Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

PERAWATAN MESIN

Nama : Priyo Bagus Cahyono


NIM : 15050524037
Mata Kuliah : Perawatan Mesin (UTS)

1. Lembar inventaris alat/peralatan paa sebuah perusahaan yang bekerja pada bidang jasa
kontruksi pembangunan proyek jembatan layang porong
LEMBARAN INVENTARIS Lembar Ke: .....
No. Keterangan Fasilitas Lokasi Kelompok Tingkat Keterangan
Identitas Prioritas
01-01-01 Hand Drill Lapangan Alat 2 -
Merk: Dia 44” S/D 12” Proyek Konstruksi
01-02-01 Moulen Lapangan Alat 5 -
Merk: 0.25 M3 Proyek Kontruksi
01-03-01 Mesin Las Lapangan Alat 2 -
Merk: 400A Proyek Listrik
01-04-01 Mobil Pick Up Lapangan Kendaraan 2 -
Merk Panther Proyek
01-05-01 Concrete Vibrator Lapangan Alat 2 -
Merk : Makita Proyek Kontruksi
01-06-01 Scafolding Lapangan Alat 2 -
Merk : RSM Proyek Kontruksi
Catatan:
a. Indeks Lokasi
01 = Lapangan
02 = Ruangan
b. Indeks Jenis Mesin
01 = Tower Crane
02 = Lift
03 = Mesin Las
04 = Mesin Pemotong
05 = Alat memadatkan adukan beton
06 = Alat Penyangga

2. Chart dapat berguna untuk memberi keterangan, namun dalam pemakaiannya tidak selalu
mampu menanggulangi segala persoalan yang timbul. Dalam chart ini tidak ditunjukkan
secara jelas adanya faktor yang saling ketergantungan dari berbagai aktivitas yang satu
dengan lainnya.

Ilustrasi Chart Gantt


Perbaikan MESIN FRAIS
a. Aktivitas A (Kebersihan Mesin Frais) harus selesai sebelum aktivitas B
(Pengecekan Motor Ac) dimulai
b. Aktivitas B (Pengecekan Motor Ac) harus selesai sebelum aktivitas C ( pemberian
pelumas) dimulai
c. Aktivitas D (Pengecekan gear box) harus selesai sebelum aktivitas C ( pemberian
pelumas) dimulai
d. Aktivitas E (pengecekan kelistrikan) harus selesai pada waktu aktivitas C (
pemberian pelumas) selesai 2/5 bagian
e. Aktivitas F (pengecekan pulley) harus selesai sebelum E (pengecekan kelistrikan)
dimulai
f. Aktivitas F (pengecekan pulley) dan G (pengecekan sabuk pada pulley) harus
dimulai bersamaan

3.
Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah matriks hierarki yang
ditemukan oleh Seiichi Nakajima pada tahun 1960 yang dapat mengevaluasi dan
mengindikasikan seberapa efektif suatu operasi manufaktur dimanfaatkan.
Total Productive Maintenance (TPM) adalah salah satu metode proses
maintenance yang dikembangkan untuk meningkatkan produktifitas di area kerja,
dengan cara membuat proses tersebut lebih reliable dan lebih sedikit terjadi pemborosan
(waste). Metode ini merupakan bagian dari Lean Manufacturing.
Hubungan antara OEE dan TPM adalah
Pengukuran OEE (Overall Equipment Effectiveness) sangat penting untuk mengukur
keberhasilan dari program TPM (Total Productive Maintenance) yang diterapkan
dalam suatu perusahaan. Dengan kata lain, hasil OEE merupakan KPI (Key
Performance Index) Utama dari hasil penerapan TPM.

4. Penjelasan pada gambar dibawah adalah sebagai berikut:


a. Persediaan/stok maksimum.
Menunjukkan batas tertinggi penyimpanan suku cadang dengan jumlah yang
menguntungkan secara ekonomi.
b. Persediaan/stok minimum.
Menunjukkan batas terendah penyimpanan suku cadang dengan batas yang
aman. Untuk mengatasi kebutuhan suku cadang di atas batas normal, maka
harus selalu ada persediaan dalam jumlah tertentu.
c. Standar pemesanan.
Menunjukkan jumlah barang atau suku cadang yang dibeli pada setiap
pemesanan. Pemesanan kembali dapat diadakan lagi untuk mencapai jumlah
stok yang dibutuhkan.
d. Batas pemesanan kembali.
Menunjukkan jumlah barang yang dapat dipakai selama waktu pengadaannya
kembali (sampai batas stok minimum). Pada saat jumlah persediaan barang
telah mencapai batas pemesanan, maka pemesanan yang baru segera diadakan.
e. Waktu pengadaan.
Menunjukkan lamanya waktu pengadaan barang yang dipesan (sejak mulai
pemesanan sampai datangnya barang pesanan baru).

Anda mungkin juga menyukai