Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Reproduksi


Dosen Pengampu : Ns. Martina Eka Cahyaningtyas,M.Kep

DI SUSUN OLEH :
Kelompok 1

1. Aditiya Kurniawan (S13002)


2. Dwi Setyarini (S13022)
3. Dwita Ayu (S13023)
4. Redita Kurniawati (S13045)
5. Sidiq Ramadhan (S13054)
6. Supriyanto (S13056)

PRODI S1-KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
BAB I

BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah )

A. DEFINISI

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia
gestasi (Wong, 2009).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. ( Amru sofian,2012 )

B. ETIOLOGI
Etiologi atau penyebab dari BBLR maupun usia bayi belum sesuai dengan
masa gestasinya, yaitu :
1. Faktor ibu
 Penyakit :
hal yang berhubungan dengan kehamilan seperti toksemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis,
infeksi akut, serta kelainan kardiovaskular.
 Usia ibu : angka kejadian prematurnitas tertinggi ialah pada usia
ibu dibawah 20 tahun dan multi gravida yang jarak kelahirannya
terlalu dekat.
 Keadaan sosial ekonomi : keadaan ini sangat berpengaruh
terhadap timbulnya prematuritas, kejadian yang tinggi terdapat
pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh
keadaan yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang
kurang.
 Kondisi ibu saat hamil: peningkatan berat bdan yang tidak
adekuat dan ibu yang perokok. (Mitayani, 2009)
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor
yang berhubungan, yaitu :
1. Faktor genetik atau kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Radiasi
5. Isufiensi atau disfungsi plasenta
6. Faktor nutrisi
7. Faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa
hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat- obatan dan sebagainya.
( NANDA, NIC – NOC, 2015 ).

C. MANIFESTASI KLINIS
 Sebelum bayi lahir
Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurius dan lahir mati.
1. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin
lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
2. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya
3. Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidrum atau
perdarahan anterpartum.
4. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
 Setelah bayi lahir :
1. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
2. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu.
3. Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterine.
4. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat- alat dalam
tubuhnya ( NANDA, NIC – NOC, 2015 ).
D. PATOFISIOLOGI
Prematuritas disebabkan oleh faktor ibu , faktor plasenta, dan
faktor janin sehingga terjadi dinding otot rahim bagian bawah rahim
lemah. Dismaturitas terjadi karena faktor gangguan pertukaran zat antara
ibu dan janin menimbulkan retardasi pertumbuhan intra uterin, berat badan
<2500 gram sehingga premeturitas dan dismaturitas menyebabkan bayi
lahir prematur/BBLR hal tersebut menyebabkan fungsi organ – organ
dalam bayi belum baik pada organ hati, paru, otak. Pada organ paru
pertumbuhan dinding dada belum sempurna dan vaskuler paru imatur
sehingga terjadi insuf pernafasan berlanjut penyakit membran hialin
sehingga terjadi ketidakefektifan pola napas sedangkan pada otak imaturita
sentrum2 vital yang menimbulkan reflek menelan belum sempurna hal
tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh.
E. PATHWAY
Prematuritas Dismaturitas

Faktor ibu : Faktor plasenta: Faktor janin: Faktor


umur 20 penyakit kelainan gangguan:
thn,paritas,ras, vaskulaer, kromosom,Malfr pertukaran
infertilitas.riway kehamilan ganda, asi,TORCH,keha zat antara
at kehamilan tak malforasi,tumor. milan ganda. ibu dan janin
baik,rahim
abnormal. dll
Retardasi pertumbuhan
intra uterin.

Dinding otot rahim bagian Bayi lahir


bawah rahim lemah Berat badan
premature
<2500 gram
BBLR/ BBSLR
Fungsi
organ”
Permukaan Jaringan lemak prematuritas belum baik
tubuh relative subkutan lebih tipis
lebih luas
Penurun
an daya
Kehilan Kekurangan tahan
Penguapan Pemaparan gan panas cadangan
Resiko
berlihebih dgn suhu melalui energi
infeksi
luar kulit
Kehilangan malnutrisi
cairan Kehilangan
panas hipoglikemia
dehidrasi
Resiko ketidak Konjugasi bilirubin
Penyakit seimbngn suhu belum baik Hati
membran tbuh
-Pertumbuhan dinding
hialin
Insuf pernafasan dada belum sempurna
paru
Ketidake Ketidak –vaskuler paru imatur
u
fektifan seimbangn Reflek menelan Imaturitas ot
pola nutrisi kurng belum sentrum 2 vital ak
napas dri tubuh sempurna
F. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
Menurut Rukiyah, dkk (2010) perawatan pada bayi berat lahir rendah
(BBLR) adalah :
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat.
3. Pengawasan nutrisi ( ASI ).
4. Penimbangan ketat.
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan
bersih, pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
6. Kepala bayi tetap ditutup topi, beri oksigen bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde atau tetes dengan pemberian ASI.
( NANDA, NIC – NOC, 2015 ).

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Intubasi
Dilakukan pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah yang
mengalami pernafasan periodik yang berat serta mengalami serangan
apnea yang menetap.
2. Oksigen tambahan
Tujuan pemberian oksigen tambahan untuk mengatasi hipoksemia,
dalam pemberian oksigen tambahan harus dilakukan secara hati-hati
karena tekanan oksigen yang tinggi di dalam arteri bayi prematur
merupakan faktor penting dalam menyebabkan retinopati prematuritas.

H. KOMPLIKASI
Asfiksia, sindroma gawat nafas neonatus, hipotermia, hipoglikemia,
hipokalsemia, hiperbilirubinemia, perdarahan peri-intraventrikuler,
perdarahan paru dan elektrokolitis nekrotikan.
I. ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
1. Ketidakefektifan pola napas b.d imaturitas otot- otot pernafasan dan
penurunan ekspansi paru.
2. Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas
3. Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d prematuritas, ketidakadekuatan /
imatur aktivitas peristaltic di dalam sistem gastrointestinal.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan meneima nutrisi ,imaturitas peristaltik gastrointestinal
5. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan
suhu tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan
6. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologi tidak adekuat
Ikterus neonatus b.d bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi
( NANDA, NIC – NOC, 2015 ).
BAB II

KASUS

Tanggal 29 februari 2016 telah lahir bayi Ny.H dengan usia kehamilan 30
minggu. Aecaria Bayi lahir secara Sectio Caecaria atas indikasi eklamsia. Bayi
Ny.H di rawat di ruang Perinatologi dengan inkubator. Berat badan lahir 1250
gram, panjang badan 34 cm, lingkar dada 26 cm,lingkar kepala 22 cm, APGR
score 4-6-7. Bayi Ny.H tampak kurang aktif, jarang menangis, menangis kurang
kuat. Hasil pengkajian didapatkan HR; 110x/menit, RR;88x/menit ireguler, T:
36,50C, Pengembangan dada teratur dan simetris antara kanan dan kiri, bayi
bernapas reguler, cepat, dalam, ada retraksi dinding dada, ada penggunaan bantu
napas O2 menggunakan headbox 8 L/menit. Warna tubuh kemerahan saat bayi
menangis, ekstremitas teraba hangat dan tidak terjadi sianosis. Tali pusat masih
basah, tidak ada pus, tertutup kassa, panjang + 5 cm. Hasil pemeriksaan
laboratorium di dapatkan Hemoglobin 17,6 /dL, Leukosit 10,2 103/ uL, Eritrosit
4,48 106 / uL, Trombosit 260 103/ uL.

A. Pengkajian
I. Biodata
a. Identitas Klien
1. Nama : Bayi Ny.H
2. Tempat tgl lahir/usia : Surakarta 29 februari 2016
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. A g a m a : Islam
5. Pendidikan : -
6. Alamat : Surakarta
7. Tgl masuk : 29 februari 2016
8. Tgl pengkajian : 29 februari 2016
9. Diagnosa medik : BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah )
II. Identitas Orang tua
b. Ayah
1. Nama : Tn. L
2. Usia : 27 Tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Petani
5. Agama : Islam
6. Alamat : Surakarta
c. Ibu
1. Nama : Ny. H
2. Usia : 26 Tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Agama : Islam
6. Alamat : Surakarta

III. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan Utama
Berat badan bayi lahir 1250 gram
2. Riwayat kesehatan masa sekarang
Berat badan lahir 1250 gram. Normal ( 2500 gram – 4000 gram ),
panjang badan 34 cm, lingkar dada 26 cm,lingkar kepala 22 cm,
APGR score 4-6-7.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu baru pertama kali melahirkan, tidak ada gangguan dalam
kehamilannya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada riwayat keluarga yang pernah melahirkan bayi BBLR.
5. Genogram

Keterangan :
: Wanita : Laki - laki
: Pasien : Menikah
: Tinggal dalam satu rumah

6. Apgar skore
panjang badan 34 cm normal (48-52 cm) , lingkar dada 26 norma
( + 30-36 cm ),lingkar kepala 22 cm normal ( 33- 35 cm), APGR
score 4-6-7
7. Pemeriksaan cairan amnion
Tidak terjadi kelainan pada cairan amnion.
8. Pemeriksaan plasenta
Tidak adanya pengapuran dan nekrosis pada plasenta.
9. Pemeriksaan tali pusat
Tali pusat dalam keadaan normal, tali pusat masih basah, tidak ada
pus, tertutup kassa, panjang + 5 cm.

10. Pengkajian fisik


a. Aktifitas/istirahat
Bayi tampak kurang aktif, jarang menangis, menangis kurang
kuat.
b. Sirkulasi
Nadi dalam keadaan di bawah normal yaitu 110x/ menit, normal
(120 – 160 detik per menit).
c. Pernapasan
Bayi di rawat diruang perinatologi dengan inkubator.
RR 88x/menit ireguler, terdapat pengembangan dada teratur dan
simetris antara kanan dan kiri, bayi bernapas reguler, cepat,
dalam, ada retraksi dinding dada, ada penggunaan bantu napas
O2, menggunakan headbox 8 L/menit.
d. Neurosensori
Ukuran lingkar kepala,lingkar dada,panjang badan kurang dari
nilai normal
e. Makanan/cairan
Refleks mengisap masih lemah, Kesulitan mengisap ASI,
dilakukan dengan sonde.
f. Seksualitas
Labia monira lebih besar dari labia mayora dengan klitoris
menonjol.
g. Suhu tubuh
Suhu tubuh dalam batas normal 36,50C dalam batas normal.
h. Pengkajian kulit
Adanya perubahan warna yaitu tubuh kemerahan saat bayi
menangis tetapi hal tersebut normal, ekstremitas teraba hangat
dan tidak terjadi sianosis.
11. Pengkajian psikologis
Orang tua pasien tampak cemas dan khawatir melihat kondisi
bayinya dan orang tua pasien berharap bayinya cepat sembuh.
12. Pemeriksaan refleks
 Refleks rooting dan sucking :
Bayi melakukan gerakan menetek tetapi belum sempurna
 Reflek Grasping :
Tidak ada respon genggaman pada bayi
 Refleks Moro :
Belum sempurna
 Refleks Startle :
Bayi memberikan respon ekstensi dan fleksi lengan yang belum
sempurna
 Refleks Stepping :
Tidak ada gerakan pada kaki saat di sentuh
 Refleks Proteksi :
Reflek tersendak
13. Pemeriksaan diagnostik
Hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan Hemoglobin 17,6 /dL,
Leukosit 10,2 103/ uL, Eritrosit 4,48 106 / uL, Trombosit 260 103/
uL.

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis
IV. ANALISA DATA
N Hari/ Data Fokus Problem Etiologi T
o. Tangg T
al/ D
Jam
1. Rabu, DS : - Ketidak Ganggua
07-
DO : efektifan pola n
10-
2015 - Bayi dirawat di napas muskulo
15.00
perinatologi didalam skeletal
WIB
inkubator, bernafas
reguler, cepat, dalam,
ada retraksi diding dada,
ada penggunaan bantuan
nafas 02 menggunakan
headbox 8. L/menit.
- HR : 110 x/menit
- RR : 88 x/ menit
irreguler
- T : 36,5 °C

2. Rabu, DS : - Ketidak faktor


07- seimbangan
DO : biologis
10- nutrisi kurang
2015 - Bayi tampak kurang aktif, dari kebutuhan
15.00 tubuh
jarang menangis,
WIB
menangis kurang kuat.
- BBL : 1250 gram, panjang
badan 34 cm, lingkar dada
26 cm, lingkar kepala 22
cm.
V. Rencana Keperawatan
Nama : Bayi Ny. H No. CM : 000565
Umur : 1 Hari Dx. Medis : BBLR
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi T
Dx T
D
1. Setelah dilakukan tindakan Oxygen Therapy
keperawatan selama 3x24 jam  Obsevasi adanya tanda-
diharapkan masalah keperawatan tanda hipoventilasi
dapat teratasi dengan kriteria  Atur peralatan oksigen
hasil :  Pertahankan posisi pasien
Respiratory status: Ventilation  Pertahankan jalan nafas
Respiratory status: Airway yang paten
Patency
 Menunjukkan jala nafas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentan
normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
 Tanda-tanda vital dalam
rentan normal (tekanan
darah,nadi dan
pernafasan )
2. Setelah dilakukan tindakan . Nutrition management
keperawatan selama 3x24 jam  Kaji adanya alergi makanan
pasien menunjukkan perbaikan  Berikan makanan yang
nutrisi dengan kriteria hasil : terpilih
Nutritional Status : food and (sudah dikonsultasikan
fluid Intake dengan ahli gizi)
Nutritional Status : Nutrien  Anjurkan pasien untuk
Intake meningkatkan intake Fe
Weight Control  Kolaborasi dengan ahli gizi
 Adanya peningkatan berat untuk menentukan jumlah
badan kalori dan nutrisi yang
 Berat badan ideal sesuai dibutuhkan pasien.
dengan tinggi badan
 Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan
masa yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga
gejala penyakit spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat
dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi
pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang
berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu
penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah
satu factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi
khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat
mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

B. Saran
1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan keperawatan
pada bayi baru lahir dengan BBLR.
3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai