A. Landasan Teori
1. Jalan Inspeksi (inspection road/ check road)
Jalan inspeksi (inspection road/check road) adalah
jalan yang dibangun disekeliling batas bandar udara dan
digunakan untuk pemeriksaan fasilitas Bandara secara rutin
seperti pagar sisi udara, aliran air dan saluran drainase.
Disamping itu, jalan inspeksi juga digunakan untuk
kendaraan-kendaraan darurat seperti pemadam kebakaran Gambar 2.2 Fasilitas Jalan di Bandar Udara
PKP-PK.
Sumber : SKEP 347/XII/1999 Buku V Bab II hal . 5
2. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah bagian jalan yang diperkeras
dengan lapis konstruksi tertentu, yang memiliki ketebalan,
kekuatan dan kekakuan serta kestabilan tertentu agar mampu
menyalurkan beban lalu lintas di atasnya ke tanah dasar
Gambar 2.1 Jalan Inspeksi secara aman. Lapisan perkerasan yang terletak di antara
lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi
Sumber : SKEP 347/XII/1999 Buku V Bab II hal . 5 memberikan pelayanan kepeada sarana transportasi dan
selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi
kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai
dengan mutu yang diharapkan maka pengetahuan tentang
sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun
perkerasan jalan sangat diperlukan.
Lapisan perkerasan adalah kontruksi di atas tanah
dasar yang berfungsi memikul beban lalu lintas dengan 1) Tanah Dasar (SubGrade)
memberikan rasa aman dan nyaman. Pemberian kontruksi Tanah Dasar adalah permukaan tanah semula atau
lapisan perkerasan dimaksudkan agar tegangan yang terjadi permukaan galian atau permukaan tanah timbunan,
sebagai akibat pembebanan pada perkerasan ke tanah dasar yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar
(subgrade) tidak melampaui kapasitas dukung tanah dasar. untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
Kontruksi perkerasan jalan dibedakan menjadi dua Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan
kelompok menurut bahan pengikat yang digunakan, yaitu sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung
perkerasan lentur (fleksible pavement) dan perkerasan kaku tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut
(rigid pavement). tanah dasar adalah sebagai berikut :
a. Struktur Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) a) Perubahan bentuk tetap (deformasi permanent)
Perkerasan flexible adalah suatu perkerasan yang dari macam tanah tertentu akibat beban lalu
mempunyai sifat elastis, maksudnya adalah perkerasan lintas.
akan mudah berubah saat diberi pembebanan yang b) Sifat mengembang dan menyusut dari tanah
berlebih. Struktur perkerasan lentur, umumnya terdiri tertentu akibat perubahan kadar air.
atas: tanah dasar (Subgrade) lapis pondasi bawah (sub c) Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar
base course), lapis pondasi (base course), dan lapis ditentukan secara pasti pada daerah dengan
permukaan (surface course) . macam tanah yang sangat berbeda sifat dan
kedudukannya, atau akibat pelaksanaan.
Lapis Permukaan
(Surface Course) d) Lendutan selama dan sesudah pembebanan lalu
lintas dari macam tanah tertentu.
Lapis Pondasi Atas e) Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu
(Base Course)
lintas dan penurunan yang di akibatkannya,
yaitu pada tanah berbukit kasar (granula soil)
yang tidak dipadatkan secara baik pada saat
pelaksanaan.
Lapis Pondasi Bawah
(Subbase Course)
- 0,13 - - 18 -
Tabel 2.8. Batas-batas Minimum Tebal Perkerasan Lapis Pondasi
Stab Tanah dengan
- 0,15 - - 22 -
kapur Atas
- 0,13 - - 18 -
- 0,14 - - - 100 Batu Pecah (Kelas A)
- 0,13 - - - 80 Batu Pecah (Kelas B)
ITP Tebal Minimum Bahan
- 0,12 - - - 60 Batu Pecah (Kelas C) Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
- - 0,13 - - 70 Sirtu/pitrun (kelas A) < 3,00 15
- - 0,12 - - 50 Sirtu/pitrun (kelas B) stabilitas tanah dengan kapur.
- - 0,11 - - 30 Sirtu/pitrun (kelas C)
- - 0,1 - - 20 Tanah Lempung Batu Pecah, Stabilitas tanah dengan semen,
3,00 - 7,49 20 (*)
stabilitas tanah dengan kapur
10 Laston Atas
Batu Pecah, Stabilitas tanah dengan semen,
7,50 - 9,99 20
Stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam,
15 Laston Atas
Batu Pecah, Stabilitas tanah dengan semen,
10 - 12,14 20
Stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam
Batu Pecah, Stabilitas tanah dengan semen,
≥ 12,25 25 Stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam,
Laston Atas
cm. D1 untuk lapisan surface, D2 untuk lapisan Base,
D3 untuk lapisan sub base.
*) Batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm 8. Alinemen
bila untuk pondasi bawah digunakan material berbutir a. Alinemen Horizontal
kasar Alinemen horizontal disebut juga dengan
tikungan terdiri atas bagian lurus dan bagian
Lapis Pondasi bawah untuk setiap nilai ITP bila lengkung. Dalam perencanaan geometri pada bagian
digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm. lengkug dimaksudkan untuk mengimbangin gaya
sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang
m. Analisa Komponen Perkerasan berjalan pada kecepatan VR.. Untuk keselamatan
Perhitungan perencanaan didasarkan pada pemakai jalan, jarak pandang dan daerah bebas
kekuatan relatip masing-masing lapis perkerasan samping jalan harus diperhitungkan.
jangka panjang. Dimana penentuan tebal perkerasan 1) Panjang bagian lurus
dinyatakan oleh ITP ( Indeks Tebal Perkerasan), Tabel 2.9 Panjang Bagian Lurus Maksimum
Dengan Panjang bagian lurus maksimum
Fungsi
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3 Datar perbukitan Pegunungan
Lapis Permukaan
Arteri 3.000 2.500 2.000
(Surface Course)
Kolektor 2.000 1.750 1.500
Lapis Pondasi Atas Sumber : Tata cara perencanaan geometric antar
(Base Course)
kota no.038/TBM/1997
b. Alinemen Vertikal
Alinemen vertikal terdiri atas bagian lanadai
vertikal dan bagian lengkung vertikal. Ditinjau dari
titik awal perencanaan, bagian landai positif
(tanjakan), atau landai negatif (turunan) atau landai
nol (datar). Bagian lengkung vertikal dapat berupa Tabel 2.12 Panjang kritis (m)
lengkung cekung atau lengkung cembung. Ke Kelandaian (%)
1) Landai maksimum cepatan
Dimaksudkan untuk memungkinkan pada
kendaraan bergerak terus tanpa kehilangan awal 4 5 6 7 8 9 10
kecepatan yang berarti. kelandaian maksimum tanjakan
didasarkan pada kecepatan truk yang km/jam
bermuatan penuh yang mampu bergerak 80 630 460 360 270 230 230 200
dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari 60 320 210 160 120 10 90 80
separuh kecepatan semula tanpa harus
menggunakan gigi rendah.
B. Kerangka Berpikir
Permasalahan :
Analisa