Anda di halaman 1dari 5

Definisi dan Epidemiologi

Glaukoma adalah sekelompok penyakit yang melibatkan nervus optikus dan dapat mengakibatkan
gangguan penglihatan hingga kebutaan.(1,2) Berdasarkan data WHO, glaukoma merupakan penyebab
kebutaan tersering kedua di dunia.(3) Di Amerika, diperkirakan ada 3 juta orang mengalami glaukoma
dan 120.000 di antaranya mengalami kebutaan. Dari segi ekonomi, biaya kesehatan yang
dikeluarkan untuk mengatasi glaukoma pun tidak sedikit.

Glaukoma seringkali terjadi tanpa gejala yang jelas. Hampir setengah dari pasien glaukoma tidak
mengetahui bahwa dirinya mengalami glaukoma. Umumnya pasien datang ketika sudah terjadi
kerusakan retina dan nervus optikus. Inilah mengapa glaukoma sering disebut “Pencuri Penglihatan”.

Melihat beban kesehatan dan akibat yang ditimbulkannya, penting bagi dokter praktik umum yang
bekerja di layanan primer untuk mampu mendiagnosis sedini mungkin dan memberikan edukasi
pada pasien mengenai glaukoma.

Etiologi, Klasifikasi, dan Patofiologi

Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang umumnya ditandai dengan kerusakan saraf optik
dan kehilangan lapang pandang yang bersifat progresif serta berhubungan dengan berbagai faktor
risiko terutama peningkatan tekanan intra okular (TIO).(4) Namun, ada pula jenis glaukoma yang tidak
terjadi peningkatan tekanan intraokular. Secara umum terdapat dua jenis glaukoma yang paling
sering terjadi yaitu glaukoma primer sudut terbuka (Primary open-angle glaucoma/PAOG) dan
glaukoma primer sudut tertutup (primary angle-closure glaucoma/PACG). (2)

 Glaukoma primer sudut terbuka: sudut mata antara iris dan kornea tetap terbuka sehingga
tekanan intra okular tidak mengalami peningkatan signifikan. Akan tetapi, pasien mulai
mengeluhkan keluhan gangguan penglihatan dan lapang pandang.

 Glaukoma primer sudut tertutup: sering juga disebut glaukoma akut dimana sudut antara iris
dan kornea tertutup sehingga aliran cairan aqueous menuju trabecular meshwork
terhambat. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intra okular (TIO) dan
kerusakan nervus optik.

Penegakan Diagnosis

Anamnesis(2,4–6)

Gejala yang dialami pasien glaukoma memiliki spektrum yang cukup luas, bergantung pada jenisnya.

Glaukoma sudut terbuka

 Pada fase awal, pasien datang dengan keluhan yang tidak khas seperti mata terasa pegal,
kadang-kadang pusing

 Rasa tidak nyaman atau mata cepat lelah, riwayat mata kemerahan sebelumnya

 Kehilangan lapang pandang perifer secara bertahap pada kedua mata.


Glaukoma sudut tertutup (glaukoma akut)

 Mata merah

 Tajam penglihatan menurun mendadak

 Rasa sakit atau nyeri pada mata yang dapat menjalar ke kepala

 Mual dan muntah (pada tekanan intra okular yang sangat tinggi)

 Melihat “halo” atau pelangi di sekitar cahaya (sebagai akibat dari edema kornea)

Faktor risiko

 Riwayat keluarga menderita glaukoma

 Usia (usia lanjut rentan mengalami glaukoma

 Penderita miopia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, vasospasme, dan migrain

 Riwayat diabetes mellitus

 Riwayat penggunaan kortikosteroid

 Riwayat infeksi mata (uveitis)

 Riwayat trauma pada mata sebelumnya

Pemeriksaan Oftalmologis (4,5)

Glaukoma Sudut Terbuka

 Visus normal atau menurun

 Lapang pandang menyempit pada tes konfrontasi

 Tekanan intra okular meningkat (normal TIO 10-20 mmHg)

 Pada funduskopi, rasio cup/disk meningkat(normal rasio cup/disk 0.3)

Glaukoma Sudut Tertutup

 Visus turun

 Tekanan intra okular meningkat

 Konjungtiva bulbi: hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi silier, injeksi konjungtiva

 Edema kornea

 Bilik mata depan dangkal

 Pupil mid dilatasi, refleks pupil negatif


Pemeriksaan Penunjang

Umumnya tidak dilakukan pemeriksaan penunjang di layanan kesehatan primer.

Diagnosis Banding (4–6)

 Konjungtivitis: mata merah, bisa terdapat diskret, umumnya tidak disertai penurunan
penglihatan

 Keratitis dan Ulkus kornea: terdapat riwayat trauma pada mata, nyeri, fotofobia, penurunan
penglihatan tidak harus simetris (tergantung mata yang sakit)

 Katarak: penurunan penglihatan perlahan, tampak seperti melihat kabut, lensa tampak
keruh

 Kelainan refraksi: penurunan penglihatan perlahan, saat pemeriksaan mata membaik


dengan pinhole, tidak disertai injeksi konjungtiva atau injeksi silier

 Retinopati diabetes atau retinopati hipertensi: penurunan penglihatan perlahan,riwayat


diabetes dan/atau hipertensi, pemeriksaan fundus rasio cup/disk umumnya normal.

Skrining dan Pencegahan (2,7)

Tindakan skrining sebaiknya dilakukan bagi mereka yang memiliki faktor risiko glaukoma, seperti usia
lanjut, riwayat glaukoma pada keluarga, penurunan lapang pandang, dan lain-lain. Beberapa
tindakan skrining yan dapat dikerjakan adalah pengukuran tekanan intra okular dan lapang pandang.
Pemeriksaan TIO umumnya dilakukan secara rutin pada pasien usia lanjut dengan keluhan
penglihatan. Sementara pemeriksaan lapang pandang dapat dilakukan kapan saja.

Tatalaksana (2,4–6)

Tujuan tatalaksana glaukoma adalah:

 Mengontrol tekanan intra okular (TIO) hingga pada kisaran normal

 Menjaga nervus optikus tetap stabil

 Menjaga lapang pandang

Di layanan kesehatan primer, yang dapat dilakukan adalah menurunkan tekanan intra okular
kemudian merujuk ke dokter spesialis mata di rumah sakit.

Glaukoma Sudut Terbuka

 Pilihan obat yang dapat diberikan golongan beta bloker yaitu Timolol 0.5% 2x1 tetes/hari.

 Bila dengan timolol TIO belum membaik, dapat dikombinasikan dengan obat yang lain.

Glaukoma Sudut Tertutup (Glaukoma akut)

 Non medikamentosa: pembatasan asupan cairan untuk menjaga agar tekanan intra okular
tidak semakin meningkat
 Medikamentosa:

o Asetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan dengan 4 x 250 mg/hari

o Kcl 0.5 gr 3x/hari

o Timolol 0.5% 2 x 1 tetes/hari

o Tetesmata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4-6 x 1 tetes/hari

o Terapi simtomatik

Monitoring dan Konseling Pasien

Pada pasien dengan glaukoma sudut terbuka, perlu melakukan kontrol tiap 2 bulan sekali hingga
satu tahun sekali, bergantung pada kondisi klinis dan tekanan intra okularnya.(5) Pengobatan
disesuaikan dengan kondisi klinisnya. Sementara untuk pasien glaukoma sudut tertutup, obat oral
untuk menurunkan tekanan intraokular perlu tetap diberikan sampai dilakukan iridotomi (terapi
bedah untuk mengurangi tekanan intraokular).

Lakukan konseling terhadap pasien dan keluarga mengenai kondisi glaukomwa gladalah salah satu
kedaruratan mata dan karenanya perlu tindakan segera untuk mengurangi tekanan intra okular
untuk mencegah terjadinya gangguan penglihatan permanen atau kebutaan. Selain itu, edukasi
pasien untuk mengenai obat-obatan untuk glaukoma, penggunaannya, dan pentingnya tetap
mengaplikasikan tetes mata untuk mengurangi tekanan intraokular meskipun kondisi mulai
membaik.

Komplikasi (5,6)

 Penurunan penglihatan perlahan dan permanen


 Glaukoma maligna

 Kerusakan nervus optikus

 Gangguan lapang pandang

Kriteria rujukan

Pada glaukoma akut, rujukan dilakukan setelah penanganan awal di layanan primer.

Prognosis

Ad vitam: Bonam

Ad functionam: Dubia ad malam

Ad sanationam: Dubia ad malam

Sumber:

1. Centers for Disease Control and Prevention. Don’t Let Glaucoma Steal Your Sight. 2017.

2. Gupta D, Chen PP. Glaucoma. Am Acad Fam Physician. 2016;93(8):668–72.

3. Foundation GR. Glaucoma Facts and Stats [Internet]. 2017 [cited 2017 Nov 30]. Available
from: https://www.glaucoma.org/glaucoma/glaucoma-facts-and-stats.php

4. Ikatan Dokter Indonesia. Glaukoma. In: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2014. p. 186–91.

5. Biggerstaff KS. Primary Open-Angle Glaucoma [Internet]. 2017 [cited 2017 Nov 30]. Available
from: https://emedicine.medscape.com/article/1206147-overview

6. Freedman J. Acute Angle-Closure Glaucoma [Internet]. 2017 [cited 2017 Nov 30]. Available
from: https://emedicine.medscape.com/article/798811-overview

7. Emptage NP, Garratt S. Primary Open-Angle Glaucoma. Am Acad Ophthalmol. 2016;41–111.

Anda mungkin juga menyukai