiwadud.blogspot.com/2009/03/sistem-reproduksi-reproduksi-adalah.html
http://www.try4know.co.cc/2009/09/siklus-reproduksi.html
http://www.scribd.com/doc/54849040/3/A-Alat-Reproduksi-Manusia
http://yuntaq3.wordpress.com/2009/02/07/hormon-reproduksi-wanita/

Anda mungkin juga menyukai

  • Transp BMT
    Transp BMT
    Dokumen119 halaman
    Transp BMT
    Agus Zaeni
    Belum ada peringkat
  • Glosarium
    Glosarium
    Dokumen1 halaman
    Glosarium
    Agus Zaeni
    Belum ada peringkat
  • Pakan Organik
    Pakan Organik
    Dokumen2 halaman
    Pakan Organik
    Agus Zaeni
    Belum ada peringkat
  • Tabel
    Tabel
    Dokumen1 halaman
    Tabel
    Agus Zaeni
    Belum ada peringkat
  • Glosarium
    Glosarium
    Dokumen1 halaman
    Glosarium
    Agus Zaeni
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen1 halaman
    Dokumen
    Agus Zaeni
    Belum ada peringkat