Anda di halaman 1dari 10

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas blok

Matakuliah Semester 6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Dosen Pengampu: Naswar Hamdani Rahil S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Aulia Santri (15130093)

Kelas :

A.12.3

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2018


BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1 Pengertian
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja. Definisi PAK menurut ILO tahun 1996 : ” Penyakit akibat kerja
(Occupational disease) yaitu penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanan terhadap
faktor-faktor resiko yang timbul dari kegiatan bekerja.
Menurut Undang-undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan
Keppres R.I No. 22 tahun 1993 Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
1.2 Faktor Penyebab
Faktor penyebab penyakit akibat kerja tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses
kerja, lingkungan kerja, ataupun cara kerja. Namun pada umumnya digolongkan menjadi 5
faktor yaitu :
a. Faktor Fisik
suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi,
penerangan lampu yang kurang baik.
b. Faktor Kimia
Bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam
lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.
c. Faktor Biologi
bakteri, virus atau jamur.
d. Faktor Fisiologi (Ergonomi)
Akibat posisi kerja/cara kerja yang salah seperti bekerja dengan membungkuk akan
menyebabkan sakit otot, sakit pinggang dan cedera punggung, juga dapat mengakibatkan
perubahan bentuk tubuh. Pada kontruksi mesin yang kurang baik
e. Faktor Psikososial
Berbagai keadaan misalnya suasana kerja yang monoton, hubungan kerja yang kurang
baik, upah yang kurang, tempat kerja yang terpencil dapat berpengaruh terhadap pekerja
yaitu menimbulkan stress yang manifestasinya antara lain berupa perubahan tingkah
laku, tidak bisa membuat keputusan, tekanan darah meningkat, yang selanjutanya dapat
mengakibatkan timbulnya penyakit lain atau terjadinya kecelakaan kerja.
1.3 Dampak Penyakit Akibat Kerja
Bagi tenaga kerja :
a. Sementara tidak mampu bekerja (STMB)
b. Cacat sebagian atau cacat total untuk selama-lamanya fisik atau mental
c. Meninggal dunia
d. Kehilangan kemampuan kerja

Bagi Pengusaha :

1. Memerlukan biaya pengobatan yang tinggi


2. Meningkatnya waktu kerja yang hilang
3. Menurunkan motivasi kerja
1.4 Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pencegahan adalah hal prinsip yang harus dilakukan
untuk mengatasi Penyakit Akibat Kerja. Pencegahan yang dilakukan harus berdasarkan 5
Level of Pevention yang dibuat oleh Level and Clark. Saat ini penggolongannya
dimodifikasi menjadi pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.
a. Pencegahan Primer Prinsip dari pencegahan ini adalah mencoba meningkatkan daya
tubuh pekerja, dengan Health Promotion. Kegiatan yang dilakukan antara lain
penyuluhan tentang perilaku kesehatan, faktor bahaya ditempat kerja dan perilaku
kerja yang baik. Kegiatan yang lain adalah olahraga dan makan dengan gizi yang
seimbang
b. Pencegahan Sekunder Prinsip dari pencegahan ini adalah mencoba mengurangi
kontak pajanan dengan tubuh atau mengurangi masuknya pajanan ke dalam tubuh,
dengan Specific Protection. Kegiatan yang dilakukan adalah Pengendalian teknik
seperti melakukan substiusi pajanan, isolasi pajanan, membuat ventilasi ruang kerja
yang sesuai. Setelah itu ada Pengendalian administrasi yang kegiatannya dengan
melakukan aplikasi perundang-undangan dan peraturan yang terkait dengan
kesehatan dan keselamatan kerja serta ketenaga kerjaan. Pengendalian administrasi
juga dapat dilakukan dengan membuat aturan interal di tempat kerja seperti dengan
membuat aturan rotasi dan pembatasan jam kerja. Khusus untuk pelayanan
kesehatan, pengendaliannya antara lain dengan melakukan kegiatan imunisasi.
Penggunaan alat pelindung diri merupakan salah satu cara untuk mengurangi jumlah
pajanan yang masuk ke dalam tubuh pekerja. Alat pelindung diri yang dipilih harus
sesuai dengan cara masuk pajanan ke dalam tubuh, dan alat pelindung diri harus
nyaman dipakai. Ingat, alat pelindung diri harus digunakan oleh diri sendiri, bukan
untuk bersama-sama.
c. Pencegahan tersier Prinsip dari pencegahan ini adalah melakukan deteksi dini
tentang adanya pajanan yang sudah masuk ke dalam tubuh pekerja dan memberikan
efek dalam tubuh. Selain itu mencoba mengurangi efek dari gangguan kesehatan
yang ditimbulkan dan bila sudah ada efeknya dicoba untuk mengembalikan fungsi
tubuh secara optimal agar pekerja tetap dapat melakukan pekerjaannya. Prinsip
untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan kesehatan dan melakukan tindakan
yang memadai disebut dengan Early Diagnosis & Prompt treatment. Kegiatan yang
dilakukan antara lain Pemeriksaan pra-kerja sesuai pajanan, Pemeriksaan berkala
sesuai pajanan, Surveilans, Pemeriksaan lingkungan secara berkala, Pengobatan
segera bila ditemukan adanya gangguan kesehatan pada pekerja, Pengendalian
segera ditempat kerja. Prinsip untuk mengurangi efek dari gangguan kesehatan
pekerja disebut dengan Disability limitation. Kegiatan yang dilakukan antara lain
melakukan Evaluasi kembali bekerja (Return to work) Prinsip untuk melakukan
pengembalian fungsi akibat adanya efek gangguan kesehatan disebut dengan
Rehabilitation. Kegiatan yang dilakukan antara lain evaluasi kecacatan,
menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi pekerja, dan mengganti pekerjaan sesuai
dengan kemampuan pekerja.
1.5 Kriteria Umum Penyakit Akibat Kerja
a. Penyebab berhubungan dengan pekerjaan
b. Penderita selalu kontak dengan bahan penyebab dalam pekerjaan
c. Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit ini
d. Lesi mula mula lokal ditempat kontak
e. Lesi membaik pada waktu cuti, timbul kembali pada waktu masuk kerja.
1.6 Langkah-langkah diagnosis penyakit akibat kerja
Pendekatan klinis (individual)
a. Menentukan diganosis klinis
b. Menentukan pajanan yang dialami individu tersebut dalam pekerjaan
c. Menentukan apakah ada hubungan antara pajanan dengan penyakit
d. Menentukan apakah pajanan yang dialami cukup besar
e. Menentukan apakah faktor individu berperan
f. Menentukan apakah ada faktor lain diluar pekerjaan
g. Menentukan diagnosa penyakit akibat kerja
1.7 Fungsi dan Tugas Perawat dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Nasrul
Effendi,1998)
Fungsi Perawat
a. Mengkaji masalah kesehatan
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan tehadap pekerja
d. Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan
Tugas Perawat
a. Mengawasi lingkungan pekerja
b. Memelihara fasilitas kesehatan rumah sakit
c. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
d. Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja
e. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawat di rumah kepada
pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah kesehatan
f. Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja
(k3) terhadap pekeja
g. Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja
h. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan keluarganya
i. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
j. Mengoordinasi dan mengawasi pelaksaan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Menurut American Association of Occupational Health Nurses, ruang lingkup pekerjaan
perawat hiperkes adalah :
1. Health promotion / Protection
Meningkatkan derajat kesehatan, kesadaran dan pengetahuan tenaga kerja akan
paparan zat toksik di lingkungan kerja. Merubah faktor life style dan perilaku yang
berhubungan dengan resiko bahaya kesehatan.
2. Worker Health / Hazard Assessment and Surveillance
Mengidentifikasi masalah kesehatan tenaga kerja dan menilai jenis pekerjaannya .
3. Workplace Surveillance and Hazard Detection
Mengidentifikasi potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja. Bekerjasama dengan tenaga profesional lain dalam penilaian dan pengawasan
terhadap bahaya.
4. Primary Care
Merupakan pelayanan kesehatan langsung terhadap penyakit dan kecelakaan pada
tenaga kerja, termasuk diagnosis keperawatan, pengobatan, rujukan dan perawatan
emergensi.
5. Counseling
Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya dan membantu
untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.
6. Management and Administration
Acap kali sebagai manejer pelayanan kesehatan dengan tanggung-jawab pada progran
perencanaan dan pengembangan, program pembiayaan dan manajemen.
7. Research
Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah kesehatan, mengenali faktor
– faktor yang berperanan untuk mengadakan perbaikan.
8. Legal-Ethical Monitoring
Paramedis hiperkes harus sepenuhnya memahami ruang lingkup pelayanan kesehatan
pada tenaga kerja sesuai perundang-undangan, mampu menjaga kerahasiaan dokumen
kesehatan tenaga kerja.
BAB II
TINJAUAN KASUS

2.1 Kasus
Aktivitas di lokasi coal yard PLTU X Jepara dilakukan oleh 5 jenis pekerja yakni operator
loader, operator SR, operator belt conveyor, helper dan crusher. Kelima aktivitas ini
berlangsung di coal yard dengan paparan dosis pencemaran debu batubara yang berbeda.
Data sekunder yang diperoleh dari hasil Monthly Medical Report Plant Site yang
dilakukan oleh bagian Health PT. KPJB pada tahun 2012 diketahui bahwa kasus infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan peringkat teratas dari jumlah kasus penyakit
pekerja, dimana dari periode Februari sampai Juni 2012 jumlah kasusnya semakin
meningkat. Data akhir yang didapat adalah periode Juni 2012 dengan jumlah 41 kasus di
PLTU X Jepara, dengan total kasus ISPA yang terjadi selama Februari sampai Juni 2012
sebanyak 151 kasus. Beberapa keluhan yang sering diutarakan para pekerja adalah
seringnya pekerja mengalami batuk berdahak dengan warna kehitaman. Dari informasi
dan data yang didapat dari bagian SHE PLTU X Jepara diketahui bahwa belum pernah
dilakukan pengukuran kadar debu di lokasi kerja khususnya di lokasi coal yard.

2.2 Pembahasan
Menurut pendapat saya pada aktivitas dilokasi Coal Yard PLTU X Jepara yang dimana
mengalami paparan dosis pencemaran debu batu bara sudah terjadi penyakit akibat kerja
dimana penyakit tersebut disebabkan oleh faktor kimiawi, dengan periode yang cukup
signifikan dari bulan februari hingga juni. Sehingga dampaknya banyak pekerja yang
sementara tidak mampu bekerja karena sakit dan bagi pengusaha akan memerlukan biaya
pengobatan yang tinggi bagi pekerjanya. Sebagai perawat kita harus bisa membantu
tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya dan membantu untuk
mengatasinya selain itu juga kita dapat melakukan promosi kesehatan dan meningkatkan
daya tahan tubuh pekerja tersebut.
Seharusnya dalam peraturan perusahaan subcontractor terdapat pengendalian administrasi
dengan menyediakan alat pelindung diri seperti masker kepada pekerja subcontractor
yang bekerja di lokasi coal yard PLTU X Jepara dan lebih memperhatikan upaya
mengurangi kadar debu agar pekerja di lokasi coal yard PLTU X Jepara tidak mengalami
gangguan pernafasan, melalui upaya pengendalian teknis pemeliharaan mekanis,
pengaturan operasi kerja, perlengkapan dan peralatan kerja untuk mencegah penyebaran
debu, dan kedisiplinan penggunaan alat pelindung diri seperti masker yang layak.

1.3 Implikasi dalam keperawatan


a. Perawat mampu membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan
kesehatannya dan membantu untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.
b. Perawat mampu mengidentifikasi potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja serta melakukan pengawasan tempat kerja.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja. Pada umumnya faktor penyebabnya dapat digolongkan menjadi 5 yaitu
faktor fisik, kimiawi, biologis, fisiologis dan psikososial. Pencegahan yang dapat dilakukan
diantaranya pencegahan Primer prinsip dari pencegahan ini adalah mencoba
meningkatkan daya tahan tubuh pekerja, dengan Health Promotion, Pencegahan Sekunder
prinsip dari pencegahan ini adalah mencoba mengurangi kontak pajanan dengan tubuh
atau mengurangi masuknya pajanan ke dalam tubuh, dengan Specific Protection,
Pencegahan tersier Prinsip dari pencegahan ini adalah melakukan deteksi dini tentang
adanya pajanan yang sudah masuk ke dalam tubuh pekerja. Pada kasus terjadi penyakit
akibat kerja yang disebabkan oleh faktor kimiawi. Sebagai seorang perawat kita harus
membantu mengatasi permasalahan kerja pekerja tersebut baik dengan meningkatkan daya
tahan tubuh pekerja maupun promosi kesehatan ataupun dengan membantu mengurangi
kontak pajanan dengan tubuh maupun pengendalian teknik dan administrasi.
Daftar Pustaka

Darmawan Armaidi . Penyakit Akibat Kerja (PAK)/ Penyakit yang Berhubungan dengan

Pekerja (PAHK). Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja.

Buchari. 2007. Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. Usu Reposiory.

Efendi, F. dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai