Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315651618

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS PROBLEM SOLVING POLYA

Article · March 2017


DOI: 10.23887/jpi-undiksha.v6i1.9183

CITATIONS READS

0 2,901

4 authors, including:

Irfan Yusuf Sri Wahyu Widyaningsih


State University of Papua State University of Papua
20 PUBLICATIONS   20 CITATIONS    23 PUBLICATIONS   14 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Penelitian Survey View project

Metode Peer Teaching View project

All content following this page was uploaded by Sri Wahyu Widyaningsih on 27 July 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


BERBASIS PROBLEM SOLVING POLYA
Lilis Nurliawaty1, Mujasam2, Irfan Yusuf3, Sri Wahyu Widyaningsih4
1,2,3,4Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Papua, Indonesia

e-mail: lilisnurliawaty16@gmail.com1, m.mujasam@unipa.ac.id2,


i.yusuf@unipa.ac.id3, s.widyaningsih@unipa.ac.id4

Abstrak
Kurangnya penggunaan bahan ajar yang tepat serta tidak sesuai dengan kebutuhan peserta
didik menyebabkan kurangnya kemampuan menganalisis peserta didik terhadap proses
pemecahan masalah. Penelitian pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis
problem solving Polya pada materi kalor bertujuan untuk mengembangkan LKPD yang valid,
praktis, dan efektif. Tahapan pengembangan menggunakan model 4D yang dimodifikasi
menjadi 3D, yaitu Define (pendefinisian), Design (perencanaan), dan Development
(pengembangan). Hasil validitas perangkat pembelajaran berada pada kategori valid, diperoleh
dari hasil perhitungan CVI berada pada rentang 0-1 dan dikatakan dalam kategori reliabel
dengan nilai r11 yang lebih besar dari rtabel (rhitung> rtabel). Hasil analisis angket respon peserta
didik diperoleh rerata persentase hasil analisis sebesar 87,9%. Hasil analisis lembar penilaian
pembelajaran fisika menggunakan LKPD berbasis problem solving Polya diperoleh rerata
persentase hasil analisis pada pertemuan pertama sebesar 77,33% dengan kategori baik, rerata
persentase hasil analisis pada pertemuan kedua sebesar 81,11% dengan kategori sangat baik
dan rerata persentase hasil analisis pada pertemuan ketiga adalah 78,89% dengan kategori
baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKPD berbasis problem solving Polya yang
dikembangkan valid, praktis dan efektif untuk digunakan.

Kata kunci: Pengembangan, LKPD, problem solving Polya.

Abstract
Lack of exact use of teaching materials and does not correspond to the needs of student leads
to lack of analytical ability of students to the process of problem solving. Research development
worksheets based on Polya problem solving on the heat material aims to develop valid LKPD,
practical, and effective. Stages of development using the 4D model was modified into 3D,
namely define (definition), Design (planning), and Development (development) The results of the
validity of the learning device in the category valid, obtained from the calculation of CVI are in
the range 0-1 and said in category reliably with r11 value greater than rtabel (rcount > rtabel). The
results of the analysis of questionnaire responses of students obtained an average percentage
of 87.9% on the analysis. The analysis result of sheets assessment of learning physics used
LKPD-based Polya problem solving obtained average percentage analysis results in the first
meeting is 77.33% with good category, the average percentage of the results of the analysis at
the second meeting is 81.11% with a very good category and average of results percentage
analysis at the third meeting is 78.89% with good category. So it can say that LKPD-based
Polya problem solving developed valid, practical and effective to use.

Keywords: Development, LKPD, problem solving Polya.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 72


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

PENDAHULUAN mengkomunikasikan hasil percobaan


Fisika adalah ilmu yang membahas secara lisan dan tertulis.
tentang alam dan gejalanya, dari yang Dari pernyataan di atas dapat
bersifat nyata hingga yang bersifat diuraikan bahwa pelajaran fisika di
abstrak. Widyaningsih (2011) SMP dimaksudkan sebagai sarana
mengatakan bahwa fisika adalah untuk melatih para peserta didik agar
bagian dari ilmu pengetahuan alam dapat menguasai pengetahuan,
yang merupakan hasil kegiatan konsep, dan prinsip fisika, memiliki
manusia berupa pengetahuan, gagasan kecakapan ilmiah, memiliki
dan konsep yang terorganisir tentang keterampilan proses sains, dan
alam sekitar yang diperoleh dari keterampilan berpikir kritis. Dari
pengalaman melalui serangkaian sebagian banyak kompetensi yang
proses ilmiah. Sebagai ilmu yang menjadi tuntutan Permendiknas bahwa
mempelajari fenomena alam, fisika juga salah satu poin dari standar isi dalam
memberikan pelajaran yang baik mencapai fungsi dan tujuan tersebut,
kepada manusia untuk hidup selaras keterampilan berpikir kritis merupakan
berdasarkan hukum alam. Fisika kompetensi yang sangat penting untuk
sebagai mata pelajaran diharapkan dilatihkan.
dapat menumbuhkan kemampuan Analisis adalah kemampuan untuk
berpikir untuk memecahkan memecahkan atau menguraikan suatu
permasalahan dalam kehidupan sehari- materi atau informasi menjadi
hari sehingga perlu diajarkan secara komponen-komponen yang lebih kecil
optimal. Namun pada kenyataannya, sehingga lebih mudah dipahami. Level
proses pembelajaran IPA termasuk ini lebih rumit karena peserta didik
didalamnya fisika di sekolah masih sadar akan proses berpikir yang
terdapat banyak kekurangan. mereka gunakan. Menurut Sudjana
Pembelajaran fisika bertujuan (2008) analisis adalah usaha untuk
untuk membekali peserta didik memiliki memilih integritas menjadi unsur-unsur
sederet kompetensi teori dan konsep atau bagian-bagian sehingga jelas
fisika yang telah dijabarkan dalam hirarki atau susunannya. Sementara
Standar Kompetensi dan Kompetensi menurut pendapat Bloom yang telah
Dasar yang tersirat dalam direvisi oleh Anderson dan Krathwohl
Permendiknas nomor 22 tahun 2007 (2010: 120) menganalisis melibatkan
tentang Standar Isi dan nomor 23 tahun proses memecah-mecah materi
2007 tentang Standar Kompetensi menjadi bagian-bagian kecil dan
Lulusan Khusus untuk pelajaran fisika. menentukan bagaimana hubungan
Permendiknas nomor 22 tahun antar bagian dan struktur
2007 tentang Standar Isi menyatakan keseluruhannya. Analisis merupakan
bahwa fungsi dan tujuan mata kecakapan yang kompleks yang
pelajaran fisika di SMP adalah agar memanfaatkan kecakapan dari ketiga
peserta didik memiliki kemampuan, tipe kognitif sebelumnya. Dengan
yaitu: 1) memupuk sikap ilmiah yang analisis diharapkan peserta didik
mencakup: jujur, terbuka dalam mampu memiliki pemahaman yang
menerima pendapat berdasarkan bukti- kompreherensif dan terintegritas.
bukti tertentu, kritis terhadap Hasil wawancara dengan guru IPA
pernyataan ilmiah yaitu tidak mudah di SMP Santo Don Bosco diperoleh
percaya tanpa ada dukungan hasil informasi terdapat 75% peserta didik
observasi empiris, dapat bekerjasama yang belum memenuhi KKM dan hanya
dengan orang lain dan 2) memberi terdapat 25% peserta didik yang
pengalaman untuk dapat mengajukan memenuhi KKM. Hal ini disebabkan
dan menguji hipotesis melalui oleh kurangnya penguasaan
percobaan merancang dan merakit keterampilan peserta didik dalam
instrumen percobaan, mengumpulkan, menganalisis yang membutuhkan
mengolah, dan menafsirkan data, penalaran dan pemecahan masalah
menyusun laporan, serta (problem solving). Kurangnya

Jurnal Pendidikan Indonesia | 73


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

kemampuan menganalisis peserta didik digunakan untuk peserta didik karena


salah satunya penggunaan bahan ajar menyediakan lebih banyak langkah-
yang kurang tepat. Menurut hasil langkah dalam memecahkan suatu
wawancara dengan peserta didik, masalah. Hal ini seesuai dengan
sebagian besar merasa bahan ajar pernyataan Kokom Komariyah yang
yang biasa digunakan kurang menarik, menyatakan model problem solving
inovatif, variatif dan tidak sesuai Polya dimulai dengan pemberian
dengan tingkat kebutuhan peserta masalah, kemudian siswa berlatih
didik. Selain itu juga soal-soal yang memahami, menyusun strategi dan
diberikan hanya sebatas mengetahui, melaksanakan strategi sampai dengan
memahami dan menerapkan, belum menarik kesimpulan. Oleh karena itu,
pada level menganalisis. model pemecahan masalah (problem
Pelajaran fisika pada umumnya soving) menurut Polya dapat digunakan
merupakan pelajaran yang harus untuk membantu peserta didik dalam
dipahami bukan sekedar dihafalkan. meningkatkan kemampuan
Kurangnya kemampuan peserta didik menganalisis. Hal ini sejalan dengan
tersebut perlu segera ditemukan hasil penelitiannya Widiana dan Jampel
solusinya. Penggunaan media (2016) yang menemukan bahwa model
pembelajaran seperti buku Lembar pembelajaran pemecahan masalah
Kerja Peserta Didik (LKPD) menjadi SSCS (polya) berpengaruh positif
salah satu alternatif untuk terhadap hasil belajar statistik
meningkatkan hasil belajar peserta inferensial mahasiswa di Universitas
didik. Penyajian LKPD dapat Pendidikan Ganesha.
dikembangkan dengan berbagai Kelengkapan bahan ajar untuk
macam inovasi. Terdapat berbagai mata pelajaran fisika sangat menunjang
macam inovasi baru yang dapat pembelajaran peserta didik, namun
diterapkan dalam penulisan LKPD belum tersediannya (LKPD) yang efektif
salah satu diantaranya memadukan dan efisien bagi peserta didik. Alasan
LKPD dengan model problem solving. ini mendorong peneliti untuk melakukan
Model problem solving dirasa cukup Pengembangan Lembar Kerja Peserta
tepat untuk meningkatkan kemampuan Didik (LKPD) berbasis Problem Solving
berpikir analisis, karena metode ini Polya terhadap Kemampuan
diberikan prosedur pemecahan Menganalisis Peserta Didik pada Materi
masalah dengan berbagai pendekatan Kalor di Kelas VII A SMP Santo Don
atau model (Ikhwanudin, 2010: 216). Bosco Manokwari. Tersedianya LKPD
Ada beberapa jenis model problem yang sesuai dengan karakteristik
solving yaitu yang dikembangkan oleh peserta didik sangat penting. Hal ini
John Dewey, Karl Abrecht, Berry Beyer, sesuai dengan penelitian Widyaningsih,
Solso, Wankat dan Oreovocz serta S.W dkk (2015:233) yang menyatakan
model problem solving yang bahwa jika disediakan LKPD maka
dikembangkan oleh Polya. Masing- peserta didik akan berusaha berkerja
masing ahli tersebut, mengembangkan keras dalam mengisi LKPD yang
problem solving dengan langkah- disediakan oleh guru.
langkah yang berbeda-beda. Tujuan dari penelitian ini yaitu
Menurut Polya (1947: 16-17) ada untuk menghasilkan produk berupa
empat langkah dalam model problem LKPD berbasis problem solving Polya
solving yaitu (1) memahami masalah pada materi kalor kelas VII SMP yang
(understanding), (2) menentukan valid, praktis dan efektif.
rencana strategi pemecahan masalah
(planning), (3) menyelesaikan strategi METODE
penyelesaian masalah (solving), (4) Penelitian ini merupakan penelitian
memeriksa kembali jawaban yang dan pengembangan (research and
diperoleh (checking). development atau R & D) karena
Model pembelajaran berbasis mengembangkan suatu produk dan
problem solving Polya dirasa cocok menguji keefektifan, kevalidan dan

Jurnal Pendidikan Indonesia | 74


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

kepraktisan produk. Produk yang sebelum dilakukan pembelajaran


dikembangkan menggunakan model 4D kepada peserta didik.analisis hasil
dan diuji validitas dan efektifitasnya pengembangan yang dimaksudkan
adalah perangkat pembelajaran LKPD untuk mengumpulkan data yang
berbasis problem solving yang meliputi digunakan untuk pertimbangan dalam
RPP, bahan ajar berupa LKPD, angket menetapkan kelayakan LKPD dalam
respon peserta didik, dan lembar pembelajaran Fisika di SMP kelas VII
observasi aktifitas peserta didik. A.
Penentuan kelas uji terbatas dengan Penelitian ini meliputi dua tahap
menggunakan teknik Purposive yaitu mengembangkan media
Sampling. Teknik sampling purposive pembelajaran LKPD dan uji coba
adalah teknik penentuan sampel perangkat di lapangan menggunakan
dengan pertimbangan tertentu, yaitu problem solving Polya. Instrumen
dipilih kelas VII dengan pertimbangan pembelajaran yang dilakukan dalam
bahwa di kelas tersebut peneliti telah penelitian yaitu: (1) lembar validasi
melakukan wawancara dengan guru perangkat pembelajaran yang
mata pelajaran dan wali kelas sehingga digunakan untuk memvalidasi
karakteristik peserta didik dapat perangkat pembelajaran yang akan
diketahui. Jumlah peserta didik di kelas digunakan dalam tahap implementasi
VII A SMP Santo Don Bosco adalah 15 yang terdiri dari RPP, LKPD lembar
orang dengan 12 peserta didik dan 3 validasi ini diisi oleh ahli, (2) lembar
peserta didik laki-laki. angket respon peserta didik, angket ini
Model pengembangan yang bertujuan untuk memperoleh data
digunakan dalam penelitian mengacu angket mengenai respon peserta didik
pada model Thiagarajan (4D) yang berupa masukan dari peserta didik
terdiri dari empat tahap yaitu terhadap perangkat pembelajaran yang
pendefinisian (define), perancangan diajarkan guru, dan (3) lembar penilaian
(design), pengembangan (develop) dan pembelajaran fisika menggunakan
penyebaran (disseminate). Namun LKPD berbasis problem solving Polya
dalam penelitian ini peneliti hanya dibuat untuk mengetahui hasil
sampai pada tahap pengembangan pembelajaran peserta didik selama
(develop). Tahap pendefinisian (define) proses pembelajaran menggunakan
berupa Analisis SK, KD dan indikator LKPD berbasis problem solving Polya,
kompetensi, kondisi peserta didik, lembar ini diisi oleh peneliti.
kondisi sekolah, teori dan filosofi Untuk menganalisis data pada
pembelajaran, konteks kurikulum, pengembangan perangkat
perkembangan ilmu pengetahuan, pembelajaran ini digunakan tes analisi
teknologi dan sains (IPTEKS), isu-isu statistik deskriptif. Data yang dianalisis
saat ini, refleksi peserta didik, dan adalah data hasil validasi perangkat
refleksi guru. Tahap perancangan pembelajaran RPP, LKPD, angket
(define) Dilakukan penyusunan RPP respon peserta didik, dan lembar
yang bertujuan untuk menyediakan penilaian pembelajaran fisika. Analisis
acuan dalam pelaksanaan data yang diperoleh dikelompokkan
pembelajaran yang akan dilakukan menjadi tiga yaitu (1) analisis data
dalam penerapan LKPD yang telah kevalidan perangkat pembelajaran
dikembangkan. Tahap pengembangan (RPP, LKPD, angket respon peserta
(develop) berupa validasi, yang didik dan lembar penilaian
bertujuan untuk menguji tingkat pembelajaran fisika), (2) analisis data
kepraktisan, validitas, dan keefektifan kepraktisan perangkat pembelajaran
RPP, LKPD, soal-soal untuk mengukur (RPP,LKPD, angket respon peserta
kemampuan analisis peserta didik (C4), didik dan lembar penilaian
angket respon peserta didik, dan pembelajaran fisika), dan (3) analisis
lembar penilaian pembelajaran fisika data keefektifan perangkat
yang dihasilkan.Revisiyang dilakukan pembelajaran (RPP,LKPD, angket
setelah LKPD divalidasi oleh validator

Jurnal Pendidikan Indonesia | 75


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

respon peserta didik dan lembar solving Polya adalah 93,3%.


penilaian pembelajaran fisika). Sedangkan lembar penilaian
pembelajaran fisika diisi oleh peneliti
HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan hasil kerja peserta didik
Hasil penelitian yaitu LKPD melalui tahap-tahap dalam LKPD
berbasis problem solving Polya yang problem solving Polya yang dibagikan
valid, praktis dan efektif. Pada tahap kepada peserta didik. Lembar penilaian
pengembangan terdapat validasi ahli ini terdiri dari empat tahapan dalam
dan uji pengembangan. (1) Validasi LKPD yang berisi beberapa aktifitas
dilakukan untuk mengetahui kevalidan peserta didik yang akan dinilai. Hasil
perangkat pembelajaran fisika dengan rata-rata persentase penilaian aktifitas
mempertimbangkan aspek-aspek yang peserta didik berdasarkan tahapan
telah ditentukan. Hasil validasi ahli LKPD pada pertemuan pertama adalah
terhadap perangkat pembelajaran yang 77,33 % dengan katergori Baik, rata-
meliputi RPP, LKPD, angket respon rata persentase penilaian aktifitas
peserta didik dan lembar penilaian peerta didik pada pertemuan kedua
pembelajaran fisika didapat hasil yang adalah 81,11 % dengan kategori sangat
valid dengan rentang kevalidan 0-1 baik dan rata-rata persentase penilaian
disetiap aspek indikatornya dan didapat aktifitas peserta didik pada pertemuan
hasil yang reliabel dimana rhitung> rtabel. ketiga adalah 78,89 % dengan kategori
(2) dalam uji pengembangan yang baik.
dianalisis datanya adalah instrumen Berdasarkan hasil persentase rata-
pendidikan berupa angket respon rata angket respon peserta didik
peserta didik dan lembar penilaian menunjukkan bahwa peserta didik
pembelajaran fisika. Angket respon memberikan respon yang positif
peserta didik dibagikan masing-masing terhadap kegiatan pembelajaran yang
peserta didik setelah kegiatan telah dilaksanakan yaitu pembelajaran
pembelajaran. menggunakan LKPD berbasis problem
Angket respon peserta didik solving Polya. Hal ini dibuktikan dengan
diberikan setelah pembelajaran dengan hasil angket respon peserta didik yang
menggunakan LKS berbasis problem menunjukkan minat peserta didik
solving Polya dilaksanakan yang terhadap pembelajaran fisika sebelum
bertujuan untuk mengetahui tanggapan menggunakan LKPD berbasis problem
peserta didik selama proses solving Polya sebesar 80,8%. Namun
pembelajaran berlangsung (Hidayat, setelah melakukan pembelajaran
2014). Angket respon peserta didik ini menggunakan LKPD berbasis problem
terdiri dari empat indikator yang solving Polya menunjukkan
dijabarkan menjadi 20 pernyataan. Dari peningkatan minat peserta didik yaitu
20 pernyataan tersebut terdapat 10 93,3%. Hal ini menunjukkan bahwa
pernyataan positif dan 10 pernyataan peserta didik tertarik terhadap
negatif. Rata-rata persentase pilihan pembelajaran Fisika dengan
jawaban peserta didik pada indikator menggunakan LKPD berbasis problem
pertama yaitu minat peserta didik solving Polya. Dari hasil tersebut
terhadap pembelajaran fisika sebelum secara umum LKPD berbasis problem
menggunakan LKPD adalah 80,8%. solving Polya memberikan efek yang
Kemudian rata-rata persentase pilihan positif terhadap pembelajaran di kelas
jawaban peserta didik pada indikator yang dibuktikan dengan meningkatnya
kedua yaitu desain LKPD berbasis kemampuan menganalisis peserta didik
problem solving Polya adalah 85,9%, yang meningkat dari sebelum diberi
indikator ketiga yaitu isi LKPD berbasis perlakuan pembelajaran menggunakan
problem solving Polya adalah 91,7% LKPD berbasis problem solving Polya
dan rata-rata persentase pilihan dan setelah diberi LKPD berbasis
jawaban peserta didik pada indikator problem solving Polya.
keempat pembelajaran fisika dengan Pada Gambar 1 menunjukkan
menggunakan LKPD berbasis problem minat peserta didik terhadap

Jurnal Pendidikan Indonesia | 76


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

pembelajaran fisika sebelum menggunakan LKPD berbasis problem


menggunakan LKPD berbasis problem solving Polya menunjukkan
solving Polya sebesar 81%. Namun peningkatan minat peserta didik yaitu
setelah melakukan pembelajaran 93%.

rata-rata
87,9%
pembelajaran Fisika menggunakan LKPD berbasis
problem solving polya 93,3%
Indikator

isi LKPD berbasis problem solving polya 91,7%

desain LKPD berbasis problem solving polya 85,9%

minat siswa terhadap pembelajaran fisika sebelum 80,8%


menggunakan LKPD

70 75 80 85 90 95
Persentase (%)

Gambar 1. Persentase hasil angket respon peserta didik

Hasil penilaian dalam dan pertemuan ketiga rata-rata


pembelajaran fisika menggunakan persentase diperoleh 78,89% dengan
LKPD berbasis problem solving Polya kategori baik. Hal ini dikarenakan
juga menunjukkan bahwa LKPD melalui penyelesaian soal-soal yang
berbasis problem solving Polya mampu ada pada LKPD berbasis problem
meningkatkan kemampuan solving Polya peserta didik dituntut
memecahkan masalah peserta didik. untuk berpikir logis, sistematif, kreatif
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari dan mandiri sesuai dengan tahapan
perolehan indikator lembar observasi penyelesaian soal yang diberikan.Pada
aktifitas peserta didik yang berada pada Gambar 2 dapat dilihat rata-rata
kategoti baik dan sangat baik. Pada persentase hasil penilaian
pertemuan pertama rata-rata perentase pembelajaran fisika menggunakan
diperoleh 77,33 dengan kategori baik, LKPD berbasis problem solving Polya
kemudian pada pertemuan kedua pada pertemuan pertama sebesar
diperoleh rata-rata persentase sebesar 77,33% dengan kategori baik.
81,11% sengan kategori sangat baik

Rata-rata 77,33%
Aktivitas Peserta Didik (%)

peserta didik mengecek kebenaran jawaban


98,67%
tersebut dan memberikan pilihan jawaban sudah…
peserta didik menulis satuan dengan cepat 78,67%

peserta didik menghitung secara teliti dan cermat 74,67%


peserta didik menjalankan rencana pemecahan
masalah yang dibuat 58,67%
peserta didik menuliskan rumus atau teorema yang
sesuai dengan masalah dari setiap pertanyaan… 77,33%
peserta didik menuliskan masalah dalam simbol,
gambar atau diagram serta mengaitkan masalah… 76%
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
Kemampuan Peserta Didik (%)

Gambar 2. Rata-rata persentase hasil penilaian pembelajaran fisika pertemuan


pertama

Jurnal Pendidikan Indonesia | 77


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

Pada Gambar 3 dapat dilihat rata- LKPD berbasis problem solving Polya
rata persentase hasil penilaian pada pertemuan pertama sebesar
pembelajaran fisika menggunakan 81,11% dengan kategori sangat baik.

Rata-rata 81,11%
peserta didik mengecek kebenaran jawaban
100%
Aktifitas peserta didik

tersebut dan memberikan pilihan jawaban sudah…


peserta didik menulis satuan dengan cepat 84%

peserta didik menghitung secara teliti dan cermat 78,67%


peserta didik menjalankan rencana pemecahan
masalah yang dibuat 68%
peserta didik menuliskan rumus atau teorema
yang sesuai dengan masalah dari setiap… 81,33%
peserta didik menuliskan masalah dalam simbol,
gambar atau diagram serta mengaitkan masalah… 76,47%
- 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

Kemampuan Peserta Didik (%)

Gambar 3. Rata-Rata Persentase Hasil Pembelajaran Fisika Pertemuan Kedua

Pada Gambar 4 dapat dilihat rata- menganalisis dalam memecahkan


rata persentase hasil penilaian permasalahan dari soal yang diberikan
pembelajaran fisika menggunakan dibandingkan pertemuan pertama dan
LKPD berbasis problem solving Polya pertemuan kedua. Peserta didik yang
pada pertemuan pertama sebesar masih terpaku pada kategori soal pada
78,89% dengan kategori baik. Pada pertemuan sebelumnya sehingga
hasil pertemuan ketiga terdapat sedikit kesulitan menyelesaikan soal yang
penurunan rata-rata persentase hasil dibuat berbeda tetapi hasil
penilaian hal ini dikarenakan karena pembelajaran masih masuk dalam
peneliti merubah kategori soal dengan kategori baik.
meningkatkan kemampuan

Rata-rata 79,89%
peserta didik mengecek kebenaran jawaban
tersebut dan memberikan pilihan jawaban… 100%
Aktifitas peserta didik

peserta didik menulis satuan dengan cepat 77,33%

peserta didik menghitung secara teliti dan cermat 69,33%


peserta didik menjalankan rencana pemecahan
masalah yang dibuat 72%
peserta didik menuliskan rumus atau teorema
yang sesuai dengan masalah dari setiap… 77,33%
peserta didik menuliskan masalah dalam simbol,
gambar atau diagram serta mengaitkan… 77,33%
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
Kemampuan Peserta Didik (%)

Gambar 4. Rata-Rata Persentase Hasil Penilaian Pembelajaran Fisika


Pertemuan Ketiga

Jurnal Pendidikan Indonesia | 78


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

Dengan menggunakan LKPD problem solving Polya dinyatakan


berbasis problem solving Polya dituntut efektif. Dapat dilihat dari rata-rata
untuk semaksimal mungkin mungkin persentase hasil penilaian pada
mencari tahu sendiri tanpa harus selalu pertemuan pertama sebesar 77,33%
menunggu jawaban dari guru atau dengan kategori baik. Pada pertemuan
teman yang lebih pintar saja. Peserta kedua didapat rata-rata persentase
didik diajak untuk berpikir kritis, hasil penilaian sebesar 81,11% dengan
melakukan percobaan untuk menguji kategori sangat baik dan rata-rata
hipotesis mereka tentang suatu ilmu, persentase hasil penilaian pada
bertanya jika ada yang mengerti, berani pertemuan ketiga sebesar 78,89
memberikan pendapat atau jawaban dengan kategori baik.
tanpa ada rasa takut salah, peserta Adapun saran berdasarkan
didik dilatih bersosialisasi, menghargai penelitian yang telah dilakukan adalah:
perbedaan, dan bertanggung jawab Penelitian LKPD berbasis problem
dalam kelompok masing-masing karena solving Polya ini merupakan penelitian
semua aktifitas ini dilakukan dalam yang berlanjut. Sesuai dengan tujuan
suasana yang menyenangkan untuk meningkatkan kemampuan
(Anugrah, 2013: 84). menganalisis peserta didik sehingga
Implikasi pembelajaran untuk penelitian selanjutnya diharapkan
menggunakan LKPD berbasis problem dapat mengembangkan LKPD berbasis
solving Polya dapat meningkatkan problem solving Polya dengan
kemampuan menganalisis peserta meningkatkan analisis soal. Sehingga
didik. Tampilan, desain, dan isi yg kemampuan menganalisis peserta didik
terdapat dalam LKPD berbasis problem juga meningkat. Pengembangan
solving Polya dapat meningkatkan perangkat pembelajaran berupa LKPD
kemampuan menganalisis peserta didik berbasis problem solving Polya ini
ketika dikombinasikan dengan metode diharapkan dapat digunakan untuk
pembelajaran yang sesuai dengan SMP Kelas VII, sehingga tidak hanya
perkembangan peserta didik. Hal ini diuji penilaian pembelajaran dan respon
sesuai dengan teori problem soving pada satu sekolah saja tetapi
menurut Polya (1947) yaitu model dibeberapa sekolah lainnya.
problem soving Polyadapat digunakan
untuk membantu peserta didik dalam DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan kemampuan Anderson dan Krathwohl. “Kerangka
menganalisis. Landasan untuk Pembelajaran
Pengajaran Dan Assesmen
SIMPULAN DAN SARAN Revisi Taksonomi Pendidikan
Berdasarkan penelitian yang telah Bloom”, Terjemahan. Jakarta:
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pustaka Belajar, 2010.
Validitas perangkat pembelajaran fisika Anugrah Nessa. “Pengaruh LKPD
berupa LKPD berbasis problem solving Berbasis Pq4R terhadap Hasil
Polya pada materi kalor yang divalidasi Belajara IPA Fisika Kelas VII
oleh dua validator dinyatakan valid dan SMP N 1 Linggo Sari
reliabel. Hal ini dilihat dari hasil analisis Baganti”.Pillar Of Physic
valiasi antara 0-1 dan uji reliabilitas Education. 2013: 84&115.
ditunjukkan dengan nilai rhitung> rtabel. Arikunto, Suharsimi. “Prosedur
Analisis angket respon peserta didik Penelitian: Suatu Pendekatan
terhadap LKPD berbasis problem Praktik”. Jakarta: Rineka Cipta,
solving Polya pada materi kalor 2006.
dinyatakan praktis. Dapat dilihat dari Asnawati, Eka Yuli Sari. “Lembar Kerja
hasil rata-rata persentase angket Peserta didik (LKS)
respon peserta didik sebesar 93% Menggunakan Model Guided
dengan kategori sangat baik. Analisis Inquiry Untuk Meningkatkan
lembar penilaian pembelajaran fisika Keterampilan Berpikir Kritis dan
dengan menggunakan LKPD berbasis Penguasaan Konsep Peserta

Jurnal Pendidikan Indonesia | 79


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

didik”. Jurnal Pendidikan Fisika, iii masalah bagi siswa kelas IX J di


(1), 2015: 15. SMPN 3 Cimahi”.prosiding
Aziz Aisyah dan Yusuf Irfan. “Aktivitas seminar nasional penelitian,
dan Persepsi Peserta Didik dalam pendidikan dan penerapan MIPA
Implementasi Multimedia Virtual Fakultas MIPA UNY. 2011:182.
pada Materi Fisika Modern di Lawshe. “A Quantitative Approach to
SMP” Jurnal Berkala Fisika Content Validity”, Chicago:
Indonesia, 5 (2) 2013: 38. Personnel Psychology. 1975.
Depdiknas. “Standar Isi untuk Satuan Nasir Muhammad, Ahmad Harjono dan
Pendidikan Dasar dan Nyoman Sridana.
Menengah, Standar Kompetisi “Pengembangan LKS Inkuiri
dan Kompetisi Dasar SMP”. Terintegrasi Generik Sains pada
Jakarta: BSNP, 2006. Materi Fluida Statis”, Jurnal Ilmu
Hayati, Supardi, dan Miswandi. Pendidikan, 21(2), 2014:192.
“Pengembangan Pembelajaran Permendiknas nomor 22 tahun 2007
IPA SMK dengan Model tentang Standar Isi
Kontekstual Berbasis Proyek Permendiknas nomor 23 tahun 2007
untuk Meningkatkan Hasil Belajar tentang Standar Kompetensi
dan Keterampilan Proses Sains Lulusan.
Peserta Didik”. Jurnal Pendidikan Polya, G. “How To Solve 1,2nd Ed”.
IPA Indonesia, 2(1), 2013: 56. New Jersey, Pricenton University
Hidayat, Tofik. “Pengaruh Penggunaan Press. 1947.
LKS Berbasis Problem Solving Prastowo, Andi. “Panduan Kreatif
Polya Materi Fluida Dinamis Membuat Bahan Ajar Inivatif”.
terhadap Kemampuan Jogjakarta: Diva Press, 2013.
Menganalisis Peserta didik”. Sidharta, Arif. “Keterampilan Berpikir
Skripsi. Universitas Islam Negeri Kompleks dan Implementasinya
Syarif Hidayatullah. 2014. dalam Pembelajaran IPA”.
Ikhwanudin. “Problem Solving dalam Bandung: Depdiknas, 2007.
Pembelajaran Fisika untuk Sudjana, Nana. “Penilaian Proses Hasil
Meningkatkan Keterampilan Belajar Mengajar”. Bandung:
Mahasiswa Berpikir Analitis”, Remaja Rosda Karya, 2008.
Jurnal Kependidikan, 40 (2), Supardianningsih dan Risdiyani. ”PR
2010: 216 & 261. Fisika”. Klaten: Intan Pariwara,
Isnaningsih dan Bimo. “Penerapan 2013.
Lembar Kegiatan Peserta Didik Thiagarajan, Sivasailam, Et Al.
(LKS) Discovery Berorientasi “Instructional Development for
Keterampilan Proses Sains untuk Training Teachers of Exceptional
Meningkatkan Hasil Belajar IPA”, Children”. Yogyakarta: Kanisius,
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1974.
2, (2). Jakarta. 2013: 138. Trianto. “Model Pembelajaran Terpadu
Jamhari. ”Penerapan Pendekatan dalam Teori dan Praktek”.
Problem Solving dalam Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
Meningkatkan Kemampuan Trianto. ”Mendesain Model
Berfikir Kritis Peserta didik SMP Pembelajaran Inovatif-Progresif”.
Negeri 21 Palu pada Mata Jakarta: Jakarta Kencana, 2011.
Pelajaran Biologi”, Jurnal Undang-undang Republik Indonesia
Biodidaktis, 3 (2), 2010: 84. No. 20 Tahun 2003 tentang
Kamalia Poppy. “Pengembangan Sistem Pendidikan Nasional.
Perangkat Pembelajaran”. Widiana, I Wayan., dan Jampel, I
Bandung, PTK IPA. 2009. Nyoman. 2016. Learning Model
Komariah Kokom. “Penerapan metode and Form of Assesment toward
pembelajaran problem solving the Inferensial Statistical
model polya untuk meningkatkan Achievement By Controlling
kemampuan memecahkan Numeric Thingking Skills.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 80


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

International Journal of
Evaluation and Research in
Education (IJERE). Vol 5, No 2:
June 2016.
Widyaningsih, S.W. Pembentukan
Karakter Bertanggung Jawab dan
Rasa Ingin Tahu Melalui
Penerapan Metode Quantum
Learning dengan Menggunakan
Media Alat Peraga Sederhana
pada Pembelajaran Fisika.
Prosiding Seminar Nasional MIPA
dan Pendidikan MIPA. Padang:
Universitas Negeri Padang. 2011.
Widyaningsih, S.W., & Yusuf, I.
Penerapan Pembelajaran Listrik
Dinamis Model Kooperatif Tipe
STAD Menggunakan Pendekatan
CTL dengan Integrasi Nilai-nilai
Karakter Terhadap Aktivitas dan
Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal
Pancaran. 4(2). 2015: 223-234

Jurnal Pendidikan Indonesia | 81

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai