Anda di halaman 1dari 8

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang

termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki endemisitas tinggi.

Beberapa pengertian malaria baik secara klinik maupun secara Laboratorium menurut beberapa ahli yaitu
:

1. Penyakit malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa
genus plasmodium ditandai demam, anemia dan spenomegali (Nadesul Hendrawan,1996).

2. Malaria adalah suatu penyakit yang akut maupun kronis yang disebabkan parasit plasmodium yang
ditandai dengan gejala demam berkala, menggigil dan sakit kepala yang disertai dengan anemia dan
limpha yang membesar (Pampana, 1969).

3. Malaria klinis adalah penderita dengan gejala demam secara berkala, menggigil dan sakit kepala dan
juga disertai dengan gejala khas daerah (diare pada balita sakit atau sakit otot pada orang dewasa) (Dirjen
P2MPL, 2003).

4. Malaria Positif adalah penderita yang dalam darahnya ditemukan parasit Plasmodium melalui
pemeriksaan mikroskopis (Dirjen P2MPL, 2003).

5. Penderita malaria meninggal adalah apabila penderita yang meninggal karena malaria bila dalam
darahnya ditemukan parasit malaria dari hasil konfirmasi laboratorium (Dirjen P2MPL, 2003)

Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi
melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu
antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu faktor lingkungan
yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan
bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan,
dapat berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh
alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.

Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar
sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya
parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel
hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke erotrosit membentuk stadium sizon dalam
eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga
eritrosit pecah dan keluar merozoit.

Gejala demam pada malaria biasanya penderita akan merasa menggigil (15-60 menit) seperti orang yang
kedinginan namun suhu tubuh sangat tinggi. Kejadian menggigil disertai dengan demam tinggi ini bisa
berlangsung beberapa jam kemudian penderita akan berkeringat selama 2-4 jam timbul setelah demam
terjadi akibat gangguan metabolism dan suhu tubuh akan turun kembali normal. Kejadian ini bisa
berlangsung tiap hari, atau tiap 2 hari atau tiap 3 hari atau tidak tentu tergantung jenis malarianya. Sekali
terinfeksi malaria seumur hidup akan mengalami serangan demam menggigil itu jika kekebalan tubuh
menurun. sedang demam biasa adalah demam yang hanya bersifat situasinoal dan bisa sembuh total dan
biasanya karena penyakit infeksi akut non Plasmodium.

Ciri - ciri penderita malaria secara klinis adalah sebagai berikut :

· Demam menggigil secara berkala yang disertai sakit kepala

· Pucat karena kurang darah serta kondisi badan lemah

· Pada penderita berat disertai kejang – kejang, diare hinggga koma

Gejala Klasik malaria suatu parokisme biasanya terdiri atas tiga stadium yang berurutan yaitu Dingin,
Demam, Berkeringat dan Apireksi / Tidak apa – apa (DIDERITA) (Depkes RI, 1995).

Cara penularan malaria

Penyakit malaria dikenal ada berbagai cara penularan malaria:

a. Penularan secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles.

b. Penularan yang tidak alamiah.

1. Malaria bawaan (congenital).

Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali
pusat atau placenta.

2. Secara mekanik.

Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik yang
tidak steril lagi. Cara penularan ini pernah dilaporkan terjadi disalah satu rumah sakit di Bandung pada
tahun 1981, pada penderita yang dirawat dan mendapatkan suntikan intra vena dengan menggunakan alat
suntik yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien, dimana alat suntik itu seharusnya dibuang
sekali pakai (disposeble).

3. Secara oral (Melalui Mulut).

Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium) burung dara (P.Relection) dan
monyet (P.Knowlesi).

Pemeriksaan laboratorium merupakan diagnosis pasti yang dapat menentukan jenis plasmodium yang ada
dalam sel darah, Jika ditemukan adanya plasmodium dalam sel darah maka berdasarkan klasifikasinya
dapat dibedakan atas 4 hal yaitu :

a) Plasmodium Falciparum (Malaria Tropikana)

yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka kematian yang tinggi. Infeksi oleh spesies ini
menyebabkan parasitemia yang meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain dan merozitnya
menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab
50% malaria di seluruh dunia.

b) Plasmodium Vivax (Malaria Tertiana)

spesies ini cenderung menginfeksi sel – sel darah merah yang muda. (retilkulosit) kira – kira 43% dari
kasus malaria di seluruh dunia disebabkan oleh plasmodium vivax.

c) Plasmodium Malariae (Malaria Quartana)

mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel – sel darah merah yang tua.

d) Plasmodium Ovale

Prediksinya terhadap sel – sel darah merah mirip dengan plasmodium vivax (menginfeksi sel – sel darah
muda) (Sutisna, 2004)

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria

Kemampuan bertahannya penyakit malaria di suatu daerah ditentukan oleh faktor – faktor berikut :

a) Faktor penyebab ( Parasit malaria)

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria, genus plasmodium. Ciri utama genus plasmodium
adalah adanya dua siklus hidup, yaitu :
ü Fase seksual

Siklus dimulai ketika nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan memasukan sporozoit yang
terdapat pada air liurnya ke dalam aliran darah manusia. Memasuki sel parenkim hati dan berkembang
biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit, disebut fase skizogoni eksoeritrosit
karena parasit belum masuk ke dalam sel darah merah.lama fase ini berbeda untuk setiap spesies
plasmodium.pada akhir akhir fase ini, hati pecah, merozoit keluar lalu masuk ke dalam aliran darah. Fase
eritrosit dimulai saat merozoit dalam darah menyerang sel darah merah dan membentuk trofozoit. Proses
berlanjut menjadi trofozoit – skizon- merozoit. Setelah dua sampai tiga generasi merozoit terbentuk lalu
sebagian berubah menjadi bentuk seksual

ü Fase aseksual

Saat nyamuk anopheles betina mengisap darah manusia yang mengandung parasit malaria, parasit bentuk
seksual masuk ke dalam perut nyamuk. Selanjutnya menjadi mikrogametosit dan makrogametosit dan
terjadilah pembuahan yang disebut zigot (ookinet) yang kemudian menembus dinding lambung nyamuk
dan menjadi ookista. Jika ookista pecah ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapaikelenjar air liur
nyamuk dan siap ditularkan jika nyamuk menggigit tubuh manusia (Prabowo. 2004 )

b) Faktor inang

Penyakit malaria mempunyai dua inang antara lain :

ü Manusia (intermediate host)

Faktor yang mempengaruhi antara lain : jenis kelamin (pada ibu hamil akan menyebabkan anemia yang
lebih berat) imunitas, penghasilan, perumahan, pemakaian kelambu, dan obat anti nyamuk.

ü Nyamuk anopheles (defenitife host)

Nyamuk anopheles betina sebagai vektor penyebab menularnya penyakit malaria. Nyamuk ini
membutuhkan genangan air yang tidak mengalir atau yang mengalir perlahan untuk meletakkan telur –
telur nya, sebaga tempat untuk berkembang biak. Biasanya aktif mencari darah pada malam hari , ada
yang mulai senja sampai tengah malam, ada juga yang mulai tengah malam sampai menjelang pagi hari
(Depkes, 1999). Jarak terbangnya tidak lebih dari 0,5 – 3 Km dari tempat perindukan. Umur nyamuk
anopheles dewasa di alam bebas belum diketahui tetapi di laboratorium dapat mencapai 3 – 5 minggu.
(Prabowo. 2004 )
c) Faktor lingkungan ( Enviroment )

ü Fisik

Suhu sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus atau masa inkubasi ekstrinsik. Makin tinggi suhu,
makin panjang masa ekstrinsiknya. Hujan yang berselang dengan panas berhubungan langsung dengan
perkembangan larva nyamuk (Depkes, 1999) Air hujan yang menimbulkan genangan air merupakan
tempat yang ideal untuk perindukan nyamuk malaria. Dengan bertambahnya tempat perindukan , populasi
nyamuk malaria bertambah sehinggah bertambah pula jumlah penularannya. (Prabowo. 2004 )

Kelembaban yang rendah akan memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pada parasit.
Tingkat kelembapan 60 % merupakan batas paling rendah yang memungkinkan untuk nyamuk hidup.
Pada kelembapan yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit sehingga
meningkatkan penularan malaria ( Harijanto, 2000 )

Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda – beda. Ada yang menyukai tempat
terbuka dan ada yang hidup di tempat yang teduh maupun di tempat yang terang.

ü Biologi

Tumbuhan semak, sawah yang berteras, pohon bakau, lumut, ganggang merupakan tempat perindukan
dan tempat – tempat peristirahatan nyamuk yang baik. Adanya belbagai jenis ikan pemakan larva seperti
ikan kepala timah, gambus, nila, mujair mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah (Depkes, 1999)

ü Sosial budaya

Tingkat kesadaran masyarakat tentang bahaya malaria akan mempengaruhi kesadaran masyarakat
memberantas malaria

RANCANGAN KERJA

A. Misi

a. Meningkatkan kewaspadaan dini dan kesadaran masyarakat/warga setempat mengenai hidup bersih
dan sehat.

b. Untuk mencapai masyarakat yang sehat, sejahtera dari penyakit dan terbebas dari penyakit menular
malaria.
B. Visi

a. Memberdayakan/melibatkan masyarakat dalam hal peningkatan kesejahterahan dan penanggulangan


penyakit malaria.

b. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan serta perhatian pemerintah untuk memberantas


vector/penyakit malaria.

C. Tujuan

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

b. Menjaga masyarakat dari serangan penyakit malaria

c. Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap penyakit khususnya malaria

· Menyadarkan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

1. Tahap perencanaan

Berikut adalah hal-hal yang direncanakan untuk membantu mengurangi angka kesakitan karena malaria :

1. Pelatihan petugas/sukarelawan

2. Penyuluhan kepada masyarakat umum

3. Pemeriksaan penderita dengan gejala malaria

4. Pengobatan penderita yang positip malaria

5. Pemberian kelambu anti nyamuk bagi keluarga-keluarga yang tinggal didaerah endemisitas tinggi

6. Memberantas vector

7. Lingkungan warga

2. Implementasi
Berikut adalah tahap implementasi yang dapat membantu mengurangi angka kesakitan karena malaria :

1. Pelatihan

Pelatihan tentang penyakit malaria: gejala malaria, cara pencegahan, metode pemeriksaan, metode
pengobatan,akan diberikan kepada para tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan (petugas
lapangan) dengan intensitas dan fokus yang sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dan terhadap
penanganan malaria dengan cepat tanggap secara dini, yang diharapkan dapat menemukan dan mengobati
penderita malaria dengan cepat dan mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang potensial
terjadinya kejadian luar biasa KLB.

2. Penyuluhan

Diharapkan tenaga-tenaga yang sudah dilatih tersebut dapat memberikan penyuluhan kepada kelompok
masyarakat, sesuai dengan lingkup tugasnya sehari-hari. Sarana akan diberikan kepada para tenaga yang
memberi penyuluhan tersebut.

3. Pemeriksaan

Para tenaga yang sudah dilatih tersebut diharapkan dapat melakukan pemeriksaan darah orang-orang yang
mempunyai gelaja malaria (demam menggigil), dengan menggunakan alat test yang sesuai dengan
kemampuannya. Petugas kesehatan menggunakan mikroskop, sedang tenaga non kesehatan dengan
menggunalan kertas test (RDT=Rapid Diagnostic Test).

4. Pengobatan

Para tenaga kesehatan yang sudah dilatih tersebut diharapkan dapat memberikan pengobatan kepada
penderita yang tes darahnya positif, dengan menggunakan obat yang paling ampuh (yaitu ACT tablet) dan
dengan dosis yang tepat/cukup, sehingga penderita segera terbebas dari parasit malaria.

5. Pemberian kelambu untuk keluarga

Diharapkan bisa memberikan kelambu anti nyamuk (kelambu yang sudah dicelup dengan obat anti
nyamuk) kepada para keluarga yang tinggal didaerah endemis tinggi, yaitu 2 kelambu per keluarga dan
bisa lebih jika dalam keluarga terdapat lebih dari 5 orang yang tinggal bersama dalam satu rumah.Jika
jumlah anggota keluarga ada lebih dari 5 orang, dapat diberi tambahan kelambu lagi sebanyak 1 kelambu
per 2 orang.
6. Memberantas vektor

( nyamuk penular malaria ) dengan mengikut sertakan kepedulian dan peranserta masyarakat dalam
menata lingkungannya secara kolaboratif dengan upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar, tentang
proteksi diri, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta memberikan pengetahuan bahayanya penyakit
menular malaria yang berkesinambungan untuk merubah perilaku masyarakat dalam pemberantasan
malaria, dengan melibatkan : PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh agama dan guru sekolah
serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.

7. Lingkungan warga

Dinas kesehatan dan petugas kesehatan diharapkan gencar melakukan pengasapan dan pemberian abate
di tempat penampungan genangan air, area persawahan tetapi kalau tidak diikuti kesadaran masyarakat
dalam menjaga lingkungannya, upaya akan sulit tercapai.

8. Program pengendalian

Proses pengendalian dalam kinerja mengatasi angka kesakitan karena malaria diperlukan kerja sama dan
campur tangan perangkat pemerintah desa yang berfungsi sebagai pusat controlling dan monitoring
kegiatan masyarakat,dan Kinerja pengendalian ini diharapkan adanya partisipasi masyarakat yaitu untuk
memelihara kebersihan lingkungan dan kebersihan diri sendiri,serta antara tenaga kesehatan medis
maupun non medis untuk dapat menjalankan program ini dengan baik dan benar sehingga dapat
dijalankan secara terus – menerus dan mampu mengurangi angka kesakitan karena malaria.

Anda mungkin juga menyukai