Anda di halaman 1dari 4

Bab 1

Pendahuluan

1. Latar Belakang.
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Seperti halnya
kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja,
kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan zat.
Adsorpsi digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu,
misalnya karbon aktif dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap
partikel adsorban dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik-
menarik. Zat-zat yang terlarut dapat diadsorpsi oleh zat padat, misalnya CH 3COOH oleh
karbon aktif, NH3 oleh karbon aktif, fenolftalein dari larutan asam atau basa oleh karbon
aktif, Ag+ atau Cl- oleh AgCl. C lebih baik menyerap non elektrolit dan makin besar BM
semakin baik. Zat anorganik lebih baik menyerap elektrolit. Adanya pemilihan zat yang
diserap menyebabkan timbulnya adsorpsi negatif. Dalam larutan KCl, H 2O diserap oleh
arang darah, hingga konsentrasi naik.

Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau
gas akan terakumulasi. Fenomena ini juga disebut adsorpsi. Jadi sdsorpsi terkait dengan
penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk
mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid
tergolong besar Karena partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini
telah digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihan air.

Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan
maupun gas) pada proses adsorpsi. Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap
zat-zat dalam larutan adalah arang. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan
zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut
atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Ketika pelarut yang
mengandung zat terlarut tersebut kontak dengan adsorben, terjadi perpindahan massa zat
terlarut dari pelarut ke permukaan adsorben, sehingga konsentrasi zat terlarut di dalam
cairan dan di dalam padatan akan berubah terhadap waktu dan posisinya dalam kolom
adsorpsi.
Bab 2
Pembahasan

2.1. Adsorpsi.
2.1.1. Definisi.
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu
proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada suatu padatan dan
akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda
dengan absorpsi dimana fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu
larutan.

Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada
dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan
kimia fisika antara substansi dengan penyerapnya.

Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada lapisan
permukaan atau antar fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan
pengadsorpsi atau adsorben.

Adsorpsi adalah pengumpulan dari adsorbat diatas permukaan adsorben, sedang absorpsi
adalah penyerapan dari adsorbat kedalam adsorben dimana disebut dengan fenomena
sorption. Materi atau partikel yang diadsorpsi disebut adsorbat, sedang bahan yang
berfungsi sebagai pengadsorpsi disebut adsorben.

Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya Van
Der Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk cairan) yang ada pada
permukaan adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan
adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang
merupakan fungsi tekanan dan suhu)
2.1.2. Macam-macam Adsorpsi.

1. Adsorpsi Fisika (Physisorption).


Berhubungan dengan gaya Van der Waals. Apabila daya tarik menarik
antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat
terlarut dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada
permukaan adsorben. Adsorpsi ini mirip dengan proses kondensasi dan biasanya
terjadi pada temperatur rendah pada proses ini gaya yang menahan molekul fluida
pada permukaan solid relatif lemah, dan besarnya sama dengan gaya kohesi
molekul pada fase cair (gaya van der waals) mempunyai derajat yang sama
dengan panas kondensasi dari gas menjadi cair, yaitu sekitar 2.19-21.9 kg/mol.
Keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida biasanya cepat
tercapai dan bersifat reversibel.
Contoh : Adsorpsi oleh karbon aktif. Aktivasi karbon aktif pada
temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas
permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka
semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media adsorpsi.

2. Adsorpsi Kimia (Chemisorption)


Yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi.
Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar daripada
Adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panas reaksi kimia.
Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya
valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul.
Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorbent akan terbentuk
suatu lapisan atau layer, dimana terbentuknya lapisan tersebut akan menghambat
proses penyerapan selanjutnya oleh batuan adsorbent sehingga efektifitasnya
berkurang.
2.1.3. Fungsi adsorpsi.
Adsorpsi sebagai salah satu sifat koloid mempunyai fungsi yang sangat banyak,
diantaranya:
1. Pemutihan Gula pasir
2. Pewarnaan serat wol, kapas atau sutera
3. Penjernihan air sol Al(OH)3 atau tawas
4. Penggunaan Norit untuk mengobati sakit perut
5. Pembersihan dengan sabun
6. Penyerapan Humus oleh Tanah liat.
Adsorpsi Koloid sejak dahulu kala telah banyak dimanfaatkan untuk membantu
kesejahteraan manusia, terutama dalam proses penjernihan air.

Anda mungkin juga menyukai