Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI

RELAKSASI BENSON PADA PASIEN HIPERTENSI


(Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu Semarang)

Dewi Purwati*).,
Maria Suryani, M.Kep**), Mamat Supriyono, SKM., M.Kes (Epid)***)
*)
Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang,
**)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES St. Elizabet Semarang,
***) Perawat RS. Bakti Wira Thamtama Semarang,

ABSTRAK

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dari 7 juta penduduk setiap
tahunnya. Prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 17-21%. Hipertensi bisa diatasi
secara farmakologis maupun non farmakologis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi relaksasi Benson pada
pasien hipertensi studi kasus di wilayah kerja Puskesmas Karangayu Semarang. Desain
penelitian ini menggunakan eksperimen semu one group pre test post test, jumlah sampel 71
responden dengan tehnik stratified random sampling. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan spygnomanometer digital omron. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan
tekanan darah sebelum dan sesudah terapi relaksasi Benson pada pasien hipertensi. Dilihat
dari hasil analisis uji paired sample T-test didapatkan p-value sebesar 0,0001 < 0,05.
Rekomendasi hasil penelitian ini adalah mengatasi hipertensi tidak hanya dengan
menggunakan obat-obatan medis tetapi bisa juga menggunakan terapi relaksasi Benson secara
teratur sebagai pengobatan pendamping.

Kata kunci: Relaksasi Benson, Hipertensi

ABSTRACT

Hypertension is the number one cause of death in the world than 7 million people each year.
The prevalence of hypertension in Indonesia ranges between 17-21%. Hypertension can be
overcome by pharmacological and non pharmacological. This study aims to determine the
differences blood pressure before and after Benson’s relaxation therapy in patiens with
hypertension in the work area case studies health center Karangayu Semarang. The design of
this study using quasi-experimental one group pre test post test without a control group, the
number of samples of 71 respondents with stratified random sampling technique. In this study
researcher use qa digital spygnomanometer Omron. The results showed there are deferences
blood pressure before and after Benson’s relaxation therapy in patiens with hypertension in
the work area studies health center Karangayu Semarang. Judging from the results of paired
sample T-test analysis test p-value obtained for 0.0001 (<0.05). Recommended of this results
was is to overcome hypertension not only by using medical drugs but also used regularly
benson’s relaxation therapy as a complementary treatment.

Key word: Benson’s relaxation, Hypertension.


PENDAHULUAN dalam Karyono & Martaniah, 1995, hlm.3)
relaksasi pada penderita hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten essensial dapat menurunkan tekanan darah
di mana tekanan sistolik di atas 140 mmHg sistolik dan diastolik sebesar 26,1/15
dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg mmHg.
(Smeltzer & Bare, 2001, hlm.896).
Hipertensi merupakan penyebab utama Terapi relaksasi dapat dijadikan sebagai
gagal jantung, stroke, gagal ginjal. upaya penyembuhan bagi penderita
Hipertensi disebut sebagai pembunuh hipertensi. Hal itu karena dalam relaksasi
diam-diam karena orang dengan hipertensi terkandung unsur penenangan diri yang
sering tidak menampakkan gejala. Sekitar dapat menstabilkan tekanan darah. Selain
20% populasi dewasa mengalami itu, relaksasi juga merupakan usaha untuk
hipertensi, lebih dari 90% diantara mereka menghilangkan stres sebagai salah satu
menderita hipertensi primer (essensial) di faktor pemicu utama hipertensi. Oleh
mana tidak ditentukan penyebab medisnya karena itu, relaksasi sangat disarankan bagi
(Smeltzer & Bare, 2001, hlm.896). Setiap penderita hipertensi disamping berbagai
tahun hipertensi menjadi penyebab upaya pengobatan lain atau usaha
kematian nomor satu dari 7 juta penduduk pengobatan pendamping (Dalimartha,
di dunia. Di samping itu hipertensi juga Purnama, Sutarina, et al., 2008, hlm.188).
menyebabkan kerusakan jantung, mata,
otak dan ginjal. Berdasarkan data World Relaksasi Benson merupakan intervensi
Health Organitation (WHO) dari 50% mandiri keperawatan. Konsep relaksasi
penderita hipertensi yang diketahui hanya adalah bagian dari pengembangan “self
25% yang mendapat pengobatan, dan care theory” yang dikemukakan oleh
hanya 12,5% yang diobati dengan baik Orem, di mana perawat dapat membantu
(adequately treated cases) (Admin, 2007, kebutuhan self care pasien yang berperan
¶1). sebagai supportive educative sehingga
pasien dapat menggunakan relaksasi untuk
Sebagai perawat kita perlu memberikan mengatasi hipertensi (Tommy & Alligood,
tindakan segera dalam memberikan 2006, dalam Datak, 2008, hlm.39).
intervensi untuk menangani hipertensi. Keyakinan memiliki pengaruh fisik atau
Hipertensi tidak bisa hanya diberikan bahkan jiwa manusia yaitu relevan dan
dengan tindakan farmakologis tanpa berpengaruh dalam terapi dan pencegahan
melibatkan intervensi non farmakologis. penyakit. Manusia secara genetik memiliki
Intervensi non farmakologis mencakup kebutuhan akan keyakinan dan
terapi agen fisik dan intervensi terapi mendapatkan makanan dari keyakinan.
perilaku kognitif. Salah satu intervensi Keyakinan dapat mempengaruhi dan
perilaku kognitif yaitu dengan relaksasi menyembuhkan hingga 90% keluhan
Benson. Relaksasi Benson merupakan medis (Benson & Stark, 1998, hlm.19).
pengembangan metode respon relaksasi
dengan melibatkan faktor keyakinan Tujuan penelitian ini adalah untuk
pasien, yang dapat menciptakan suatu mengidentifikasi perbedaan tekanan darah
lingkungan internal sehingga dapat sebelum dan sesudah dilakukan terapi
membantu pasien mencapai kondisi relaksasi Benson pada pasien hipertensi di
kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi wilayah kerja Puskesmas Karangayu
(Benson & Proctor, 2000, dalam Purwanto, Semarang.
2006, hlm.36). Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Patel dan North (1975,
METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Desain Penelitian ini menggunakan studi 1. Karakteristik Jenis Kelamin Responden
eksperimental, khususnya eksperimen Tabel 1
semu dengan bentuk rancangan one group Distribusi frekuensi responden berdasarkan
jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah
pretest-postest. Dalam rancangan ini untuk kerja Puskesmas Karangayu Semarang
mengetahui sebab akibab dari variabel bulan Desember 2011
yang diteliti yaitu relaksasi Benson dengan (n=71)
tekanan darah. Tempat penelitian ini Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas (%)
Laki-laki 15 21,13
Karangayu Semarang. Waktu penelitian ini
Perempuan 56 78,87
pada tanggal 26 November – 26 Desember Total 71 100
2011.
Dilihat dari data tersebut persentase
Populasi dalam penelitian ini adalah responden dalam penelitian ini
keseluruhan pasien hipertensi di wilayah didominasi responden yang berjenis
kerja Puskesmas Karangayu Semarang kelamin perempuan sebanyak 56 orang
yang berjumlah 245 orang. Teknik yang atau sebesar 78,87%. Hal ini sesuai
digunakan dalam penentuan sampel untuk dengan teori yang dikemukakan oleh
penelitian ini secara stratified random Smeltzer dan Bare, (2001, hlm.897)
sampling dengan jumlah sampel 71 penyakit hipertensi lebih banyak
responden yang sesuai dengan kriteria menyerang perempuan dari pada laki-
inklusi. laki. Rasio hipertensi sebelum usia 45
tahun paling banyak terjadi pada laki-
Dalam melakukan pengumpulan data laki, tetapi setelah usia 45 tahun rasio
peneliti ikut terlibat pada kelompok yang hipertensi banyak terjadi pada wanita
diberikan perlakuan dan berhubungan menopouse karena dipengaruhi hormon
dengan responden secara khusus terhadap estrogen.
kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Alat yang Penyebab hipertensi bisa terjadi karena
digunakan dalam penelitian ini penggunaan kontrasepsi hormonal
menggunakan spygnomanometer digital (estrogen). Kontrasepsi oral yang berisi
(Omron) dan lembar observasi. Validitas estrogen dapat menyebabkan hipertensi
instrumen ini sudah ditera oleh teknisi melalui mekanisme Renin-aldosteron-
kesehatan dengan tingkat keakuratan 99%. mediated volume expansion (Udjianti,
2010, hlm.113). Renin merangsang
Analisis untuk menguji normalitas data pembentukan angiotensin I yang
dalam penelitian ini menggunakan uji kemudian diubah menjadi angiotensin
Kolmogorov Smirnov. Selanjutnya peneliti II, hal ini merupakan suatu
melakukan analisis data untuk menguji vasokonstriktor kuat, yang pada
hipotesis dengan menggunakan uji beda gilirannya merangsang sekresi
sampel berpasangan (paired sample T- aldosteron oleh korteks adrenal.
test). Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal,
sehingga menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler. Faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi (Smeltzer & Bare, 2001,
hlm.899).
2. Karakteristik Umur Responden 3. Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah
Tabel 2 Relaksasi benson
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
umur pada pasien hipertensi Tabel 3
di wilayah kerja Puskesmas Frekuensi tekanan darah sebelum dilakukan
Karangayu Semarang relaksasi Benson pada pasien hipertensi
bulan Desember 2011 di wilayah kerja Puskesmas Karangayu
(n=71) Semarang bulan Desember 2011
Umur (tahun) Frekuensi Persentase (n=71)
(%) Tekanan darah Tekanan
<35 0 0 sistolik darah
35 - 45 17 23,95 (mmHg) diastolik
46 - 60 54 76,05 (mmHg)
Total 71 100 Mean 170,79 98,3
Median 169 97
Dilihat dari data tersebut terlihat bahwa Modus 142 87
responden yang mendominasi dalam SD 22,2 13,9
penelitian ini adalah responden berumur
Tabel 4
46-60 tahun sebanyak 54 orang atau Frekuensi tekanan darah setelah dilakukan
sebesar 76,05% dari keseluruhan relaksasi Benson pada pasien hipertensi
responden. Umur merupakan salah satu di wilayah kerja Puskesmas Karangayu
faktor yang dapat menggambarkan Semarang bulan Desember 2011
kematangan seseorang baik fisik, psikis (n=71)
Tekanan Tekanan
maupun sosial sehingga membantu darah darah
seseorang untuk mampu lebih baik sistolik diastolik
dalam membentuk perilaku (Budiono, (mmHg) (mmHg)
1999, ¶1). Mean 161,77 95,93
Median 160 95
Hipertensi juga dipengaruhi oleh Modus 140 85
SD 22,1 13,1
pertimbangan gerontologis. Perubahan
struktural dan fungsional pada sistem
Berdasarkan hasil penelitian ini,
pembuluh perifer bertanggung jawab
menunjukkan bahwa sebelum diberikan
pada perubahan tekanan darah yang
terapi relaksasi Benson rata-rata
terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tekanan darah dengan tekanan sistolik
tersebut meliputi aterosklerosis,
170,79 mmHg dan tekanan diastolik
hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan
98,3 mmHg dengan standar deviasi
penurunan dalam relaksasi otot polos
(SD) tekanan sistolik 22,2 mmHg dan
pembuluh darah, yang pada gilirannya
tekanan diastolik 13,9 mmHg. Hasil
menurunkan kemampuan distensi dan
sesudah diberikan terapi relaksasi
daya regang pembuluh darah.
Benson rata-rata tekanan darah dengan
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
tekanan sistolik 161,77 mmHg dan
berkurang kemampuannya dalam
tekanan diastolik 95,93 mmHg. Standar
mengakomodasi volume darah yang
deviasi (SD) dengan tekanan sistolik
dipompa oleh jantung (volume
22,1 mmHg dan tekanan diastolik 13,1
sekuncup), mengakibatkan penurunan
mmHg. Hal ini menunjukkan terjadi
curah jantung dan peningkatan tahanan
penurunan tekanan darah pada pasien
perifer (Smeltzer & Bare, 2001,
hipertensi setelah diberikan terapi
hlm.899).
relaksasi Benson dengan selisih rata-
rata tekanan darah sistolik 9,02 mmHg
dan tekanan darah diastolik 2,37 dari
rata-rata tekanan darah sebelumnya.
Dalam penelitian ini, pengaruh terapi analisisnya didapatkan nilai probabilitas
relaksasi dalam menurunkan tekanan pada data tersebut terlihat p-value >
darah memang bisa dicapai tetapi taraf signifikansi 5% atau 0,05 sehingga
tingkat penurunannya belum mencapai tergolong data berdistribusi normal.
ke taraf tekanan darah normal. Hal ini Karena data tersebut berdistribusi
dimungkinkan karena berbagai faktor normal selanjutnya peneliti melakukan
penyebab diantaranya tingkat kefokusan analisis dengan menggunakan uji beda
seseorang, kurang lamanya tindakan, paired sample T-test.
dan kondisi lingkungan sekitar. Manfaat
relaksasi dalam membantu pengobatan Hasil analisis data tersebut dilihat dari
kelihatannya lebih cepat menurunkan nilai probabilitas relaksasi Benson
tekanan darah dan dapat mengendalikan dengan tekanan darah diperoleh p-value
aspek-aspek psikologis yang menyertai sebesar 0,0001 lebih kecil dari
pasien hipertensi sehingga pasien lebih dibandingkan dengan taraf signifikansi
nyaman hidupnya karena relaksasi 5% atau 0,05 sehingga dapat
bermanfaat pula mengurangi keluhan disimpulkan “terdapat perbedaan yang
fisik yang diderita pasien hipertensi signifikan antara tekanan darah sebelum
(Karyono & Martaniah, 1995, hlm.8). dan sesudah relaksasi Benson pada
pasien hipertensi”.
4. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Hasil penelitian ini sejalan dengan
Dan Sesudah Terapi Relaksasi Benson penelitian yang telah dilakukan oleh
Tabel 5 Karyono dan Martaniah, (1995) tentang
Analisis uji kenormalan data Kolmogorov efektifitas relaksasi dalam menurunkan
Smirnov tekanan darah sebelum dan sesudah
terapi relaksasi Benson pada pasien hipertensi di
tekanan darah pada penderita hipertensi
wilayah kerja Puskesmas Karangayu Semarang ringan diketahui bahwa ada perbedaan
bulan Desember 2011 yang signifikan antara kelompok
(n=71) kontrol dengan kelompok treatmen
Tekanan Darah P-value* P-value* relaksasi (p = <0,05). Para ahli
sebelum sesudah
mengatakan bahwa dengan terapi
Tekanan darah 0,2 0,19
sistolik relaksasi mampu menurunkan kadar
Tekanan darah 0,2 0,2 kortisol, yaitu hormon stres yang
diastolik berkontribusi besar dalam tekanan
*Data berdistribusi normal nilai P ≥ 0,05 darah tinggi ini (Dalimarta, Purnama,
Sutarina, et al., 2008, hlm.188-189).
Tabel 6
Analisis perbedaan tekanan darah sebelum dan
sesudah terapi relaksasi Benson pada pasien Respon stres bermula dari hipotalamus
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas di dalam otak, yang mengeluarkan
Karangayu Semarang hormon pelepas kortikotropin. Hormon
bulan Desember 2011 pelepas kortikotropin menempuh jarak
(n=71)
Tekanan Darah Relaksasi Benson P- pendek menuju kelenjar pituitary yang
Sebelum Sesudah value* mempercepat pelepasan hormon
(X±SD) (X±SD) adrenocorticotropin (ACTH).
Tekanan darah
2,636
2,618 0,0001 Selanjutnya ACTH mengaktifkan
sistolik bagian luar dari kelenjar adrenal yang
Tekanan darah 1,556 0,0001
diastolik
1.645 disebut korteks adrenal. Kemudian
*Bermakna p ≤ 0,05 korteks adrenal melepaskan kortisol ke
dalam aliran darah. Stres mental dapat
Dalam penelitian ini peneliti meningkatkan kortisol. Peningkatan
menggunakan uji kenormalan data one kortisol secara kronis dapat menaikkan
sample kolmogorov smirnov test. Hasil
kerentanan terhadap semua jenis
penyakit (Faigin, 2001, hlm.219-222). 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dalam penelitian selanjutnya perlu
Apabila individu melakukan relaksasi dikembangkan metode penelitiannya
ketika ia mengalami ketegangan atau dengan menggunakan kelompok kontrol
kecemasan, maka reaksi-reaksi dan mengambil tempat yang berbeda
fisiologis yang dirasakan individu akan seperti di rumah sakit. Setelah
berkurang, sehingga ia akan merasa melakukan intervensi sebaiknya peneliti
rileks. Apabila kondisi fisiknya sudah selanjutnya melakukan klarifikasi
rileks, maka kondisi psikisnya juga kepada responden dan melakukan
tenang (Lichstein, 1993 dalam tindakan dengan waktu yang sama,
Purwanto, 2006, hlm.3). Tehnik karena panjang pendeknya waktu untuk
relaksasi dapat mengurangi denyut melatih relaksasi bisa mempengaruhi
jantung dan tahanan perifer total dengan hasil penelitian.
cara menghambat respon stres saraf
simpatis (Corwin, 2009, hlm.489).
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Admin. (2007). http://www.madina-sk.
Berdasarkan hasil penelitian ini didominasi com/ . diunduh tanggal 19 Mei
responden yang berjenis kelamin 2011.
perempuan sebanyak 56 orang (78,87%) Benson, Herbert dan Stark, Marg. (1998).
dan responden yang berumur 46-60 tahun Timeless healing
sebanyak 54 orang (76,05%). Terjadi (penyembuhan sepanjang
penurunan tekanan darah pada pasien masa). Batam: Interaksara.
hipertensi setelah diberikan terapi relaksasi Budiono. (1999). Umur.
Benson dengan selisih rata-rata tekanan http://id.wikipedia.org/wiki/um
darah sistolik 9,02 mmHg dan tekanan ur diunduh tanggal 11 januari
darah diastolik 2,37 dari rata-rata tekanan 2012.
darah sebelumnya. Perbedaan tekanan Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku saku
darah sebelum dan sesudah relaksasi patofisiologi. Jakarta: EGC.
Benson menunjukkan perbedaan yang Dalimartha, S., Purnama, Basuki T.,
signifikan dengan nilai p=0,0001 (<0,05). Sutarina, Nora., Mahendra, B.,
Darmawan, Rahmat. (2008).
SARAN Care your self hipertensi.
Cetakan 1. Jakarta: Penebar
1. Bagi Pelayanan Keperawatan komunitas Plus.
Dengan adanya hasil penelitian ini Datak, Gad. (2008). Efektifitas terapi
dapat digunakan sebagai salah satu relaksasi terhadap nyeri pasca
intervensi mandiri keperawatan dalam bedah pada pasien TUR-
menangani pasien hipertensi di prostat di RSUP Fatmawati.
masyarakat maupun dalam pelayanan Jakarta: FIK UI.
home care. Faigin, Rob. (2001). Meningkatkan
hormone secara alami. Edisi
2. Bagi Ilmu Keperawatan 1.Cetakan.1. Jakarta: PT Raja
Dengan adanya hasil penelitian ini Grafindo Persada.
dapat dijadikan referensi tambahan Karyono dan Martaniah, Sri Mulyani.
sebagai intervensi mandiri keperawatan (1995). Efektifitas relaksasi
dalam menangani pasien hipertensi. dalam menurunkan tekanan
darah pada penderita
hipertensi ringan. Jurnal Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G.
psikologi Universitas Gadjah (2001). Buku ajar keperawatan
Mada Yogyakarta. 8(2A).143. medikal bedah brunner &
Purwanto, Setiyo. (2006). Relaksasi dzikir. suddarth.vol 2 edisi 8. Jakarta:
Jurnal psikologi Universitas EGC.
Muhammadiyah Udjianti, Wajan Juni. (2010). Keperawatan
Semarang.18(1). 6-48. kardiovaskular. Jakarta:
Salemba medika.

Anda mungkin juga menyukai