Anda di halaman 1dari 5

1.

Strength (Kekuatan)

 Pemerintah daerah telah menyediakan dana dari pengembalian retribusi


pendapatan Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap
kabupaten/kota, pengadaan tenaga, obat-obatan, alat kesehatan dan
sebagainya.
 Adanya standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap dalam
Puskesmas.
 Adanya sistem informasi manajemen Puskesmas yang bersumber dari
sitem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, sistem informasi Posyandu,
laporan sarana kesehatan swasta, laporan lintas sektor, dan lain-lain.
 Adanya sistem Kesehatan Nasional dan UU tentang Kesehatan serta
peraturan perundang-undangan lainnya sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

2. Weakness (Kelemahan)

 Visi, misi dan tujuan Puskesmas belum dipahami sepenuhnya oleh


pimpinan dan staf Puskesmas. Hal tersebut dapat melemahkan
komitmen, dukungan dan keikutsertaan pegawai dalam
mengembangkan fungsi Puskesmas. Mereka terperangkap oleh tugas-
tugas rutin yang bersifat kuratif yang kebanyakan dilakukan di dalam
gedung Puskesmas. Akibatnya, kegiatan Puskesmas di luar gedung yang
bersifat promotif dan preventif kurang mendapatkan perhatian.
 Puskesmas masih bersifat sentralistis, dimana Puskesmas belum
memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat.
 Waktu kerja pegawai Puskesmas kurang efektif dan kurang optimal.
 Ketidak efisienan Puskesmas juga tampak dari pemanfaatan ruang rawat
inap di beberapa Puskesmas dengan tempat perawatan. Kurang tegasnya
pemisahan antara tugas pokok untuk melakukan perawatan pasien rawat
inap dengan pelayanan kesehatan masyarakat merupakam salah satu
kendala pengembangan upaya kesehatan promotif dan preventif di
Puskesmas dengan tempat perawatan.
 Citra Puskesmas masih kurang baik, utamanya yang berkaitan mutu,
penampilan fisik Puskesmas kurah bersih, nyaman, disiplin
profesionalisme, dan keramahan petugas dalam pelayanan kesehatan
yang masih lemah.
 Belum tersedianya sumber daya Puskesmas yang memadai seperti
ketersediaan tenaga belum sesuai standar ketenagaan Puskesmas dan
Penyebaran tidak merata, kemampuan dan kemauan petugas belum
memadai, penanggung jawab program Puskesmas belum memiliki
kemampuan manajerial program, pengembangan sumber daya tenaga
kesehatan tidak berorientasi pada kebutuhan Puskesmas atau program,
namun seringkali merupakan keinginan dari pegawai yang
bersangkutan : kurangnya tanggung jawab, motivasi, dedikasi, loyalitas
dan kinerja petugas Puskesmas
 Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas, alat
kesehatan juga kurang memadai, dana operasional maupun program
sangat kurang dan hanya bersumber dari presentase pengembalian
retribusi Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap kabupaten
atau kota.
 Belum tersedianya data dan informasi registrasi vital tentang
kependudukan dan program kesehatan yang sahid dan akurat.

3. Opportunity (Peluang)

 Amandemen UUD 1945 Pasal 28 H yang menyatakan bahwa setiap


warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal
merupakan dukungan landasan hukum sebagai peluang bagi pemerintah
dan masyarakat dalam mempercepat upaya pemerataan pelayanan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
 Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukan UU RI No. 1999
yang kemudian disempurnakan dengan UU RI No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan daerah memberi peluang yang besar bagai
Puskesmas untuk memperbaiki sistem, rencana strategik, dan rencana
operasional, mengembangkan program dan kegiatan Puskesmas secara
mandiri sesuai kebutuhan masyarakat dan potensi yang tersedia.
 Adanya komitmen dan dukungan politis dari pemerintah daerah dan
DPRD kabupaten atau kota untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
 Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan memberi
peluang untuk mempercepat peningkatan pemerataan pelayanan serta
kualitas pelayanan Puskesmas.
 Adanya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan berupa UKBM
antara lain Posyandu, Polindes, Poskesdes, Posbindu, dan lain-lain.
 Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan yang bersumber dari
masyarakat melalui program JPKM, Dana Kesehatan Masyarakat, Dana
Sekolah Sehat, Dana Sosial Ibu Bersalin, beras perelek atau jimpitan,
dana kematian dan sebagainya.
 Adanya dana stimulasi dari pemerintah daerah untuk dana sosial ibu
bersalin yang dapat dikembangkan menjadi Dana Sehat berpola JPKM.
 Adanya komitmen dan dukungan dari stakeholders serta tokoh
masyarakat terhadap program Puskesmas.
 Adanya momentum program kesehatan yang strategis seperti Gerakan
Sayang Ibu, Desa Siaga, Gerakan Terpadu Nasional, dan lain-lain.
 Keadaan geografis yang dapat dijangkau oleh kendaraan serta
tersedianya sarana transportasi.

4. Threat (Ancaman)

 Terjadinya transisi epidemiologi baik oleh pengaruh perubahan struktur


penduduk dan perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan beban
ganda pelayanan kesehatan yaitu tidak saja pada masalah penyakit
infeksi tetapi juga penyakit degeneratif. Selain itu pelayanan kesehatan
juga menghadapi masalah penyakit yang pada akhir ini cenderung
meningkat seperti tuberkulosis, demam berdarah dengue. Fenomena-
fenomena tersebut merupakan tantangan sekaligus ancaman
pengembangan Puskesmas.
 Manajemen program Puskesmas belum dirumuskan oleh Dinas
Kesehatan Kota sebagai pedoman dan rujukan Puskesmas.
 Kurangnya pembinaan dan bimbingan program dari Dinas Kesehatan
Kota.
 Kurangnya komitmen, dukungan dan keikutsertaan lintas sektoral
dalam program kesehatan.
 Kurangnya komitmen dan dukungan stakeholders Puskesmas terhadap
program Puskesmas.
 Jumlah kader kesehatan masih kurang, tingginya drop out kader, adanya
kejenuhan dari kader, sulitnya mencari kader baru, kurangnya dana
stimulasi kader, kurangnya sarana kegiatan kader seperti buku pegangan
kader, sarana pencatatan dan pelaporan kegiatan kader dan sebagainya.
 Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah
perkembangan masa depan, yakni sistem pembiayaan praupaya untuk
pelayanan kesehatan perorangan.
 Puskesmas masih belum berhasil dalam menggali, menghimpun dan
mengorganisasi partisipasi masyarakat serta membina kemitraan dengan
sektor lain yang terkait.
 Mobilisasi penduduk yang tinggi menyebabkan penularan penyakit
yang cepat serta perubahan lingkungan dan perilaku sosial budaya
masyarakat merupakan ancaman terhadap semakin meningkatnya
masalah kesehatan.
 Perilaku Hidup Bersih dana Sehat (PHBS) masih belum memasyarakat
dan membudaya baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi
pendidikan, tempat kerja, maupun tempat-tempat umum.

Anda mungkin juga menyukai