Ori File
Ori File
panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufik dan hidayahnya dapat
Sholawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kami kami Nabi
besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jaman kegelapan menuju
Makalah ini disusun semata – mata untuk melengkapi nilai mata kuliah
merupakan tugas terstruktur mata kuliah Ekonomi Pembangunan Dosen Prof. Dr.
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, kritik dan
masukan bagi pembaca sangat penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan ekonomi ....................................................
2.2 Distribusi pendapatan .....................................................
2.3 Kemiskinan .....................................................................
2.4 Strategi atau kebijakan dalam mengurangi kemiskinan ..
2.5 Peranan LSM ..................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Akumulasi Modal
Akumulasi modal akan terjadi jika dari pendapatan sekarang yang ditabung
dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output dimasa yang akan
datang. Pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan, dan barang-barang baru
akan meningkatkan stok modal (capital stock) fisikal suatu negara (yaitu jumlah
nilai riil bersih dari semua barang-barang modal produktif secara fisikal) sehingga
gilirannya akan memungkinkan negara tersebut untuk mencapai tingkat output
yang lebih besar. Investasi jenis ini sering diklasifikasikan sebagai investasi
disektor produktif (direclty productive activities). Investasi-investasi lainnya yang
dikenal dengan sebutan infrastruktur sosial dan ekonomi (social overhead capital)
yaitu jalan raya, listrik, air, sanitasi, dan komunikasi akan mempermudah dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan ekonomi.
Selain itu, ada juga investasi tidak langsung. Pembangunan fasilitas-fasilitas
irigasi akan dapat memperbaiki kualitas lahan pertanian melalui peningkatan
produktivitas per hektar. Jika 100 hektar lahan beririgasi bisa menghasilkan
output yang sama dengan 200 hektar lahan tak beririgasi (dengan catatan
penggunaan input-input lainnya yang sama), maka fasilitas irigasi itu nilainya
sama dengan dua kali luas lahan tanpa irigasi. Penggunaan pupuk-pupuk kimia
dan pembasmian hama penyakit dengan pestisida juga akan bermanfaat untuk
meningkatkan produktivitas lahan. Semua bentuk investasi ini merupakan cara-
cara untuk memperbaiki kualitas sumberdaya tanah yang ada.
Investasi sumber daya manusia (human investment) juga dapat memperbaiki
kualitas sumberdaya manusia dan juga akan mempunyain pengaruh yang sama
atau bahkan lebih besar terhadap produksi. Sekolah-sekolah formal, sekolah-
sekolah kejuruan, dan program-program latihan kerja serta berbagai pendidikan
informal lainnya semuanya diciptakan secara lebih efektif untuk memperbesar
kemampuan manusia dan sumber daya – sumber daya lainnya sebagai hasil dari
investasi langsung dalam pembangunan gedung-gedung peralatan dan bahan-
bahan (buku-buku, proyektor, peralatan penelitian, alat-alat latihan kerja, mesin-
mesin, dan lainnya). Latihan-latihan tingkat lanjutan yang relevan bagi tenaga
pendidik, demikian pula dengan buku-buku pelajaran yang baik, bisa membuat
perubahan yang sangat besar dalam mutu, kepemimpinan, dan produktivitas
tenaga kerja yang ada. Oleh karena itu investasi dalam sumber daya manusia ini
sama dengan memperbaiki mutu sekaligus meningkatkan produktivitas
sumberdaya-sumberdaya tanah melalui investasi yang strategis tersebut.
Semua jenis investasi di atas menyebabkan terjadinya akumulasi modal.
Akumulasi modal akan menambah sumberdaya-sumberdaya baru (memperbaiki
kualitas tanah yang rusak) atau meningkatkan kualitas sumber daya – sumber
daya yang ada (irigasi, pupuk, pestisida, dan lain-lain), tetapi ciri-cirinya yang
utama bahwa investasi itu menyangkut suatu trade off antara konsumsi sekarang
dan konsumsi masa yang akan datang memberikan hasil yang sedikit sekarang,
tetapi hasilnya akan lebih banyak nanti.
Pertumbuhan Penduduk
Simon kuznets, penerima hadiah Nobel dalam bidang ekonomi pada tahun
1971 atas kepeloporannya dalam mengukur dan menganalisis sejarah
pertumbuhan pendapatan nasional negara-negara maju, mendefinisikan
pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “peningkatan kemampuan suatu
negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya;
pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan
kelembagaan serta penyesuainan ideologi yang dibutuhkannya. ketiga komponen
pokok dari definisi ini sangat penting artinya:
1. Kenaikan output nasional secara terus menerus merupakan perwujudan
dari pertumbuhan ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan
berbagai macam barang ekonomi merupakan tanda kematangan
ekonomi.
2. Kemajuan teknologi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi
yang berkesinambungan, namun belum merupakan syarat yang cukup.
Untuk merealisir potensi pertumbuhan yang terkandung dalam teknologi
baru, maka
3. Penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi harus dilakukan. Inovasi
teknologi tanpa disertai inovasi sosial ibarat boal lampu tanpa aliran
listrik. Potensi ada tetapi tanpa input yang melengkapi tidak akan berarti
apa-apa.
Dalam analisisnya yang mendalam, Kuznets memisahkan 6 karakteristik yang
terjadi dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara maju yaitu:
Kurva Lorenz
Cara lain untuk menganalisi distribusi pendapatan perorangan adalah
membuat kurva yang disebut kurva Lorenz. Dinamakan kurva Lorenz adalah
karena yang memperkenalkan kurva tersebut adalah Conrad Lorenz seorang ahli
statistik dari Amerika Serikat. Kurva Lorenz menunjukkan hubungana kuantitatif
antara presentase penduduk dan presentase pendapatan yang mereka terima. Jadi,
semakin jauh kurva Lorenz tersebut dari garis diagonal (kemerataan sempurna),
semakin tinggi derajat ketidakmerataan yang ditunjukkan. Keadaan yang paling
ekstrim dari ketidakmerataan sempurna, misalnya keadaan dimana seluruh
pendapatan hanya diterima oleh satu orang, akan ditunjukkan oleh berimpitnya
kurva lorenz tersebut dengan sumbu horisontal bagian bawah dan sumbu vertikal
sebelah kanan.
Keofisien Gini
Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat ketidakmerataan distribusi
pendapatan dalam suatu negara bisa diperoleh dengan menghitung luas daerah
antara garis diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurva lorenz dibandingkan
dengan luas total dari separuh bujur sangkar dimana terdapat kurva lorenz
tersebut.
Koefisien gini ini merupakan ukuran ketidakmerataan agregat dan nilainya
terletak antara 0 (kemerataan sempurana) sampai 1 (ketidakmerataan sempurna).
Koefisien gini dari negara-negara yang mengalami ketidakmerataan
tinggi berkisar 0,50 – 0,70 ;ketidakmerataan sedang berkisar antara 0,36 – 0,49
; dan yang mengalamiketidakmerataan rendah berkisar antara 0,20 – 0,35.
Distribusi Fungsional
Ukuran distribusi pendapatan lain yang sering digunakan oleh para ekonom
adalah distribusi fungsional atau distribusi pangsa faktor produksi ( factor share
distribution). Ukuran distribusi ini berusaha untuk menjelaskan pangsa (share)
pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing faktor produksi.
Disampiung memandang individu-individu sebagai kesatuan yang terpisah, teori
ukuran distribusi pendapatan fungsional tersebut menyelidiki persentase yang
diterima tenaga kerja secara keseluruhan dibandingkan dengan persentase dari
pendapatan nasional yang terdiri dari: sewa, bunga, dan laba.
Suatu kerangka ekonomi teoritis telah dibangun berkaitan dengan konsep
distribusi pendapatan fungsional ini. Konsep ini mencoba untuk menjelaskan
“pendapatan” suatu faktor produksi melalui kontribusi faktor tersebut terhadap
produksi. Kurva penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga-
harga dari masing-masing faktor produksi. Jika harga-harga tersebut dikalikan
dengan kuantitas yang digunakan, dengan anggapan penggunaan faktor produksi
secara efisien (biaya minimum), akan didapatkan jumlah pembayaran dari
masing-masing faktor produksi. Misalnya, penawaran dan permintaan akan tenaga
kerja digunakan untuk menentukan tingkat upah. Jika tingkat upah ini kemudian
dikalikan dengan tingkat penggunaan faktor produksi tersebut (tenaga kerja), akan
diperoleh nilai upah total.
Oleh karena itu dalam suatu pasar persaingan dengan fungsi produksi yang
bersifat constant return to scale, harga-harga faktor produksi ditentukan oleh
kurva penawaran dan permintaan akan faktor produksi tersebut. Pendapatan
didistribusikan menurut “fungsi” yaitu tenaga kerja menerima “upah”, pemilik
tanah menerima “sewa”, dan kaum kapitalis menerima “laba”. Ini merupakan teori
yang murni dan logis karena masing-masing faktor produksi memperoleh
pembayaran hanya sesuai dengan kontribusinya terhadap pendapatan nasional,
tidak kurang tidak lebih.
2.3 KEMISKINAN
Menurut para ahli (antara lain Andre Bayo Ala, 1981) kemiskinan itu bersifat
multi dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam,
maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek. Di lihat dari kebijakan umum,
maka kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin akan aset, organisasi
sosial politik, dan pengetahuan serta keterampilan, dan aspek sekunder yang
berupa miskin akan jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi.
United Nation Development Program (UNDP), tahun 2004, mendefinisikan
kemiskinan dengan ciri sebagai berikut: tingkat kepemilikan lahan kecil,
kurangnya akses terhadap sumber permodalan, hidup di bawah garis kemiskinan
dengan konsumsi per hari kurang dari 2.100 kilo kalori, akses lemah terhadap air
bersih, pendidikan dan kesehatan, rentan perubahan harga kebutuhan pokok, dan
sangat tergantung terhadap sumber makanan yang langsung diperoleh dari alam.
Investasi (modal), kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi satu sama lain saling
terkait. Sulit bagi pemerintah menciptakan lapangan kerja baru tanpa
pertumbuhan ekonomi tinggi. Sama sulitnya menciptakan lapangan kerja bagi
penduduk miskin (masyarakat lokal) jika pertumbuhan ekonomi hanya ditopang
kegiatan produksi dan membutuhkan tenaga kerja luaran pendidikan tinggi.
Dimana mayoritas masyarakat miskin adalah luaran pendidikan dasar (SD) atau
bahkan tidak tammat SD.
Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk
kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang
baik, dan tingkat pendidikan yang rendah. Selain itu, dimensi-dimensi kemiskinan
saling berkaitan, baik secara langsung maupun tak langsung. Hal ini berarti bahwa
kemajuan dan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi
kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya, dan aspek kainnya dari
kemiskinan itu adalah bahwa yang misikin itu adalah manusianya, baik secara
individual maupun kolektif.
2. Ukuran Kemiskinan
Ukuran kemiskinan yang umum di gunakan yaitu ada 2 macam seperti
berikut ini:
(1) Kemiskinan absolut
Pada dasarnya konsep kemiskinan di kaitkan dengan perkiraan tingkat
pendapatan dan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan hanya di batasi pada kebutuhan
pokok atau kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang untuk
dapat hidup secara baik. Bila pendapatan tidak dapat mencapai kebutuhan
minimum, maka orang dapat di katakan miskin. Dengan demikian, kemiskinan di
ukur dengan memperbandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat
pendapatan yang di butuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya. Tingkat
pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin dengan tidak
miskin atau sering di sebut sebagai garis batas kemiskinan. Konsep ini sering di
sebut dengan kemiskinan absolut. Konsep ini dimaksudkan untuk menentukan
tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik
terhadap makanan, pekaian, dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup
(Todaro,1997).
Kesulitan utama dalam konsep kemiskinan absolut adalah menentukan
komposisi dan tingkat kebutuhan minimum karena kedua hal tersebut tidak hanya
di pengaruhi oleh adat kebiasaan saja, tetapi juga oleh iklim, tingkat kemajuan
suatu negara, dan berbagai faktor ekonomi lainnya.
Kebutuhan dasar dapat di bagi dalam 2 golongan yaitu kebutuhan dasar yang
di perlukan sekali untuk mempertahankan hidupnya dan kebutuhan lain yang lebih
tinggi. United Nation Research Institute for Social Development (UNRISD)
menggolongkan kebutuhan dasar manusia atas 3 kelompok yaitu : pertama,
kebutuhan fisik primer yang terdiri dari kebutuhan gizi, perumahan dan
kesehatan; kedua, kebutuhan kultural yang terdiri dari pendidikan, waktu luang
(leisure), dan reaksi serta ketenangan hidup; ketiga, kelebihan pendapatan untuk
mencapai kebutuhan lain yang lebih tinggi.
(2) Kemiskinan Relatif
Orang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang sudah memenuhi
dasar minimum tidak selalu berarti “tidak miskin”. Ada ahli yang berpendapat
bahwa walaupun pendpatan sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum,
tetapi masih jauh lebih rendah di bandingkan dengan keadaan masyarakat di
sekitarnya, maka orang tersebut masih berada dalam keadaan miskin. Ini terjadi
karena kemiskinan lebih banyak di tentukan oleh keadaan sekitarnya, daripada
lingkungan orang yang bersangkutan (Miller,1997).
3. Indikator Kemiskinan
Indikator kemiskinan ada bermacam-macam yakni : konsumsi beras per
kapita per tahun, tingkat pendapatan, tngkat kecukupan gizi, kebutuhan fisik
minimum(KFM), dan tingkat kesejahteraan.
(i) Tingkat konsumsi beras
Sajogyo (1997) menggunakan tingkat konsumsi beras per kapita sebagai
indikator kemiskinan.
(ii) Tingkat pendapatan
Penduduk di daerah perkotaan mempunyai kebutuhan yang relatif sangat
beragam di bandingkan dengan perdesaan sehingga mempengaruhi pula
pola pengeluaran. Batas garis kemiskinan antara daerah perkotaan dan
perdesaan, persentase penduduk miskin, dan jumlah penduduk miskin.
(iii) Indikator kesejahteraan rakyat
Selain data pendapatan dan pengeluaran, ada berbagai komponen tingkat
kesejahteraan yang lain yang sering di gunakan. Pada publikasi UN(1961)
yang berjudul International Definition and Measurement of Levels of
Living : An Interim Guide di sarankan 9 komponen kesejahteraan yaitu
kesehatan, konsumsi makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan kerja,
perumahan, jaminan sosial, sendang, rekreasi dan kebebasan.
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi menggunakan konsep kerangka analisis
kemungkinan produksi sederhana (simple production possibility) untuk melihat
tingkat, komposisi, dan pertumbuhan output nasional. faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat adalah: Akumulasi
modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan
fisikal, dan sumberdaya manusia (human resourse); Pertumbuhan
penduduk; Kemajuan teknologi. Tingginya tingkat pertumbuhan produktivitas
merupakan karakteristik pertumbuhan ekonomi modern. Tingkat produktivitas
faktor produksi (tenaga kerja) naik berapa kali lipat dibanding pada masa pra
modern. Dua karakteristik terakhir dari pertumbuhan ekonomi modern berkaitan
dengan peranan negara-negara maju dalam dunia internasional. Karakteristik yang
pertama adalah berkaitan dengan kecenderungan negara-negara kaya untuk
menjangkau seluruh pelososk dunia untuk mendapatkan produk-produk primer
dan bahan baku, tenaga kerja yang murah, dan pasar yang menguntungkan bagi
barang mereka.
Lewat pemahaman yang mendalam akan masalah ketidakmerataan dan
kemiskinan ini memberikan dasar yang baik untuk menganalisis masalah
pembangunan yang lebih khusus. Sebuah cara yang sederhana untuk mendekteksi
masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan adalah dengan menggunakan
kerangka kemungkinan produksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://risnaangrum.wordpress.com/2011/04/05/tugas-makalah-perekonomian-
indonesia/
Arsyad, Lincolin.1988.Ekonomi pembangunan. Yogyakarta: STIE-YKPN
SOLUSI DAN KONSEP MASALAH
POKOK PEMBANGUNAN
ADRIANA LENES
STB. 16110254
KELAS (F) NON REGULER
ADRIANA LENES
STB. 16110254
KELAS (F) NON REGULER